Tinjauan Kota Surakarta
A. Tinjauan Kota Surakarta
Surakarta atau juga dikenal dengan Kota Solo sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Inti dari pertumbuhan dan perkembangan kota Solo tersebut terutama dicirikan dari perkembangan kegiatan dan fisik kota yang ada di dalam wilayah administrasi Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Rencana Umum Tata Ruang Kota Solo memiliki beberapa rumusan dan konsepsi, salah satunya mengenai kota, strategi dasar pengembangan sektor- sektor dan bidang pembangunan, kependudukan, intensifikasi dan ekstensifikasi pemanfaatan ruang kota dan pengembangan fasilitas dan utilitas.
Kota Solo mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang budaya, pariwisata, dan perdagangan. Di bidang budaya, Keraton Kasunanan Surakarta menjadi pusat perkembangan budaya kota Solo. Obyek budaya kota Solo lainnya, antara lain : Mangkunegaran, Radya Pustaka, Taman Sriwedari, dan Monumen Pers. Karena potensi besar dalam budaya, kota Solo mendapat sebutan sebagai kota budaya. Di bidang wisata, potensi kota Solo antara lain : Taman Balekambang, Taman Satwa Taru Jurug, dan lain-lain. Sedangkan dalam bidang perdagangan dapat dilihat dengan banyaknya pusat-pusat perdangan baik tradisional maupun modern di kota Solo, seperti Pasar Klewer, Pasar Gedhe, Pasar Legi, Solo Grand Mall, Pusat Grosir Solo, Beteng Trade Center, De’ Laweyan Mall, Matahari Singosaren Plaza, Alfa, Carefour, Makro, Goro Assalam, Rimo, dan lain-lain.
Dan jika ditinjau dari infrastruktur sarana dan prasarana kotanya, kota Solo sudah memiliki cukup fasilitas kota untuk mendukung aktifitas warga kotanya, seperti jalan, jaringan air bersih, jaringan riol air kota, jaringan listrik, dan jaringan telpon.
1. Keadaan geografis
Secara geografis Kota Surakarta terletak pada 110 o 45’15’’ – 110 o 45’35’’ Bujur Timur dan antara 7 o 36’00’’ – 7 o 56’00’’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 4.404,06 Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan diantara tiga gunung, yaitu Gunung Lawu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Sedangkan di sebelah timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo. Wilayah Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian antara 80m hingga 110m di atas permukaan air laut. Dari segi lalulintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi kota Surakarta berada pada jalur strategis yaitu pada simpul lalu- lintas yang menghubungkan Semarang – Yogyakarta (Joglo Semar) dan jalur Surabaya – Yogyakarta. Luas wilayah kota Surakarta sebesar 4.404,06 Ha dikelilingi oleh beberapa kabupaten di sekitarnya, yaitu kebupaten: Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Klaten, Wonogiri dan Sragen. Ketujuh wilayah daerah tersebut tergabung dalam kerjasama antar daerah SUBOSUKAWANASRATEN. Kota Surakarta berbatasan langsung dengan tiga kabupaten disekelilingnya yaitu: Utara
: Kabupaten Boyolali
Timur
: Kabupaten Karanganyar
Selatan
: Kabupaten Sukoharjo
Barat
: Kabupaten Sukoharjo. Secara adminitratif pemerintahan, wilayah Kota Surakarta terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu kecamatan Serengan, kecamatan Pasarkliwon, kecamatan Laweyan, kecamatan Banjarsari dan kecamatan Jebres. Sedangkan jumlah kelurahannya sebanyak 51 kelurahan dengan 592 RW, 2.645 RT dan 129.380 KK.
http://soloraya.net/info/Kebijakan-Perubahan-Iklim-Di-Surakarta.pdf ( 30 September 2010 )
2. Keadaan klimatologi
Termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah Termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah
3. Tinjauan tata ruang kota Surakarta
Pada tata ruang kota Surakarta dapat dikatakan menjari dan memusat dengan perkembangan, yaitu kearah Yogyakarta, Semarang, Wonogiri dan Sukoharjo, Surabaya, Sragen, Karanganyar, sukoharjo. Kota Surakarta mempunyai 3 bagian utama dalam pola tata ruang kota, yaitu :
Bagian 1, kawasan pusat kota, meliputi kegiatan utama berupa kegiatan pemerintahan, perdagangan primer, kantor-kantor swasta, dan peninggalan sejarah.
Bagian 2, merupakan kawasan yang terdiri atas kegiatan penunjang berupa pusat rekreasi dan olahraga, perdagangan sekunder, militer, dan pemerintahan distrik.
Bagian 3, merupakan lapisan terluar berupa pusat-pusat industri besar dan rumah tangga, pemukiman baru, pusat pendidikan, satasiun, terminal, dan pertanian.
FUNGSI SWP
LOKASI AKTIVITAS/ FUNGSI KOTA
Pucangsawit Mangkunegaran,
Balaikota, Kawasan Komersial
Keraton, Kawasan Komersial
Tabel 3.1 Fungsi SWP kota Surakarta
Sumber : RUTRK Kotamadya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel
Sriwedari, Balekambang, Manahan
Sondakan, Laweyan
Jajar
Sumber, Banyuanyar
Taman Jurug, UNS,
Kawasan Komersial
A. PARIWISATA
B. KEBUDAYAAN
C. OLAH RAGA
D. INDUSTRI
E. PENDIDIKAN
F. PERDAGANGAN
G. PUSAT ADMINISTRASI/PERKANTORAN
H. PERUMAHAN
Keterangan :
A : fungsi pariwisata
B : fungsi kebudayaan
C : fungsi olahraga
D : fungsi industry BWK : Bagian Wilayah Kota Inter : Internasional
E : fungsi pendidikan
F : fungsi perdagangan
G : fungsi pusat administrasi dan
perkantoran
H : fungsi perumahan
Gambar 3.1 Peta Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
Sumber :
Dari uraian tabel fungsi SWP maka daerah yang memiliki potensi fungsi pariwisata, komersial dan pendidikan adalah, Balaikota, Keraton, Sriwedari, Balekambang, Manahan Taman Jurug, UNS, dan kadipiro.
4. Penataan bangunan di Surakarta
Penataan bangunan di Surakarta berdasarkan RUTRK Surakarta 1993 – 2013 adalah sebagai berikut :
a. Penataan lingkungan dan bangunan
Penataan kepadatan bangunan pada penggalan jalan utama untuk setiap SWP di kota Surakarta :
1) Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasat ( ALD ) tinggi ( > 75 % ), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan ( KB ) maksimal 4 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan.
2) Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar ( ALD ) sedang ( 50 –
75 % ), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan ( KB ) maksimal 8 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan serta KB maksimal 2 lantai untuk perumahan.
3) Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar ( ALD ) rendah ( 20 –
50 % ), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan ( KB ) maksimal 9 lantai yang berfungsi komersial di daerah perdagangan serta KB maksimal 2 lantai untuk industri.
b. Penataan perpetakan bangunan jalan – jalan utama
Penataan perpetakan bangunan jalan – jalan utama yang ada di kota Surakarta antara lain :
1) Kawasan peruntukan dan penggalan jalan dengan petak > 5000
m² untuk KB minimal 9 lantai.
2) Kawasan peruntukan dan penggalan jalan dengan petak 2000 –
5000 m² untuk KB maksimal 8 lantai
3) Kawasan peruntukan dan penggalan jalan dengan petak 1000 –
4) Kawasan peruntukan dan penggalan jalan dengan petak < 1000
m² untuk KB maksimal 2 lantai.
c. Penataan ketinggian bangunan
Sesuai dengan arahan RUTRK yang mendasarkan atas penilaian dari beberapa faktor seperti; harga tanah, lebar jalan, penggunaan tanah, keberadaan bangunan kuno, kepadatan bangunan, kecenderungan ( intensitas bangunan ), jalur pesawat terbang, maka kawasan potensial untuk bangunan bertingkat banyak di kota Surakarta adalah sebagai berikut :
1) Kawasan sangat potensial
Kawasan sepanjang Jl. Slamet Riyadi, Urip Sumoharjo, Jendral Sudirman, Yos Sudarso, Gatoto Subroto, dan Dr. Rajiman.
2) Kawasan potensial
Kawasan sepanjang Jl. Ahmat Yani, Kapten Mulyadi, Gajah Mada, Sutan Syahril, S. Parman, Brigjen Sudiarto, Veteran, Honggowongso, dan Kol. Sutarto.
3) Kawasan cukup potensial
Kawasan di sepanjang Jl. RM Said, Ahmad Dahlan, Juanda, Teuku Umar, Ronggowarsito, Kartini, Monginsidi, Dr. Rajiman ( Laweyan ), Adi Sucipto, Dr. Muwardi, dan Brigjend Katamso.
4) Kawasan kurang potensial
Kawasan sepanjang Jl. Kyai Mojo, Cokroaminoto, Suryo, Yosodipuro, Bayangkara, Perintis Kemerdekaan, Dr. Wahidin Hasanudin, MT. Haryono, Ir. Sutami, dan Kol. Sugiono.