Pengertian HGB Subyek HGB Tanah yang dapat diberikan dengan HGB

lunas atau karena Kreditur melepaskan Hak Tanggungan yang bersangkutan. 34

C. TINJAUAN UMUM MENGENAI HAK GUNA BANGUNAN HGB

1. Pengertian HGB

Istilah HGB merupakan terjemahan dari Bahasa Belanda yaitu opstal. HGB ini diatur dalam Pasal 16, 35 sampai 40, 50, 51, 52, 55 Undang-undang nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok Agraria UUPA dan dalam Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai atas tanah. Berdasarkan Pasal 35 UUPA, HGB adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama tiga puluh tahun. Yang atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat keperluan serta keadaan bangunan- bangunannya, jangka waktu tersebut dapat diperpanjang menjadi dua puluh tahun. HGB ini dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Dari pengertian diatas, dapat ditarik unsur-unsur atau elemen-elemen yang terkandung dalam HGB, yaitu: a. Adanya hak b. Untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan c. Atas tanah yang bukan miliknya d. Jangka waktunya 30 tahun.

2. Subyek HGB

34 Ibid, hal 192 Subyek HGB diatur dalam Pasal 36 UUPA dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah. Dua ketentuan tersebut menyatakan bahwa yang dapat mempunyai HGB adalah Warga Negara Indonesia dan badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Badan hukum ini dapat berbentuk koperasi, yayasan dan Perseroan Terbatas.

3. Tanah yang dapat diberikan dengan HGB

Tanah yang dapat diberikan dengan HGB diatur dalam Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. Dalam ketentuan tersebut dinyatakan bahwa tanah yang dapat diberikan dengan HGB adalah: a. Tanah Negara Tanah Negara merupakan tanah yang secara langsung dikuasai oleh negara. HGB atas Tanah Negara diberikan dengan Keputusan Pemberi Hak oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk. b. Tanah Hak Pengelolaan Tanah hak pengelolaan merupakan tanah yang dikuasai oleh negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya. HGB atas tanah hak pengelolaan diberikan dengan Keputusan Pemberian Hak oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan usul pemegang hak pengelolaan. c. Tanah Hak Milik Tanah Hak Milik adalah tanah turun temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan yang tercantum dalam Pasal 6 UUPA yaitu mengenai tanah yang berfungsi sosial. HGB atas tanah Hak Milik terjadi dengan pemberian oleh pemegang hak milik dengan akta yang dibuat Pejabat Pembuat Akta Tanah. Pemberian HGB atas tanah negara dan tanah hak pengelolaan didaftar dalam buku tanah pada Kantor Pertanahan dan terjadinya HGB tersebut sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan. Begitu juga pemberian HGB atas Hak Milik wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan dan HGB atas hak milik tersebut mengikat pihak ketiga sejak didaftarkan.

4. Kewajiban dan Hak Pemegang HGB