Populasi, Sampel , dan Sampling
C. Populasi, Sampel , dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta, antara lain SLB Autis AGCA Center, SLB Autis Alamanda, dan SLB Autis Harmony. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 81 orang.
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Memiliki anak autis.
b. Berusia 20-45 tahun. Hal tersebut dijadikan pertimbangan karena Menurut Hurlock (2002), stres dipengaruhi oleh usia. Oleh karena itu, penulis memilih orang tua yang berusia 20-45 tahun karena menurut Feldman (dalam Desmita, 2007) pada usia tersebut seseorang berada pada tahapan dewasa, sehingga orang tua pada penelitian ini berada pada tahapan umur yang sama.
c. Bukan single parent. Hal tersebut dijadikan pertimbangan karena menurut penelitian yang dilakukan Bronniman (2010), wanita single parent memiliki tingkat stres yang tinggi dibandingkan dengan wanita yang memiliki suami karena single parent membutuhkan kemampuan untuk memenuhi financial keluarga sekaligus kemampuan untuk mengurus rumah tangga dan membesarkan anak.
Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak autis di SLB Autis di Surakarta yang memenuhi karakteristik yang sudah ditetapkan peneliti, yaitu berumur 20-45 tahun dan bukan single parent. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang berdasarkan kriteria pada purposive sampling , dengan 30 responden untuk try out dan sisanya 38 responden untuk penelitian.
pada pendapat Roscoe (dalam Sugiyono, 2011) tentang penentuan ukuran sampel dalam suatu penelitian, yaitu :
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 responden.
b. Bila dalam suatu penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (misalnya : analisis korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal adalah 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misal variabel penelitian berjumlah 5 (independen+dependen), maka jumlah anggota sampel adalah 10x5=50.
Berdasarkan pendapat Roscoe di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa ukuran sampel penelitian yang berjumlah 68 telah sesuai dengan jumlah minimal sampel, yaitu 30 (10x3=30).
3. Sampling
Sampling adalah merupakan cara yang digunakan untuk mengambil sampel (Sugiyono, 2011). Sampling atau teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek berdasarkan karakteristik tertentu yang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri populasi yang sudah ditentukan sebelumnya (Hadi, 2004). Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk menghasilkan data yang relevan dengan tujuan penelitian serta memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, maka penelitian ini menggunakan skala sikap (attitude scales) sebagai alat pengumpul data. Skala sikap berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek sikap. Dari respon subjek pada setiap pernyataan itu kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang.
Salah satu sifat skala sikap adalah isi pernyataannya yang dapat berupa pernyataan langsung yang jelas tujuan ukurnya, akan tetapi dapat pula berupa pernyataan tidak langsung yang tampak kurang jelas tujuan ukurnya bagi responden. Walaupun responden dapat mengetahui bahwa skala tersebut bertujuan mengukur sikap namun pernyataan tidak langsung ini biasanya tersamar dan mempunyai sifat proyektif. Respon individu terhadap stimulus sikap yang berupa jawaban sesuai atau tidak sesuai itulah yang dapat menjadi indikator sikap individu (Azwar, 2010).
1. Sumber Data
Sumber data adalah sesuatu yang menjadi sumber untuk memperoleh sebuah data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu:
a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung kepada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung kepada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar,
b. Data sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari tempat penelitian, yaitu berupa dokumen-dokumen yang diperlukan peneliti. (Suryabrata, 2006). Data sekunder digunakan sebagai tambahan informasi untuk mempermudah pengumpulan data penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan observasi dan wawancara di tempat penelitian, yaitu berupa dokumentasi ketika pengumpulan data, informasi tentang profil tempat penelitian, dan daftar siswa di SLB Autis di Surakarta. Demi kerahasiaan responden penelitian, biodata tidak dapat dilampirkan. Data sekunder tidak diikutsertakan dalam proses analisis dalam penelitian ini.
2. Metode Pengumpulan Data
Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga skala, yaitu stres pada ibu yang memiliki anak autis, skala penerimaan diri, dan skala dukungan sosial, Semua skala yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman terhadap skala Likert yang telah dimodifikasi, yaitu menghilangkan pilihan ragu-ragu sehingga subjek akan memilih jawaban yang pasti kearah yang sesuai atau tidak sesuai dengan Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga skala, yaitu stres pada ibu yang memiliki anak autis, skala penerimaan diri, dan skala dukungan sosial, Semua skala yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman terhadap skala Likert yang telah dimodifikasi, yaitu menghilangkan pilihan ragu-ragu sehingga subjek akan memilih jawaban yang pasti kearah yang sesuai atau tidak sesuai dengan
Skala dibuat sebagai pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable dengan empat alternatif jawaban, dimana untuk pernyataan favorable yang jawabannya sangat tidak sesuai, akan diberi nilai terendah yaitu 1 dan jawaban sangat sesuai diberi nilai tertinggi, yaitu 4. Sedangkan untuk pernyataan unfavorable sistem pembentukan nilainya adalah sebaliknya. Untuk lebih jelasnya maka sistem penilaiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Tabel Sistem Penilaian Aitem Skala
Kategori Jawaban
Skor Favorable
Skor Unfavorable Sangat Sesuai (SS)
4 1 Sesuai (S)
3 2 Tidak Sesuai (TS)
2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS)
1 4 Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga skala, yaitu:
1. Skala Stres
Skala stres yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada teori Crider, dkk. (1983), Taylor (2009), dan Rice (1999) yaitu emosi, kognitif, fisiologis, dan tingkah laku. Skala ini digunakan untuk mengungkap tinggi rendahnya stres pada ibu yang memiliki anak autis di Surakarta. Skala stres berisi 54 aitem pernyataan yang terdiri atas 27 pernyataan favorable dan 27 pernyataan unfavorable.
memiliki anak autis.
Tabel 2
Blue Print Skala Stres pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Aspek
Indikator
Nomor aitem
Jumlah Aitem
Emosi
Mudah marah dengan tingkah laku anak yang terbatas dan streotipik (gerakan berulang-ulang secara terus menerus tanpa tujuan yang jelas)
Merasa tertekan dengan kondisi anak yang autis
Kehilangan semangat dalam menjalani hidup dengan kondisi anak yang autis
Sulit berkonsentrasi pada pekerjaan
Mengalami mimpi buruk
Sulit dalam mengambil keputusan
Muncul keringat dingin
pernafasan (sesak nafas)
Menurunnya fungsi imun tubuh (mudah sakit)
Perubahan pola makan
Perubahan pola tidur
Melalaikan tanggung jawab untuk mengurus rumah tangga
Jumlah
Skala penerimaan diri yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan aspek penerimaan diri menurut Supratiknya (1995) dan Shereer (dalam Cronbach, 1954), yang meliputi pembukaan diri, percaya kemampuan diri, kesehatan psikologis, orientasi keluar, bertanggungjawab, berpendirian, dan menyadari keterbatasan. Skala ini digunakan untuk mengungkap tinggi rendahnya penerimaan diri. Skala penerimaan diri berisi 60 aitem pernyataan yang terdiri atas 30 pernyataan favorable dan 30 pernyataan unfavorable.
Berikut adalah blue print pembuatan skala penerimaan diri. Tabel 3
Blue Print Skala Penerimaan Diri
Aspek
Indikator
Nomor aitem Jumlah Aitem
F U Pembukaan diri
Membiarkan orang lain mengetahui tentang diri individu
Mengungkapkan pendapat kepada orang lain
kemampuan diri
Memiliki keyakinan untuk menyelesaikan masalah dengan baik
Memiliki keyakinan dalam menghadapi masa depan
Memandang dirinya berharga
Merasa dapat berguna bagi orang lain
Merasa sama dengan orang lain
Memiliki keinginan untuk menolong orang lain
Berani bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan individu
Berpikir mengenai resiko atas semua perbuatan yang dilakukan individu
Menyadari kekurangan yang terdapat pada diri sendiri
Menyadari kelebihan yang terdapat pada diri sendiri
3. Skala Dukungan Sosial
Skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino (2004) dan House (dalam Smet, 1994), yang meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok sosial. Skala ini digunakan untuk mengungkap tinggi rendahnya dukungan sosial. Skala dukungan sosial berisi 60 aitem pernyataan yang terdiri atas 30 pernyataan favorable dan 30 pernyataan unfavorable.
Berikut adalah blue print pembuatan skala dukungan sosial. Tabel 4
Blue Print Skala Dukungan Sosial
Aspek
Indikator perilaku
Nomor aitem
Jumlah Aitem
Dukungan Emosional
Mendapatkan ungkapan kepedulian dari orang lain
Mendapatkan ungkapan perasaan nyaman dari orang lain
Dukungan Penghargaan
Mendapatkan ungkapan penilaian positif seperti pujian atas keberhasilan
Dukungan Instrumental
Mendapatkan bantuan berupa uang saat individu membutuhkan
Mendapatkan bantuan berupa bantuan tindakan langsung saat individu mengalami kesulitan
Dukungan Informasi
Mendapatkan nasihat dari lingkungan atas kesulitan yang dialami individu
Mendapatkan umpan balik atas pembicaraan yang dilakukan oleh individu
Dukungan kelompok sosial
Memiliki perasaan keanggotaan kelompok dalam kelompok yang diikuti oleh individu
Melakukan aktivitas sosial dan berbagi kesenangan dengan lingkungan sekitar individu