Kerangka Berpikir
B. Kerangka Berpikir
Riduwan (2005) mengemukakan, bahwa kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi, dan telaah kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antarvariabel penelitian. Variabel- variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan
penelitian. 11 Dalam hemat peneliti, keranhka berpikir juga menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada pembaca, mengapa ia
11 Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2005), h.34-35.
mempunyai anggapan seperti apa yang dinyatakan dalam hipotesis. Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti serta keterkaitan antarvariabel yang diteliti.
Penelitian ini pada dasarnya ingin mencari perbedaan hasil belajar ragam rasional dan ragam sosial antara siswa pria dan siswa wanita. Hasil belajar adalah tingkat mutu perolehan belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor atau nilai yang secara institusional diperoleh dari kegiatan evaluasi belajar sesuai dengan jenjang dan sifatnya. Jenjang evaluasi ini dilaksanakan sesuai dengan jenjang tujuan PBM yang telah ditetapkan sebelumnya, berdasarkan irumusan vasrianel dan indikator-indikator yang dikembangkan dari Abin Syamsuddin Makmun, 2000:185 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI, Nomor 20 Tahun 2007. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil evaluasi belajar tahap sumatif atau ujian akhir semester, dan substansi yang diukur adalah rerata nilai hasil evaluasi belajar seluruh bidang studi yang dievaluasi pada ujian akhir semester.
Ragam belajar adalah macam-macam kegiatan proses belajar yang memiliki corak yang berbeda-beda antara satu dan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Ragam-ragam belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah ragam belajar rasional dan ragam sosial, yang rumusan variabel dan indikator-
indikatornya dikembangkan dari Muhibbin Syah (2003). 12 Ragam rasional adalah ragam belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir secara logis dan sistematis (sesuai dengan akal sehat), yang bertujuan memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip (rumus-rumus) dan konsep-konsep, yang memerlukan peran kemampuan rational problem solving dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis, dan mencakup bidang-bidang studi Matematika dan Fisika. Ragam belajar rasional diukur dengan indikator-indikator: (1) dimensi tujuan yang meliputi: (a) memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip (rumus-rumus), (b) memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan konsep-
12 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, h. 125-131.
konsep, (2) dimensi peran/kemampuan yang diperlukan yang meliputi: (a) kemampuan rational problem solving dengan pertimbangan dan strategi akal sehat (logis), (b) kemampuan rational problem solving dengan pertimbangan dan strategi yang sistematis, dan (3) dimensi cakupan bidang studi yang meliputi: dimensi-dimensi sikap terhadap bidang-bidang studi (a) Matematika dan (b) Fisika.
Sedangkan ragam sosial adalah ragam belajar yang memahami masalah- masalah sosial dan teknik-teknik untuk memecakhan masalah tersebut, yang bertujuan menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah- masalah sosial dan mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama secara berimbang dan proporsional, yang memerlukan kepekaan dan kepedulian sosial, dan mencakup bidang-bidang studi Ilmu pengetahuan Sosial (IPS), Agama, dan PPKN. Ragam belajar soaial diukur dengan indikator-indikator: (1) dimensi tujuan yang meliputi: .(a) menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial, (b) menguasai pemahaman dan kecakapan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama secara berimbang dan proporsional, (2) dimensi peran/kemampuan yang diperlukan yang meliputi: (a) memiliki kepekaan sosial, (b) memiliki kepedulian sosial, dan (3) dimensi cakupan bidang studi yang meliputi: dimensi-dimensi sikap terhadap bidang- bidang studi (a) IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan (b) Pelajaran Agama.
Hasil belajar pada ragam rasional memiliki karakteristik yang khas karena lebih menonjolkan dimensi kognitif. Sedangkan hasil belajar pada ragam sosial memiliki karakteristik yang khas karena lebih menonjolkan dimensi-dimensi afektif dan psikomotorik. Dengan demikian, diduga terdapat perbedaan antara hasil belajar ragam rasional dengan hasil belajar ragam sosial; dan diduga terdapat perbedaan hasil belajar ragam rasional dengan ragam sosial antara siswa pria dan siswa wanita. Selanjutnya diduga terdapat interaksi hasil belajar pada ragam belajar dengan jenis kelamin siswa.
Pada akhirnya diduga terdapat perbedaan hasil belajar ragam rasional dengan ragam sosial antara siswa pria dan siswa wanita. Secara skematis kerangka berpikir ini disajikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.3. Skema Kerangka Berpikir RAGAM BELAJAR (A)
HASIL BELAJAR Ragam Sosial
Rasional
perbedaan hasil
(A 2 )
(A 1 )
1 —A 2 (Main Effect 1)
belajar A
4. Diduga terdapat
Siswa Pria
A 1 B 1 perbedaan hasil A 2 B 1
(B 1 )
belajar A 1 B 1 —
2. Diduga terdapat
6. Diduga
7. Diduga
terdapat KELAMIN hasil belajar
perbedaan terdapat perbedaan
hasil belajar (Main
SISWA (B) B 1 —B 2 hasil belajar
interaksi
A 1 B 1 —A 1 B 2 AXB A 1 B 1 —A 2 B 2 Effect 2)
5. Diduga terdapat
Siswa
perbedaan hasil
Wanita
A 1 B 2 belajar A 1 B 2 —
(B 2 )
Dengan demikian, diduga terdapat perbedaan hasil belajar ragam rasional dan ragam sosial antara siswa pria dan siswa wanita.