Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Pada Pt Widya Duta Grafika Surakarta Dalam Bidang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

PT WIDYA DUTA GRAFIKA SURAKARTA DALAM BIDANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh ARIFIN DWI SUSILO NIM. E1107012 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

NIM : E1107012

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PADA PT WIDYA DUTA GRAFIKA SURAKARTA DALAM BIDANG JAMINAN SOSIAL TENAGA

KERJA adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Maret 2011

yang membuat pernyataan

Arifin Dwi Susilo NIM. E1107012

BIDANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. Penulisan Hukum (Skripsi). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. 2011

Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat maningkatkan produktivitas nasional.

Sudah menjadi kodrat, bahwa manusia itu berkeluarga dan berkewajiban menanggung keluarganya. Oleh karenanya, kesejahteraan yang dikembangkan bukan hanya bagi tenaga kerja sendiri, tetapi juga bagi keluarganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yang harus tetap terpelihara termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya resiko – resiko sosial antara lain kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia, dan hari tua.

Resiko-resiko sosial tersebut apabila tidak ada yang menangani, menjamin, melindungi para pekerja dari resiko-resiko tersebut pasti pekerja akan kesulitan untuk mendapatkan biaya perawatan dan pengobatannya, agar para pekerja bisa merasa lebih aman dalam melaksanakan pekerjaannya, sudah sepantasnya mereka mendapat perlindungan hukum yang memadai.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan dan prosedur kepesertaan perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang jaminan sosial tenaga kerja serta untuk mengetahui pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja oleh PT. Widya Duta Grafika Surakarta dan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh pengusaha dan tenaga kerja dalam melaksanakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Penulisan hukum ini termasuk dalam penulisan hukum normatif yang bersifat preskriptif. Data yang diperoleh adalah wawancara, studi pustaka, informasi dari PT. Widya Duta Grafika Surakarta dan dianalisa sesuai dengan informasi dan teori-teori yang dipilih. Data ini meliputi gambaran umum lokasi penelitian, pengaturan dan prosedur kepesertaan program jamsostek yang diikuti perusahaan, pelaksanaan dan jenis program jamsostek yang diikuti perusahaan, serta hambatan yang dialami oleh pengusaha dan pekerja dalam pelaksanaan program jamsostek.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa PT Widya Duta Grafika Surakarta telah melaksanakan Program Jamsostek yang terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua. Sedangkan untuk Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diselenggarakan sendiri oleh PT. Widya Duta Surakarta, sehingga pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi pekerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta, sudah berjalan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Kata Kunci: Perlindungan, Tenaga Kerja, Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PT. WIDYA DUTA GRAFIKA SURAKARTA IN THE FIELD OF SOCIAL SECURITY MANPOWER. Legal Writing (Thesis). Faculty of Law, Sebelas Maret University. 2011.

The participation of labor in national development has increased along with the various challenges and risks it faces. Therefore, to the work force needs to be given protection, maintenance and improvement of their welfare, so that in turn will

be able increase national productivity. Already a nature, that man was married and is obliged to support their families. Therefore, well-being developed not only for its own workforce, but also for their families in order to improve the welfare of the community in a broad sense, which must be maintained during labor had loss some or all of their income as a result of social risks that they get from accident work, illness, death, and old age.

That if social security there is no body handle it, to guarantee, and to protect the workers from that risks, they would be difficult to get the cost of their care and treatment,so that workers can be feel more secure in his job, it’s appropriate that they get legal protection adequate.

This study aim to determine the settings and procedures for legal protection of workers participation in PT. Widya Duta Grafika Surakarta in the field of social security program to know the implementation of social security program by PT. Widya Duta Grafika Surakarta and to identify barriers faced by entrepreneurs and workers in implementing the employees social security.

This legal writing is include in the normative legal writing type and it’s prescriptive. The data obtained are interviews, library research, information from the PT. Widya Duta Grafika Surakarta and analyzed according to the information and theories have ben choosen. This data includes an overview of the research location, arrangement and the procedures for security social program has ben joined by the company, execution and type of social security has ben joined by the company, and obstacle experienced by entrepreneurs and workers in the implementation of employees social security programs.

Based on the results obtained that PT. Widya Duta Grafika Surakarta has implemented social security program of work accident insurance, death benefit, old age benefit. As for the health care security program have ben held its own by PT. Widya Duta Grafika Surakarta, so the implementation of the manpower social security program for workers at PT. Widya Duta Grafika Surakarta, has ben running in accordance with Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek and Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek.

Keywords : Protection, Labor, Social Security Labor.

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS. Al-Maidah : 8 )

Sesungguhnya ALLAH SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum apabila mereka sendiri tidak merubahnya (QS. AR-Ro’ad :11)

Ilmu bila tidak diamalkan, seperti pohon yang tidak berbuah. (Hadist)

Kita tak akan pernah bisa melakukan hal-hal besar. Tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cara yang besar. (Sean Covey)

Usaha yang telah dimulai dengan baik tak boleh ditinggalkan,

hingga tercapai segala kemungkinan (William Shakespere)

Tak selalu orang terpintar yang mendapatkan yang terbaik, orang yang mempunyai kegigihan, orang yang terus bertahan dan tak pernah menyerah dalam mencapai sukses akan mendapatkan yang terbaik (W. E. Corey)

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, kupersembahkan karya kecil ini kepada :

• Kedua orang tuaku, dan saudara-saudaraku yang sangat kusayangi. • Para pembimbing skripsiku yang telah membimbing dan memberi data. • Sahabat serta Almamater Fakultas Hukum UNS. • Pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Segala puji syukur dan sembah sujud penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemilik segala Dzat dan penentu atas segala hal. Atas ridhoNYA, akhirnya penulis berhasil menyelesaikan penulisan hukum (Skripsi) ini dengan lancar. Tidak lupa, shalawat serta salam kepada Baginda Rasul, Muhammad SAW.

Penyusunan penulisan hukum skripsi ini mempunyai tujuan yang utama untuk melengkapi salah satu syarat dalam mencapai derajat sarjana (S1) dalam bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini tidak luput dari kekurangan, baik dari segi materi yang disajikan maupun dari segi analisanya, namun penulis berharap bahwa penulisan hukum ini mampu memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi pembacanya.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Mohammad Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Harjono, S.H., M.H., selaku Ketua Program Non Reguler Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi H, S. H., M.M., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Rahayu Subekti, S.H., M.Hum., selaku pembimbing penulisan skripsi yang telah bersedia menyediakan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis.

5. Bapak H. Prathita Widyasakta, S.E., selaku Direktur Utama PT. Widya Duta Grafika Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Ibu Tarina, Ibu Dhanik, Ibu Riyatmi dan seluruh staff PT. Widya Duta Grafika Surakarta yang telah banyak membantu memberikan arahan dan data untuk terwujudnya skripsi ini.

7. Ibu Diana Tantri C, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing Akademik penulis.

selalu memberikan cinta, kepercayaan, nasehat, dorongan, bantuan dan doa yang tiada henti.

10. Mas Deni, Mas Yusuf dan Mbak Ila, kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.

11. Seluruh keluarga besar H. Muhammad Syahir yang selalu memberikan semangat kepadaku untuk cepat lulus.

12. Para teman dan sahabat baikku A.R.M.K Comunity : Angga, Engga, Condro, Nopiyan, Mustofa dan Wahyu, hidup selalu penuh warna dan terasa indah ketika bersama kalian, dengan canda tawa yang selalu ada.

13. Para teman dan sahabat baikku di Fakultas Hukum UNS : Angga B. P., Hengky, Mahendra S.W., Ganyot, Arip Bayat, Lia, Risky dan Wiwik terimakasih untuk kerjasama dan bantuannya selama ini. Teman-teman Magang Periode X Pemkot Surakarta, Team Futsal Hukum Nonreg, teman- teman P.E.S. Comunity, teman- teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.

14. Seluruh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Marilah dengan bangga kita teriakkan ”Viva Justisia !!!!!”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan lapang dada penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penulisan hukum ini

Surakarta, Maret 2011

Penulis

A. Kesimpulan ....................................................................... 59

B. Saran ......................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA

......................................................................... 62 LAMPIRAN ......................................................................... 64

™ Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 37 ™ Bagan Struktur Organisasi PT. Widya Duta Grafika Surakarta......... 42

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, sedang giat melaksanakan pembangunan, yang mencoba bangkit dari keterpurukan akibat krisis multidimensi yang menghantam bangsa Indonesia. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan dalam rangka untuk melakukan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik materil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pembangunan sebagai suatu cara mengubah masyarakat yang terpola dan teratur dimaksudkan untuk meningkatkan peradaban manusia, kualitas hidup, manusia baik kesehatan, intelektualitas kesejahteraan maupun kesenangan hidup (Lili Rasyidi dan I. B. Wiyasa Putera, 1993 : 120).

Pelaksanaan pembangunan nasional tersebut, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan dan dituntut dapat berpartisipasi dan berperan aktif bersama pengusaha dalam upaya menuju perbaikan dan peningkatan taraf hidup bangsa dengan jalan meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.

Peningkatan produksi dan produktifitas kerja serta kelangsungan kegiatan usaha secara kesinambungan hanya dimungkinkan apabila telah terbentuk suatu hubungan kerja yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan seimbang antara pengusaha dan pekerja sehingga tercipta ketenangan usaha dan ketenangan kerja sesuai asas hubungan industrial yang terbuka, transparan dan komunikatif.

Adapun kewajiban dari pengusaha adalah sebagai berikut:

1. Membayar upah pekerja.

2. Memberi istirahat mingguan dan hari libur.

3. Mengatur tempat kerja dan alat-alat kerja yang bertujuan menghindari 3. Mengatur tempat kerja dan alat-alat kerja yang bertujuan menghindari

5. Bertindak sebagai pengusaha / majikan yang baik.

6. Memberi pengobatan dan perawatan kepada pekerja yang sakit atau mendapat kecelakaan.

Sedangkan kewajiban dari pekerja antara lain :

1. Melakukan pekerjaan yang diperjanjikan sesuai dengan kemampuannya.

2. Mentaati tata tertib perusahaan sesuai yang tercantum dalam peraturan perusahaan.

3. Wajib membayar denda atau ganti rugi, terbatas pada kerugian yang terjadi karena perbuatannya yang disengaja atau karena kelalaiannya.

4. Bertindak sebagai pekerja yang baik yaitu melakukan atau tidak melakukan segala sesuatu yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan oleh pekerja yang baik dalam keadaan sama.

Ketenangan usaha dan ketenangan Pekerja hanya dapat dicapai apabila pengusaha dan pekerja dapat memahami dan menghayati hak dan kewajibannya masing-masing sehingga menumbuhkan rasa saling mengerti, saling menghargai, dan menghormati dengan tidak mengabaikan nilai-nilai rasionalitas dan akuntabilitas.

Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan pelaksanaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diarahkan pada peningkatan harkat, martabat, dan kemampuan manusia, serta kepercayaan pada diri sendiri dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur baik materiil maupun spiritual.

Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan

perhatian oleh publik atau menjadi sorotan adalah jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK).

Jamsostek atau jaminan sosial tenaga kerja adalah program pemerintah, untuk memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja, guna menjaga harkat dan mertabatnya sebagai manusia, dalam mengatasi risiko-risiko yang timbul di dalam hubungan kerja. Jamsostek memberi kepastian jaminan dan perlindungan terhadap risiko sosial-ekonomi, yang ditimbulkan kecelakaan kerja, cacat, sakit, hari tua dan meninggal dunia ( Sastrio Aris Munandar, Prospek dan Tantangan Terhadap Peran Jamsostek Dalam Melindungi dan Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja , http://www.hukumonline.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010, pukul

21.00 WIB ). Sudah menjadi kodrat, bahwa manusia itu berkeluarga dan berkewajiban

menanggung keluarganya. Oleh karenanya, kesejahteraan yang dikembangkan bukan hanya bagi tenaga kerja sendiri, tetapi juga bagi keluarganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yang harus tetap terpelihara termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya resiko – resiko sosial antara lain kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia, dan hari tua.

Resiko-resiko sosial tersebut apabila tidak ada yang menangani, menjamin, melindungi para pekerja dari resiko-resiko tersebut pasti pekerja akan kesulitan untuk mendapatkan biaya perawatan dan pengobatannya, agar para pekerja bisa merasa lebih aman dalam melaksanakan pekerjaannya, sudah sepantasnya mereka mendapat perlindungan hukum yang memadai.

Pasal 99 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa : Pasal 99 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa :

2) Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyelenggara program Jaminan Sosial Tenaga kerja dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT. Jamsostek ( Persero ), yang dalam pelayanannya mengutamakan pelayanan kepada peserta. Program Jamsostek diprioritaskan kepada tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan, sedang bagi tenaga kerja diluar hubungan kerja atau tidak bekerja pada perusahaan diatur dalam peraturan tersendiri.

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pasal 2 ayat (3) menetapkan bahwa : Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PT. Widya Duta Grafika Surakarta sebagai salah satu perusahaan swasta yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, dimana mempunyai pekerja sejumlah 102 orang maka wajib ikut Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dan untuk mengetahui bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja dalam bidang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang ada di perusahaan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan meneliti dengan mengambil judul:

”PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PADA PT WIDYA DUTA GRAFIKA SURAKARTA DALAM BIDANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA “

Perumusan masalah adalah objek yang menjadi dasar pertanyaan berdasarkan uraian latar belakang permasalahan. Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan dan prosedur kepesertaan perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang jaminan sosial tenaga kerja ?

2. Apakah PT. Widya Duta Grafika Surakarta sudah melaksanakan seluruh program jaminan sosial tenaga kerja ?

3. Hambatan apa yang dihadapi dalam melaksanakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja oleh pengusaha dan pekerja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah jawaban dalam penelitian itu sendiri. Berdasarkan penelitian hukum ini, maka tujuan yang hendak dicapai meliputi dua tujuan, yaitu :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui pengaturan dan prosedur kepesertaan perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang jaminan sosial tenaga kerja.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja oleh PT. Widya Duta Grafika Surakarta.

c. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh pengusaha dan tenaga kerja dalam melaksanakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memperluas pengetahuan hukum bagi penulis melalui suatu penelitian hukum, dalam bidang Hukum Administrasi Negara yang mencakup permasalahan perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang jaminan sosial tenaga kerja.

skripsi sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan bagi penulis serta memberikan masukan bagi penulis mengenai Ilmu Hukum pada umumnya serta hukum ketenagakerjaan dan jamsostek pada khususnya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan harapan dari hasil dan pembahasan suatu penelitian. Manfaat dari penulisan hukum ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran di bidang ilmu hukum pada umumnya dan bermanfaat bagi perkembangan hukum ketenagakerjaan dan jamsostek yang ada di Indonesia pada khususnya.

b. Memberikan masukan dan penjelasan mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang jaminan sosial tenaga kerja.

c. Memberikan sumbangan dalam memperbanyak referensi ilmu di bidang hukum ketenagakerjaan dan jamsostek.

2. Manfaat Praktis

a. Meningkatkan daya kritis, mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis serta untuk menerapkan ilmu yang penulis peroleh selama di bangku kuliah.

b. Memberikan masukan pemikiran bagi pihak-pihak yang terkait serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti serta bermanfaat bagi para pihak yang berminat pada masalah yang sama.

c. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja dalam bidang jaminan sosial tenaga kerja.

Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2006: 35).

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan metode penulisan antara lain sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian normatif adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan, yaitu penelitian hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan-bahan tersebut disusun secara sistimatis, dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan dalam hubungan dengan masalah yang diteliti.

Penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya (Johnny Ibrahim, 2006: 57).

Penelitian hukum normatif memiliki definisi yang sama dengan penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu penelitian berdasarkan bahan- bahan hukum (library based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder (Johnny Ibrahim, 2006: 44).

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti tentang perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

2. Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis mempunyai sifat sebagai ilmu yang preskriptif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Sifat preskriptif keilmuan hukum ini merupakan sesuatu yang substansial di dalam ilmu hukum. Hal ini 2. Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis mempunyai sifat sebagai ilmu yang preskriptif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Sifat preskriptif keilmuan hukum ini merupakan sesuatu yang substansial di dalam ilmu hukum. Hal ini

3. Pendekatan Penelitian Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu hukum yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang (statue approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan komparatif (comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach).

Dalam penelitian ini maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach). Pendekatan undang- undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani untuk menelaah unsur filosofis adanya suatu peraturan perundang-undangan tertentu yang kemudian dapat disimpulkan ada atau tidaknya benturan filosofis antara undang-undang dengan isu hukum yang ditangani. Selain itu juga digunakan berbagai pendekatan terhadap masalah yang ingin dicari pemecahan dan jalan keluarnya akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan (Peter Mahmud Marzuki, 2006: 93).

Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah menggunakan pendekatan perundang – undangan, yaitu menggunakan kaidah – kaidah hukum serta ketentuan peraturan perundang – undangan mengenai perlindungan hukum tenaga kerja pada pekerja dalam bidang Jaminan Sosial Tenaga Kerja ( Jamsostek ). Dalam hal ini Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 jo. Peraturan

Surakarta.

4. Jenis Data Berkaitan dengan jenis penelitian yang dilakukan penulis yang merupakan penelitian normatif, maka jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku, literatur, peraturan perundang-undangan, makalah, artikel, media massa, bahan-bahan dari internet, hasil – hasil penelitian yang berbentuk laporan dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Juga bisa diperoleh dari peneliti yang sebelumnya telah diolah oleh orang lain.

5. Sumber Data Berkaitan dengan jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini, maka sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Namun, dalam bukunya Penelitian Hukum, Peter Mahmud Marzuki mengatakan bahwa pada dasarnya penelitian hukum tidak mengenal adanya data sehingga yang digunakan adalah bahan hukum. Dalam hal ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim (Peter Mahmud Marzuki, 2006: 141).

Bahan hukum primer adalah menggunakan bahan hukum yang mengikat, maka yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan peraturan pelaksananya, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Perusahaan PT. Widya

Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud Marzuki, 2006: 141).

Bahan hukum sekunder yang akan digunakan di dalam penelitian ini yaitu buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum, jurnal hukum, artikel, internet, dan sumber lainnya yang memiliki korelasi dengan isu hukum yang akan diteliti di dalam penelitian ini.

Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder sebagai pendukung data primer yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain : buku-buku yang terkait, literatur – literatur yang terkait, karya ilmiah, makalah, artikel, dan lain-lain.

6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah dengan pengumpulan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, serta bagaimana bahan hukum tersebut diinventarisasi dan diklarifikasi dengan menyesuaikan dengan masalah yang dibahas. Untuk tujuan ini, sering digunakan sistem kartu. Bahan hukum yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dipaparkan, disistemisasi, kemudian dianalisis untuk menginterpretasikan hukum yang berlaku (Johnny Ibrahim, 2006: 296).

Berkaitan dengan jenis penelitian maka teknik yang digunakan adalah studi kepustakaan adalah mengumpulkan data sekunder. Penulis mengumpulkan data sekunder dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, karya ilmiah, makalah, artikel, koran, dan bahan kepustakaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta beberapa data dimintakan klarifikasi kepada PT. Widya Duta Grafika Surakarta.

Langkah-langkah yang berkaitan dengan pengolahan terhadap bahan- bahan hukum yang telah dikumpulkan untuk menjawab isu hukum yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Tentu juga menyangkut kegiatan penalaran ilmiah terhadap bahan-bahan hukum yang dianalisis, baik menggunakan penalaran induksi, deduksi, maupun abduksi (Johnny Ibrahim, 2006: 297).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan silogisme deduksi (inteprestasi) dengan menginteprestasikan hukum yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dipaparkan, disistemisasi, kemudian dianalisis untuk menginterpretasikan hukum yang berlaku.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Penelitian ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan sebagai gambaran tentang penulisan ilmiah ini secara keseluruhan, artinya pada sub bab ini akan diuraikan secara sistematis keseluruhan isi yang terkandung dalam skripsi ini, yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah yang berisi tentang isu hukum tentang jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK); rumusan masalah berisi tentang pengaturan dan prosedur kepesertaan perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang Jamsostek, pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) di PT Widya Duta Grafika Surakarta serta hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK); tujuan penelitian berisi tujuan obyektif dan subyektif, manfaat penelitian berisi manfaat teoritis dan praktis, metode penelitian berisi jenis penelitian, sifat penelitian, Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah yang berisi tentang isu hukum tentang jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK); rumusan masalah berisi tentang pengaturan dan prosedur kepesertaan perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang Jamsostek, pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) di PT Widya Duta Grafika Surakarta serta hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK); tujuan penelitian berisi tujuan obyektif dan subyektif, manfaat penelitian berisi manfaat teoritis dan praktis, metode penelitian berisi jenis penelitian, sifat penelitian,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi kerangka teori dan kerangka pemikiran yang diuraikan mengenai kajian pustaka berkenaan dengan judul dan masalah yang diteliti yang memberikan landasan, yaitu tinjauan tentang perlindungan hukum (pengertian dan tujuan), tinjauan tentang hukum ketenagakerjaan (pengertian, sifat, sumber), tinjauan tentang ketenagakerjaan dan tinjauan tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) (pengertian, jenis-jenis, pengaturan, sifat dan manfaat).

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi laporan hasil penelitian yang diperoleh yang disertai dengan pembahasan yang dikaitkan dengan permasalahan, kerangka teori, kerangka pemikiran, dengan teknik analis data yang telah ditentukan dalam metode penelitian yaitu, gambaran umum tentang PT Widya Duta Grafika Surakarta, pengaturan dan prosedur program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, pelaksanaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta, hambatan dalam pelaksanaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta

BAB IV

PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan yang intinya bahwa pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi pekerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta, sudah berjalan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek sehingga telah memenuhi aspek perlindungan hukum bagi pekerja dan saran-saran yang ditujukan pada pihak-pihak terkait dengan permasalahan penelitian untuk kepentingan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Perlindungan Hukum

a. Pengertian Hukum Kata “hukum” mengandung makna yang luas meliputi semua peraturan atau ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi terhadap pelanggarnya. Para ahli sarjana hukum memberikan pengertian hukum dengan melihat dari berbagai sudut yang berlainan dan titik beratnya. Berbeda-beda antara ahli yang satu dengan yang lain, karena itu tidak ada kesatuan atau keseragaman tentang definisi hukum, antara lain di bawah ini:

1) Menurut Van Kan Hukum merupakan keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat.

2) Menurut Utrecht Hukum merupakan himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah.

3) Menurut Wiryono Kusumo Hukum adalah merupakan keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib di dalam masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi.

Pendapat para ahli hukum belum terdapat satu kesatuan mengenai pengertian hukum, namun dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hukum memiliki beberapa unsur yaitu :

1) Adanya peraturan/ketentuan yang memaksa.

4) Mempunyai sanksi.

Peraturan yang mengatur kehidupan masyarakat mempunyai dua bentuk yaitu tertulis dan tidak tertulis. Peraturan yang tertulis sering disebut perundang undangan tertulis atau hukum tertulis dan kebiasan- kebiasaan yang terpelihara dalam kehidupan masyarakat. Sedang Peraturan yang tidak tertulis sering disebut hukum kebiasaan atau hukum adat.

b. Tujuan Hukum Pergaulan masyarakat terdapat aneka macam hubungan antara anggota masyarakat,yakni hubungan yang ditimbulkan oleh kepentingan- kepentingan anggota masyarakat itu.

Banyak aneka ragamnya hubungan itu ,para anggota masyarakat memerlukan aturan aturan yang dapat menjamin keseimbangan agar dalam hubungan hubungan itu tidak terjadi kekacauan dalam masyarakat.Untuk itu diperlukan aturan aturan hukum yang diadakan atas kehendak dan kesadaran tiap-tiap anggota masyarakat itu.

Peraturan peraturan hukum yang bersifat mengatur dan memaksa anggota masyarakat untuk patuh mentaatinya,menyebabkan terdapatnya keseimbangan dalam tiap perhubungan dalam masyarakat.Setiap hubungan kemasyarakatan tak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Setiap pelanggar hukum yang ada, akan dikenakan sanksi berupa hukuman sebagai reaksi terhadap perbuatan yang melanggar hukum yanag dilakukan. Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung terus menerus dan diterima oleh anggota masyarakat,maka peraturan peraturan hukum yang ada harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas asas keadilan dari masyrakat tersebut.

Dengan demikian, hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada

“Perlindungan hukum adalah jaminan perlindungan pemerintah dan atau masyarakat kepada warga negara dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku” ( http://www.d-forin.com , diakses tanggal 4 November 2010, pukul 19.00 WIB).

Philipus M. Hadjon ( 1987 : 2 ) menjelaskan bahwa perlindungan hukum dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Perlindungan Hukum Preventif Perlindungan hukum preventif, kepada rakyat diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan ( inspraak ) atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Perlindungan hukum preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa.

2) Perlindungan Hukum Represif Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi pemerintahan yang didasarkan kepada kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan yang preventif pemerintah terdorong untuk bersikap hati–hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi. Perlindungan ini bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Dengan pengertian demikian, penanganan perlindungan hukum bagi rakyat oleh Peradilan Umum di Indonesia termasuk kategori perlindungan hukum yang represif; demikian juga halnya dengan Peradilan Administrasi Negara andaikata satu-satunya fungsi peradilan negara adalah fungsi “peradilan” (justitiele functie – judicial function).

d. Perlindungan Pekerja Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja itu. Dengan d. Perlindungan Pekerja Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja itu. Dengan

1) Norma Keselamatan Kerja : yang meliputi keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat-alat kerja bahan dan proses pengerjaannya, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan;

2) Norma Kesehatan Kerja dan Heigiene Kesehatan perusahaan yang meliputi : pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja, dilakukan dengan mengatur pemberian obat-obatan, perawatan pekerja yang sakit; mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi heigiene kesehatan perusahaan dan kesehatan pekerja untuk mencegah penyakit, baik sebagai akibat bekerja atau penyakit umum serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan pekerja;

3) Norma Kerja yang meliputi : perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan waktu bekerja, sistem upahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut agama keyakinan masing- masing yang diakui oleh pemerintah, kewajiban sosial kemasyarakatan, dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral;

4) Kepada Tenaga Kerja yang yang mendapat kecelakaan dan/atau menderita penyakit kuman akibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan dan atau penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapat ganti kerugian.

Secara teoritis dikenal ada tiga jenis perlindungan kerja yaitu sebagai berikut (Zaeni Asyhadie, 2007 : 78 ):

1) Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan pekerja/buruh mengenyam dan mengembangkan kehidupannya sebagaimana manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota 1) Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan pekerja/buruh mengenyam dan mengembangkan kehidupannya sebagaimana manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota

2) Perlindungan teknis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga agar pekerja/buruh terhindar dari bahaya kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Perlindungan ini lebih sering disebut sebagai keselamatan kerja.

3) Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja/buruh suatu penghasilan yang cukup guna memnuhi keperluan sehari-hari baginya dan keluarganya, termasuk dalam hal pekerja/buruh tidak mampu bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini biasanya disebut dengan jaminan sosial.

Ketiga jenis perlindungan di atas akan di uraikan sebagai berikut :

1) Perlindungan Sosial atau Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja sebagaimana telah dikemukakan di atas termasuk jenis perlindungan sosial karena ketentuan-ketentuan mengenai kesehatan kerja ini berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, yaitu aturan-aturan yang bermaksud mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan pengusaha untuk memperlakukan pekerja/buruh ”semaunya” tanpa memperhatikan norma-norma yang berlaku, dengan tidak memandang pekerja/buruh sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai hak asasi.

Karena sifatnya yang hendak mengadakan ”pembatasan” ketentuan-ketentuan perlindungan sosial dalam Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2003, Bab X Pasal 68 dan seterusnya bersifat ”memaksa”, bukan mengatur. Akibat adanya sifat memaksa dalam ketentuan perlindungan sosial UU No. 13 Tahun 2003 ini, pembentuk undang- undang memandang perlu untuk menjelaskan bahwa ketentuan yang berkaitan dengan perlindungan sosial ini merupakan ”hukum umum” 13 Tahun 2003, Bab X Pasal 68 dan seterusnya bersifat ”memaksa”, bukan mengatur. Akibat adanya sifat memaksa dalam ketentuan perlindungan sosial UU No. 13 Tahun 2003 ini, pembentuk undang- undang memandang perlu untuk menjelaskan bahwa ketentuan yang berkaitan dengan perlindungan sosial ini merupakan ”hukum umum”

(b) Pekerja/buruhIndonesia umumnya belum mempunyai pengertian atau kemampuan untuk melindungi hak-haknya sendiri.

Kesehatan kerja bermaksud melindungi atau menjaga pekerja/buruh dari kejadian/keadaan hubungan kerja yang merugikan kesehatan dan kesusilaannya dalam hal pekerja/buruh melakukan pekerjaannya. Adanya penekanan ”dalam suatu hubungan kerja” menunjukkan bahwa semua tenaga kerja yang tidak melakukan hubungan kerja dengan pengusaha tidak mendapatkan perlindungan sosial sebagaimana ditentukan dalam Bab X Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2) Perlindungan Teknis Atau Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja termasuk dalam apa yang disebut perlindungan teknis, yaitu perlindungan terhadap pekerja/buruh agar selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan.

Berbeda dengan perlindungan kerja lain yang umumnya ditentukan untuk kepentingan pekerja/buruh saja, keselamatan kerja ini tidak hanya memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh, tetapi kepada pengusaha dan pemerintah.

a) Bagi pekerja/buruh, adanya jaminan perlindungan keselamatan kerja akan menimbulkan suasana kerja yang tentram sehingga pekerja/buruh dapat memusatkan perhatian pda pekerjaannya semaksimal mungkin tanpa khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa kecelakaan kerja.

perusahaannya akan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan pengusaha harus memberikan jaminan sosial.

c) Bagi pemerintah (dan masyarakat), dengan adanya dan ditaatinya peraturan keselamatan kerja, maka apa yang direncanakan pemerintah untuk mensejahterakan masyrakat akan tercapai dengan meningkatnya produksi perusahaan baik kualitas maupun kuantitas (Zaeni Asyhadie, 2007 : 84 ). Dasar pembicaraan masalah keselamatan kerja ini sampai sekarang

adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Namun, sebagian besar peraturan pelaksanaan undang-undang ini belum ada sehingga beberapa peraturan warisan Hindia Belanda masih dijadikan pedoman dalam pelaksanaan keselamatan kerja di perusahaan. Peraturan warisan Hindia Belanda itu adalah sebagai berikut:

a) Veiligheidsreglement, S 1910 Nomor 406 yang telah beberapa kali dirubah, terakhir dengan S. 1931 Nomor 168 yang kemudian setelah Indonesia merdeka diberlakukan dengan Peraturan Pemerintah No. 208 Tahun 1974. Peraturan ini mengatur tentang keselamatan dan keamanan di dalam pabrik atau tempat bekerja.

b) Stoom Ordonantie, S 1931 Nomor 225, lebih dikenal dengan peraturan Uap 1930.

c) Loodwit Ordonantie, 1931 Nomor 509 yaitu peraturan tentang

pencegahan pemakaian timah putih kering.

3) Perlindungan ekonomis atau Jaminan Sosial

Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial

2. Tinjauan Tentang Hukum Ketenagakerjaan

a. Pengertian Hukum Ketenagakerjaan Hukum ketenagakerjaan merupakan spesies dari genus hukum umumnya. Sampai saat ini belum ada satu kesatuan pendapat mengenai pengertian hukum ketenagakerjaan. Akan tetapi, secara umum dapat dirumuskan bahwa Hukum ketenagakerjaan itu adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hubungan hukum antara pekerja atau organisasi pekerja dengan majikan atau pengusaha atau organisasi majikan dan pemerintah, termasuk di dalamnya adalah proses-proses dan keputusan- keputusan yang dikeluarkan untuk merealisasikan hubungan tersebut menjadi kenyataan. Dari rumusan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa hukum ketenagakerjaan itu adalah suatu himpunan peraturan yang mengatur hubungan hukum antara: pekerja, majikan atau pengusaha, organisasi pekerja, organisasi pengusaha dan pemerintah.

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa Ketenagakerjaan adalah hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

Berdasarkan pengertian ketenagakerjaan tersebut dapat dirumuskan pengertian hukum ketenagakerjaan adalah semua peraturan hukum yang berkaitan dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja, selama atau dalam hubungan kerja, dan sesudah hubungan kerja. Hal itu berarti pengertian hukum ketenagakerjaan lebih luas dari hukum perburuhan yang mengatur hubungan antara buruh dengan majikan, antara buruh dengan buruh, dan antara buruh dengan penguasa yang selama ini kita kenal dengan ruang lingkup yang sempit.

b. Sifat Hukum Ketenagakerjaan Peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenagakerjaan b. Sifat Hukum Ketenagakerjaan Peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenagakerjaan

1) Adanya sanksi pidana, sanksi administratif bagi pelanggar ketentuan di bidang ketenagakerjaan.

2) Ikut campur tangan pemerintah dalam menetapkan besarnya standar upah (Upah minimum).

c. Sumber Hukum Ketenagakerjaan Sumber hukum terpenting dalam pembangunan hukum modern adalah Undang-Undang. Demikian juga halnya dalam bidang hukum ketenagakerjaan. Berikut ini adalah 11 sumber hukum ketenagakerjaan adalah sebagai berikut (Lalu Husni, 2005:24):

1) Undang-Undang

Undang-Undang merupakan yang tertinggi dalam hukum ketenagakerjaan dan sampai saat ini Undang-Undang tertulis sangat dominan perananya.

2) Peraturan Pemerintah

Peraturan pemerintah dalam istilah sehari-hari sering disebut Undang-Undang Organik yakni merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang Anorganik. Peraturan Pemerintah dibuat oleh pemerintah (presiden) untuk melaksankan suatu undang-undang. Oleh karena itu isi dari Peraturan Pemerintah itu tidak boleh bertentangan dengan isi undang-undang.

Peraturan Menteri adalah peraturan yang dikeluarkan oleh menteri yang bidang tugasnya membawahi masalah ketenagakerjaan yang dikenal dengan menteri ketenagakerjaan. Peraturan menteri tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah karena melaksanakan dari peraturan pemerintah.

4) Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden

Keputusan presiden dan instruksi presiden merupakan sumber hukum ketenagakerjaan di bawah peraturan menteri.

5) Keputusan Menteri

Keputusan menteri adalah sumber hukum ketenagakerjaan di bawah keputusan presiden dan instruksi presiden.

6) Peraturan atau Keputusan Instansi Lain

Putusan instansi atau pejabat tertentu juga menjadi sumber hukum yang diberi kewenangan untuk mengadakan peraturan atau keputusan ketenagakerjaan yang berlaku umum.

7) Kebiasaan

Kebiasaan yang menjadi sumber hukum ketenagakerjaan adalah kebiasaan yang menyangkut masalah ketenagakerjaan.

8) Putusan

Putusan pengadilan adalah juga menjadi sumber hukum ketenagakerjaan.

9) Perjanjian

Perjanjian kerja dan perjanjian ketenagakerjaan yang dibuat adalah juga menjadi sumber hukum ketenagakerjaan.

10) Traktat

Traktat adalah perjanjian antar negara mengenai masalah-masalah tertentu, jadi traktat juga menjadi sumber hukum ketenagakerjaan.

11) Peraturan Internasional

Peraturan-peraturan yang berlaku secara internasional seperti Peraturan-peraturan yang berlaku secara internasional seperti

3. Tinjauan tentang Ketenagakerjaan

a. Pengertian pekerja / buruh, pemberi kerja, pengusaha dan perusahaan

1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud pekerja / buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

2) Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

3) Pengusaha adalah :