PEMAHAMAN TENTANG BENTUK KEORGANISASIAN GAPOKTAN
Masalah keanggotaan dalam Gapoktan
Penyebutan “anggota Gapoktan” diulang beberapa kali dalam dokumen ini, namun tidak bisa dijelaskan apakah anggota dimaksud orang secara individual ataukah organisasi (misalnya kelompok tani atau kelompok wanita tani).
Pada bagian 6.1. tertulis: “Menumbuhkembangkan kreativitas dan prakarsa anggota Gapoktan untuk memanfaatkan setiap informasi dan akses permodalan yang tersedia”. Lalu, bagian 7.3.: “Balai penyuluhan pertanian perlu menyusun catatan rekapitulasi … jumlah anggota kelompok tani dan GAPOKTAN”, dan dalam pelaporan disebutkan bahwa harus mencakup “Jumlah anggota kelompok tani dan GAPOKTAN” (point no. 2). Siapa yang disebut dengan anggota Gapoktan dalam kalimat ini tidak jelas. Hal ini menyebabkan kebingungan mulai dari pemilihan pengurus Gapoktan, yakni siapa yang memiliki hak untuk memilih, apakah orang-orang ataukah kelompok tani.
Bertolak dari konsep bahwa Gapoktan adalah sebuah bentuk secondary level organization, yang berada di atas kelompok tani, maka anggotanya adalah kelompok tani, bukan orang-orang. Posisinya sama halnya dengan Koperasi Sekunder yang berada di atas Koperasi Primer (lihat UU No. 25 tahun 1992).
Pada bagian 4.1.1. terbaca bahwa jumlah anggota kelompok tani adalah 20 sampai 25 orang, namun berapa unit kelompok tani boleh masuk dalam satu Gapoktan tidak disebutkan. Menurut satu panduan, jumlah anggota small farmer group yang efektif cukup hanya 5 sampai 15 orang, sedangkan jumlah organisasi dalam satu seperti halnya Gapoktan semestinya 5-10 organisasi (FAO, 2001).