HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Pop-up Book

Penelitian ini dilaksanakan di SLB Al-azhar Bukittinggi . Penelitian dilakukan pada kelas V.C yang memiliki 4 orang siswa namun yang menjadi subjek penelitian peneliti hanya 2 orang siswa yang mana terdiri dari 1 orang siswa laki-laki dan 1 orang siswa perempuan serta guru kelas V/C SLB Al- azhar Bukittinggi. Peneliti hanya berfokus pada dua orang siswa karena dua orang siswa lainnya sudah bisa membaca dan tidak masuk kedalam kategori anak tunagrahita ringan. Sedangkan dua siswa yang menjadi subjek penelitian ini merupakan anak tunagrahita ringan dan mengalami kesulitan membaca kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u].

Proses yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan membaca kata melalui media pop-up book bagi anak tunagrahita ringan antara lain: peneliti melaksanakan tes kemampuan awal terhadap kemampuan siswa dalam membaca kata. Diketahui bahwa peneliti menemukan kesulitan pada subjek yang diteliti tentang kemampuan anak dalam membaca beberapa huruf sehingga menyulitkan siswa dalam membaca kata. Siswa mengalami kesulitan dalam membaca kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. untuk itu peneliti berupaya memberikan bimbingan dan latihan dalam membaca melalui media pop-up book. pembelajaran dengan Proses yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan membaca kata melalui media pop-up book bagi anak tunagrahita ringan antara lain: peneliti melaksanakan tes kemampuan awal terhadap kemampuan siswa dalam membaca kata. Diketahui bahwa peneliti menemukan kesulitan pada subjek yang diteliti tentang kemampuan anak dalam membaca beberapa huruf sehingga menyulitkan siswa dalam membaca kata. Siswa mengalami kesulitan dalam membaca kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. untuk itu peneliti berupaya memberikan bimbingan dan latihan dalam membaca melalui media pop-up book. pembelajaran dengan

Dalam proses pemebelajaran siklus 1 peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Peneliti berusaha agar siswa dapat memahami dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan hadirnya guru kolaborator didalam kelas diharapkan dapat membantu dalam memberi pendapat kepada peneliti dalam hal menyususn perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, mengamati proses pelaksanaan pembelajaran baik itu dari segi peneliti yang memberikan mater, penggunaan media dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dan melakukan refleksi bersama peneliti untuk menentukan langkah berikutnya.

Siklus 1 dilaksanakan empat kali pertemuan yang direncanakan bersama dengan guru. Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal. Peneliti melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan menggunakan media pop-up book. Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu pop-up book yang berisikan gambar berbentuk seperti tiga dimensi beserta kata yang akan dibaca oleh siswa dan di lengkapi dengan kartu huruf. Diharapkan melalui media ini dapat memotivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan berguna untuk kehidupan sehari-hari.

Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu:

Pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan empat kali pertemuan dan waktu yang digunakan 2x30 menit. Tindakan dilakukan sebanyak empat kali pertemuan dan evaluasi setiap akhir pertemuan. Setiap pertemuan peneliti melakukan pengamatan terhadap pengaruh penggunaan media pop-up book dalam meningkatkan kemampuan membedakan dan membedakan huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u] kemudian dilakukan perenungan terhadap tindakan yang dilakukan dalam upaya perbaikan dari kekurangan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tentang membaca kata dan motivasi untuk belajar siswa.

Pelaksanaan yang dilaksanakan pada siklus ini sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran dimulai dari pengelolaan kelas, dimana posisi tempat duduk siswa dan melihat kesiapan siswa untuk menerima pelajaran. Setelah itu guru masuk kedalam kelas pada materi pelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media pop-up book. peneliti memulai pelajaran membaca dengan menerangkan materi tentang membaca kata yaitu tentang membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g]. Setelah menerangkan materi, peneliti mengajak siswa untuk bermain kartu huruf.

yang cara menggunakannya dengan guru mengacak kartu lalu guru meminta siswa untuk mengambil kartu paling atas lalu siswa menunjukkan huruf apa yang tertulis pada kartu dan siswa mencari kata yang berawalan huruf tersebut kemudian menunjukkan huruf tersebut didalam kata yang ada didalam pop-up book secara bergantian. Diakhir pelajaran siswa di berikan latihan. Setelah siswa menyelesaikan latihan peneliti menyimpulkan pelajaran dan melakukan evaluasi. Dari beberapa kegiatan yang telah diberikan, maka peneliti dan kolaborator mendapatkan hasil bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, siswa sudah dapat menunjukkan dan membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g].

Penggunaan media pop-up book sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca kata yang dilaksanakan dalam dua siklus dimana siklus

I dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, dengan evaluasi di setiap akhir pertemuan. Pada pertemuan I dan II peneliti masuk kedalam kelas sekitar pukul 09.00 WIB dan pukul 11.00 WIB pada pertemuan III dan IV. Setiba di kelas, peneliti membersihkan kelas dan merapikan tempat duduk siswa. setelah ruang kelas bersih dan tersusun rapi barulah peneliti memulai pelajaran dengan membaca doa dan melakukan appersepsi.

Setelah siswa siap untuk mengikuti pelajaran, barulah peneliti masuk pada kegiatan inti yaitu memberikan materi. Kegiatan inti ini dapat digambarkan sebagai berikut: pada pertemuan pertama dan kedua peneliti menjelaskan tentang huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan

[u]. Lalu pada pertemuan ketiga peneliti menjelaskan tentang perbedaan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g], dan pada pertemuan keempat peneliti menjelaskan tentang nama-nama benda.

Setelah peneliti menjelaskan materi pelajaran, lalu peneliti meminta siswa menunjukkan setiap huruf yang peneliti tuliskan di papan tulis secara bersama dan bergantian. namun, pada saat materi membedakan huruf, peneliti meminta siswa untuk berpartisipasi menyebutkan perbedaan huruf yang yang peneliti tuliskan di papan tulis tapi sebelumnya peneliti menyebutkan terlebih dahulu perbedaanya.

setelah itu peneliti mengajak siswa untuk bermain dan membentuk lingkaran. Lalu, peneliti menerangkan cara bermainnya. Yaitu, pertama-tama peneliti akan mengocok kartu lalu siswa secara bergantian mengambil kartu yang ada di tangan peneliti, kemudian siswa memperlihatkan huruf yang mereka dapatkan dan memperlihatkannya kepada siswa lain. Lalu, peneliti meminta siswa yang mengambil huruf tersebut untuk mencari huruf yang didapat pada pop-up book yang peneliti sediakan. Lalu, peneliti meminta siswa bersama-sama menyebutkan gambar yang ada pada halaman tersebut. Kemudian siswa yang mengambil kartu, menunjuk huruf yang peneliti sebutkan. Begitu terus secara bergantian.

Pada saat peneliti meminta siswa B untuk menunjukkan huruf awalnya B masih sulit membedakan huruf b dan d namun pada saat diminta menunjukkan huruf d B sudah tidak ragu lagi dan pada pertemuan ketiga B Pada saat peneliti meminta siswa B untuk menunjukkan huruf awalnya B masih sulit membedakan huruf b dan d namun pada saat diminta menunjukkan huruf d B sudah tidak ragu lagi dan pada pertemuan ketiga B

Pada kegiatan akhir, peneliti menyimpulkan pelajaran dengan menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum mengerti. Kemudian peneliti menyimpulkan pelajaran dari awal pembelajaran samapi akhir pembelajarandengan mengadakan tanya jawab. Kemudian peneliti mengadakan evaluasi untuk mngetahui hasil kemampuan siswa terhadap materi yang peneliti berikan. Evaluasi yang dilakukan yaitu tes perbuatan tulis dan lisan.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus Iyang dilaksanakan empat kali pertemuan, maka peneliti kembali memperjelas permasalahan yang timbul. Adapun permasalahan yang dihadapi pada awal pelaksanaan siklus I yaitu. Siswa B sudah bisa menunjukkan huruf dan membedakan huruf, namun masih kesulitan untuk membedakan huruf b dengan d. Sedengkan siswa I masih ada kesulitan dalam menunjukkan huruf p, dan sulit membedakan huruf b, d, p, dan g.

Langkah-langkah yang peneliti berikan yaitu menunjukkan huruf lalu membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g]. Pertama-tama peneliti memberikan contoh cara membaca setiap huruf. Setelah materi tentang huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. Peneliti dengan guru kolaborator melihat kondisi dalam pembelajaran dimana baik siswa B, dan I secara keseluruhan masih ada melakukan kesalahan dalam membaca dan membedakan huruf. Untuk itu kolaborator dan peneliti bersepakat untuk melanjutkan materi ke siklus II.

Gambaran secara umum pada siklus I yang kolaborator dapatkan bahwa siswa antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran, anak melaksanakan semua instruksi peneliti, karena pelajaran dilakukan sambil bermain. Pada siklus I ini kolaborator melihat perencanaan yang disusun belum semuanya terlaksana dengan baik, dan belum menunjukkan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan peneliti dengan beruntun namun terkadang peneliti melupakan absensi siswa. dimulai dari peneliti memberi penjelaskan tentang huruf, meminta siswa untuk mendengarakan penjelasan peneliti, peneliti memberikan contoh cara menunjukkan huruf, peneliti menjelaskan tentang perbedaan huruf. Peneliti menjelaskan tentang cara penggunaan media. Peneliti selalu mengikuti sati persatu kegiatan siswa sampai dengan siswa mengerjakan latihan. Menurut pengamatan kolaborator penggunaan media pembelajaran sudah memperlihatkan sedikit peningkatan prestasi belajar siswa dalam Gambaran secara umum pada siklus I yang kolaborator dapatkan bahwa siswa antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran, anak melaksanakan semua instruksi peneliti, karena pelajaran dilakukan sambil bermain. Pada siklus I ini kolaborator melihat perencanaan yang disusun belum semuanya terlaksana dengan baik, dan belum menunjukkan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan peneliti dengan beruntun namun terkadang peneliti melupakan absensi siswa. dimulai dari peneliti memberi penjelaskan tentang huruf, meminta siswa untuk mendengarakan penjelasan peneliti, peneliti memberikan contoh cara menunjukkan huruf, peneliti menjelaskan tentang perbedaan huruf. Peneliti menjelaskan tentang cara penggunaan media. Peneliti selalu mengikuti sati persatu kegiatan siswa sampai dengan siswa mengerjakan latihan. Menurut pengamatan kolaborator penggunaan media pembelajaran sudah memperlihatkan sedikit peningkatan prestasi belajar siswa dalam

Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara kolaborator atau pengamat mendiskusikan hasil observasi kepada peneliti tentang pelaksanaan pembelajaran membaca menggunakan media pop-up book. peneliti dan kolaborator sepakat secara umum siklus I telah terjadi peningkatan walaupun belum sepenuhnya. Dimana, B dan I sudah dapat membaca dan membedakan huruf dengan benar dan dengan bantuan. Secara kesuluhan, siswa sudah dapat mencapai semua indikator pada siklus I denagn benar dan dengan bantuan. Dari hasil observasi, tes lisan dan tulis yang peneliti lakukan didapatkan kemampuan siswa pada siklus I yaitu siswa B bisa membaca dengan benar dan dengan bantuan sudah mencapai angka 97% , siswa I 78,5%. Sudah sempurna namun belum mencapai tujuan utama dari penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan membaca kata mulai dari mengenal huruf sampai dengan membaca kata.

Dari hasil diatas, maka peneliti dan kolaborator yakin siswa bisa diberikan materi yang lebih susah yaitu materi tentang penggalan kata dan membaca kata benda. Untuk itu peneliti dan kolaborator bersepakat untuk melanjutkan kesiklus II dengan materi tersebut.

Pelaksanaan siklus II

Pada hasil akhir siklus Imenunjukkan bahwa sudah terlihat peningkatan yang berarti dalam meningkatkan kemampuan menunjukkan Pada hasil akhir siklus Imenunjukkan bahwa sudah terlihat peningkatan yang berarti dalam meningkatkan kemampuan menunjukkan

Hasil siklus I menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menunjukkan huruf dan membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g]. Sudah dapat mengucapkan huruf dengan benar dan dengan bantuan. Peneliti dan kolaborator kembali merencanakan sebuah tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan membuat siswa termotivasi dalam belajar. Perencanaan yang peneliti lakukan dalam menggunakan media pop-up book. kegiatanan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran tentang menunjukkan huruf, membaca penggalan kata, dan membaca kata benda dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak tunagrahita ringan kelas V.C. membuat rancangan pembelajaran, menentukan strategi, media dan pengelolaan kelas, membuat soal tes, membuat lembar kerja siswa, dan membuat format dan teknik penilaian. Kegiatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator pada planing siklus II yaitu peneliti bersama kolaborator merencanakan pembelajaran pada kegiatam membaca kata yang ada yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. Dan menyelesaikan latihan. Secara terperinci dijabarkan sebagai berikut:

1. Merancang kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan kelanjutan dari materi pada siklus I yang mana pada siklus satu peneliti mengenalkan dan mengajarkan tentang membaca, menunjukan dan membedakan huruf

[a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. Maka, pada siklus II peneliti dan kolaborator menyusun materi tentang membaca penggalan kata dan membaca kata benda yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u].

2. Memberikan materi dengan menggunakan metode yang bervariasi seprti ceramah, tanya jawab, penugasan, dan bermain.

3. Mengadakan evaluasi pada akhir pertemuan, evaluasi yang akan digunakan adalah tes perbuatan. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sama dengan siklus I, namun pada siklus II ini diberi materi tambahan tentang penggalan kata dan membaca kata benda yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. Tindakan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dan evaluasi setiap kali akhir pertemuan. Setiap pertemuan peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan dalam upaya perbaikan dari kekurangan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tentang membaca kata dan motivasi siswa untuk belajar.

Pelaksanaan yang akan dilakukan pada siklus ini sesuai dengan rancangan-rancangan pembelajran yang telah dirancang sebelumnya. Kegiatan pembelajaran dimulai dari pengelolaan kelas, dimana posisi tempat duduk siswa dan melihat kesiapan siswa untuk menerima pelajaran. Setelah itu peneliti masuk kelas pada jadwal pelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan media pop-up book. Langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran membaca ini dimulai dari: mendengarkan penjelasan peneliti

tentang penggalan kata dan kata benda yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u] melalui pengenalan nama-nama benda. Setelah menjelaskan, siswa diminta memmbaca huruf pada kata, membaca penggalan kata, dan membaca kata yang ada pada media pop-up book diakhir pelajaran siswa diberikan tes untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran pada setiap pertemuan. Diakhir pelajaran, peneliti menyimpulkan pelajaran dan melakukan evaluasi. Dari beberapa kegiatan yang telah diberikan, maka peneliti dan kolaborator menyimpulkan hasil dari proses pembelajaran siklus II.

Pada siklus II ini, masih menggunakan media pop-up book sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca kata yang dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan evaluasi disetiap akhir pertemuan. Adapun pelaksanaan siklus II ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Peneliti masuk kedalam kelas sekitar pukul 11.00 WIB. Setiba di kelas, peneliti membersihkan ruang kelas dan merapikan tempat duduk. Setelah ruang kelas bersih dan tersusun rapi barulah peneliti memulai pelajaran dengan membaca doa dan melakukan appersepsi.

Setelah siswa siap untuk mengikuti pelajaran, barulah peneliti masuk pada kegiatan inti dan memberikan materi. Kegiatan inti ini dapat digambarkan sebagai berikut: siswa mendengarkan penjelasan peneliti tentang cara pembaca kata melalui penggalan kata. Pada awal pelajaran peneliti menjelaskan tentang nama-nama benda kemudian memperlihatkan gambar benda dan meminta siswa untuk menyebutkan nama benda yang

ada pada gambar. Kemudian peneliti menuliskan nama penda tersebut di papan tulis dimana satu persatu huruf peneliti sebutkan ketika menuliskannya. Peneliti menuliskan kata tersebut dalam nemtuk penggalan kata dan kata secara utuh. Gambar yang peneliti perlihatkan itu merupakan nama benda yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. Terkadang peneliti meminta siswa untuk berpartisipasi dalam menuliskan kata di papan tulis ada yang bisa sendiri tanpa bantuan ada juga yang peneliti bantu untuk menuliskan. Setelah penggalan kata dan kata dituliskan dipapan tulis siswa diajak untuk membaca kata yang telah dituliskan bersama-sama dan sendiri-sendiri secara bergantian melalui bimbingan peneliti. Dari penugasan tersebut, terlihat siswa B sudah lancar menunjukkan huruf, namun pada penggalan kata terlihat agak sulit ketika pada penggalan kata ada tiga huruf seperti “pen-sil”, pada saat huruf “p” dan “e” digabungkan siswa bisa menggabungkaannya menjadi “pe” namun ketika datang “n” siswa terlihat ragu. Dan pada siswa I terlihat agak malu-malu dan takut salah sehingga membutuhkan bimbingan. Oleh karena itu agar lebih mengasyikkan peneliti mengajak siswa untuk bermain kartu huruf seperti biasa dengan media pop-up book.

Setelah siswa mendapatkan penjelasan tentang cara membaca melalui penggalan kata. Peneliti meminta siswa untuk membentuk lingkaran. Kemudian, peneliti menjelaskan tentang cara penggunaan media yaitu masih sama dengan pada permainan yang dilakukan pada Setelah siswa mendapatkan penjelasan tentang cara membaca melalui penggalan kata. Peneliti meminta siswa untuk membentuk lingkaran. Kemudian, peneliti menjelaskan tentang cara penggunaan media yaitu masih sama dengan pada permainan yang dilakukan pada

Pada saat bermain ini, seperti biasa peneliti meminta siswa untuk mengambil salah satu kartu secara bergantian dan menunjukkan huruf yang ada pada kartu. Kemudian, siswa mencari huruf yang sama pada pop- up book. setelah itu siswa diminta untuk menyebutkan gambar apa yang ada pada halaman yang mereka buka. Lalu, siswa membaca setiap huruf pada kata yang tertulis kemudian membaca penggalan kata dan membaca kata yang tertulis. Semua itu dilakukan secara bergantian. Dari permainan ini peneliti menemukan bahwa siswa I kesulitan membaca kata yang mengandung huruf “p” sedangkan siswa B sudah bisa membaca walupun belum lancar. Dengan media pop-up book ini peneliti melihat mulai tumbuh rasa ingin tahu dan ingin belajar dari siswa karena guru kelas sering mengeluhkan siswa sering malas-malasan dalam belajar sehingga prestasi belajarnya rendah serta siswa yang awalnya setiap belajar selalu malu-malu untuk menjawab pertanyaan guru terlihat ada kemajuan dan lebih berani.

Pada siklus II ini selain memberikan tugas untuk membaca kata, peneliti juga meminta siswa kembali untuk mengingat pelajaran sebelumnya yaitu menunjukkan huruf dan membedakan huruf. Peneliti memperlihatkan dua buah kartu lalu meminta siswa menunjukkan huruf apa saja yang ada pada kartu kemudian meminta salah satu siswa untuk Pada siklus II ini selain memberikan tugas untuk membaca kata, peneliti juga meminta siswa kembali untuk mengingat pelajaran sebelumnya yaitu menunjukkan huruf dan membedakan huruf. Peneliti memperlihatkan dua buah kartu lalu meminta siswa menunjukkan huruf apa saja yang ada pada kartu kemudian meminta salah satu siswa untuk

Setelah materi selesai peneliti berikan, peneliti memberikan tes pada siswa yang bersifat lisan yaitu membaca kata yang peneliti perlihatkan secara bergantian.

Pada kegiatan akhir peneliti menyimpulkan pelajaran dengan menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum mengerti. Kemudian peneliti menyimpulkan pelajaran dari awal sampai dengan akhir pelajaran dengan mengadakan tanya jawab. Kemudian peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan. Evaluasi yang dilakukan bersifat lisan.

Pada siklus II ini, perencanaan yang disusun terlaksana dengan baik, dan telah menunjukkan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Hasil pengamatan kolaborator terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan telah terkondisi dengan baik. Siswa juga sudah mengerti tentang cara penggunaan media dan peneliti sudah menyampaikan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media pop-up book secara bertahap.

Penggunaan media pop-up book yang dibuat ternyata menunjukkan hasil seperti yang diharapkan sebagai alat yang dapat membantu peneliti dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dari antusiasnya siswa dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran.

Hasil pengamatan ternyata menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dan siswa menggunakan media pop-up book sangat berperan dalam membantu siswa membaca. Rata-rata nilai kemampuan siswa dalam membaca telah menunjukkan hasil yang sangat memuaskan dan tujuan yang diharapkan terlah tercapai. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pop-up book dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca.

Pada siklus kedua bagian akhir ini peneliti bersama kolaborator melakukan perenungan, diskusi, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan. Melalu siklus pertama sampai siklus kedua peneliti dan kolaborator menyimpulkan bahwa terjadinya perubahan yang positif dan menunjukkan peningkatan yang sangat berarti dalam diri siswa khususnya menyebutkan, menunjukkan, membedakan dan membaca penggalan kata serta kata, dan menyelesaikan latihan untuk meningkatkan kemampuan membaca kata bagi anak tunagrahita ringan kelas V.C SLB Al-azhar bukittinggi.

Hal ini terlihat dari hasil kemampuan yang menunjukkan bahwa siswa B dan I telah bisa menunjukkan huruf, menunjukkan huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u], membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g]. Membaca setiap huruf pada kata, membaca penggalan kata dan kata, dan menyelesaikan latihan dengan sempurna.

Hasil kemampuan siswa pada siklus II melalui pengamatan dan tes adalah sebagai berikut: siswa B bisa membaca dengan benar dan dengan bantuan peneliti yaitu 95,8%, siswa I bisa membaca dengan benar dan dengan bantuan peneliti yaitu 67,68 %. Terlihat pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil tes kemampuan siswa dalam membaca, yang mana awalnya siswa selalu ragu untuk membaca kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u].

Hasil akhir pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan dan berarti dimana siswa sudah dapat mengucapkan huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u], dan membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g]. Menunjukkan huruf pada kata, membaca penggalan kata, membaca kata benda yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u], dan menyelesaikan latihan.

2. Hasil kemampuan membaca anak tunagrahita ringan menggunakan Media pop-up book.

Dalam refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan kolaborator (pengamat). Analisis hasil belajar siswa berupa penggunaan media pop-up book melibatkan siswa secara langsung sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dari hasil diskusi diperoleh kesimpulan bahwa sudah terlihat perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan membaca kata yang ada huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u] Dalam refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan kolaborator (pengamat). Analisis hasil belajar siswa berupa penggunaan media pop-up book melibatkan siswa secara langsung sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dari hasil diskusi diperoleh kesimpulan bahwa sudah terlihat perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan membaca kata yang ada huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]

II ini. Hasil pelaksanaan siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada keterangan dibawah ini: (1) Kemampuan membaca kata bagi anak tunagrahita ringan sebelum

diberi tindakan Berdasarkan hasil tes yang peneliti lakukan sebelum diberikan tindakan melalui penggunaan media pop-up book sebagai berikut: siswa tidak bisa menunjukkan huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u], membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g]. Siswa tidak dapat membaca kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. Perhitungan yang dilakukan untuk memperoleh nilai siswa yaitu:

Penilaian =

Untuk lebih jelasnya, kemampuan membaca kata siswa sebelum diberikan tindakan dilihat melalui diagram lingkaran dibawah ini: Untuk lebih jelasnya, kemampuan membaca kata siswa sebelum diberikan tindakan dilihat melalui diagram lingkaran dibawah ini:

tidak bisa

Diagram 1: Hasil tes kemampuan membaca siswa B sebelum diberikan tindakan Berdasarkan diagram diatas menunjukkan hasil kemampuan siswa dalam membaca kata yaitu siswa dapat membaca sebesar 18,8%, dan tidak bisa sebesar 79,6%.

menunjukkan,dan membedakan membaca pengglan kata dan

tidak bisa

Diagram 2: Hasil tes kemampuan membaca siswa I sebelum

diberikan tindakan

Terlihat pada diagram 2 saat melaksanakan tes kemampuan awal menunjukkan hasil kemampaun siswa I dalam membaca kata yaitu siswa dapat membaca sebesar 10,9%, dan tidak bisa membaca sebesar 89%.

(2) Kemampuan membaca kata bagi anak tunagrahita ringan setelah diberikan tindakan pada siklus I Pada siklus I ini, peneliti memberikan tindakan melalui media pop-up book dalam meningkatkan kemampuan membaca kata sebagai berikut: peneliti membimbing siswa dalam menggunakan media. Kemudian peneliti meminta siswa untuk menunjukkan huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u], kemudian membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m],

[m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g], lalu menunjukkan huruf pada kata A-p-e-l, d-a-d-u, b-o-l-

a, g-e-l-a-s, p-e-n-a, n-a-s-i, w-o-r-t-e-l, t-a-s, r-u-m-a-h, u-d-a-n-g, k- a-b-m-b-i-n-g, dan m-a-n-g-g-a. Diakhir siswa menyelesaikan latihan. Berdasarkan hasil latihan yang di dapat terlihat siswa B sudah dapat menunjukkan, membedakan huruf. Sementara siswa I sudah dapat membaca, menunjukkan dan membedakan huruf, namun siswa I selalu kesulitan membedakan huruf b, d, p,dan g.

Untuk lebih jelasnya, kemampuan membaca kata apda siswa sesudah diberikan tindakan dapat dilihat melalui diagram dibawah ini:

Kemampuan membaca kata siswa B melalui media pop-up

book

bisa tidak bisa

Diagram 3: Hasil tes kemampuan siswa B setelah diberikan Tindakan I Pada diagram 3 yaitu tes kemampuan membaca siswa B setelah diberikan tindakan I terlihat terjadi peningkatan dari hasil tes kemampuan awal yaitu bisa menunjukkan dan membedakan huruf menjadi sebesar 90% dan tidak bisa sebanyak 10%.

kemampuan membaca kata siswa I melalui media pop-up

book

tidak bisa

Diagram 4: Hasil tes kemampuan membaca I setelah diberikan

tindakan I

Pada diagram empat yaitu tes kemampuan membaca siswa I setelah diberi tindakan I terlihat terjadi peningkatan dari hasil tes kemampuan awal yaitu siswa bisa menunjukkan dan membedakan huruf sebesar 69%, tidak bisa sebesar 31%.

(3) Kemampuan membaca kata bagi anak tunagrahita ringan setelah diberikan tindakan II Pada siklus II ini, peneliti memberikan tindakan melalui penggunaan media pop-up book dalam meningkatkan kemampuan membaca kata. Karena sudah terlihat peningkatan hasil kemampuan membaca, menunjukkan dan membedakan huruf pada siklus I. Pada siklus II ini peneliti memberikan tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca kata dalam membaca penggalan kata dan kata benda yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u].

Berdasarkan hasil tes yang telah peneliti lakukan setelah memberikan tindakan menggunakan media pop-up book dapat dijabarkan sebagai berikut: siswa bisa menunjukkan huruf, menunjukkan, dan membedakan huruf, kemudian menunjukkan huruf yang ada pada kata, lalu menggabungkan huruf menjadi penggalan kata setelah itu menggabungkan penggalan kata menjadi kata berdasarkan kata yang tertulis pada media.

Untuk lebih jelasnya, kemampuan membaca kata pada siswa tunagrahita ringan setelah diberi tindakan II dapat dilihat melalui diagram dibawah ini:

kemampuan membaca kata siswa B melalui media pop up

book

bisa tidak bisa

Diagram 5: Hasil tes kemampuan membaca siswa B setelah diberikan tindakan II

Pada diagram lima yaitu tes kemampuan membaca siswa B setelah diberikan tindakan II terlihat terjadi peningkatan dibandingkan dengan hasil tes kemampuan awal pada kemampuan membaca penggalan kata dan kata yaitu siswa bisa membaca sebesar 100% tanpa Pada diagram lima yaitu tes kemampuan membaca siswa B setelah diberikan tindakan II terlihat terjadi peningkatan dibandingkan dengan hasil tes kemampuan awal pada kemampuan membaca penggalan kata dan kata yaitu siswa bisa membaca sebesar 100% tanpa

book

bisa tidak bisa

Diagram 6: Hasil tes kemampuan membaca siswa I setelah diberikan tindakan II. Pada diagram enam yaitu tes kemampuan membaca siswa I setelah diberi tindakan II terlihat terjadi peningkatan dari hasil tes kemampuan awal pada kemampuan membaca pengglana kata dan membaca kata benda yaitu bisa membaca penggalan kata dan kata sebesar 58% dan tidak bisa sebesar 42%

Keterangan dari diagram pada siklus I dan siklus II yaitu siswa

B dan I telah bisa menunjuk huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u], membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g], menunjukkan huruf pada kata, membaca penggalan kata, membaca kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u]. Serta menyelesaikan latihan dengan baik. Kedua siswa sama-sama sudah menunjukkan yang diharapkan.

Dalam menyebutkan, menunjukan, dan membedakan huruf pada siklus I dan membaca penggalan kata serta kata benda pada siklus II jika digabungkan sebagai berikut: siswa B bisa membaca sebesar 93,9% dan tidak bisa sebesar 6.06%. Siswa I bisa membaca sebesar 63,67%, dan tidak bisa 36,33%.

Jika digambarkan dalam bentuk grafik kenaikan kemampuan siswa antara tes kemampuan awal dengan hasil tes siklus I dan Siklus

II adalah sebagai berikut:

tidak bisa bisa

tes kemampuan awal tes siklus I dan II

Diagram 7. Kenaikan hasil tes kemampuan menunjukkan, dan membedakan huruf serta membaca suku kata dan membaca kata siswa B setelah diberikan tindakan I dan II

tidak bisa

tes kemampuanawal

tes siklus I dan II

Diagram 8. Kenaikan hasil tes kemampuan menunjukkan, dan membedakan huruf serta membaca suku kata dan membaca kata siswa I setelah diberikan tindakan I dan II

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya kemampuan membaca kata siswa B dan I sudah meningkat.

B. Pembahasan

Untuk meningkatkan kemampuan membaca kata pada siswa tunagrahita ringan, maka pada pembelajaran membaca dilaksanakan melalui penggunaan media pop-up book. berdasarkan tujuan penelitian ini maka ada dua hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu: 1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran membaca menggunakan media pop-up book dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca kata bagi anak tunagrahita ringan kelas V di SLB Al-azhar Bukittinggi?, dan 2)Apakah penggunaan media pop-up book dapat meningkatkan kemampuan membaca Untuk meningkatkan kemampuan membaca kata pada siswa tunagrahita ringan, maka pada pembelajaran membaca dilaksanakan melalui penggunaan media pop-up book. berdasarkan tujuan penelitian ini maka ada dua hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu: 1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran membaca menggunakan media pop-up book dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca kata bagi anak tunagrahita ringan kelas V di SLB Al-azhar Bukittinggi?, dan 2)Apakah penggunaan media pop-up book dapat meningkatkan kemampuan membaca

a. Proses pelaksanaan pembelajaran membaca menggunakan media pop-up book dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca kata bagi anak tunagrahita ringan kelas V di SLB Al-azhar Bukittinggi

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian didapat hasil bahwa proses pembelajaran meningkatkan kemampuan membaca kata terutama menunjukkan, dan membedakan huruf [a] dengan [d], [g] dengan [p], [b] dengan [d], [n] dengan [m], [m], dengan [w], [t] dengan [r], [u] dengan [n], [q] dengan [p], [q] dengan [g], kemuduian membaca kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u] pada siswa tunagrahita ringan kelas V.C SLB Al-Azhar Bukittinggi dengan baik. Hal ini terlihat dari terjadinya komunikasi yang baik antara siswa, peneliti dan kolaborator sehubungan dengan materi yang disampaikan dalam pelaksanaan tindakan. Dari deskripsi hasil penelitian diketahui juga bahwa media pop-up book efektif dijadikan media untuk meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak tunagrahita ringan kelas V.C SLB Al-azhar Bukittinggi.

Kemampuan membaca bagi anak tunagrahita ringan dalam pembelajaran diperlukan berbagai usaha antara lain penyediaan alat dan penggunaan media. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Agar penggunaan media ini efektif, maka diperlukan pemilihan media yang tepat, menarik, mudah didapat, Kemampuan membaca bagi anak tunagrahita ringan dalam pembelajaran diperlukan berbagai usaha antara lain penyediaan alat dan penggunaan media. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Agar penggunaan media ini efektif, maka diperlukan pemilihan media yang tepat, menarik, mudah didapat,

Proses menggunakan media pop-up book yaitu dengan menggunakan kartu huruf. Pertama-tama guru mengacak kartu huruf kemudian meminta siswa untuk mengambil kartu teratas dan menunjukkan huruf yang mereka dapatkan. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mencari kata yang berawalan huruf yang sama dengan huruf yang mereka dapatkan. Kemudian guru meminta siswa untuk menyebutkan gambar apa yang ada pada gambar tersebut kemudian siswa diminta untuk menunjukkan huruf yang ditunjuk oleh guru. seperti itu terus secara bergantian.

Melalui media pop-up book diharapkan dapat membantu anak tunagrahita ringan dalam meningkatkan kemampuan membaca kata. Dalam hal ini media pop-up book merupakan alat bantu dari aksi peneliti ketika melakukan intervensi, kehadiran media bukan hanya untuk kepentingan belajar yang bersifat akademis, tetapi juga pengembangan aspek psikologis yang menyertainya. Azhar Arsyad (2006: 15) menyatakan pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Strategi yang digunakan berupa Melalui media pop-up book diharapkan dapat membantu anak tunagrahita ringan dalam meningkatkan kemampuan membaca kata. Dalam hal ini media pop-up book merupakan alat bantu dari aksi peneliti ketika melakukan intervensi, kehadiran media bukan hanya untuk kepentingan belajar yang bersifat akademis, tetapi juga pengembangan aspek psikologis yang menyertainya. Azhar Arsyad (2006: 15) menyatakan pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Strategi yang digunakan berupa

Pada dasarnya pemanfaatan media pop-up book merupakan media yang telah lama digunakan dalam berbagai jenis pembelajaran. Namun, disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penggunaannya. Pada penelitian ini peneliti mendesain media pop-up book untuk kebutuhan membaca kata yang menarik dan tidak membosankan bagi siswa. karena, hakikatnya tujuan media pembelajaran adalah menyampaikan pesan pembelajaran dengan lebih menarik.

Dalam proses meningkatkan kemampuan membaca kata, peneliti berupaya agar siswa paham dengan materi yang diajarkan. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan bimbingan terhadap siswa, memberikan pelajaran melalui media pop-up book untuk menigkatkan kemampuan membaca kata. Peneliti menyampaikan dengan metoda yang bervariasi dan memberikan pujian.

b. Penigkatan kemampuan membaca kata melalui media pop-up book pada anak tunagrahita ringan kelas V.C SLB Al-azhar Bukittinggi.

Hasil dari penelitian tentang membaca kata setelah pemberian tindakan siklus I dan II tentang penigkatan kemampuan menyebutkan, menunjukkan dan membedakan huruf serta membaca penggalan kata dan kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u] dapat dideskripsikan sebagai berikut: dimana dari sebelas huruf Hasil dari penelitian tentang membaca kata setelah pemberian tindakan siklus I dan II tentang penigkatan kemampuan menyebutkan, menunjukkan dan membedakan huruf serta membaca penggalan kata dan kata yang mengandung huruf [a], [d], [g], [p], [b], [d], [n], [m], [w], [t], [r], dan [u] dapat dideskripsikan sebagai berikut: dimana dari sebelas huruf

Setelah diberikan tindakan pada siklus I dan II didapat hasil sebagai berikut: siswa B bisa membaca sebesar 93,9% dan tidak bisa 6,06%. Siswa I bisa membaca sebesar 63,7% dan tidak bisa sebesar 36,3%.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca kata bagi anak tunagrahita ringan kelas V.C di SLB Al-azhar Bukittinggi dengan menggunakan media pop- up book menunjukkan hasil yang memuaskan.

C. Keterbatasan Peneliti

Peneliti bukanlah merupakan merupakan penelitian yang sempurna, masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam pelaksanaan maupun penulisan. Keterbatasan yang peneliti rasakan terdiri dari beberapa hal diantaranya: kurangnya ilmu pengetahuan, minimnya pengalaman, keterbatasan waktu, dan belum sempurna peneliti menyampaikan materi. Adanya keterbatasan penelitian ini, bukan berarti tidak dilaksanakan namun sebaiknya keterbatasan tersebut dapat dijadikan renungan agar mampu melaksanakan peningkatan motivasi belajar yang lebih baik.