Persiapan Penelitian

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi kancah penelitian

Penelitian hubungan antara penerimaan diri dan dukungan sosial dengan stres pada ibu yang memiliki anak autis dilaksanakan di SLB Autis di Surakarta, antara lain SLB Autis Alamanda Surakarta, SLB Autis AGCA Center, SLB Autis Harmony. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan survei untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan responden penelitian.

a. SLB Autis Alamanda Surakarta

1) Alamat

: Jalan Siwalan Nomor 32 RT 02 RW 14, Kerten, Laweyan,

Surakarta

2) Visi dan Misi

a) Visi :

Terwujudnya pelayanan yang optimal sehingga anak menjadi mandiri, berprestasi, dan bermanfaat bagi masyarakat.

b) Misi :

Mengembangkan potensi yang ada pada anak dengan

pembelajaran yang efektif dan efisien. Meningkatkan ketrampilan siswa.

masyarakat.

3) Sejarah singkat SLB Autis Alamanda pada awal berdirinya bernama taman Alamanda, merupakan salah satu divisi pendidikan di bawah Lembaga Sosial Masyarakat LAHSI (Lembaga Aksi Hidup Sehat Indonesia) yang pada saat itu fokus terhadap penanganan HIV AIDS dan anak-anak berkebutuhan khusus, terutama autisme. Akan tetapi LAHSI memfokuskan diri pada penanganan HIV AIDS, kemudian Taman Alamanda diambil alih oleh dr. Sholichah Kusuma Wardani yang juga merupakan salah satu anggota di bagian pengembangan LAHSI. Taman Alamanda kemudian berganti nama menjadi Alamanda Brighter Kids sampai kemudian pada tahun 2004 secara resmi berada di bawah naungan dinas pendidikan dan berganti nama menjadi SLB Autis Alamanda.

4) Jumlah terapis dan guru : 9 orang.

b. SLB Autis AGCA Center Surakarta

1) Alamat : Jalan Kapten Mulyadi Nomor 48, Sudiroprajan, Jebres, Surakarta

2) Sejarah singkat SLB Autis AGCA Center Surakarta berdiri pada tahun 1999, merupakan salah satu cabang dari yayasan Nathanisa yang berpusat di Surabaya. Berawal dari situasi dan kondisi pada waktu itu yang 2) Sejarah singkat SLB Autis AGCA Center Surakarta berdiri pada tahun 1999, merupakan salah satu cabang dari yayasan Nathanisa yang berpusat di Surabaya. Berawal dari situasi dan kondisi pada waktu itu yang

3) Visi dan Misi

a) Visi Terwujudnya individu autisme yang mampu bersosialisasi, mandiri, dan mampu mengembangkan bakat dan minatnya.

b) Misi

Menyelenggarakan layanan pendidikan dan terapi yang

optimal bagi individu. Membimbing individu untuk dapat mandiri. Mempersiapkan anak ke sekolah regular bagi yang mampu.

4) Jumlah guru dan terapis : 18 orang.

c. SLB Autis Harmony Surakarta

1) Alamat : Jalan Sungai Sambas RT 02 RW 01 Sangkrah, Pasar Kliwon, Surakarta.

2) Sejarah singkat SLB Autis Harmony berada di bawah naungan lembaga sosial bernama Yayasan Anak Cemerlang. Pendiri yayasan mempunyai mitra 2) Sejarah singkat SLB Autis Harmony berada di bawah naungan lembaga sosial bernama Yayasan Anak Cemerlang. Pendiri yayasan mempunyai mitra

3) Visi dan Misi

a) Visi Mewujudkan siswa yang mandiri, berkarakter, dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat.

b) Misi

Membantu anak dengan kebutuhan khusus pada umumnya dan autis pada khususnya untuk mampu bermasyarakat dan diterima masyarakat.

Mengembangkan dan mengoptimalkan bakat dan kemampuan

anak dengan kebutuhan khusus dan anak autis. Memberikan kesempatan anak autis untuk mendapatkan

pendidikan secara formal. Menjadikan SLB Autis Harmony sebagai salah satu alternative

informasi mengenai autisme. Menjadikan SLB Autis Harmony sebagai wadah berlatih dan melakukan pelatihan-pelatihan bagi pemerhati autisme.

4) Jumlah guru dan terapis : 17 orang.

penelitian terhadap ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Penelitian mengenai hubungan antara penerimaan diri dan dukungan sosial dengan stres pada ibu yang memiliki anak autis belum pernah dilaksanakan di SLB Autis di Surakarta.

b. Berdasarkan interview dengan kepala sekolah SLB Autis di Surakarta didapatkan informasi bahwa beberapa ibu yang memiliki anak autis diduga mengalami gejala stres.

b. Jumlah ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta cukup banyak sehingga memenuhi kriteria untuk penelitian.

c. Diperolehnya ijin untuk melaksanakan penelitian di SLB Autis di Surakarta .

2. Persiapan penelitian

Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Hal-hal yang dipersiapkan adalah berkaitan dengan perijinan dan penyusunan alat ukur yang digunakan dalam penelitian.

a. Persiapan administrasi Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang diajukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Permohonan ijin tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SLB Autis di Surakarta, antara lain SLB Autis Alamanda, SLB Autis AGCA Center, dan SLB Autis Harmony dengan nomor 1036/UN27.06.7.1/TU/2012 tertanggal 26 Maret 2012 agar dapat melakukan penelitian di ketiga SLB Autis di Surakarta.

2) Mengajukan surat ijin penelitian kepada ketiga Kepala Sekolah SLB Autis di Surakarta.

3) Setelah mendapatkan ijin dari pihak kepala sekolah, peneliti baru dapat melaksanakan penelitian sesuai jadwal yang telah ditentukan.

b. Persiapan alat ukur Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah Skala Stres pada Ibu yang Memiliki Anak Autis, Skala Penerimaan Diri dan Skala Dukungan Sosial.

1) Skala Stres pada Ibu yang Memiliki Anak Autis

Skala Stres digunakan untuk mengungkap sejauh mana tingkat stres yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini. Skala stres yang digunakan dalam penelitian ini dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek stres yang diungkapkan oleh Crider, dkk. (1983), Taylor (2009), dan Rice, (1999), yaitu emosi, kognitif, fisiologis, dan tingkah laku.

favorable dan 27 aitem unfavorable. Distribusi aitem skala stres sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Distribusi Aitem Skala Stres pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Sebelum Uji Coba

Aspek

Indikator Perilaku

Nomor aitem

Jumlah Aitem (Persen)

Emosi

Mudah marah dengan tingkah laku anak yang terbatas dan streotipik (gerakan berulang-ulang secara terus menerus tanpa tujuan yang jelas)

Merasa tertekan dengan kondisi anak yang autis

15, 41, 53

6, 28, 30

Kehilangan semangat dalam menjalani hidup dengan kondisi anak yang autis

Sulit berkonsentrasi pada pekerjaan

Mengalami mimpi buruk

7, 31

18, 44

Sulit dalam mengambil keputusan

Muncul keringat dingin

pernafasan (sesak nafas)

21, 47

8, 34

Menurunnya fungsi imun tubuh (mudah sakit)

13, 35

22, 48

Tingkah laku

Perubahan pola makan

Perubahan pola tidur

Melalaikan tanggung jawab untuk mengurus rumah tangga

5, 39

26, 52

Jumlah

27

27

54

Skala Penerimaan Diri digunakan untuk mengungkap sejauh mana tingkat penerimaan diri yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini. Skala penerimaan diri yang digunakan dalam penelitian ini dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek penerimaan diri yang diungkapkan oleh Supratiknya (1995) dan Shereer (dalam Cronbach, 1954), yang meliputi pembukaan diri, percaya kemampuan diri, kesehatan psikologis, orientasi keluar, bertanggungjawab, berpendirian, dan menyadari keterbatasan.

Skala ini memiliki 60 aitem yang terdiri atas 30 aitem favorable dan 30 aitem unfavorable. Distribusi aitem skala penerimaan diri sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 6.

Distribusi Aitem Skala Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba

Aspek

Indikator

Nomor aitem Jumlah Aitem

F (Persen) U Pembukaan

diri

Membiarkan orang lain mengetahui tentang diri individu

Mengungkapkan pendapat kepada orang lain

8,14

2,20 Percaya

kemampuan diri

Memiliki keyakinan untuk menyelesaikan masalah dengan baik

Memiliki keyakinan dalam menghadapi masa depan

Memandang dirinya berharga

Merasa dapat berguna bagi orang lain

Merasa sama dengan orang lain

25,37

29,33

9 Memiliki keinginan untuk (15%) menolong orang lain

Berani bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan individu

27,39

31,35,60

9 Berpikir mengenai resiko atas (15%) semua perbuatan yang dilakukan individu

Memiliki standar sendiri dengan tidak mengikuti konvensi atau standar orang lain

Memiliki pengharapan (ide, gagasan) sendiri

Menyadari kekurangan yang terdapat pada diri sendiri

43,51,59

47,55

9 Menyadari kelebihan yang (15%) terdapat pada diri sendiri

48,56

44,52 Jumlah

(Persen)

30 (50%)

30 (50%)

60 (100%)

Skala Dukungan Sosial digunakan untuk mengungkap sejauh mana tingkat dukungan sosial yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini. Skala Dukungan Sosial yang digunakan dalam penelitian ini dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial yang diungkapkan Sarafino (2004) dan House (dalam Smet, 1994), yang meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok sosial.

Skala ini memiliki 60 aitem yang terdiri atas 30 aitem favorable dan 30 aitem unfavorable. Distribusi aitem skala dukungan sosial sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 7.

Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba

Aspek

Indikator perilaku

Nomor aitem

Jumlah Aitem

F (Persen) U Dukungan

Emosional

Mendapatkan ungkapan kepedulian dari orang lain

12 Mendapatkan ungkapan (20%) perasaan nyaman dari orang lain

Dukungan Penghargaan

Mendapatkan ungkapan penilaian positif seperti pujian atas keberhasilan

12 Mendapatkan ungkapan (20%) dorongan untuk maju seperti semangat untuk tetap optimis dan tidak mudah menyerah

Dukungan Instrumental

Mendapatkan bantuan berupa uang saat individu membutuhkan

12 Mendapatkan bantuan berupa (20%) bantuan tindakan langsung saat individu mengalami kesulitan

Dukungan Informasi

Mendapatkan nasihat dari lingkungan atas kesulitan yang dialami individu

12 Mendapatkan umpan balik (20%) atas pembicaraan yang dilakukan oleh individu

Dukungan kelompok sosial

Memiliki perasaan keanggotaan kelompok dalam kelompok yang diikuti oleh individu

Melakukan aktivitas sosial dan berbagi kesenangan dengan lingkungan sekitar individu

Jumlah (Persen)

Uji coba dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2012 - 20 April 2012 terhadap ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta. Jumlah ibu yang memiliki anak autis yang melakukan uji coba adalah 30 orang. Berikut adalah perincian jumlah responden yang mengikuti uji coba skala, yaitu SLB Autis AGCA Center sebanyak 10 orang, SLB Autis Alamanda sebanyak 10 orang, dan SLB Autis Harmony sebanyak 10 orang.

4. Uji validitas dan reliabilitas skala

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi content validity dan construct validity. Content validity yang diujikan adalah face validity . Dasar penyimpulan yang digunakan dalam face validity lebih banyak diletakkan pada professional judgement. Face validity dilakukan oleh pembimbing utama dan pembimbing pendamping sebagai pihak yang berkompeten dan dinyatakan bahwa penampilan tes telah meyakinkan dan dianggap memenuhi kesan mampu mengungkap atribut yang hendak diukur sehingga face validity alat ukur dalam penelitian ini telah terpenuhi. Menurut Azwar (2009), kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan minimal r ix

reliabilitas dihitung dengan teknik analisis reliabilitas . Perhitungan validitas dan reliabilitas skala pada pendekatan ini menggunakan program analisis validitas dan reliabilitas butir program statistik SPSS 17.0 for Windows .

a. Skala Stres pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Berdasarkan uji validitas Skala Stres dapat diketahui bahwa dari

54 aitem yang diujicobakan, terdapat 9 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem nomor 4, 6, 14, 15, 16, 20, 28, 34, dan 42; sedangkan jumlah aitem yang valid sebanyak 45 aitem. Aitem-aitem yang valid, yaitu aitem nomor

52, 53, dan 54 . Aitem yang valid mempunyai koefisien validitas (rht) bergerak dari 0,304 sampai dengan 0,745 dengan p < 0,05. Sedangkan reliabilitas skala yang ditunjukkan dengan koefisien Alpha sebesar 0,941. Hasil uji validitas dan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C. Dengan demikian, Skala Stres ini dianggap cukup andal sebagai alat ukur penelitian. Distribusi aitem Skala Stres yang valid dan gugur dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini:

Distribusi Aitem Skala Stres pada Ibu yang Memiliki Anak Autis yang Valid dan Gugur

Aspek

Indikator Perilaku

Nomor aitem

Jumlah

Valid Gugur

Valid

Gugur Valid Gugur

Emosi

Mudah marah dengan tingkah laku anak yang terbatas dan streotipik (gerakan berulang-ulang secara terus menerus tanpa tujuan yang jelas)

Merasa tertekan dengan kondisi anak yang autis

Kehilangan semangat dalam menjalani hidup dengan kondisi anak yang autis

Sulit berkonsentrasi pada pekerjaan

Sulit dalam mengambil keputusan

4 0 Fisiologis Muncul keringat dingin

Mengalami gangguan, pernafasan

imun tubuh (mudah sakit)

Tingkah laku

Perubahan pola makan

Perubahan pola tidur

Menurunnya interaksi terhadap

jawab untuk mengurus rumah tangga

Jumlah

Berdasarkan uji validitas skala penerimaan diri dapat diketahui bahwa dari 60 aitem yang diujicobakan, terdapat 10 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem nomor 15, 27, 30, 40, 44, 46, 48, 51, 55, dan 59; sedangkan jumlah aitem yang valid sebanyak 50 aitem. Aitem-aitem yang valid, yaitu aitem nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 45, 47, 49, 50,

52, 53, 54, 56, 57, 58 dan 60 . Aitem yang valid mempunyai koefisien validitas (rht) bergerak dari 0,317 sampai 0,755 dengan p < 0,05. Sedangkan reliabilitas skala yang ditunjukkan dengan koefisien Alpha sebesar 0,952. Hasil uji validitas dan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C. Dengan demikian, skala Penerimaan Diri ini dianggap cukup andal sebagai alat ukur penelitian. Distribusi aitem skala Penerimaan Diri yang valid dan gugur dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini:

Distribusi Aitem Skala Penerimaan Diri yang Valid dan Gugur

Aspek

Indikator Perilaku

Nomor aitem

Jumlah

F U Valid Gugur Valid Gugur Valid

Gugur

Pembukaan diri

Membiarkan orang lain mengetahui tentang diri individu

Mengungkapkan pendapat kepada orang lain

Percaya kemampuan diri

Memiliki keyakinan untuk menyelesaikan masalah dengan baik

Memiliki keyakinan dalam menghadapi masa depan

Kesehatan psikologis

Memandang dirinya berharga

Merasa dapat berguna bagi orang lain

Merasa sama dengan orang lain

Memiliki keinginan untuk menolong orang lain

Bertanggung jawab

Berani bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan individu

Berpikir mengenai resiko atas semua perbuatan yang dilakukan individu

Berpendirian Memiliki standar sendiri

dengan tidak mengikuti konvensi atau standar orang lain

Memiliki pengharapan (ide, gagasan) sendiri

Menyadari kekurangan yang terdapat pada diri sendiri

Menyadari kelebihan yang terdapat pada diri sendiri

Berdasarkan uji validitas Skala Dukungan Sosial dapat diketahui bahwa dari 60 aitem yang diujicobakan, terdapat 10 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem nomor 3, 8, 16, 20, 28, 30, 35, 44, 45, dan 53; sedangkan jumlah aitem yang valid sebanyak 50 aitem. Aitem-aitem yang valid, yaitu aitem nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 48, 49,

50, 51, 52, 54, 55, 56, 57, 58, 59 dan 60. Aitem yang valid mempunyai koefisien validitas (rht) bergerak dari 0,321 sampai 0,755 dengan p < 0,05. Sedangkan reliabilitas skala yang ditunjukkan dengan koefisien Alpha sebesar 0,955 Hasil uji validitas dan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C. Dengan demikian, Skala Dukungan Sosial ini dianggap cukup andal sebagai alat ukur penelitian. Distribusi aitem skala dukungan sosial yang valid dan gugur dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini:

Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial yang Valid dan Gugur

Aspek

Indikator Perilaku

Nomor aitem

Jumlah

Valid Gugur

Valid

Gugur Valid Gugur

Dukungan Emosional

Mendapatkan ungkapan kepedulian dari orang lain

Mendapatkan ungkapan perasaan nyaman dari orang lain

Dukungan Penghargaan

Mendapatkan ungkapan penilaian positif seperti pujian atas keberhasilan

Mendapatkan ungkapan dorongan untuk maju seperti semangat untuk tetap optimis dan tidak mudah menyerah

Dukungan Instrumental

Mendapatkan bantuan berupa uang saat individu membutuhkan

Mendapatkan bantuan berupa bantuan tindakan langsung saat individu mengalami kesulitan

Dukungan Informasi

Mendapatkan nasihat dari lingkungan atas kesulitan yang dialami individu

Mendapatkan umpan balik atas pembicaraan yang dilakukan oleh individu

Dukungan kelompok sosial

Memiliki perasaan keanggotaan kelompok dalam kelompok yang diikuti oleh individu

Melakukan aktivitas sosial dan berbagi kesenangan dengan lingkungan sekitar individu

Setelah dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas pada Skala Stres, Skala Penerimaan Diri, dan Skala Dukungan Sosial, maka langkah selanjutnya adalah menyusun kembali skala-skala tersebut sebagai alat ukur. Aitem yang gugur tidak diikutsertakan dan aitem yang valid disusun dengan urutan yang baru untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Susunan aitem setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11 Distribusi Aitem Skala Stres pada Ibu yang Memiliki Anak Autis untuk Penelitian

Aspek

Indikator Perilaku

Nomor aitem Jumlah Aitem (Persen)

F U Emosi

Mudah marah dengan tingkah laku anak yang terbatas dan streotipik (gerakan berulang-ulang secara terus menerus tanpa tujuan yang jelas)

10 Merasa tertekan dengan kondisi anak (22,22%) yang autis

30 Kehilangan semangat dalam menjalani

hidup dengan kondisi anak yang autis

54 (42) Kognitif

Sulit berkonsentrasi pada pekerjaan

Mengalami mimpi buruk

18, 44 Sulit dalam mengambil keputusan

12, 32 Fisiologis Muncul keringat dingin

Mengalami gangguan, pernafasan (sesak nafas)

8 Menurunnya fungsi imun tubuh

(mudah sakit)

Perubahan pola makan

Perubahan pola tidur

24, 50 (16) Menurunnya interaksi terhadap orang

di sekitarnya

38 Melalaikan tanggung jawab untuk

mengurus rumah tangga

26, 52 (28) Jumlah

(Persen)

Tabel 12 Distribusi Aitem Skala Penerimaan Diri untuk Penelitian

Aspek

Indikator

Nomor aitem

JumlahAitem

F (Persen) U Pembukaan

diri

Membiarkan orang lain mengetahui tentang diri individu

8 Mengungkapkan pendapat (16%) kepada orang lain

2,20 Percaya

kemampuan diri

Memiliki keyakinan untuk menyelesaikan masalah dengan baik

7 (14%) Memiliki keyakinan dalam menghadapi masa depan

Memandang dirinya berharga

Merasa dapat berguna bagi orang lain

Merasa sama dengan orang lain

Memiliki keinginan untuk menolong orang lain

Berani bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan individu

Berpikir mengenai resiko atas semua perbuatan yang dilakukan individu

Memiliki standar sendiri dengan tidak mengikuti konvensi atau standar orang lain

Memiliki pengharapan (ide, gagasan) sendiri

Menyadari kekurangan yang terdapat pada diri sendiri

5 Menyadari kelebihan yang (10%) terdapat pada diri sendiri

Jumlah (Persen)

Keterangan: dan dicetak tebal merupakan aitem baru untuk penelitian.

Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial untuk Penelitian

Aspek

Indikator perilaku

Nomor aitem

Jumlah Aitem (Persen)

Dukungan Emosional

Mendapatkan ungkapan kepedulian dari orang lain

11 Mendapatkan ungkapan (22%) perasaan nyaman dari orang lain

Dukungan Penghargaan

Mendapatkan ungkapan penilaian positif seperti pujian atas keberhasilan

12 Mendapatkan ungkapan (24%) dorongan untuk maju seperti semangat untuk tetap optimis dan tidak mudah menyerah

Dukungan Instrumental

Mendapatkan bantuan berupa uang saat individu membutuhkan

U8 Mendapatkan bantuan berupa (16%) bantuan tindakan langsung saat individu mengalami kesulitan

Dukungan Informasi

Mendapatkan nasihat dari lingkungan atas kesulitan yang dialami individu

11 Mendapatkan umpan balik (22%) atas pembicaraan yang dilakukan oleh individu

Dukungan kelompok sosial

Memiliki perasaan keanggotaan kelompok dalam kelompok yang diikuti oleh individu

Melakukan aktivitas sosial dan berbagi kesenangan dengan lingkungan sekitar individu

Keterangan: dan dicetak tebal merupakan aitem baru untuk penelitian.

1. Penentuan responden penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta. Pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling . Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta yang berusia 20-45 tahun dan bukan single parent . Dari karakteristik tersebut didapatkan sampel sebanyak 38 orang.

2. Pengumpulan data penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2012 25 Mei 2012. Pengumpulan data menggunakan Skala Stres yang terdiri atas 45 aitem, Skala Penerimaan Diri yang terdiri atas 50 aitem, dan Skala Dukungan Sosial yang terdiri atas 50 aitem. Skala diberikan secara langsung oleh peneliti kepada responden, namun ada beberapa responden yang bekerja dan tidak menunggui anaknya sehingga diisi di rumah. Data penelitian yang diperoleh berjumlah 38 eksemplar.

3. Pelaksanaan skoring

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah memberikan skor pada hasil pengisian Skala Stres, Skala Penerimaan Diri, dan Skala Dukungan Sosial untuk keperluan analisis data. Pemberian skor pada skala stres pada ibu yang memiliki anak autis, skala penerimaan diri, dan skala Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah memberikan skor pada hasil pengisian Skala Stres, Skala Penerimaan Diri, dan Skala Dukungan Sosial untuk keperluan analisis data. Pemberian skor pada skala stres pada ibu yang memiliki anak autis, skala penerimaan diri, dan skala

Skor aitem favorable adalah 4 untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk pilihan jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Sedangkan skor pada aitem unfavorable (tidak mendukung) adalah 1 untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS), 2 untuk pilihan jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Total skor setiap skala yang diperoleh dari responden penelitian ini dipakai dalam analisis data.