TUGAS AKHIR - Peran Faktor Lokasi Dalam Perkembangan Perekonomian Kampung Batik Kauman Surakarta

PERAN FAKTOR LOKASI DALAM PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KAMPUNG BATIK KAUMAN SURAKARTA

Disusun Oleh : NINDYA AYU WARDANI

I 0607057

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan seijinnya, penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul Peran Faktor Lokasi dalam Perkembangan Perekonomian Kampung Batik Kauman Surakarta. Laporan ini disusun sebagai syarat menempuh jenjang Strata-1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

a. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

b. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

c. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

d. Ir. Ana Hardiana, MT selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan dan saran yang diberikan.

e. Murtanti Jani Rahayu ST, MT dan Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Seminar dan Tugas Akhir, atas bimbingan, masukan, saran, kritik dan kesabaran selama penyusunan Tugas Akhir hingga selesai.

f. Istijabatul Aliyah, ST, MT dan Ir. Hari Yuliarso, MT selaku dosen penguji dalam Sidang Tugas Akhir, atas kritik dan saran yang membangun.

g. Ibuku tersayang, Mth. SS. Purwatiningsih atas doa, dukungan dan semangat.

h. Untuk Bapak (Alm) yang memberi inspirasi, kenangan, semangat dan cita-cita yang tinggi.

Yuli, Dik Vava, Tasya, Sekar, Rhadja, Sultan, Juna, Petrina, Bulek Lilik untuk doa, keceriaan, dan dukungan.

j. Drafter peta Refa Kurniawan Ajie, terimaksih untuk hasil peta yang

melengkapi penelitian ini. k. Agung Tri Kuncoro yang membantu display TA jadi lebih menarik. l. Diana, Rizky, Namek, Robeth, Dya, terimakasih sudah berkenan berputar-

putar dan panas-panasan membantuku survey. m. Plano-Nol Tujuh, untuk kekompakan, teman diskusi, pelajaran, keseruan, kenangan, dan semangat. Sangat bangga menjadi bagian dari kalian. n. Untuk seseorang atas mata, telinga dan semangat untuk menjadi teman debat

yang tangguh, menemani diskusi, cari referensi dan proses lainnya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

o. Dinas Tata Ruang Kota Surakarta, BPN, Bappeda, DPU, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atas bantuan dan kemudahan dalam memperoleh data. p. Kelurahan Kauman, Paguyuban Kampung Batik Kauman dan masyarakat

Kauman. q. Terimaksih untuk semua pihak yang membantu dan tidak bisa disebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini, masih terdapat banyak kekurangan. penulis mengharapkan banyak masukan, saran dan kritik guna perbaikan dan penyempurnaan tulisan dan penelitian berikutnya. Akhirnya penulis haturkan banyak terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

Surakarta, Agustus 2011 Penulis

M OT T O :

If you have a commitment to do somethings, you have to stick with it. It’s not because you have to, but it’s because you want it. (W . Smith)

Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi

indah, dan dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna. (H . A. M ukti A li)

M alas itu penyakit, maka obatilah dan jangan biarkan kamu hidup dengan penyakit itu (Penulis)

Lokasi merupakan area yang dikenali dan dibatasi sebagai tempat kegiatan manusia, yang dapat diartikan sebagai kondisi geografis, yang memiliki keunggulan komparatif yang berbeda bagi aktivitas didalamnya. Lokasi merupakan faktor yang berperan untuk menentukan aktivitas ekonomi mampu berkembang atau tidak, yang akan mengukur kesesuaian lokasi untuk kegiatan ekonomi.

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, maka akan diketahui identifikasi faktor lokasi, perkembangan perekonomian dan peran faktor lokasi dalam perkembangan perekonomian Kampung Batik Kauman Surakarta. Analisis data dilakukan terhadap indikator faktor lokasi yang terdiri dari orientasi lokasi, fisik dasar, potensi lahan, aksesibilitas dan sarana prasarana, serta alih fungsi bangunan untuk kegiatan ekonomi, penambahan unit usaha, peningkatan skala kegiatan, dan investasi sarana prasarana sebagai indikator perkembangan perekonomian.

Kampung Kauman merupakan kawasan yang memiliki lokasi yang strategis, dengan kondisi aksesibilitas yang baik. Kauman berkembang sebagai lokasi ekonomi yaitu perdagangan dan industri yang dikemas dalam pengembangan kawasan pariwisata Kampung Batik Kauman. perkembangan kegiatan ekonomi berkembang pesat di sepanjang jalan utama, yaitu Jalan Yos Sudarso, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Dr. Radjiman, serta di lingkungan permukiman. Perkembangan perekonomian di Kampung Batik Kauman paling banyak muncul adalah perkembangan alih fungsi bangunan untuk kegiatan ekonomi dan peningkatan skala kegiatan. Faktor lokasi Kampung Batik Kauman dianggap tidak berperan dalam perkembangan kegiatan industri, bahkan cenderung menghambat. Sementara itu, lokasi Kampung Batik Kauman lebih sesuai untuk pengembangan kegiatan perdagangan dalam konsep pengembangan pariwisata.

Kata Kunci: Peran, Ekonomi Wilayah, Lokasi, Kegiatan Ekonomi, Perkembangan Perekonomian

Location is an area that is identified and defined as the place of human activity, which can be interpreted as geographical conditions, which has a distinct comparative advantage for the activity therein. Location is a factor whose role is to determine the economic activities capable of developing or not, which will measure the suitability of locations for economic activity.

Using a descriptive qualitative research method, it will be known to identify its location, economic development and the role of location factors in economy development of Kampung Batik Kauman Surakarta. Data analysis was performed on indicators of the location factor consisting of the orientation of the location, physical basis, the potential of land, accessibility and infrastructure, as well as the transfer function of the building for economic activity, the addition of the business units, increased scale of activities, and infrastructure investment as an indicator of economic development.

Kampung Batik Kauman is an area that has a strategic location with good accessibility conditions. Kauman economy that is growing as a location for trade and industry are packed in the development of the tourist area of Kampung Batik Kauman. development of the rapidly growing economic activities along the main roads, namely Jalan Yos Sudarso, Jalan Slamet Riyadi and Jalan Dr. Radjiman, and in neighborhoods. Economic development in Kampung Batik Kauman most emerging is the development over the function of buildings for economic activities and increased scale of activities. Kampung Batik Kauman location factors considered no role in the development of industrial activities, and even tend to inhibit. Meanwhile, Kampung Batik Kauman more appropriate location for the development of trading activity in the tourism development concept.

Keywords: Roles, Economic Region, Location, Economic Activity, Economic Development

PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan kerangka awal dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan penelitian. Dalam bab ini menerangkan mengenai latar belakang yang menjadi gambaran dan dasar pelaksanaan penelitian, rumusan masalah, tujuan, sasaran dan manfaat penelitian yang menjadi pemahaman mengenai bentuk penelitian yang dilaksanakan. Selain itu, disusun pula sistematika penulisan laporan untuk memberikan gambaran mengenai tahapan pelaporan penelitian Peran Faktor Lokasi dalam Perkembangan Perekonomian Kampung Batik Kauman Surakarta.

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Faktor Lokasi Kegiatan Perekonomian Kegiatan ekonomi merupakan aktivitas manusia yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatan potensi yang dimiliki dalam bentuk aktivitas produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kegiatan perekonomian cukup beragam seperti kegiatan industri, perdagangan, jasa, pariwisata yang dibedakan berdasarkan lokasi dan lingkup pelayanan, bentuk dan jenis kegiatan ekonominya, dan berdasarkan jenis kegiatan ekonomi.

Perekonomian adalah aspek perkotaan yang mempengaruhi pola penggunaan lahan dan memberikan dampak luas bukan hanya terhadap ekonomi masyarakat, akan tetapi juga pada kondisi sosial, budaya, dan fisik lingkungan. Kegiatan perekonomian merupakan aktivitas yang dinamis yang saling terkait dengan berbagai aspek perkotaan, serta mampu menjadi sektor yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat sebagai subjek.

Kegiatan perekonomian tidak hanya berkaitan dengan pendapatan masyarakat melainkan juga sebagai salah satu faktor yang mampu memberikan karakteristik pada suatu kawasan. Pertumbuhan kegiatan ekonomi secara spasial mengarah pada lokasi-lokasi strategis, yang berfungsi sebagai pusat aktivitas.

pengembangan keluar kawasan (Retcliff dalam Yunus, 2008 : 66). Dalam Teori Lokasi, kegiatan ekonomi selalu dikaitkan dengan lokasi yang mendukung. Lokasi menjadi faktor utama yang dipertimbangkan dalam merencanakan aktivitas ekonomi, dimana tahapan pemilihan lokasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan berbagai kriteria tertentu, seperti dekat dengan daerah pemasaran, aksesibilitas yang baik, serta ketersediaan sumber daya pendukung dengan tujuan mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan.

Lokasi merupakan area yang dikenali dan dibatasi sebagai tempat kegiatan manusia, yang dapat diartikan sebagai kondisi geografis. Akan tetapi menurut konsep dasar ilmu geografi, lokasi dapat diartikan juga secara relatif sebagai sesuatu yang bergerak dan saling mempengaruhi dengan aktivitas didalamnya. Lokasi memiliki sifat yang relatif jika dinilai dari artinya sebagai suatu tempat atau area yang berbeda dan buatan, kebijakan penataan ruang, potensi SDA, serta kaitan dengan wilayah disekitarnya. Lokasi yang satu dengan yang lain memiliki keterkaitan dan diukur berdasarkan jarak antar lokasi, baik yang memiliki aktivitas yang sama maupun berbeda (Tarigan 2005:1).

Lokasi memiliki keunggulan komparatif yang berbeda bagi kegiatan tertentu disebabkan oleh beberapa kriteria lokasi seperti aspek lingkungan, kualitas medan, karakter/ dimensi ruang yang menyangkut luas/ besaran, pola pembangunan yang sudah ada, orientasi lokasi, aktivitas lokasi, dan faktor ekonomi, social, dan politik (Tarigan 2005:122).

Lokasi merupakan faktor yang berperan untuk menentukan aktivitas ekonomi mampu berkembang atau tidak, yang akan mengukur kesesuaian lokasi untuk kegiatan ekonomi. Kegiatan perekonomian yang beragam juga membutuhkan kondisi lokasi yang berbeda sesuai dengan bentuk dan jenis kegiatan yang dilaksanakan.

Lokasi mampu mempengaruhi perkembangan skala kegiatan dan pelayanannya dari kegiatan ekonomi, dimana lokasi suatu tempat akan memberikan dampak terhadap standart upah tenaga kerja dan standar tempat usaha yang mampu dikembangkan (Hok, 1989).

Surakarta

Kelurahan Kauman merupakan kawasan yang berlokasi di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, dengan luas wilayah sebesar 19,20 Ha. Kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Kedung Lumbu, Kelurahan Baluwarti dan Kelurahan Kemlayan. Berdasarkan data monografi dinamis tahun 2011, Kelurahan ini dihuni oleh 3.528 jiwa yang terdiri dari 1.807 penduduk laki-laki dan 1.721 penduduk perempuan.

Kelurahan Kauman merupakan kawasan yang berada tepat di pusat Kota Surakarta dengan karakter sebagai kampung tradisional yang memiliki kaitan erat dengan Keraton Kasunanan Surakarta. Kelurahan ini pada awalnya merupakan kampung yang berfungsi sebagai tempat tinggal abdi dalem dan ulama yang bertugas mengurus aktivitas di Masjid Agung Surakarta.

Kauman ditetapkan sebagai salah satu kawasan strategis Kota Surakarta. Lokasi Kelurahan Kauman juga berada dalam lingkup segitiga budaya antara Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, dan Pasar Gedhe yang memiliki potensi besar sebagai wilayah pengembangan dan sebagai pusat pertumbuhan. Kauman juga dikelilingi oleh jalan utama kota seperti Jalan Dr. Radjiman, Jalan Slamet Riyadi, dan Jalan Yos Sudarso sehingga aksesibilitas di kawasan ini cukup baik untuk mendukung aktivitas didalamnya ( Mini Atlas Kota Surakarta 2009).

Kelurahan Kauman identik dengan kondisi lingkungan dan masyarakat yang masih mempertahankan nilai tradisional serta kebudayaan masa lalu sebagai kampung santri. Kondisi ini menyebabkan masyarakat lebih akrab menyebut lingkungan Kelurahan Kauman dengan nama Kampung Kauman, yang menunjukkan sisi tradisional pada lingkungan yang berada di pusat Kota Surakarta.

Sebagai kawasan yang berada di pusat kota, didukung dengan sarana prasarana yang cukup lengkap, serta dukungan fasilitas lingkup kota yang memiliki kondisi baik. Kauman juga dikelilingi oleh kegiatan komersial skala regional, seperti Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo, Kawasan Perdagangan Sebagai kawasan yang berada di pusat kota, didukung dengan sarana prasarana yang cukup lengkap, serta dukungan fasilitas lingkup kota yang memiliki kondisi baik. Kauman juga dikelilingi oleh kegiatan komersial skala regional, seperti Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo, Kawasan Perdagangan

1.1.3. Kampung Kauman sebagai Pusat Kegiatan Ekonomi

Kegiatan perekonomian juga merupakan salah satu aspek yang berkembang di Kampung Kauman Surakarta. Perkembangan kegiatan ekonomi di Kampung Kauman, yang pada awalnya merupakan kampung santri ini dimulai ketika para istri abdi dalem mengembangkan kemampuan membatik yang dimiliki. Kegiatan batik merupakan cikal bakal pertumbuhan ekonomi di Kauman, yang awalnya hanya menjadi kegiatan sampingan untuk memenuhi kebutuhan batik Keraton Kasunanan Surakarta, mulai dikembangkan sebagai mata pencaharian. Karena dianggap menguntungkan, kegiatan batik terus mengalami peningkatan produksi dan peningkatan teknik pembuatan batik yang semakin maju.

Perkembangan industri batik di Kauman diikuti dengan perkembangan perdagangan batik. Masyarakat pendatang turut serta menumbuhkan iklim usaha di Kampung Kauman terutama di sepanjang jalan utama seperti jalan Slamet Riyadi, Jalan Yos Sudarso,dan Jalan Dr. Radjiman. Perkembangan yang cukup pesat bukan hanya di sektor perdagangan batik, akan tetapi juga perdagangan lainnya yang sangat beragam. Hal ini menjadikan Kauman sebagai salah satu kawasan pusat komersial (Central Buisness Distric) di Surakarta.

Pertumbuhan ekonomi di Kauman yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 3528 jiwa, dimana 53% dari jumlah penduduk bekerja di sektor perdagangan yaitu sekitar 522 jiwa (Monografi Kelurahan Kauman Januari 2011). Pertokoan dan kegiatan usaha masyarakat juga tersebar di seluruh kawasan Kampung Kauman. Pertumbuhan kegiatan ekonomi di Kampung Kauman mengalami peningkatan yang cukup signifikan mulai tahun 2005 sebanyak 100 unit, terutama untuk kegiatan perdagangan.

Mengacu pada pertumbuhan ekonomi serta daya dukung lingkungan yang baik, maka memunculkan wacana Kauman sebagai Kampung Batik yang berbasis

Kauman meningkatkan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Perkembangan kegiatan perekonomian di Kampung Batik Kauman juga mempertimbangkan faktor lokasi. Hal ini terkait dengan potensi dan kendala dalam pengembangan ekonomi masyarakat baik secara umum kegiatan ekonomi industri, perdagangan jasa dan wisata sebagai Kampung Batik jika dilihat dari aspek lokasional/ keruangan. Lokasi Kauman yang dikelilingi oleh pusat aktivitas seperti pusat pemerintahan, serta keberadaan pusat perdagangan dan pariwisata yang mendukung seperti, Keraton Surakarta, Pasar klewer dan PGS yang menjadi nilai positif dalam distribusi dan promosi yang berpengaruh luas terhadap skala pemasaran dan produksi.

Di sisi lain, kondisi lokasi Kampung Batik Kauman tidak selalu menguntungkan dalam pengembangan kegiatan ekonomi, salah satu bentuk nyata adalah keterbatasan lahan Kauman sebagai wilayah pusat kota dengan nilai lahan yang cukup tinggi sehingga menghambat pembangunan dan pengembangan kegiatan ekonomi, terutama bagi mayarakat dengan permodalan yang terbatas. Bagi aktivitas industri, selain kondisi di atas yang membatasi masih terdapat beberapa ketentuan yang menyangkut dampak industri terhadap lingkungan pusat kota, sehingga dengan tujuan efisiensi biaya dan meningkatkan kemampuan produksi maka beberapa pengusaha melakukan pengelolaan dengan memindahkan lokasi industri ke lokasi lain. Beberapa industri di Kauman tetap bertahan untuk melakukan produksi di Kauman meskipun untuk skala kecil.

Perkembangan kegiatan perekonomian yang berkembang di Kampung Batik Kauman tidak seluruhnya menunjukkan arah yang positif. Hal ini dikarenakan daya dukung faktor lokasi menunjukkan keunggulan komparatif yang berbeda terhadap berbagai macam bentuk perkembangan perekonomian yang muncul di Kampung Kauman. Kondisi tersebut menunjukkan tingkat kesesuaian aktivitas perekonomian yang mampu berkembang di Kampung Batik Kauman.

Lokasi dengan berbagai karakteristik yang ada di dalamnya menjadi salah satu faktor yang berperan dalam pengembangan kegiatan perekonomian, seperti yang berada di Kampung Batik Kauman. Mengacu pada kondisi diatas, maka penelitian ini akan mengarah pada pengkajian mengenai identifikasi peran faktor lokasi terhadap perkembangan perekonomian dalam konsep pengembangan Kampung Batik Kauman. Oleh karena itu peneliti menentukan rumusan masalah adalah

“Bagaimana peran faktor lokasi dalam perkembangan Perekonomian di Kampung batik Kauman Surakarta?”

1.3. Tujuan, Sasaran dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Mengetahui peran faktor lokasi dalam perkembangan perekonomian di Kampung Batik Kauman Surakarta.

1.3.2. Sasaran Penelitian

(a) Teridentifikasinya faktor lokasi Kampung Batik Kauman Surakarta. (b) Teridentifikasinya perkembangan perekonomian di Kampung Batik

Kauman Surakarta. (c) Teridentifikasi peran faktor lokasi dalam perkembangan perekonomian Kampung Batik Kauman Surakarta.

1.3.3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan mengenai kondisi lokasi Kampung Kauman serta seberapa besar faktor lokasi mampu berperan dalam perkembangan kegiatan perekonomian yang ada di Kampung Batik Kauman Surakarta. Hasil dari penelitian ini diaharapkan mampu memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara faktor lokasi terhadap perkembangan perekonomian. Penelitian ini semoga bisa menjadi rekomendasi dalam pengembangan suatu 1.3.3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan mengenai kondisi lokasi Kampung Kauman serta seberapa besar faktor lokasi mampu berperan dalam perkembangan kegiatan perekonomian yang ada di Kampung Batik Kauman Surakarta. Hasil dari penelitian ini diaharapkan mampu memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara faktor lokasi terhadap perkembangan perekonomian. Penelitian ini semoga bisa menjadi rekomendasi dalam pengembangan suatu

1.4. Lingkup Penelitian

1.4.1. Lingkup Lokasi

Lingkup lokasi penelitian adalah Kampung Batik Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta yang secara administratif dibagi menjadi enam Rukun Warga (RW) dan 22 Rukun Tetangga (RT). Lokasi Kelurahan Kauman secara astronomis, terletak pada ” BT-110º49’ 46” BT dan 7º34’15” LS- 7º34’39” LS. Wilayah kajian memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :

Sebelah utara

: Kelurahan Kampungbaru.

Sebelah timur

: Kelurahan Kedunglumbu.

Sebelah selatan

: Kelurahan Gajahan.

Sebelah barat

: Kelurahan Kemlayan.

1.4.2. Lingkup Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan mengenai faktor lokasi, dimana faktor lokasi yang menjadi lingkup pembahasan merupakan kondisi internal yang terdapat di Kampung Batik Kauman, serta keterkaitan lokasional Kampung Batik Kauman dilihat dari skala yang lebih luas. Selain itu, lingkup pembahasan terhadap perkembangan perekonomian yang terjadi setelah adanya pencanangan Kampung Batik Kauman sebagai identitas kawasan, yang dimulai pada tahun 2006 oleh komunitas lokal,masyarakat yang didukung oleh pemerintah. Tahun 2006 dianggap sebagai titik tolak masyarakat dan pemerintah menyadari potensi Kelurahan Kauman sebagai Kampung Batik Kauman, ditinjau dari perkembangan usaha batik pada tahun-tahun sebelumnya.

Kegiatan perekonomian yang dikaji adalah sektor-sektor yang berkembang di Kampung Batik Kauman, tanpa dibatasi aktivitas yang berkaitan dengan kerajinan batik. Hal ini dikarenakan perkembangan identitas kawasan sebagai Kampung Batik Kauman, memberikan pengaruh secara luas terhadap seluruh kegiatan perekonomian di lokasi ini.

perekonomian, maka selanjutnya dilakukan pengkajian mengenai seberapa besar faktor lokasi Kampung Kauman berperan dalam perkembangan perekonomian.

1.5. Sistematika Penulisan

Tahap pertama dalam penyusunan laporan penelitian adalah pendahuluan yang berisi proposal penelitian peran faktor lokasi dalam perkembangan perekonomian kampung batik Kauman Surakarta. Tahap ini berisi latar belakang yang berupakan landasan pemikiran, konsep awal dan gambaran umum Kampung Kauman Surakarta. Disajikan pula tujuan, sasaran, manfaat, serta lingkup pembahasan yang menjadi acuan utama dalam proses penelitian ini.

Tahap selanjutnya adalah tinjauan pustaka faktor lokasi dan perkembangan perekonomian yang menjadi acuan dalam penelitian, dimana pemilihan teori akan mendasari arah penyusunan tahap berikutnya. Tahap ini dilakukan untuk mengembangkan pemikiran yang didasarkan pada teori yang ada seperti teori ekonomi wilayah, teori perkembangan ekonomi, dan teori lokasi. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan akan ditentukan variabel penelitian yang menjadi pokok bahasan serta batasan dalam penelitian ini. Tinjauan pustaka juga memberikan kerangka pemikiran mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Setelah dilakukan tinjauan pustaka, maka disusun tahap ketiga yaitu metodologi penelitian yang menjadi pedoman teknis pelaksanaan kerangka pemikiran yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Metode penelitian yang disusun adalah metode pengumpulan data, populasi dan sampling, serta teknis analisis yang dipakai untuk menjawab sasaran penelitian dalam mengidentifikasikan lokasi, pertumbuhan perekonomian hingga mampu menjawab peran faktor lokasi dalam perkembangan perekonomian.

Seteleh disusun metode penelitian tahap selanjutnya adalah penyajian hasil penelitian yang berisi kompilasi data yang sesuai dengan topik pembahasan, yaitu faktor lokasi dan perkembangan perekonomian Kampung Batik Kauman. Data yang disajikan, disusun berdasarkan penelitian yaitu faktor lokasi dan

Kampung Batik Kauman Surakarta. Data yang disajikan merupakan hasil kompilasi data, yang akan digunakan dalam proses analisis.

Hasil penelitian disajikan dalam tahap keempat, sebelum tahap pembahasan peran faktor lokasi dalam perkembangan perekonomian Kampung Batik Kauman. Pembahasan yang dilakukan sebagai hasil analisis yang didasarkan integrasi pengolahan dan pemahaman dari tinjauan pustaka dan hasil penelitian untuk dapat mengetahui secara rinci peran faktor lokasi dalam perkembangan perekonomian Kampung Batik Kauman Surakarta.

Tahap terakhir adalah penutup yang berisi kesimpulan dari proses penelitian yang mampu menjawab sasaran penelitian Peran faktor lokasi dalam perkembangan perekonomian Kampung Batik Kauman Surakarta. Tahap ini juga menyampaikan rekomendasi penulis setelah memahami kondisi Kampung Kauman yang diharapkan dapat bermanfaat.

TINJAUAN PUSTAKA FAKTOR LOKASI DAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN

Tinjauan pustaka merupakan proses penggalian terhadap teori dan pustaka yang mendasari proses penelitian. Dalam tinjauan pustaka disajikan mengenai teori ekonomi wilayah dengan berbagai bentuk kegiatan dan perkembangan ekonomi. Teori yang juga dibahas dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan faktor lokasi yang mendasari penelitian.Tinjauan pustaka membantu dalam perumusan variabel penelitian dan arah penelitian dalam kerangka pemikiran.

2.1. Teori Ekonomi Wilayah

Ilmu ekonomi wilayah merupakan cabang ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukan unsur perbedaan potensi antar wilayah satu dengan wilayah lainnya. Ekonomi wilayah mempelajari tentang kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana wilayah disekitarnya bereaksi atas kegiatan terebut. Kegiatan dan lokasi saling berkaitan untuk membentuk pola penggunaan ruang. Ekonomi wilayah lebih menekankan pada dimana kegiatan ekonomi dilaksanakan, sesuai dengan tingkat alasan pemilihan lokasi (Tarigan, 2005:3).

Kegiatan ekonomi wilayah sendiri merupakan penggabungan antara ilmu ekonomi umum dan penggunaan ruang. Berdasarkan pendekatan regional perencanaan, menyatakan bahwa ilmu ekonomi wilayah mampu membaca arah perkembangan suatu wilayah serta memberikan jawaban mengenai kegiatan ekonomi apa yang mampu berkembang disuatu lokasi serta prioritas pengembangan yang dilakukan (Tarigan,2006:40).

2.1.1. Pengertian dan Bentuk Kegiatan Ekonomi

Ekonomi merupakan suatu aktivitas manusia yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatan potensi yang dimiliki dalam bentuk aktivitas produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Aktivitas ekonomi berjalan dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang Ekonomi merupakan suatu aktivitas manusia yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatan potensi yang dimiliki dalam bentuk aktivitas produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Aktivitas ekonomi berjalan dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang

sebagainya).  Sumber ekonomi yang berupa manusia dan tenaga manusia (termasuk bukan

hanya kemampuan fisik manusia, tetapi juga kemampuan mental, ketrampilan dan keahlian).

 Sumber–sumber ekonomi buatan manusia (termasuk mesin–mesin, gedung-

gedung, jalan–jalan dan sebagainya). Sering disebut dengan istilah barang- barang modal atau kapital.

 Enterpreuner adalah pihak yang mampu mengorganisasikan sumber ekonomi ,

atau pihak yang mengambil inisiatif usaha untuk memanfaatkan sumber ekonomi untuk proses produksi.

Kegiatan perekonomian merupakan bentuk tanggapan manusia terhadap masalah kelangkaan dan memenuhi kebutuhan. Berdasarkan definisi Badan Pusat Statistik (BPS) dalam mengklasifikasikan kelompok lapangan usaha, kegiatan komersial termasuk ke dalam sektor tersier yang mencakup jenis kegiatan sebagai berikut:

(a) Sektor perdagangan, hotel dan restoran, mencakup tiga sub sektor yaitu:

 Perdagangan besar dan eceran. Meliputi kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun barang bekas, untuk tujuan penyaluran/ pendistribusian tanpa merubah sifat barang tersebut.

 Hotel, mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan (hotel berbintang maupun tidak berbintang) serta berbagai jenis penginapan lainnya.

 Restoran, mencakup kegiatan usaha penyediaan makanan dan minuman yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan.

 Pengangkutan, mencakup angkutan rel, angkutan laut, angkutan sungai dan penyeberangan, angkutan udara, angkutan jalan raya dan jasa

penunjang angkutan.  Komunikasi, meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam pengiriman surat (wesel, paket, jasa giro dan jasa tabungan), pengiriman berita, dan jasa penunjang komunikasi seperti warung telekominikasi (wartel), radio panggil (pager) dan telepon seluler.

(c) Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan  Bank dan lembaga keuangan lain. Bank meliputi kegiatan yang memberikan jasa keuangan pada pihak lain seperti menerima simpanan uang. Memberikan pinjaman/ kredit, mengirim uang dan sebagainya, sementara lembaga keuangan selain bank mencakup kegiatan asuransi, dana pensiun, pegadaian, koperasi simpan pinjam, dan lembaga pembiayaan.

 Jasa perusahaan, mencakup kegiatan pemberian jasa hukum (advokat dan notaris), jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan/ arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan peralatan, jasa bangunan.

(d) Sektor jasa-jasa, terdiri dari dua sub sektor utama antara lain  Jasa pemerintahan umum, mencakup kegiatan jasa yang dilaksanakan oleh

pemerintah untuk kepentingan rumah tangga dan masyarakat umum.  Jasa swasta, meliputi kegiatan jasa yang dilaksanakan oleh pihak swasta yang terdiri dari jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, jasa perorangan dan rumah tangga.

(e) Sektor industri pengolahan, terdiri dari sub sektor industri besar dan sedang

dan sub sektor indusrti kecil dan industri kerajinan rumah tangga .

Diantara kegiatan yang berada di atas, terdapat tiga bentuk kegiatan ekonomi yang cukup menonjol di wilayah kajian, sehingga menarik untuk dikaji antara lain adalah sebagai berikut :

Industri merupakan kegiatan manusia yang produktif dalam mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi/ barang jadi, atau mengubah barang jadi menjadi barang yang lebih bermanfaat.

Aktivitas industri didefinisikan sebagai usaha pengubahan suatu komoditi agar menjadi lebih bermanfaat (commercial manufacturing). Setidaknya terdapat tiga hal dalam setiap kegiatan industri ini, yaitu pengumpulan bahan mentah, ada peningkatan terhadap kegunaannya lewat upaya mengubah bentuk serta pengiriman komoditi yang lebih berharga ini ke tempat lain (Daljoeni ,1998: 167).

Pembahasan diatas mampu mendefinisikan bahwa sebuah aktivitas industri akan sangat bergantung pada faktor-faktor produksi yang berkaitan satu sama lain sebagai suatu sistem produksi. Faktor produksi yang terlibat dalam aktivitas industri antara lain faktor produksi berupa bahan mentah, bahan bakar (energi), faktor produksi tenaga kerja (buruh), modal serta kemampuan manajerial.

Menurut Badan Pusat Statistik, industri yang berkembang di Indonesia dikategorikan dalam beberapa kriteria. Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya industri dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu sebagai berikut:

(1) Industri rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang (2) Industri kecil, jumlah tenaga kerja 5-19 orang (3) Industri menengah, jumlah tenaga kerja 20-99 orang (4) Industri besar, jumlah tenaga kerja > 99 orang

Sementara industri juga dikategorikan berdasarkan penyelenggaranya, dikelompokkan menjadi 2 jenis dalam http://hendrisblog.blogspot.com/ , antara lain sebagai berikut :

(1) Industri besar Industri besar merupakan kegiatan produktif dengan ciri-ciri sebagai berikut:  Modal yang digunakan besar, baik berasal dari pemerintah, swasta, maupun investasi asing

 Tenaga kerja yang digunakan berjumlah besar yang merupakan tenaga kerja terdidik

(2) Industri rakyat/ industri kecil, ciri-cirinya :  Produksinya banyak yang menggunakan tenaga manusia  Menggunakan alat-alat dan teknik yang sederhana  Tempat produksi tidak membutuhkan tempat yang luas, biasanya dilakukan

di rumah  Tenaga kerja jumlah terbatas dengan upah relatif rendah

Secara spesifik, kegiatan industri kecil dikenal sebagai kegiatan industri yang memiliki tujuan utama untuk menambah penghasilan keluarga (Mubyarto, 1995: 206). Berdasarkan dinamikanya, kegiatan industri kecil digolongkan dalam tiga kelompok. Pertama adalah industri lokal, yakni kegiatan yang menggantungkan kelangsungan hidupnya dari kondisi pasar setempat yang terbatas serta tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha industri sangat kecil, dengan penanganan pemasaran ditangani sendiri dengan sistem yang kurang baik.

Kedua adalah industri sentral yaitu kegiatan usaha skala kecil yang membentuk kesatuan kelompok atau kawasan industri yang menghasilkan barang sejenis. Jangkauan pemasaran yang dimiliki cukup luas daripada industri lokal, dan jasa perantara menjadi lebih menonjol. Kelompok yang terakhir adalah industri mandiri yang merupakan kegiatan industri yang memiliki skala kecil namun memiliki kemampuan beradaptasi dengan teknologi yang cukup canggih. Pola pemasarannya bersifat relatif dan tidak bergantung pada peranan pedagang perantara.

Kegiatan industri kecil memiliki beberapa ciri-ciri yang beragam, yaitu: usaha dimiliki secara bebas dan kadang tidak berbadan hukum, operasi tidak menunjukkan kegiatan yang mencolok, usaha tidak memiliki karyawan, modal dikumpulkan dari tabungan milik pribadi, serta wilayah pemasaran bersifat lokal dan tidak jauh dari pusat usahanya Kegiatan industri kecil memiliki beberapa ciri-ciri yang beragam, yaitu: usaha dimiliki secara bebas dan kadang tidak berbadan hukum, operasi tidak menunjukkan kegiatan yang mencolok, usaha tidak memiliki karyawan, modal dikumpulkan dari tabungan milik pribadi, serta wilayah pemasaran bersifat lokal dan tidak jauh dari pusat usahanya

(1) Faktor ekonomi Faktor ekonomi yang menjadi pertimbangan dalam pembangunan industri adalah bagaimana kegiatan tersebut mampu mendukung pengembangan ekonomi kawasan dan meningkatkan pendapatan daerah dari aktivitas industri jika dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. (2) Faktor Sosial

Dalam pembangunan industri adanya pertimbangan sosial menyangkut tenaga kerja, baik jumlah tenaga kerja yang akan ditampung, serta pertimbangan untuk membantu mengurangi masalah pengangguran. (3) Faktor keuangan dan kelembagaan

Faktor kelembagaan dan keuangan menyangkut kepemilikan perusahaan dan kemampuan dalam pengelolaan aktivitas industri sehingga dapat berjalan secara optimal. (4) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang menjadi pertimbangan adalah lingkungan fisik dan non fisik yang mempengaruhi maupun menerima dampak dari aktivitas industri yang dikembangkan. Faktor lingkungan tebagi menjadi 3 golongan, yaitu lingkungan sosial kontrol, lingkungan teknis, serta lingkungan ekonomi makro.

Gambar 2.1 Hubungan Faktor-faktor kegiatan Industri

Lingkungan

Teknis

Lingkungan Sosial

dan Kontrol

Perusahaan

Lingkungan dan Ekonomi Makro

Given

Given

Dapat diukur

Perdagangan adalah suatu aktvitas yang diwujudkan dalam bentuk pertukaran barang dan jasa dari produsen hingga ke konsumen yang terakhir, dimana barang yang dipertukarkan merupakan barang yang memiliki nilai ekonomi. Sementara kawasan perdagangan merupakan wilayah yang menjadi wadah aktivitas perdagangan yang berupa pertokoan, jasa, dan areal parkir di suatu wilayah yang termasuk permukiman di belakangnya.

 Membawa/ memindahkan barang-barang dari tempat-tempat yang berkelebihan (surplus) ke tempat-tempat yang kekurangan (minus).

 Memindahkan barang-barang dari produsen ke konsumen.  Menimbun dan menyimpan barang-barang itu dalam masa yang berlebihan

sampai mengancam bahaya kekurangan. Aktivitas perdagangan merupakan aktivitas ekonomi dengan karakteristik

yang heterogen dan berkembang dalam berbagai tipe dan model, sehingga diklasifikasikan sebagai berikut :

(1) Menurut pekerjaan yang dilakukan pedagang :  Perdagangan

mengumpulkan

(produsen-tengkulak-pedagang besar- eksportir).

 Perdagangan menyebarkan (importir-pedagang besar-pedagang menengah- konsumen). (2) Menurut jenis barang yang diperdagangkan :  Perdagangan barang (yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia, misal hasil pertanian, pertambangan, pabrik).  Perdagangan buku, musik, kesenian.  Perdagangan uang dan kertas-kertas berharga (bursa efek).

(3) Menurut daerah, tempat perdagangan dijalankan :  Perdagangan dalam negeri.  Perdagangan luar negeri (perdagangan internasional), yang meliputi

perdagangan ekspor dan perdagangan impor.  Perdagangan meneruskan (perdagangan transito).

Menurut UU No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Wisata diartikan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sementara arti dari Pariwisata atau turisme adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Kawasan wisata merupakan kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata atau area dirancang bagi pengembangan atraksi, kegiatan, fasilitas, servis, dan prasarana wisata. Bisa berbagai jenis land-use maupun eksklusif untuk wisata, tergantung karakter area dan jenis wisata

Sementara itu, industri pariwisata merupakan kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Pengembangan kegiatan kepariwisataan memiliki beberapa unsur yang menjadi pertimbangan antara lain adalah sebagai berikut (Pendhit, 2002:10): (1) Atraksi

Atraksi merupakan bagian dari unsur pariwisata sebagai hal yang menarik untuk dikunjungi baik yang bersifat natural maupun buatan. Atraksi merupakan daya tarik utama yang disajikan dalam kawasan wisata. (2) Jarak dan Waktu

Jarak dan waktu tempuh merupakan elemen yang dipertimbangkan dalam pengembangan aktivitas kepariwisataan, dimana menyangkut daya jangkau lokasi bagi wisatawan. Jarak dan waktu dapat diatasi dengan penyediaan aksesibilitas yang baik. (3) Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan unsur yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kawasan wisata dimana menjadi jawaban dalam masalah jarak dan Aksesibilitas merupakan unsur yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kawasan wisata dimana menjadi jawaban dalam masalah jarak dan

Akomodasi merupakan unsur penting dalam kepariwisataan dimana sebagai rumah sementara bagi para wisatawan. Akomodasi memberikan kenyamanan, pelayanan yang baik, kebersihan dan keindahan. (5) Harga

Harga menjadi faktor yang perlu disesuaikan dalam pembangunan kawasan wisata yang disesuaikan dengan atraksi yang disajikan, target wisatawan yang diharapkan, dan tingkat pelayanan. (6) Promosi

Promosi merupakan upaya pengenalan kegiatan pariwisata yang dilaksanakan dengan rencana dan program secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menarik wisatawan. (7) Fasilitas perbelanjaan

Hal yang seringkali tidak dapat dipisahkan dari sebuah perjalanan wisata adalah kegiatan belanja souvenir yang menjadi cirikhas suatu objek wisata.

Menurut Pendhit (2002), kegiatan pariwisata memiliki berbagai jenis yang dikembangkan sesuai dengan daya tarik yang disajikan yaitu: (1) Wisata Budaya

Wisata budaya merupakan aktivitas wisata dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan mengenai kebudayaan, adat istiadat, dan kesenian serta hal-hal yang bersejarah. (2) Wisata Komersial

Kegiatan wisata yang bersifat komersial maupun mengunjungi tempat- tempat komersial dengan tujuan menghibur diri dan memperoleh sesuatu barang yang dibutuhkan.

Wisata industri identik dengan wisata komersial dimana merupakan perjalanan wisata menuju kawasan industri untuk mengetahui proses pembuatan suatu produk yang biasanya merupakan cirikhas dari suatu lokasi. (4) Wisata Rohani

Wisata rohani merupakan kegiatan perjalanan untuk menumbuhkan nilai keagamaan, mengunjungi lokasi bersejarah, atau ketempat suci dengan tujuan utama adalah wisata batin.

Pengembangan

kegiatan

pariwisata membutuhkan

upaya untuk

pengembangan yang optimal. Upaya pertama adalah product, yaitu mengembangkan objek wisata yang heterogen serta dapat menampung semua keinginan dan kesenangan wisatawan serta mengembangkan cinderamata yang bersifat kedaerahan. Kedua, price yaitu hal yang berkaitan dengan berapa besar uang biaya yang harus dikeluarkan untuk mengunjungi objek wisata. Biaya menjadi pertimbangan wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat.

Ketiga adalah place yaitu lokasi wisata diharapkan menarik bagi wisatawan dengan kondisi yang mudah dijangkau serta terpelihara dengan baik dan dekat dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Serta yang terakhir adalah promotion yaitu upaya pengenalan objek wisata kepada masyarakat luas melalui media massa, brosur dan misi khusus.

2.1.2. Perkembangan Perekonomian

Menurut Prof. Simon Kuznets (Laili, 2007) mengartikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu kawasan untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya.

Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu kawasan terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu kawasan terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan

Perkembangan perekonomian merupakan pertumbuhan ekonomi dilihat dari unsur fisik dan non fisik di suatu kawasan. Aspek fisik dapat berupa alih fungsi lahan atau bangunan untuk aktivitas ekonomi, perkembangan skala pelayanan ekonomi, penyediaan sarana prasarana pendukung aktivitas ekonomi yang semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya. Sementara aspek nonfisik lebih pada tingkat sosial ekonomi bagi pelaku ekonomi dan masyarakat sekitar yang memperoleh dampaknya.

Perkembangan perekonomian merupakan suatu tujuan yang ditandai oleh beberapa kondisi. Kondisi yang pertama adalah kemampuan konsumsi yang besar pada sebagian besar masyarakat. Kondisi yang kedua, perkembangan perekonomian ditandai dengan pertumbuhan kegiatan non pertanian. Kondisi yang terakhir adalah pertumbuhan kegiatan ekonomi yang berbasis perkotaan.

Perkembangan perekonomian pada masa selanjutnya mengalami kondisi penurunan pertumbuhan penduduk, tabungan lebih besar dari investasi, muncullah hipotesis ekonomi dalam keadaan stagnasi dimana adanya pengurangan produksi, maka muncul teori perkembangan ekonomi yang baru yang bertentangan dengan teori neoklastik dan mengatasi kelemahan dari model Harrod-Domar, dimana teori ini menghilangkan aspek kestabilan. Perkembangan ekonomi ditandai dengan keseimbangan antara tiga fungsi yaitu fungsi produksi, fungsi tabungan dan fungsi investasi berjalan stabil, dengan menekankan pada fungsi produksi yang dinyatakan dalam modal perkapita; pertambahan modal perkapita sama dengan jumlah tabungan perkapita dikurangi dengan jumlah pertumbuhan investasi perkapital (Robert M. Solow).

Kegiatan ekonomi yang berkembang selalu menimbulkan aglomerasi yang mempengaruhi aktivitas ekonomi yang juga menjadi salah satu faktor disamping keunggulan komparatif dan skala ekonomi menjelaskan mengapa timbul daerah- Kegiatan ekonomi yang berkembang selalu menimbulkan aglomerasi yang mempengaruhi aktivitas ekonomi yang juga menjadi salah satu faktor disamping keunggulan komparatif dan skala ekonomi menjelaskan mengapa timbul daerah-

Salah satu bentuk perkembangan perekonomian adalah dengan pertumbuhan usaha. Pertumbuhan usaha merupakan perubahan yang dilakukan oleh pengusaha untuk mengembangkan kegiatan usaha secara lebih kreatif, kearah yang lebih baik (Panji Anogara dan Joko Sudantoko, 2002: 162). Pertumbuhan usaha dapat diartikan pula sebagai proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam perkembangan ekonomi masyarakat.

Pertumbuhan kegiatan usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah sebagai berikut : (1) Sumber Daya Alam Sumber daya alam merupakan potensi alami tanpa unsur buatan manusia yang digali untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Potensi alam harus dikelola untuk mampu memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

(2) Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang dimaksud adalah manusia yang termasuk dalam sebuah organisasi yang menyumbangkan tenaga dan pemikiran dalam mencapai tujuan dalam organisasi. Sumber daya manusia dengan segala kemampuan yang dimiliki merupakan elemen utama yang membantu terwujudnya pengembangan usaha.

(3) Transportasi Abbas Salim (1995:2) mengemukakan bahwa transportasi adalah pemindahan barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain. Transportasi mampu mendukung pertumbuhan kegiatan usaha dimana, tanpa adanya transportasi yang (3) Transportasi Abbas Salim (1995:2) mengemukakan bahwa transportasi adalah pemindahan barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain. Transportasi mampu mendukung pertumbuhan kegiatan usaha dimana, tanpa adanya transportasi yang

(4) Modal Kerja Swhiedland dalan Nopianto (2008: 22) menjelaskan bahwa modal merupakan bentuk uang dan barang yang dipergunakan untuk kegiatan produksi. Modal merupakan semua bentuk aktiva lancar yang berfungsi dalam pengembangan kegiatan usaha.

(5) Tingkat Pertumbuhan industri kecil Tingkat pertumbuhan industri merupakan suatu bentuk peningkatan kegiatan ekonomi, yang ditandai dengan tingkat pembelian, tingkat penjualan, dan aspek pasar.

Adelman dalam Yunita Sari (2009:52) menyatakan bahwa sering kali perkembangan kegiatan ekonomi dihadapkan dengan keterbatasan ruang. Hal ini akan mengarahkan pada peruntukan ruang yang mengalami perubahan fungsi dari homogen ke fungsi yang heterogen. Perubahan fungsi kearah yang lebih heterogen akan menimbulkan penurunan kualitas pada fungsi awal dan menimbulkan dampak lain yang lebih luas.

Perkembangan ekonomi wilayah, kegiatan ekonomi selalu dikaitkan dengan ilmu spasial dalam hal ini adalah lokasi tempat berlangsungnya kegiatan. Menurut ilmu ekonomi wilayah, setiap lokasi akan memiliki pola perkembangan dan kegiatan ekonomi yang beragam serta interaksi antar lokasi.

2.2. Faktor Lokasi dalam Perekonomian

2.2.1. Pengertian Lokasi

Lokasi merupakan bagian dari kesatuan geografis yang dibatasi dan dikenali sebagai tempat aktivitas manusia berlangsung. Lokasi terbentuk sebagai bagian dari distribusi ruang untuk mewadahi aktivitas manusia dalam Lokasi merupakan bagian dari kesatuan geografis yang dibatasi dan dikenali sebagai tempat aktivitas manusia berlangsung. Lokasi terbentuk sebagai bagian dari distribusi ruang untuk mewadahi aktivitas manusia dalam

Dalam ilmu geografis dalam http://singgiheducation.blogspot.com/ terdapat sepuluh konsep dasar yang salah satunya adalah konsep lokasi dalam ruang sebagai suatu tempat dipermukaan bumi, dimana lokasi didefinisikan dalam dua macam, yaitu:

(a) Lokasi Absolut yaitu suatu lokasi dikatakan bersifat tetap atau tidak berpindah

dilihat secara fisik dari permukaan bumi, yang berkaitan dengan posisinya terhadap garis astronomi lintang dan bujur.

(b) Lokasi relative yaitu suatu lokasi bersifat dinamis atau dapat berubah. Lokasi

bukan hanya dilihat sebagai hal yang tidak bergerak, akan tetapi lokasi dapat berubah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti aktivitas yang ada didalamnya. Lokasi relatif sangat erat hubungannya dengan faktor alam, faktor budaya dan hubungannya dengan wilayah sekitar.