Teknik Pengunpulan Data/Instrumen
E. Teknik Pengunpulan Data/Instrumen
1. Variabel/Faktor A (Hasil Belajar)
a. Definisi Konseptual
Secara definitif konseptual, hasil belajar adalah tingkat mutu perolehan belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor atau nilai.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel operasional yang sedang diteliti. Masri Singarimbun (2003) memberikan penjelasan tentang definisi operasional adalah untur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. 8
Secara definitif operasional, hasil belajar adalah tingkat mutu perolehan belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor atau nilai yang secara institusional diperoleh dari kegiatan evaluasi belajar sesuai dengan jenjang dan sifatnya. Jenjang evaluasi ini dilaksanakan sesuai dengan jenjang tujuan PBM yang telah ditetapkan sebelumnya. Konsep operasional ini
8 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2003), h. 46-47.
dikembangkan dari Abin Syamsuddin Makmun, 2000:185 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI, Nomor 20 Tahun 2007.
Data skor variabel/faktor hasil belajar (A) diperoleh dengan instrumen sekunder berupa dokumen nilai raport.
c. Kisi-Kisi Instrumen
Pada variabel/faktor hasil belajar (A), aspek yang diukur adalah hasil evaluasi belajar tahap sumatif atau ujian akhir semester. Sedangkan substansi yang diukur adalah rerata nilai hasil evaluasi belajar seluruh bidang studi yang dievaluasi pada ujian akhir semester.
2. Sub-Sub Variabel/Sub-Sub Faktor A
a. Definisi Konseptual
Pertama, definisi konseptual sub variabel/sub faktor ragam rasional (A 1 ) adalah ragam belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan sistematis (sesuai dengan akal sehat). Kedua, definisi konseptual sub variabel/sub faktor ragam sosial (A 2 ) adalah ragam belajar yang memahami masalah-masalah sosial dan teknik- teknik untuk memecakhan masalah tersebut.
b. Definisi Operasional
Pertama, definsi operasional sub variabel/sub faktor ragam rasional (A 1 ) adalah ragam belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan sistematis (sesuai dengan akal sehat), yang bertujuan memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip (rumus- rumus) dan konsep-konsep, yang memerlukan peran kemampuan rational problem solving dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis, dan mencakup bidang-bidang studi Matematika dan Fisika.
Kedua, definisi operasional sub variabel/sub faktor ragam sosial (A 2 ) adalah ragam belajar yang memahami masalah-masalah sosial dan teknik-teknik untuk memecakhan masalah tersebut, yang bertujuan menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial Kedua, definisi operasional sub variabel/sub faktor ragam sosial (A 2 ) adalah ragam belajar yang memahami masalah-masalah sosial dan teknik-teknik untuk memecakhan masalah tersebut, yang bertujuan menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial
Data skor sub-sub variabel/sub-sub faktor ragam rasional (A 1 ) dan ragam sosial (A 2 ) diambil dengan instrumen berbentuk pernyataan. Oleh karenanya instrumen pengukuran penelitian berbentuk skala. Data skor variabel X 1 (perilaku kepemimpinan) diambil dengan snstrumen berupa angket yang menggunakan skala Likert. Skala ini merupakan salah satu di antara lima bentuk skala pengukuran. Sedangkan keempat bentuk skala lainnya adalah: (1) skala Guttman, (2) semantik diferensial, (3) rating scale, dan (4) skala Thrustone.
Dalam bukunya Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Djaali dan Pudji Muljono menjelaskan, skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu gejala atau fenomena, khususnya di bidang pendidikan. 9 Penggunaan skala ini dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.3. Penggunaan Skala Likert No.
Pilihan Jawaban
Kode Skor
Kualitas
1 Sangat setuju
4 Di atas rata-rata
3 Ragu-ragu
3 Rata-rata
4 Tidak setuju
TS
2 Di bawah rata-rata
5 Sangat tidak setuju
STS
1 Tidak memuaskan
Skala Likert tersebut digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkenaan dengan sikap, persepsi seseorang, sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena.
Selanjutnya, bentuk pertanyaan dalam skala nilai adalah positif dan negatif. Pertanyaan positif mengharapkan responsen memberikan jawaban
9 Prof. Dr. H. Djaali dan Dr. Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia/Grasindo, 2008), h. 28.
positif, sedangkan pertanyaan mengharapkan responsen memberikan jawaban negatif.
c. Kisi-Kisi Instrumen
Aspek-aspek sub-sub variabel/sub-sub faktor yang diukur dijelaskan sebagai berikut:
1) Pada sub variabel/sub faktor ragam belajar rasional (A 1 ), aspek-aspek yang diukur adalah (a) tujuan, (b) peran/kemampuan yang diperlukan, dan (c) cakupan bidang studi.
2) Pada sub variabel/sub faktor ragam belajar sosial (A 2 ), aspek-aspek yang diukur adalah (a) tujuan, (b) peran/kemampuan yang diperlukan, dan (c) cakupan bidang studi.
Sedangkan objek/substansi yang diukur dijelaskan sebagai berikut:
1) Pada sub variabel/sub faktor ragam belajar rasional (A 1 ): objek yang diukur adalah sebagai berikut:
a) Aspek tujuan diukur dengan indikator-indikator: (1) memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip (rumus- rumus), (2) memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan konsep-konsep
b) Aspek peran/kemampuan yang diperlukan diukur dengan indikator- indikator: (1) kemampuan rational problem solving dengan per- timbangan dan strategi akal sehat (logis), (2) kemampuan rational problem solving dengan pertimbangan dan strategi yang sistematis
c) Aspek cakupan bidang studi diukur dengan indikator-indikator: dimensi dimensi sikap terhadap bidang-bidang studi (1) Matematika dan (2) Fisika.
2) Pada sub variabel/sub faktor ragam belajar sosial (A 2 ), objek yang diukur adalah sebagai berikut:
a) Aspek tujuan diukur dengan indikator-indikator: .(1) menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial, (2) menguasai pemahaman dan kecakapan untuk mengatur a) Aspek tujuan diukur dengan indikator-indikator: .(1) menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial, (2) menguasai pemahaman dan kecakapan untuk mengatur
b) Aspek peran/kemampuan yang diperlukan diukur dengan indikator- indikator: (1) memiliki kepekaan sosial, (2) memiliki kepedulian sosial.
c) Aspek cakupan bidang studi diukur dengan indikator-indikator: dimensi-dimensi sikap terhadap bidang-bidang studi (1) IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan (2) Pelajaran Agama.
Selanjutnya secara matrikal kisi-kisi instrumen dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Ragam Rasional (A 1 )
Aspek/ Sub Indikator- Pernyataan Jumlah
Kode
Positif Negatif + - Tujuan
Variabel Indikator
1. Memperoleh aneka ragam kecakapan
3 2 1 3 menggunakan
A1 1,2
prinsip-prinsip (rumus-rumus)
2. Memperoleh aneka ragam
kecakapan
3 0 3 menggunakan konsep-konsep
A2 4, 5, 6
Peran/ 1. Kemampuan Kemampuan
rational problem yang
solving dengan
3 0 3 Diperlukan
A3 7, 8, 9
pertimbangan dan strategi akal sehat (logis)
2. Kemampuan rational problem solving dengan
dan strategi yang sistematis
Cakupan
13, 16, Bidang Studi 3. Matematika
Jumlah Butir Pernyataan
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Ragam Sosial (A 2 )
Aspek/ Sub Indikator- Pernyataan Jumlah
Kode
Positif Negatif + - Tujuan
Variabel Indikator
1. Menguasai pemahaman dan kecakapan dalam
masalah-masalah sosial
2. Menguasai pemahaman dan kecakapan untuk mengatur dorongan nafsu
37, 38 2 2 4 pribadi demi
B2 35, 36
kepentingan bersama secara berimbang dan proporsional
Peran/ 1. Memiliki
41 2 1 3 Kemampuan
B3 39, 40
kepekaan sosial yang
2. Memiliki Diperlukan
sosial Cakupan
1. IPS (Ilmu
45, 46, Bidang Studi
54, 57, 2. Pelajaran Agama
B6 58, 59,
Jumlah Butir Pernyataan
d. Kalibrasi Instrumen
1) Uji Validitas Instrumen
a) Uji validitas isi untuk menguji kesesuaiannya dengan indikator variabel. Untuk keperluan pengujian ini, peneliti menggunakan dua cara. Cara pertama adalah validasi para pakar (terutama para tutor dan mentor short course) untuk menguji materi, pengukuran, dan bahasa/keterbacaan) instrumen penelitian. Dari uji validitas isi ini diperoleh saran-saran, terutama dari mentor/pembimbing penelitian, di samping dari teman-teman sejawat peserta short course. Atas dasar hal ini peneliti merevisi konsep-konsep, aspek-aspek, dan indikator-indikator penelitian.
b) Uji validitas konstruk untuk menguji validitas butir-butir angket untuk mengukur apa yang benar hendak diukur sesuai dengan konsep atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.
Tabel 3.6. Validasi Teman Sejawat/Ahli untuk Butir Soal Uraian
Bahasa Butir
No. Validasi Isi
Validasi Konstruk
Keterangan
Baik Cukup Kurang
Cukup Kurang 1 2 3
Dari hasil uji validitas konstruk ini peneliti melakukan revisi atas bahasa, arah, dan struktur instrumen. Bahasa instrumen direvisi agar lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh resonden, tetapi substansi pengukurannya tetap dipertahankan. Beberapa butir instrumen yang semula berarah positif diubah menjadi negatif, agar terdapat variasi dalam instrumen. Sedangkan dalam struktur instrumen butir-butir disusun dengan urutan sesuai dengan aspek/dimensi dan indikator variabel penelitian.
c) Uji validitas empiris (kriteria) untuk menguji/menentukan kecocokan antara hasil ukur pada responden berdasarkan sasaran ukur prediktor dengan sasaran ukur kreteria. Hasil ukur prediktor adalah hasil ukur yang validitasnya diperiksa. Hasil ukur prediktor diperoleh melalui penerapan alat ukur prediktor pada responden. Uji validitas empiris ini terbagi menjadi dua menjadi dua macam, yakni: (a) validitas internal (validitas butir), dan (b) validitas eksternal.
(1) Validitas Internal
(a) Validasi internal mempermasalahkan validasi butir dengan menggunakan hasil ukur sebagai satu kesatuan sebagai kriteria, sehingga validasi internal dinamakan validasi butir
(b) Validasi internal menguji seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur suatu alat ukur secara keseluruhan.
(c) Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total alat ukur. Oleh karena skor butir dalam penelitian ini adalah kontinum, maka alat uji yang digunakan adalah rumus koefisien korelasi Product Moment (r), dengan perhitungan MS Exel 2007. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7. Uji Validitas Butir Instrumen Ragam Rasional
Nilai r Status Item
No. Total Skor
Total Skor
Skor
Item Semua Item Validitas Ktritis Validitas
Jumlah butir instrumen = 30 item. Jumlah responden = 30 oarng.
Keterangan: Nilai r kritis adalah nilai harga kritik r Product Moment pada n =
30, taraf signifikansi 5%.
Tabel 3.8. Uji Validitas Butir Instrumen Ragam Sosial
Nilai r Status Item
No. Total Skor
Total Skor
Skor
Item Semua Item Validitas Ktritis Validitas
Jumlah butir instrumen = 32 item. Jumlah responden = 30 oarng.
Keterangan: Nilai r kritis adalah nilai harga kritik r Product Moment pada n =
32, taraf signifikansi 5%.
(2) Validitas Eksternal
(1) Validitas Prediktif (a) Kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuran atau penampilan yang akan datang. (b) Skor kriteria terjadi kemudian setelah skor prediktor. (c) Skor prediktor digunakan untuk memprediksi keadaan
kemudian (sering alat ukur predsiktor menjadi alat ukur seleksi).
(2) Validitas Kongkruen Validitas kongkuren merupakan kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuran atau penampilan saat ini atau saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengukuran (pada materi yang sama). Alat ukur kriteria adalah alat ukur yang biasa dipakai.
2) Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk menguji sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya tingkat kecocokan antara hasil ukur dengan keadaan sesungguhnya pada responden.
a) Reliabilitas Konsistensi Tanggapan Reliabilitas konsistensi tanggapan mempersoalkan apakah jawaban responden terhadap alat ukur konsisten. Ada tiga cara untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden, yang akan dipilih salah satunya untuk penelitian ini, yaitu: (1) Teknik tes-retes; (2) Bentuk ekivalen.
Pada uji reliabilitas konsistensi tanggapan ini sengaja tidak digunakan teknik belah dua karena jumlah item instrumen yang Pada uji reliabilitas konsistensi tanggapan ini sengaja tidak digunakan teknik belah dua karena jumlah item instrumen yang
(1) pada sub faktor A 1 , jumlah item instrumen yang berarah positif = 22 item, dan yang berarah negatif = 8 item (jumlah total =
30 item); (2) pada sub faktor A 2 , jumlah item instrumen yang berarah positif = 23 item, dan yang berarah negatif = 9 item (jumlah total =
32 item).
b) Reliabilitas Konsistensi Gabungan Item Reliabilitas ini berkaitan dengan konsistensi antara butir- butir suatu alat ukur. Oleh karena butir instrumen penelitian ini adalah interval, maka alat ukur yang digunakan adalah Koefisien Alpha atau Alpha Cronbach. Rumusnya adalah sebagai berikut:
k 2 S
S t
Di mana: k
= jumlah item instrumen = mean kuadrat kesalahan 2 S
= varians total Rumus untuk mencari varians total dan varians item:
2 JKi JKs S i
Di mana: Jk i = jumlah kuadrat seluruh skor item JK 10
s = jumlah kuadrat subyek.
10 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, h. 365
Sedangkan siklus uji reliabilitas instrumen sebagai berikut:
Gambar 3.2. Skema Siklus Uji Reliabilitas Instrumen
ALAT UKUR SEMENTARA
RESPONDEN UJI COBA PEMAKAIAN ALAT UKUR
ANALISIS BUTIR
HASIL UKUR UJI COBA
REABILITAS RENDAH TINGGI ALAT UKUR
(UNTUK DIPAKAI)
Dari pengujian dengan reliabilitas instrumen dengan Alpha Cronbach diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: (1) Hasil perhitungan reliabilitas instrumen ragam rasional:
r i 30 1 0 , 15
29 r i = 1,03 x 0,85 = 0,88
Sumber perhitungan: k (jumlah butir)
Varian Total
Jumlah Varian Butir
Dengan demikian, koefisien reliabilitas instrumen ragam rasional adalah sebesar 0,88.
(2) Hasil perhitungan reliabilitas instrumen ragam sosial:
r i 32 1 0 , 18
r i = 1,03 x 0,82 = 0,84
Sumber perhitungan: k (jumlah butir)
Varian Total
Jumlah Varian Butir
Dengan demikian, koefisien reliabilitas instrumen ragam sosial adalah sebesar 0,84. Uji reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan hanya sekali, sehubungan dengan waktu total penelitian sebulan. Lama waktu ini digunakan untuk kegiatan-kegiatan mulai penggalian masalah penelitian, preliminary study (studi pendahuluan), sampai dengan seminar hasil penelitian.
3) Analisis Butir Instrumen
Untuk keperluan analisis butir instrumen, peneliti menggunakan teknik Pair Comparison. Dalam hal ini, peneliti melibatkan sekelompok orang untuk mengukur sikap kelompok tersebut terhadap beberapa butir yang menjadi pilihan. Sedangkan caranya adalah sebagai berikut:
a) semua butir dipasangkan dua-dua;
b) sekelompok orang diminta menentukan manakah butir-butir yang lebih baik;
c) jika n banyaknya butir, maka jumlah pasangan: nn ( 1) c) jika n banyaknya butir, maka jumlah pasangan: nn ( 1)
3) Petunjuk Pengerjaan Instrumen PETUNJUK ANGKET
“PERBEDAAN HASIL BELAJAR RAGAM RASIONAL DAN RAGAM SOSIAL ANTARA SISWA PRIA DAN SISWA WANITA (Studi Komparatif di Madrasah Aliyah “Manba’ul Ulum” Kedoya Utara, Kebun Jeruk, Jakarta Barat)”
I. PETUNJUK PENGISIAN:
1. Mohon kepada saudara/saudari bersedia menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya.
2. Nyatakan pendapat anda pada setiap pernyataan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia:
a. SS = Sangat Setuju
b. S
= Setuju
c. RR = Ragu-ragu
d. TS = Tidak Setuju
e. STS = Sangat Tidak Setuju
3. Tidak ada jawaban yang benar atau salah terhadap pernyataan- pernyataan berikut. Anda dapat setuju atau tidak setuju dengan tiap-tiap pernyataan yang diberikan.
II. IDENTITAS RESPONDEN (PENGISI ANGKET)
a. Umur
b. Jenis Kelamin : ……………………………………………..
c. Kelas
d. Nama Sekolah : ……………………………………………..
4) Butir-Butir Instrumen
Tabel 3.9. Butir-Butir Instrumen Ragam Rasional (A 1 )
Aspek/Sub Indikator-
Dimensi
Butir-Butir Instrumen Arah Variabel
Indokator
Sikap
A. Tujuan 1. Memper-
1) Bagi saya, belajar itu penting oleh aneka
a. Kognitif
untuk memperoleh aneka ragam
ragam kecakapan + kecakapan
menggunakan prinsip-prinsip menggunak
(rumus-rumus)
an prinsip-
2) Saya senang belajar untuk prinsip
b. Afektif
memperoleh aneka ragam (rumus-
+ kecakapan menggunakan
rumus) prinsip-prinsip (rumus-rumus)
c. Psiko-
3) Waktu mata pelajaran tentang
motorik
rumus-rumus, saya segan -
masuk kelas
4) Menurut saya, belajar itu oleh aneka
2. Memper-
a. Kognitif
penting untuk memperoleh ragam
aneka ragam kecakapan + kecakapan
menggunakan konsep-konsep menggunak
(pengertian-pengertian) an konsep-
5) Saya senang belajar untuk konsep
b. Afektif
memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan
+ konsep-konsep (pengertian- pengertian)
c. Psiko-
6) Waktu mata pelajaran tentang
motorik
rumus-rumus, saya rajin masuk +
kelas
7) Logika (cara berpikir) penting Kemam-
B. Peran/ 1. Kemampu-
a. Kognitif
an rational dipelajari untuk memecahkan + puan
problem masalah yang rumit. yang
8) Saya senang kepada Diperlu-
solving
b. Afektif
dengan pengetahuan tentang cara + kan
pertimbang berpikir (logika) untuk an dan
memecahkan masalah strategi akal
9) Saya tidak perlu repot-repot sehat
c. Psiko-
menggunakan logika, jika + (logis)
motorik
menghadapi masalah. 2. Kemampu-
10) Cara berpikir yang teratur an rational
a. Kognitif
(sistematis) penting problem
dipelajari untuk + solving
memecahkan masalah yang dengan
rumit.
11) Saya senang kepada an dan
pertimbang
b. Afektif
pengetahuan tentang cara strategi
+ berpikir (logika) untuk
yang memecahkan masalah sistematis
c. Psiko-
12) Juka saya menghadapi
motorik
masalah yang rumit, saya berusaha memecahkannya
+ dengan cara yang sistematis (teratur)
Lanjutan
Tabel 3.9. Butir-Butir Instrumen Ragam Rasional (A 1 )
Aspek/Sub Indikator-
Butir-Butir Instrumen Arah Variabel
C. Cakupan 1. Matematika a. Kognitif 13) Bagi saya, Matematika Bidang
hanya simbol-simbol angka- - Studi
angka yang tidak ada artinya 14) Matematika menarik untuk dipelajari
+ 15) Bagi saya Matematika
merupakan pelajaran mudah + yang mengasikkan
b. Afektif
16) Seandainya di sekolah tidak ada mata pelajaran Matematika, alangkah
- senangnya saya
17) Saya suka mengikuti pelajaran Matematika
+ 18) Matematika merupakan
kesenangan saya sejak di +
sekolah dasar
c. Psiko-
19) Saya merasa rugi jika tidak
motorik
mengikuti pelajaran +
Matematika
20) Saya lebih suka mengerjakan tugas-tugas lain daripada
- tugas-tugas Matematika 21) Saya sering berharap agar guru Matematika tidak
- masuk mengajar 2. Fisika
a. Kognitif
22) Bagi saya, Fisika hanya simbol-simbol angka-angka
- yang tidak ada artinya 23) Fisika menarik untuk
dipelajari
24) Bagi saya Fisika merupakan pelajaran mudah yang
mengasikkan
b. Afektif
25) Seandainya di sekolah tidak ada mata pelajaran Fisika,
- alangkah senangnya saya 26) Saya suka mengikuti pelajaran Fisika
+ 27) Fisika merupakan
kesenangan saya sejak di +
sekolah dasar
c. Psiko-
28) Saya merasa rugi jika tidak +
motorik
mengikuti pelajaran Fisika 29) Saya lebih suka mengerjakan tugas-tugas lain daripada
- tugas-tugas Fisika 30) Saya sering berharap agar guru Fisika aktif mengajar
Tabel 3.10. Butir-Butir Instrumen Ragam Sosial (A 2 )
Aspek/Sub Indikator-
Butir-Butir Instrumen Arah Variabel
A. Tujuan 1. Menguasai
31) Bagi saya, belajar itu penting pemahaman
a. Kognitif
agar memahami terhadap + dan
masalah-masalah sosial kecakapan
(kemasyarakatan) dalam
32) Bagi saya, belajar itu penting memecah-
agar cakap dalam kan
memecahkan masalah- + masalah-
masalah sosial masalah
(kemasyarakatan) sosial
b. Afektif
33) Saya senang belajar agar cakap dalam memecahkan masalah-masalah sosial
+ (kemasyarakatan)
c. Psiko-
34) Saya tertarik untuk ikut
motorik
memecahkan masalah- + masalah sosial
(kemasyarakatan) 2. Menguasai
35) Bagi saya, belajar itu penting pemahaman
a. Kognitif
agar memahami kepentingan dan
bersama (sesama teman atau + kecakapan
masyarakat)
untuk 36) Bagi saya, belajar itu penting mengatur
agar cakap dalam mengatur dorongan
+ kepentingan bersama (sesama
nafsu teman atau masyarakat) pribadi demi
37) Saya tidak tertarik untuk kepentingan
b. Afektif
memahami kepentingan bersama
- bersama (sesama teman atau
38) Saya tidak tertarik untuk ikut dan
c. Psiko-
mendukung kepentingan proporsional
motorik
- bersama (sesama teman atau
masyarakat)
39) Bagi saya, belajar itu untuk Kemam-
B. Peran/ 1. Memiliki
a. Kognitif
kepekaan berguna agar kita peka puan
sosial terhadap masalah-masalah + yang
sosial (kemasyarakatan) Diperlu-
40) Saya senang jika punya kan
b. Afektif
kepekaan terhadap masalah- + masalah sosial
c. Psiko-
41) Meskipun ada berbagai berita
motorik
musibah sosial, biar saja, - yang penting belajar saya
lancar-lancar saja. 2. Memiliki
42) Menurut saya, belajar itu kepedulian
a. Kognitif
untuk berguna agar kita sosial
peduli terhadap masalah- + masalah sosial (kemasyarakatan)
b. Afektif
43) Saya senang jika punya kepedulian terhadap masalah-
+ masalah sosial + masalah sosial
44) Ketika ada berita gempa
motorik
bumi, saya ingin memberikan sumbangan untuk masyarakat
+ yang terkena musibah
45) Menurut saya, Ilmu Bidang
C. Cakupan 1. IPS (Ilmu
a. Kognitif
Pengetahu- Pengetahuan Sosial (IPS) Studi
an Sosial) hanya pengetahuan - sampingan yang tidak ada artinya
46) Bagi saya IPS tidak menarik - untuk dipelajari
47) Bagi saya IPS merupakan pelajaran mudah yang
mengasikkan
48) Seandainya di sekolah tidak Pengetahu-
1. IPS (Ilmu
b. Afektif
ada mata pelajaran IPS, - an Sosial)
alangkah senangnya saya (lanjutan)
49) Saya suka mengikuti +
pelajaran IPS
50) IPS merupakan kesenangan saya sejak di sekolah
+ dasar/madrasah ibtidaiyah
c. Psiko-
51) Saya merasa rugi jika tidak
motorik
mengikuti pelajaran IPS + 52) Saya lebih suka mengerjakan
tugas-tugas lain daripada + tugas-tugas Matematika 53) Saya sering berharap agar guru Matematika tidak masuk
mengajar
54) Bagi saya, Pelajaran Agama Agama
2. Pelajaran
a. Kognitif
hanyalah aturan-aturan dan - kisah-kisah tidak penting
diperhatikan
55) Pelajaran Agama menarik untuk dipelajari
+ 56) Bagi saya, Pelajaran Agama
merupakan pelajaran mudah + yang mengasikkan
b. Afektif
57) Seandainya di sekolah tidak ada mata Pelajaran Agama,
- alangkah senangnya saya 58) Saya suka mengikuti
+ pelajaran Agama
59) Pelajaran Agama merupakan kesenangan saya sejak di
+ sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah
c. Psiko-
60) Saya merasa rugi jika tidak +
motorik
mengikuti Pelajaran Agama 61) Saya lebih suka mengerjakan tugas-tugas lain daripada
- tugas-tugas Pelajaran Agama 62) Saya sering berharap agar guru Pelajaran Agama aktif
+ masuk mengajar
3. Variabel B (Siswa menurut Jenis kelamin)
Jenis merupakan data kategorik yang bersifat faktua. Oleh karena itu, pada penjelasan tentang definisi konseptual, definisi operasional, kisi-kisi instrumen, kalibrasi instrumen, dan butir-butir instrumen tidak dijelaskan.
Hal yang perlu dijelaskan pada bagian ini adalah teknik pengumpulan data siswa/responden menurut jenis kelamin. Data ini dihimpun secara sekunder dengan teknik dokumenter.
F. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Persyaratan Pengolahan Data
a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data penelitian ini dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian: jika F o > F t , maka H o tolak. Ini berarti bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data Pengjian homogenitas data penelitian ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut: S 2
Varians yang besar
Varians yang kecil
Kriteria pengujian: jika F o <F t , maka tolak H o
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ANAVA (Analisis Aarians) atau ANOVA (Analysis of Varians). Anava merupakan jenis analisis perbedaan rerata kelompok-kelompok data/sampel dan termasuk ke dalam kelompok analisis statistik inferensial. Sedangkan jenis analisis varians yang digunakan adalah Anava Dua Jalan (Two Ways Anova).
Ada dua poin yang mendasari penggunaan analisis Anava Dua Jalan dalam penelitian ini. Pertama, data yang diteliti adalah data kategorik (terdiri dari dua atau lebih kategori data/kelompok sampel) dengan data numerik. Data kategorik terdapat pada variabel A (manifestasi perbuatan belajar) yang Ada dua poin yang mendasari penggunaan analisis Anava Dua Jalan dalam penelitian ini. Pertama, data yang diteliti adalah data kategorik (terdiri dari dua atau lebih kategori data/kelompok sampel) dengan data numerik. Data kategorik terdapat pada variabel A (manifestasi perbuatan belajar) yang
3. Tahap-Tahap Analisis Data
a. Menentukan Hipotesis Statistik Penelitian
1) H o : A 1 = A 2
H 1 : A 1 A 2
Hipotesis Main Effect
2) H o : B 1 = B 2
H 1 : B 1 B 2
3) H o : Int. A x B = 0 Hipotesis Interaksi
H 1 : Int. A x B 0
4) H o : A 1 B 1 = A 2 B 1
H 1 : A 1 B 1 A 2 B 2
5) H o : A 1 B 2 = A 2 B 2
H 1 : A 1 B 2 A 2 B 2
Hipotesis Simple Effect
6) H o : A 1 B 1 = A 1 B 2
H 1 : A 1 B 1 A 1 B 2
7) H o : A 2 B 1 = A 2 B 2
H 1 : A 2 B 1 A 2 B 2 H 1 : A 2 B 1 A 2 B 2
Tabel 3.11. Konsep Deskripsi Data Lapangan Anava Dua Jalan Variabel
Total Baris BELAJAR
HASIL
RAGAM BELAJAR (A)
Ragam Rasional (A 1 )
Ragam Sosial (A 2 )
Varians (S) Varians (S)
2 ) Varians (S) Varians (S)
2 Total 2 X) X)
( X) /n i Varians (S)
2 /n X) 2
Varians (S)
c. Mencari nilai-nilai Jumlah Kuadrat; JK
1) Jumlah Kuadrat Total; JK(T)
2) Jumlah Kuadrat kolom; JK kol
3) Jumlah Kuadrat baris; JK bar
4) Jumlah Kuadrat Antar; JK(A)
5) Jumlah Kuadrat interaksi; JK int
6) Jumlah Kuadrat Dalam; JK(D)
d. Mencari nilai-nilai dejajat kebebasan; dk
1) derajat kebebasan kolom; dk kol
2) derajat kebebasan baris; dk bar
3) derajat kebebasan interaksi; dk int
4) derajat kebebasan Dalam; dk(D)
5) derajat kebebasan Total; dk(T)
e. Mencari nilai-nilai Rerata Jumlah Kuadrat; RJK
1) Rerata Jumlah Kuadrat Total; RJK(T)
2) Rerata Jumlah Kuadrat kolom; RJK kol
3) Rerata Jumlah Kuadrat baris; RJK bar
4) Rerata Jumlah Kuadrat interaksi; RJK int
5) Rerata Jumlah Kuadrat Dalam; RJK(D)
f. Mencari nilai-nilai Frekuensi harapan; F h
1) Frekuensi harapan kolom; F h (kol)
2) Frekuensi harapan baris; F h (bar)
3) Frekuensi harapan interaksi; F h (int)
g. Menguji hipotesis dengan cara membandingkan nilai F h dengan nilai F t (F tabel).
h. Kriteria Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan
1) Kriteria pengujian hipotesis
a) Jika F h (kol) > F t tolak H o ; terdapat perbedaan A 1 dengan A 2 Jika F h (kol) < F t terima H o ; tidak terdapat perbedaan A 1 dengan A 2
b) Jika F h (bar) > F t tolak H o ; terdapat perbedaan B 1 dengan B 2 Jika F h (bar) < F t terima H o ; tidak terdapat perbedaan B 1 dengan B 2
c) Jika F h (int) > F t tolak H o ; terdapat interaksi A dengan B Jika F h (int) < F t terima H o ; tidak terdapat interaksi A dengan B
2) Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan didasarkan pada hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan kriteria pengujian hipotesis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Skor Kategori Ragam Belajar
a. Rangkuman Skor Ragam Belajar Tabel 4.1. Rangkuman Skor Ragam Belajar
Skor Ragam Kategori No. Kode
Skor Ragam
Sosial (RS) Resp. JK
Rasional (RR)
Ragam Jumlah Rerata Jumlah Rerata
1 1/15
111
3,70
115
3,59 Rasional
2 4/4
140
4,67
142
4,44 Rasional
3 4/8
118
3,93
125
3,91 Rasional
4 4/9
144
4,80
125
3,91 Rasional
5 4/12
119
3,97
117
3,66 Rasional
6 4/13
129
4,30
137
4,28 Rasional
7 4/17
99 3,30
104
3,25 Rasional
8 1/2
128
4,27
133
4,16 Rasional
9 1/3
131
4,37
134
4,19 Rasional
10 1/5
120
4,00
125
3,91 Rasional
11 1/16
120
4,00
120
3,75 Rasional
12 1/6
121
4,03
126
3,94 Rasional
13 4/3
114
3,80
121
3,78 Rasional
14 1/1
126
4,20
135
4,22 Sosial
15 1/4
112
3,73
130
4,06 Sosial
16 1/7
113
3,77
137
4,28 Sosial
17 1/8
95 3,17
136
4,25 Sosial
18 1/10
110
3,67
126
3,94 Sosial
19 1/12
125
4,17
144
4,50 Sosial
20 1/13
127
4,23
136
4,25 Sosial
21 1/17
108
3,60
134
4,19 Sosial
22 4/1
115
3,83
137
4,28 Sosial
23 4/2
106
3,53
144
4,50 Sosial
24 4/5
99 3,30
144
4,50 Sosial
25 4/6
119
3,97
133
4,16 Sosial
26 4/11
122
4,07
137
4,28 Sosial
27 2/9
113
3,77
118
3,69 Rasional
28 2/4
130
4,33
129
4,03 Rasional
29 3/12
100
3,33
102
3,19 Rasional
30 3/10
107
3,57
114
3,56 Rasional
3,91 Sosial Jumlah Total ( X)
- Varians (S)
Skor pada tabel di atas diperoleh dengan instrumen angket sebagai dasar untuk membuat kategori ragam belajar responden, yaitu ragam rasional dan ragam sosial. Ketentuannya adalah: jika rerata skor responden pada ragam rasional lebih tinggi daripada rerata skor ragam sosialnya, maka responden yang bersangkutan dimasukkan ke dalam kategori ragam rasional. Demikian juga sebaliknya.
Dari tabel di atas diketahui, bahwa rerata total skor ragam rasional sebesar 3,87 Sedangkan rerata total skor ragam sosial sebesar 4,03 Dengan demikian rerata total skor ragam sosial lebih besar daripada rerata total skor ragam rasional.
Berdasarkan tabel di atas, berikut ini disusun tabel kategori responden menurut ragam belajar dan jenis kelamin.
Tabel 4.2. Tabel Kategori Responden menurut Ragam Belajar dan Jenis Kelamin
Jumlah Jenis
Ragam Belajar
No. Kode
Ragam Resp. Resp. Kelamin Rasional (RR) Sosial (RS) RR
Ragam
RS
Lanjutan Tabel 4.2. Tabel Kategori Responden menurut Ragam Belajar dan
Jenis Kelamin Jumlah
Ragam Belajar
No. Kode Jenis Resp. Resp Resp. Kelamin
Ragam RS Rasional (RR) Sosial (RS) RR
Dari tabel di atas diketahui, bahwa responden kategori ragam belajar rasional sebanyak 26 responden (terdiri dari 13 siswa pria dan 13 siswa wanita) dan responden kategori ragam belajar sosial sebanyak 26 responden (terdiri dari 13 siswa pria dan 13 siswa wanita).
2. Rangkuman Skor Hasil Belajar Berdasarkan Ragam Belajar Tabel 4.3. Rangkuman Skor Hasil Belajar Berdasarkan Ragam Belajar
Jumlah Skor HB Jenis
Hasil Belajar (HB)
No. Kode Kelami
Ragam
Ragam
Resp.
Rasional
Sosial
RR RS
(RR)
(RS)
Lanjutan Tabel 4.3. Rangkuman Skor Hasil Belajar Berdasarkan Ragam Belajar
Jumlah Skor HB No. Kode
Hasil Belajar (HB)
JK
Ragam
Ragam
Resp.
Rasional
Sosial
RR RS
(RR)
(RS)
8 1/2 P
9 1/3 P
10 1/5 P
11 1/16 P
12 1/6 P
13 4/3 P
14 1/1 P
15 1/4 P
16 1/7 P
17 1/8 P
18 1/10 P
19 1/12 P
20 1/13 P
21 1/17 P
23 4/2 P
24 4/5 P
25 4/6 P
26 4/11 P
27 2/9 W
28 2/4 W
29 3/12 W
30 3/10 W
31 3/18 W
32 3/11 W
33 2/3 W
34 2/16 W
35 2/18 W
36 2/2 W
37 2/13 W
38 3/8 W
39 3/13 W
40 2/11 W
42 2/10 W
43 2/8 W
44 3/3 W
45 2/6 W
Lanjutan Tabel 4.3. Rangkuman Skor Hasil Belajar Berdasarkan Ragam Belajar
1943,74 1968,46 1943,74 Jumlah ( X)
Jumlah
3912,18 Rerata ( X )
Varians (S)
Dari tabel di atas diketahui, bahwa rerata skor hasil belajar ragam rasional sebesar 75,71 dengan vasians (S) sebesar 17,14. Sedangkan rerata skor hasil belajar ragam sosial sebesar 74,76 dengan vasians (S) sebesar 20,66 Dengan demikian diketahui bahwa rerata skor hasil belajar ragam rasional lebih besar daripada rerata skor hasil belajar ragam sosial. Sedangkan varians skor hasil belajar ragam sosial lebih besar daripada varians skor hasil belajar ragam rasional.
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya disusun rangkuman skor hasil belajar berdasarkan ragam belajar dan kategori jenis kelamin responden.
3. Rangkuman Skor Hasil Belajar Berdasarkan Ragam Belajar dan Kategori Jenis Kelamin Responden Tabel 4.4. Rangkuman Skor Hasil Belajar Berdasarkan Ragam Belajar
dan Kategori Jenis Kelamin Responden Skor Hasil Belajar
Jumlah Skor HB
(HB)
No. JK Ragam
Ragam
Rasional
RS Total (RR)
Sosial
RR
(RS)
Lanjutan Tabel 4.4. Rangkuman Skor Hasil Belajar Berdasarkan Ragam Belajar
dan Kategori Jenis Kelamin Responden
1943,73 - Jumlah ( X)
3912,18 Rerata ( X )
Varians (S)
Tabel rangkuman di atas merupakan dasar untuk penyusunan data skor Anava Dua jalan sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.5. Data Skor Anava Dua Jalan
Ragam Belajar (A)
1 X 2 Ragam Total Baris 2 (
HASIL BELAJAR
Sosial (A
(A1)
Jenis Kelamin
No. (B) Pria (B 1 )
X X 145148,66
X 74,63 Varians
X) X) 2023736,16
X 77,38 Varians
X 145148,65
Varians 24,05 Total Kolom ( k)
X 3912,18 ( X) 1938341,78 1968068,12 X) 3906409,90
X 149459,47 145827,67 X 295287,14
X 75,23 Varians
Data skor pada tabel di atas digunakan sebagai dasar untuk menyusun tabel deskripsi data Anava Dua Jalan pada sub bahasan selanjutnya tentang pengolahan data dan pengujian hipotesis.
Selanjutnya di bawah ini disajikan tabel statistik deskriptif data penelitian untuk informasi awal bagi pembahasan selanjutnya tentang deskripsi data hasil belajar.
Tabel 4.6. Rangkuman Statistik Deskriptif Skor Penelitian
Minimum Maksimum
(Rerata)
Standar
Skor_A1_RR
66.46 83.15 Skor_A2_RS
62.50 84.31 Skor_B1_P
66.46 84.31 Skor_B2_W
62.50 83.15 Skor_A1B1_RR_P
66.46 81.40 Skor_A1B2_RR_W
70.54 83.15 Skor_A2B1_RS_P
70.54 84.31 Skor_A2B2_RS_W
4. Deskripsi Data Hasil Belajar Ragam Rasional
Pada skor empiris hasil belajar pada ragam rasional, jumlah responden (n) = 26, skor minimum = 66,46, skor maksimum = 83,15 dengan rentang = 83,15 - 66,46 = 16,69. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0 – 100. Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 5,03, panjang kelas atau lebar interval = 3,32, mean (rerata) = 75,71, median (nilai tengah) = 75,69, modus (nilai yang paling banyak muncul) = 66,46, standart deviation (simpangan baku) = 4,14, varians = 17,14. 1
1 Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8, h. 109.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ragam Rasional
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No.
Nilai
Interval Kelas
Tengah
Absolut Kumulatif Relatif
Nilai-nilai mean, median, dan modus dari data tersebut hampir sama, yaitu berada pada sekitar 75. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut di atas mempunyai sebaran yang normal. Selanjutnya, dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh skor pada kelas nilai rerata adalah sebesar 31%, siswa yang memperoleh skor di atas rerata sebesar 39%, dan siswa yang memperoleh skor di bawah rerata sebesar 31%.
Paparan data tersebut di atas dapat diperjelas dengan tampilan histogram di bawah ini.
Gambar 4.1. Histogram Skor Hasil Belajar Ragam Rasional
5. Deskripsi Data Hasil Belajar Ragam Sosial
Pada skor empiris hasil belajar pada ragam sosial, jumlah responden (n) = 26, skor minimum = 62,50, skor maksimum = 84,31, dengan rentang = 84,31-62,50 = 21,81. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0-100 Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 5,42, panjang kelas atau lebar interval = 4,03, mean (rerata) = 74,76, median (nilai tengah) = 74,29, modus (nilai yang paling banyak muncul) = 72.15, standart deviation (simpangan baku) = 3,67, varians = 13,47. 2
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ragam Sosial
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No.
Nilai
Interval Kelas
Tengah
Absolut Kumulatif Relatif
Nilai-nilai mean, median, dan modus dari data tersebut hampir sama, yaitu berada pada sekitar 74. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut di atas mempunyai sebaran yang normal. Selanjutnya, dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh skor pada kelas nilai rerata adalah sebesar 35%, siswa yang memperoleh skor di atas rerata sebesar 42%, dan siswa yang memperoleh skor di bawah rerata sebesar 23%.
Paparan data tersebut di atas dapat diperjelas dengan tampilan histogram di bawah ini.
2 Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8, h. 109.
Gambar 4.2. Histogram Skor Hasil Belajar Ragam Sosial
6. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Pria
Pada skor empiris hasil belajar pada ragam sosial, jumlah responden (n) = 26, skor minimum = 66,46, skor maksimum = 84,31, dengan rentang = 84,31-66,46 = 17,85. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0-100 Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 5,13, panjang kelas atau lebar interval = 3,48, mean (rerata) = 74,63, median (nilai tengah) = 75,35, modus (nilai yang paling banyak muncul) = 72.15, standart deviation (simpangan baku) =
3,67, varians = 13,47. 3
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pria
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No.
Nilai
Interval Kelas
Tengah
Absolut Kumulatif Relatif
3 Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8, h. 109.
Nilai-nilai mean, median, dan modus dari data tersebut hampir sama, yaitu berada pada sekitar 74. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut di atas mempunyai sebaran yang normal. Selanjutnya, dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh skor pada kelas nilai rerata adalah sebesar 35%, siswa yang memperoleh skor di atas rerata sebesar 42%, dan siswa yang memperoleh skor di bawah rerata sebesar 23%.
Paparan data tersebut di atas dapat diperjelas dengan tampilan histogram di bawah ini.
Hasil Belajar Siswa Pria
Interval Kelas
Gambar 4.3. Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Pria
7. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Wanita
Pada skor empiris hasil belajar pada ragam sosial, jumlah responden (n) = 26, skor minimum = 62,50, skor maksimum = 84,31, dengan rentang = 62,50-84,31 = 21,81. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0-100 Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 5,34, panjang kelas atau lebar interval = 3,87, mean (rerata) = 75,84, median (nilai tengah) = 76,58, modus (nilai yang paling banyak muncul) = 75.85, standart deviation (simpangan baku) = 4,90, varians = 24,05. 4
4 Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8, h. 109.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Wanita
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No.
Nilai
Interval Kelas
Tengah
Absolut Kumulatif Relatif
Nilai-nilai mean, median, dan modus dari data tersebut hampir sama, yaitu berada pada sekitar 75. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut di atas mempunyai sebaran yang normal. Selanjutnya, dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh skor pada kelas nilai rerata adalah sebesar 31%, siswa yang memperoleh skor di atas rerata sebesar 23%, dan siswa yang memperoleh skor di bawah rerata sebesar 46%.
Paparan data tersebut di atas dapat diperjelas dengan tampilan histogram di bawah ini.
Hasil Belajar Siswa Wanita
Interval Kelas
Gambar 4.4. Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Wanita
8. Deskripsi Data Hasil Belajar Ragam Rasional Siswa Pria
Pada skor empiris hasil belajar pada ragam rasional siswa pria, jumlah responden (n) = 13, skor minimum = 66,46, skor maksimum = 81,40, dengan rentang = 81,40 - 66,46 = 14,94. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0–100. Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 4,88, panjang kelas atau lebar interval = 3,06, mean (rerata) = 74,04, median (nilai tengah) = 73,67, modus (nilai yang paling banyak muncul) = 66,46, standart deviation (simpangan baku) = 3,79, varians = 14,37. 5
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ragam Rasional Siswa Pria
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No.
Nilai
Interval Kelas
Tengah
Absolut Kumulatif Relatif
Nilai-nilai mean, median, dan modus dari data tersebut hampir sama, yaitu berada pada sekitar 74. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut di atas mempunyai sebaran yang normal. Selanjutnya, dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh skor pada kelas nilai rerata adalah sebesar 46%, siswa yang memperoleh skor di atas rerata sebesar 23%, dan siswa yang memperoleh skor di bawah rerata sebesar 31%.
Paparan data tersebut di atas dapat diperjelas dengan tampilan histogram di bawah ini.
5 Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8, h. 109.
Gambar 4.5. Histogram Skor Hasil Belajar Ragam Rasional Siswa Pria
9. Deskripsi Data Hasil Belajar Ragam Rasional Siswa Wanita
Pada skor empiris hasil belajar pada ragam rasional siswa wanita, jumlah responden (n) = 13, skor minimum = 70,54, skor maksimum = 83,15, dengan rentang = 83,15 – 70,54 = 12,61.. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0-100. Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 4,63, panjang kelas atau lebar interval = 2,72, mean (rerata) = 77,38, median (nilai tengah) = 77,77, modus (nilai yang paling banyak muncul) = 70,54, standart deviation (simpangan baku) = 3,91, varians = 15,31. 6
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ragam Rasional Siswa
Wanita
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No.
Nilai
Interval Kelas
Tengah
Absolut Kumulatif Relatif
6 Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8, h. 109..
Nilai-nilai mean, median, dan modus dari data tersebut hampir sama, yaitu berada pada sekitar 77. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut di atas mempunyai sebaran yang normal. Selanjutnya, dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh skor pada kelas nilai rerata adalah sebesar 31%, siswa yang memperoleh skor di atas rerata sebesar 30%, dan siswa yang memperoleh skor di bawah rerata sebesar 39%.
Paparan data tersebut di atas dapat diperjelas dengan tampilan histogram di bawah ini.
Gambar 4.6. Histogram Skor Hasil Belajar Ragam Rasional Siswa Wanita
10. Deskripsi Data Hasil Belajar Ragam Sosial Siswa Pria
Pada skor empiris hasil belajar pada ragam sosial siswa pria, jumlah responden (n) = 13, skor minimum = 70,54, skor maksimum = 84,31, dengan rentang = 84,31 – 70,54 = 13,77. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0-100. Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 4,76, panjang kelas atau lebar interval = 2,89, mean (rerata) = 75,22, median (nilai tengah) = 75,38, modus (nilai Pada skor empiris hasil belajar pada ragam sosial siswa pria, jumlah responden (n) = 13, skor minimum = 70,54, skor maksimum = 84,31, dengan rentang = 84,31 – 70,54 = 13,77. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0-100. Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 4,76, panjang kelas atau lebar interval = 2,89, mean (rerata) = 75,22, median (nilai tengah) = 75,38, modus (nilai
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ragam Sosial Siswa Pria
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No.
Nilai
Interval Kelas
Tengah
Absolut Kumulatif Relatif
Nilai-nilai mean, median, dan modus dari data tersebut hampir sama, yaitu berada pada sekitar 75. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut di atas mempunyai sebaran yang normal. Selanjutnya, dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh skor pada kelas nilai rerata adalah sebesar 38%, siswa yang memperoleh skor di atas rerata sebesar 31%, dan siswa yang memperoleh skor di bawah rerata sebesar 31%.
Paparan data tersebut di atas dapat diperjelas dengan tampilan histogram di bawah ini.
7 Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8, h. 109.
Gambar 4.7. Histogram Skor Hasil Belajar Ragam Sosial Siswa Pria
11. Deskripsi Data Hasil Belajar Ragam Sosial Siswa Wanita
Pada skor empiris hasil belajar pada ragam sosial siswa wanita, jumlah responden (n) = 13, skor minimum = 62,50, skor maksimum = 82,31, dengan rentang = 82,31- 62,50 = 19,81. Sedangkan rentang skor teoretisnya adalah 0-100 Selanjutnya data skor empiris tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan banyak kelas = 5,28, panjang kelas atau lebar interval = 3,75, mean (rerata) = 74,30, median (nilai tengah) = 75,85, modus (nilai yang paling banyak muncul) = 62,50, standart deviation (simpangan baku) = 5,44, varians = 29,64. 8
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ragam Sosial Siswa Wanita
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No.
Nilai
Interval Kelas
Tengah
Absolut Kumulatif Relatif
8 Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8, h. 109.
Nilai-nilai mean, median, dan modus dari data tersebut hampir sama, yaitu berada pada sekitar 75. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut di atas mempunyai sebaran yang normal. Selanjutnya, dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh skor pada kelas nilai rerata adalah sebesar 23%, siswa yang memperoleh skor di atas rerata sebesar 46%, dan siswa yang memperoleh skor di bawah rerata sebesar 31%.
Paparan data tersebut di atas dapat diperjelas dengan tampilan histogram di bawah ini.
Gambar 4.8. Histogram Skor Hasil Belajar Ragam Sosial Siswa Wanita
B. Pengujian Persyaratan Pengolahan Data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji data penelitian apakah berasal dari populasi yang berdistribusi norma atau tidak. Uji normaitas data skor hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk semua keompok data sebagai berikut: Kelompok 1 : kelompok siswa yang berkategori ragam rasional Kelompok 2 : kelompok siswa yang berkategori ragam sosial Kelompok 3 : kelompok siswa pria yang berkategori ragam rasional Kelompok 4 : kelompok siswa wanita yang berkategori ragam rasional
Kelompok 5 : kelompok siswa pria yang berkategori ragam sosial Kelompok 6 : kelompok siswa wanita yang berkategori ragam sosial
Data skor hasil belajar pada setiap kelompok dicari nilai signifikansinya, kemudian dibandingkan dengan nilai = 0,05. Jika nilai signifikansi lebih besar daripada = 0,05, maka Ho diterima. Ini berarti bahwa sampel berdistribusi normal. Demikian sebaliknya, nilai signifikansi lebih kecil daripada = 0,05, maka Ho ditolak. Ini berarti bahwa sampel berdistribusi tidak normal.
Tabel 4.15. Rekapituasi Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov- Smirnov
No. Kelompok Sampel (Variabel)
Sampel
tailed) 0,05 Keterangan
1 Hasil Belajar Ragam
0,05 Normal Rasional (A1)
2 Hasil Belajar Ragam
0,05 Normal Sosial (A2)
3 Hasil Belajar Siswa
0,05 Normal Pria (B1)
4 Hasil Belajar Siswa
0,05 Normal Wanita (B2)
5 Hasil Belajar Ragam Rasional Siswa Pria
0,05 Normal (A1B1)
6 Hasil Belajar Ragam Rasional Siswa
0,05 Normal Wanita (A1B2)
7 Hasil Belajar Ragam Sosial Siswa Pria
0,05 Normal (A2B1)
8 Hasil Belajar Ragam Sosial Siswa Wanita
0,05 Normal (A2B2)
Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 8.
2. Uji Homogenitas Data
Terdapat tiga pengujian homogenitas 9 dalam penelitian ini berkaitan dengan hipotesis yang dikemukakan. Semua pengujian homogenitas meng-
gunakan uji Bartlett. Tiga pengujian homogenitas ini meliputi:
a. Uji Homogenitas Varians dari Dua Kelompok Ragam Belajar (A 1 dan A 2 )
b. Uji Homogenitas Varians dari Dua Kelompok Jenis Kelamin (B 1 dan B 2 )
c. Uji Homogenitas Varians dari Empat Kelompok Ragam Belajar dan Jenis
Kelamin (A 1 B 1 ,A 1 B 2 ,A 2 B 1 , dan A 2 B 2 )
Untuk keperluan tersebut di bawah ini disajikan tabel skor uji homogenitas data.
Tabel 4.16. Skor Uji Homogenitas
Jumlah
No. Kelompok
5 A 1 B 1 13 14,37
6 A 1 B 2 13 15,31
7 A 2 B 1 13 12,93
8 A 2 B 2 13 29,64
a. Uji Homogenitas Varians dari Dua Kelompok Ragam Belajar (A 1
dan A 2 )
Pada tabel di atas diketahui bahwa hasil pengujian homogenitas varians dari dua kelompok ragam belajar (A 1 dan A 2 ) adalah: F o = 1,205 lebih kecil daripada F t = 1,95. Dengan demikian, H o diterima. Ini berarti bahwa kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama (homogen). Dengan demikian dapat
9 Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 275.
disimpulkan bahwa skor hasil belajar kedua kelompok (A 1 dan A 2 ) adalah homogen.
b. Uji Homogenitas Varians dari Dua Kelompok Jenis Kelamin (B 1
dan B 2 )
Pada tabel di atas diketahui bahwa hasil pengujian homogenitas varians dari dua kelompok ragam belajar (B 1 dan B 2 ) adalah: F o = 1,786 lebih kecil daripada F t = 1,95. Dengan demikian, H o diterima. Ini berarti bahwa kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama (homogen). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar kedua kelompok (B 1 dan B 2 ) adalah homogen.
c. Uji Homogenitas Varians dari Empat Kelompok Ragam Belajar dan
Jenis Kelamin (A 1 B 1 ,A 1 B 2 ,A 2 B 1 , dan A 2 B 2 )
Pada tabel di atas diketahui bahwa hasil pengujian homogenitas varians dari dua kelompok ragam belajar dan jenis kelamin (A 1 B 1 ,A 1 B 2 ,
A 2 B 1 , dan A 2 B 2 ) adalah: F o = 2,269 lebih kecil daripada F t = 2,69. Dengan demikian, H o diterima. Ini berarti bahwa keempat kelompok tersebut memiliki varians yang sama (homogen). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar keempat kelompok
(A 1 B 1 ,A 1 B 2 ,A 2 B 1 , dan A 2 B 2 ) adalah homogen.
C. Pengolahan Data (Pengujian Hipotesis)
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ANAVA (Analisis Aarians) atau ANOVA (Analysis of Varians). Anava merupakan jenis analisis perbedaan rerata kelompok-kelompok data/sampel dan termasuk ke dalam kelompok analisis statistik inferensial. Sedangkan jenis analisis varians yang digunakan adalah Anava Dua Jalan (Two Ways Anova).
Ada dua poin yang mendasari penggunaan analisis Anava Dua Jalan dalam penelitian ini. Pertama, data yang diteliti adalah data kategorik (terdiri dari dua atau lebih kategori data/kelompok sampel) dengan data numerik. Data kategorik terdapat pada variabel/faktor A (hasil belajar) yang memuat dua kategori/sub faktor, yaitu ragam rasional dan ragam sosial. Sedangkan data numeriknya terdapat terdapat pada pengukuran variabel A dengan angket sebagai instrumen pengumpulan data. Kedua, sampel yang diteliti/diuji adalah dua kelompok sampel, yakni kelompok sampel yang memiliki karakteristik belajar ragam rasional dan kelompok sampel yang memiliki karakteristik belajar ragam sosial. Selanjutnya kelompok sampel berikutnya adalah kelompok sampel siswa pria dan kelompok sampel siswa wanita.
Untuk memahami secara ringkas pokok-pokok analisis Anava Dua Jalan yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan konsepnya pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.17. Konsep Ringkasan Anava Dua Jalan
F h (Frekuensi
(Frekuensi Keputusan Varian
dk
(Rasio Jumlah
(Jumlah Kuadrat)
2 (tidak diperlukan
Skor pada Total
N-1
JK ( T ) X
RJK ( T )
pada Anava Dua
db ( T )
F tabel
Jalan)
a 2 2 ( X ) (
(tidak diperlukan
Antara m-1
JK ( A )
pada Anava Dua
Jalan)
JK ( D Dalam )
N-m (kol x JK ( D ) X i
Jika Fh > Ft, bar)
db ( D )
atau JK(D) = JK(T) – JK(A)
maka Ho
ditolak
Skor pada
Kolom k-1
F tabel
Skor pada
Baris b-1
F tabel
JK int
RJK int
Interaksi (k-1)(b-1)
JK int JK ( A ) ( JK kol JK bar ) RJK int
F h (int)
Skor pada
db int
RJK ( D )
F tabel
Keterangan: N atau nT = jumlah seluruh sampel, m = jumlah kelompok sampel, k atau kol = jumlah kolom, b atau bar = jumlah baris.
1. Tabel Anava Dua Jalan
Tabel Anava Dua Jalan di bawah ini disusun berdasarkan deskripsi data pada sub A di muka.
Tabel 4.18. Deskripsi Data Lapangan Anava Dua Jalan Variabel
HASIL
Total Baris BELA-
RAGAM BELAJAR (A)
( b) n
JAR Ragam Rasional (A 1 )
Ragam Sosial (A 2 )
a Pr 1882673,73
X) 926460,55 X)
X X 75,22
( X) /n i 73554,86
X) 1011881,24 X)
X 78020,80 X
X) /n i 77834,99
sw TOTAL
aW 52
nA 1 26 nA 2 26 N
Total X 1968,45
Kolom X) 1938341,78 X)
X) 2 /n i 149030,79
Dari deskripsi data di atas diketahui nilai-nilai sebagai berikut:
a. X :
1) X Total : 3912,18
2) X kolom : 1968,45 (A1); 1943,73 (A2)
3) X baris
: 1940,39 (B1); 2011,83 (B2)
4) X A 1 B 1 : 962,53
5) X A 2 B 1 : 977,86
1) 2 X Total : 295287,14
2) 2 X kolom : 149459,47 (A1); 145827,67 (A2)
3) 2 X baris : 145148,66 (B1); 156041,60 (B2)
c. n (sampel), N (total sampel), dan m (kelompok sampel):
1) N
2) n kolom
3) n baris
9) Jml. Kolom
10) Jml. Baris
2. Mencari Nilai-Nilai Jumlah Kuadrat (JK)
Jumlah Kuadrat (JK) diperoleh dengan menjumlah kuadrat deviasi nilai individual dengan rata-rata total.
a. Jumlah Kuadrat Total; JK(T)
: JK ( T ) X
N 295287,14 - 3906409,90
b. Jumlah Kuadrat kolom; JK kol : JK kol
n kol N
( 1938341,78 + 3778097,01 ) - 3906409,90
( 74551,61 + 145311,42 ) - 75123,27 219863,03 - 75123,27 = 144739,76
c. Jumlah Kuadrat baris; JK bar : JK bar
2 2 ( X bar ) ( X )
n bar
N ( 1882673,73 + 2023736,16 ) - 3906409,90
( 72410,53 + 77836,01 ) - 75123,27 150246,53 - 75123,27
a 2 2 ( X
d. Jumlah Kuadrat Antar; JK(A)
: JK ( A )
i 1 n i N ( 926460,55 + 956213,19 + 1011881,24 + 1011854,93 ) - 15305183,91
e. Jumlah Kuadrat interaksi; JK int : JK int JK ( A ) ( JK kol JK bar ) 6162,61 - ( 144739,76 + 75123,27 )
6162,61 - 219863,03
f. Jumlah Kuadrat Dalam; JK(D) : JK ( D ) X i
n i atau JK(D) = JK(T) – JK(A)
220163,87 - ( 144739,76 + 75123,27 + -213700,42 ) 220163,87 -
3. Mencari Nilai-Nilai derajat kebebasan (dk)
a. derajat kebebasan kolom; dk kol : k-1 a. derajat kebebasan kolom; dk kol : k-1
: b-1
c. derajat kebebasan interaksi; dk int : (k-1)(b-1)
d. derajat kebebasan Dalam; dk(D) : N-m atau nT-m atau N-(kol x bar) N atau nT = jumlah seluruh sampel, m = jumlah kelompok sampel, kol = jumlah kolom, bar = jumlah baris.
52 - 4 = 48
e. derajat kebebasan Total; dk(T) : N-1 atau nT-1
52 - 1 = 51
4. Mencari Nilai-Nilai Rerata Jumlah Kuadrat (RJK) JK ( T )
a. Rerata Jumlah Kuadrat Total; RJK(T) : RJK ( T )
db ( T ) 220163,87
JK kol
b. Rerata Jumlah Kuadrat kolom; RJK kol : RJK kol db kol
c. Rerata Jumlah Kuadrat baris; RJK bar : RJK bar db bar
d. Rerata Jumlah Kuadrat interaksi; RJK int : RJK int db int
-213700,42 = -213700,42
JK ( D )
e. Rerata Jumlah Kuadrat Dalam; RJK(D) :
db ( D )
5. Mencari nilai-nilai Frekuensi harapan (F h )
RJK kol
a. Frekuensi harapan kolom; F h (kol) : F h ( kol )
RJK ( D ) 144739,76
b. Frekuensi harapan baris; F h (bar)
: F h ( bar )
RJK ( D ) 75123,27
c. Frekuensi harapan interaksi; F h (int) : F h (int)
RJK ( D ) -213700,42
= -47,93
Berdasarkan rincian perhitungan di atas, disusun tabel ringkasan rerolehan nilai-nilai Analiaia Anava Dua Jalan aebagai berikut.
Tabel 4.19. Ringkasan Perolehan Nilai-Nilai Analisis Anava Dua Jalan
F t (Frekuensi dk
(Rasio
(Frekuensi Varian
a. N atau nT = jumlah seluruh sampel, m = jumlah kelompok sampel, k atau kol = jumlah kolom, b atau bar = jumlah baris.
b. Nilai F t pada alpha ( ) = 0,05 semua sumber varians diperoleh dari F tabel pada dk 1/48.
6. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan
a. Kriteria Pengujian Hipotesis
1) Jika F h (kol) > F t tolak H o ; terdapat perbedaan A 1 dengan A 2 Jika F h (kol) < F t terima H o ; tidak terdapat perbedaan A 1 dengan A 2
2) Jika F h (bar) > F t tolak H o ; terdapat perbedaan B 1 dengan B 2 Jika F h (bar) < F t terima H o ; tidak terdapat perbedaan B 1 dengan B 2
3) Jika F h (int) > F t tolak H o ; terdapat interaksi A dengan B Jika F h (int) < F t terima H o ; tidak terdapat interaksi A dengan B
b. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai F h dengan nilai F t (F tabel).
1) F h (kol) = 32,46 > F t = 4,04 H o ditolak; terdapat perbedaan A 1 dengan A 2.
2) F h (bar) = 16,85 > F t = 4,04 H o ditolak, terdapat perbedaan B 1 dengan B 2.
3) F h (int) = -47,93 < F t = 4,04 H o dierima; tidak terdapat interaksi A dengan B.
c. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan didasarkan pada hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan kriteria pengujian hipotesis. Kesimpulan analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) H o yang berbunyi A 1 = A 2 ditolak. Konsekuensinya, H 1 yang
berbunyi A 1 A 2 diterima.
2) H o yang berbunyi B 1 = B 2 ditolak. Konsekuensinya, H 1 yang
berbunyi B 1 B 2 diterima.
3) H o yang berbunyi Int. A x B = 0 diterima. Konsekuensinya H 1 yang berbunyi Int. A x B 0 ditolak. Oleh karena tidak terdapat interaksi faktor A dengan faktor B, maka analisis data tidak harus dilanjutkan pada pengujian simple effect (efek sederhana) A 1 B 1 dengan A 2 B 1 , A 1 B 2 dengan A 2 B 2 , A 1 B 1 dengan A 1 B 2 , 3) H o yang berbunyi Int. A x B = 0 diterima. Konsekuensinya H 1 yang berbunyi Int. A x B 0 ditolak. Oleh karena tidak terdapat interaksi faktor A dengan faktor B, maka analisis data tidak harus dilanjutkan pada pengujian simple effect (efek sederhana) A 1 B 1 dengan A 2 B 1 , A 1 B 2 dengan A 2 B 2 , A 1 B 1 dengan A 1 B 2 ,
7. Pengujian Simple Effect
Berdasarkan perhitungan analisis simple effect, diperoleh hasil-hasil perhitungan sebagai berikut:
a. Mencari Jumlah Kuadrat
1) Kuadrat Total; JK(T) : JK ( T ) X = 220163,87
2) Jumlah Kuadrat Simple Effect
2 a) Jumlah Kuadrat 12-21; JK 2 : ( X
12 21 ) ( X i 12-21 ) JK
2 b) Jumlah Kuadrat 12-22; JK 2
c) Jumlah Kuadrat 11-12; JK 11-12 : JK 11 12
d) Jumlah Kuadrat 21-22; JK : 21 22 ) ( X i )
2 2 ( X
21-22 JK 21 22
n 21 22 n i
( 73554,86 + 77834,99 ) - 151359,60
151389,86 - 151359,60
3) Jumlah Kuadrat Dalam; JK(D) : JK ( D )
X i
n i atau JK(T) – JK(A)
b. Mencari Nilai-Nilai derajat kebebasan (dk)
1) derajat kebebasan 12-21; dk 12-21 : kb-1
2) derajat kebebasan 12-22; dk 12-22 : kb-1
3) derajat kebebasan 11-12; JK 11-12 : kb-1
4) derajat kebebasan 21-22; JK 21-22 : kb-1
5) derajat kebebasan Dalam; dk(D) : N-m atau nT-m atau N-(kol x bar) N atau nT = jumlah seluruh sampel, m = jumlah kelompok sampel, kol = jumlah kolom, bar = jumlah baris.
52 - 4 = 48
6) derajat kebebasan Total; dk(T) : N-1 atau nT-1
52 - 1 = 51
c. Mencari Nilai-Nilai Rerata Jumlah Kuadrat (RJK)
1) RJK Total
= JK Total
dk Total
2) RJK11-21
= JK11-21
dk11-21
3) RJK12-22
= JK12-22
dk12-22
4) RJK11-12
= JK11-12
dk11-12
5) RJK21-22
= JK21-22
dk21-22
6) RJK(D)
= JK(D)
db(D)
d. Mencari nilai-nilai Frekuensi hitung (F h )
1) Fh11-21
= RJK11-21`
RJK(D)
2) Fh12-22
= RJK12-22
RJK(D)
3) Fh11-12
= RJK11-12
RJK(D)
4584,42 = -47,93
4) FhK21-22 = RJK21-22
RJK(D)
Berdasarkan rincian perhitungan di atas, disusun tabel ringkasan rerolehan nilai-nilai Analiaia Anava Dua Jalan aebagai berikut.
Tabel 4.20. Ringkasan Perolehan Nilai-Nilai Analisis Simple Effect Anava Dua Jalan
F t Sumber Varian
F h =0,05
- - Antara
- - Dalam
- - Kolom
-47,93 4,04 A 1 B 1— A 2 B 1
1 -213700,42 -213700,42
32,46 4,04 A 1 B 2— A 2 B 2
16,85 4,04 A 1 B 1— A 1 B 2
-47,93 4,04 A 2 B 1— A 2 B 2
Keterangan: Nilai F t pada alpha ( ) = 0,05 semua sumber varians diperoleh dari F tabel pada dk 1/48.
Atas dasar perhitungan pada analisis simple effect di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. H o yang berbunyi A 1 B 1 = A 2 B 1 ditolak. Konsekuensinya, H 1 yang
berbunyi A 1 B 1 A 2 B 1 diterima.
b. H o yang berbunyi A 1 B 2 = A 2 B 2 ditolak. Konsekuensinya, H 1 yang
berbunyi A 1 B 2 A 2 B 2 diterima.
c. H o yang berbunyi A 1 B 1 = A 1 B 2 diterima. Konsekuensinya, H 1 yang
berbunyi A 1 B 1 A 1 B 2 ditolak.
d. H o yang berbunyi A 2 B 1 = A 2 B2 diterima. Konsekuensinya, H 1 yang
berbunyi A 2 B 1 A 2 B2 ditolak.
D. Interpretasi dan Pembahasan
Berdasarkan kesimpulan analisis data pra uji simple effect di atas, dapat dipahami, bahwa terdapat main effect (efek utama) perbedaan sub-sub faktor A 1 dengan A 2 dan B 1 dengan B 2 , karena H o pada hipotesis statistik pertama ( A 1 = A 2 )
dan hipotesis kedua ( B 1 = B 2 ) ditolak. Konsekuensinya, H 1 pada hipotesis
statistik pertama ( A 1 # A 2 ) dan kedua ( B 1 # B 2 ) diterima.
Selanjutnya, tidak terdapat interaksi faktor A dengan faktor B, karena karena H o pada hipotesis statistik ketiga (Int. AxB=0) diterima. Konsekuensinya,
H 1 pada hipotesis statistik ketiga (Int. AxB#0) diterima. Oleh karena tidak terdapat interaksi faktor A dengan faktor B, maka secara metodologis analisis data tidak harus dilanjutkan pada pengujian simple effect (efek sederhana) A 1 B 1 dengan A 2 B 1 , A 1 B 2 dengan A 2 B 2 , A 1 B 1 dengan A 1 B 2 , dan A 2 B 1 dengan A 2 B 2 . Akan tetapi peneliti mencoba lebih jauh untuk melakukan pengujian terhadap simple effect. Tujuannya adalah untuk melacak terhadap ada atau tidak adanya perbedaan antar sub-sub faktor, dan H 1 pada hipotesis statistik ketiga (Int. AxB#0) diterima. Oleh karena tidak terdapat interaksi faktor A dengan faktor B, maka secara metodologis analisis data tidak harus dilanjutkan pada pengujian simple effect (efek sederhana) A 1 B 1 dengan A 2 B 1 , A 1 B 2 dengan A 2 B 2 , A 1 B 1 dengan A 1 B 2 , dan A 2 B 1 dengan A 2 B 2 . Akan tetapi peneliti mencoba lebih jauh untuk melakukan pengujian terhadap simple effect. Tujuannya adalah untuk melacak terhadap ada atau tidak adanya perbedaan antar sub-sub faktor, dan
Berdasarkan perhitungan analisis simple effect, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut: (1) H o yang berbunyi A 1 B 1 = A 2 B 1 dan A 1 B 2 = A 2 B 2 ditolak, (2)
H o yang berbunyi A 1 B 1 = A 1 B 2 dan A 2 B 1 = A 2 B 2 diterima. Jika hasil analisis tersebut dikonfirmasi dengan teori, tidak adanya interaksi perbedaan hasil belajar antara ragam belajar dan hasil belajar jenis kelamin mengindikasikan bahwa hasil belajar ragam belajar memiliki hubungan dengan hasil belajar jenis kelamin. Dari hasil analisis lanjutan terhadap simple effect tersebut diketahui bahwa sel-sel yang menunjukkan tidak adanya efek perbedaan terdapat pada sub-sub faktor: (1) hasil belajar ragam sosial siswa pria dengan
hasil belajar ragam sosial siswa wanita (sel-sel A 2 B 1— A 2 B 2 ) dan (2) hasil belajar ragam rasional siswa pria dengan hasil belajar ragam rasional siswa wanita (sel- sel A 1 B 1— A 1 B 2 ). Sedangkan pada sub-sub faktor: (1) hasil belajar ragam rasional siswa pria dengan hasil belajar ragam sosial siswa pria (sel-sel A 1 B 1—
A 2 B 1 ) dan (2) hasil belajar ragam rasional siswa wanita dengan hasil belajar ragam sosial siswa wanita (sel-sel A 1 B 2— A 2 B 2 ), terdapat efek perbedaan. Lebih jauh, variabel yang dibedakan adalah hasil belajar berupa rerata nilai, tidak secara spesifik menunjuk pada bidang studi atau ragam belajar tertentu. Dari hasil analisis di atas diketahui bahwa perbedaan hasil belajar terjadi pada perbedaan ragam belajar, bukan pada perbedaan jenis kelamin. Dengan demikian dapat dipahami, bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin tidak menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar.
Selanjutnya secara metodologis, hasil analisis penelitian dengan Anava untuk menguji perbedaan ini memerlukan koreksi dan tindak lanjut dalam bentuk uji perlakuan (eksperimen). Sebabnya adalah, pada sebagian masalah penelitian, uji perbedaan tidak dapat dipaksakan penggunaannya. Dengan demikian, konfirmasi teoretis dalam penelitian ini adalah perlunya uji eksperimental untuk menguji perbedaan hasil belajar pada ragam belajar dan jenis kelamin. Jika tidak dilakukan uji eksperimen, maka desain penelitian diubah menjadi uji hubungan.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN