Kendala yang dihadapi dalam menjalakan roda organisasi BKKBN setelah menjadi KKB.

F. Kendala yang dihadapi dalam menjalakan roda organisasi BKKBN setelah menjadi KKB.

Perubahan BKKBN menjadi KKB membawa perubahan yang mendasar pada pelaksanaan dan terselenggaranya roda organisasi KKB. Hal ini mencakup Perubahan BKKBN menjadi KKB membawa perubahan yang mendasar pada pelaksanaan dan terselenggaranya roda organisasi KKB. Hal ini mencakup

Sumber pendanaan KKB mengalami masalah yang sangat berarti dan berimbas pada pelaksanaan kegiatan. Pendanaan yang berubah seiring dengan perubahan bentuk kantor dari BKKBN menjadi KKB mengakibatkan banyak kegiatan KB yang terancam tidak dapat dilaksanakan secara optimal karena dana yang di alokasikan sangat minim. Dana dari pemerintah daerah melalui APBD tidak dapat mengakomodir semua kegiatan yang direncnakan oleh KKB. Berikut menurut penuturan ibu Niken selaku KTU KKB : “ semenjak menjadi KKB memang pendanaan menjadi kendala bagi kami untuk

merancang program dan kegiatan. Karena dana yang saat ini kita terima dari APBD tidak bisa mengkover semua kegiatan yang kita rencanakan. Sementara

dana bantuan dari pemerintah pusat semakin dikurangi dan tidak mencukupi untuk menutup kekurangan dan dari APBD.”

Lain halnya dengan ibu Niken, Bpk Rafael menjelaskan mengenai kendala yang dihadapi pada pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh KKB terkait dengan pelaksanaan kegiatan di tingkat bawah( kecamatan dan desa). Berikut menurut keterangan bapak rafael :

“ kita mengalamai kesulitan dalam hal pelaksanaan kegiatan ditingkat bawah mas, dalam hal ini di kecamatan-kecamatan. Hal ini dikarenakan petugas PLKB yang dahulu kita punya sekarang tidak ada jumlahnya saat ini hanya satu di masing-masing kecamatan. Dahulu kita punya petugas plkb yang dapat kita perintah langsung tetapi sekarang karena bentuk organisasi kita berubah dari BKKBN menjadi KKB maka seluruh petugas PLKB di kecamatan dan desa statusnya pindah menginduk pada pegawai Dinas kesehatan. Perubahan status ini membawa dampak bagi kita. Ketika kita mau menggerakkan petugas

PLKB di kecamatan sekarang harus mendapat persetujuan dahulu kepada Kepala Dinas Kesehatan.”

Demikian juga dengan pendapat ibu kepala dinas KB yang menyatakan bahwa :

“ memang kita saat ini kehilangan petugas lapangan yang berada di kecmatan dan desa. Dahulu masing masing desa ada petugas penyuluh lapangan yang bertugas menjalankan operasional kegiatan minimal satu orang. Sekarang karena berubah maka petugas2 tersebut kepegawaiannya diambil alih oleh dinas kesehatan dan jumlahnya semakin lama semakin dikurangi. Sekarang hanya ada satu petugas di masing-masing kecamatan saja. Itupun mereka statusnya pegawai PLKB yang dimiliki oleh dinas kesehatan. Jadi ketika kita mau meminta bantuan kepada mereka kita harus mendapat persetujuan dari dinas kesehatan.

Dari beberapapernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam perubahan organisasi BKKBN menjadi KKB mengalami kendala yang cukup berarti dalam melaksanakan kegiatan/program yang di canangkan. Kendala ini merupakan hasil dari perubahan organisasi KB di kabupaten Klaten, yang apabila tidak ditangani dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah Kabupaten maka akan membawa dampak yang akan menghambat kinerja KKB.

Matrik Perubahan Organisasi BKKBN menjadi KKB di Kabupaten Klaten.

Dimensi Dampak SebelumPerubahan ( BKKBN

Keorganisasian - Bentukorganisasi BKKBN; kewenanganterhadapurusankele

urusan pemerintah pusat;

- Secaravertikal (merupakanwakilpusatdidaerah)

Pendanaan - Pendanaanberasaldari APBN sebgai sumber pendanaan uta

dana APBD; - Dana daripusatbesardanbisamengcoverpendanaansemuakeg Kepegawaian

- Sejumlah 238 orang tenagaoperasionaldantenagateknis yan

kecamatandan di desa; - Dulumudahmenggerakan PLKB di kecamatan ;

- Mudahketikakitamaumenjalankansuatukegiatankarenadapa

Program/kegiatan - Seputar program keluargaberencana; misalsosialisasialat K

pendidikan KB.

StrategiPelaksanaanKegiatan/program - Menggerakkanpetugas PLKB yang ada di lapangan, baikke

desa.