H2: Kepemilikan oleh komisaris yang terafiliasi dan direksi manajerial dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat konservatisme akuntansi perusahaan
2.3.3 Komite Audit dan Konservatisme Akuntansi
Komite audit mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang
berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan, serta memastikan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit
internal dan eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut tamuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.
Dengan adanya komite audit dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan akan termonitor dengan baik sehingga kecurangan yang
dilakukan oleh pihak manajemen akan dapat terminimalisir. Komite audit ini akan memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang
menghasilkan informasi keuangan perusahaan yang akurat dan berkualitas. Oleh karena itu, keberadaan komite audit ini akan mendorong penggunaan prinsip
konservatismeyang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan perusahaan. Komite audit ini akan meningkatkan kualitas keseluruhan dari proses pelaporan
keuangan perusahaan dengan penggunaan prinsip konservatisme. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis berikut ini:
H3: Keberadaan komite audit akan berpengaruh secara positif terhadap tingkat konservatisme akutansi perusahaan
2.3.4 Ukuran Dewan Komisaris dan Konservatisme Akuntansi
Karakteristik dewan komisaris secara umum dan khususnya komposisi dewan dapat menjadi suatu mekanisme yang menentukan tindakan manajemen
laba. Melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen, komposisi dewan komisaris dapat
memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan
keuangan. Dapat dikatakan bahwa komposisi dewan komisaris yang terdiri dari anggota yang berasal dari luar perusahaan mempunyai kecenderungan
mempengaruhi tindakan manajer untuk melakukan kecurangan dengan cara membesar-besarkan laba dan memanipulasi laba Boediono, 2005.
Menurut Egon Zehnder dikutip dalam Booklet FCGI, Dewan Komisaris - merupakan inti dari
Corporate Governance
yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola
perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Pada intinya, Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk
memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Mengingat manajemen yang bertanggungjawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing
perusahaan, sedangkan Dewan Komisaris bertanggungjawab untuk mengawasi
manajemen, maka Dewan Komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan.
Dewan memegang peranan yang sangat signifikan bahkan peran yang utama dalam penentuan strategi perusahaan tersebut. Indonesia merupakan negara
yang menggunakan konsep
two tiers,
dimana dewan terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris. Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan
kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan peran dewan komisaris dalam suatu
perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan agensi
yang timbul antara dewan direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja dewan direksi sehingga
kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham Wardhani, 2006.
Apabila kinerja dewan direksi sesuai dengan kepentingan pemegang saham, maka dalam hal ini akan mensyaratkan laporan keuangan yang berkualitas
sehingga penerapan prinsip konservatisme menjadi salah satu pilihan pihak manajemen perusahaan karena prinsip konservatisme dapat menghasilkan angka-
angka laba yang berkualitas. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah
hipotesis berikut ini:
H4: Ukuran dewan komisaris dalam perusahaan berhubungan tingkat konservatisme akuntansi perusahaan
2.3.5 Kepemilikan Institusional dan Konservatisme Akuntansi