Penyusutan Aktiva Tetap BINJAI

Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai dalam perolehan aktiva tetap hanya dilakukan dengan pembelian secara tunai. Perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual harga faktur dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh biaya- biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur tersebut. Jika dalam suatu pembelian diperoleh suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing-masing aktiva yang diperoleh. Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga perolehannya. Menurut Warren, Reef dan Fees 2005 ; 593 berpendapat bahwa harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai aktiva tersebut dapat dipakai. Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangkan selisih antara nilai tunai dengan harga pemebelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga.

D. Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2011 ; PSAK No.16 penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan. Menurut Harahap 2002 ; 53 yang dimaksud dengan penyusutan adalah “Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya”. Beberapa istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aktiva tetap, antara lain : a. Depresiasi Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. b. Deplesi Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam wasting asset yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. c. Amortisasi Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. Beberapa faktor yang menentukan beban penyusutan yaitu : 1. Harga perolehan aktiva Yaitu seluruh pengeluaran atas pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aktiva tetap sampai keadaan siap pakai. 2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat nilai residu Yaitu taksiran realisasi penjualan melalui kas aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aktiva tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan depreciable cost adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan. 3. Umur tekhnis Umur manfaat yang diperkirakan expected useful life atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan. Beberapa faktor yang menyebabkan suatu aktiva tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu : a. Faktor Fisik Berapa lama aktiva tetap tersebut secara fisik mampu memberikan sumbangan terhadap kegiatan produksi. Umur fisik dapat berakhir disebabkan kerusakan, hancur, terbakar, meledak dan lain-lain. b. Faktor Fungsional Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva berupa ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak ekonomis lagi apabila dipakai. 4. Pola Pemakaian Pola pemakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi. Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian pembebanan penyusutan aktiva tetap. Empat metode penyusutan yang paling umum digunakan yaitu : 1. Metode garis lurus Straight line Beban penyusutan dalam metode garis lurus dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu. Oleh karena itu, metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan periodik yang sama selama masa manfaat dari aktiva tetap tersebut. 2. Metode jumlah unit produksi Units-of-production Dalam metode jumlah unit produksi, manfaat taksiran dari aktiva tetap estimated useful life dinyatakan dalam jumlah unit dari kapasitas produksi seperti jumlah jam atau km. Penyusutan dihitung dalam dua tahap. Tahap pertama menentukan tarif penyusutan untuk setiap unit produksi, dan tahap berikutnya menetukan beban penyusutan untuk suatu periode akuntansi dengan mengalikan tarif penyusutan per unit dengan jumlah unit produksi yang sesungguhnya digunakan selama periode tersebut. 3. Metode saldo menurun berganda Double declining balance Dalam metode saldo menurun, penyusutan yang dibebankan pada tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya akan semakin menurun. Untuk menerapkan metode ini, biasanya tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali dari tarif metode garis lurus. 4. Metode penyusutan jumlah angka tahun. Metode jumlah angka tahun sama dengan saldo menurun, di mana beban penyusutan semakin menurun setiap tahun selama masa pemakaiannya. Beban penyusutan dihitung dengan mengalikan harga perolehan dikurangi nilai sisa taksiran dengan suatu pecahan. Angka penyebut denominator dari pecahan tersebut adalah jumlah angka dari angka-angka tahun. Dari ketiga metode tersebut yang paling sering digunakan adalah metode garis lurus. Begitu pula dengan Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai yang menggunakan metode ini untuk menghitung penyusutan aktiva tetapnya. Selain metode tersebut mudah untuk digunakan, metode tersebut dianggap lebih efektif dan efisien. Nilai penyusutannya yang selalu konsisten setiap tahunnya dianggap layak untuk diterapkan pada instansi ini. Ada beberapa hal yang membuat Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai merasa perlu melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap yang dimilikinya, yaitu : 1. Penuaan fisik Suatu aktiva tetap yang digunakan secara terus-menerus pasti mengalami penurunan kinerja. Di samping itu, perubahan cuaca yang berpengaruh pada usia aktiva tersebut, sehingga perlu dilakukan penyusutan. 2. Perubahan teknologi Semakin hari setiap orang tidak henti-hentinya untuk berkreasi dan berinovasi untuk menjadi yang lebih baik lagi, terutama pada bidang teknologi yang sangat jelas perubahannya. Untuk menghasilkan data yang dapat dijangkau oleh masyarakat melalui teknologi dan data yang lebih akurat karena kemajuan sistem pengolah data, maka penyusutan aktiva tetap diperlukan pada Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai. 3. Pelaporan Aktiva Negara Setiap instansi pemerintahan wajib melaporkan keuangan termasuk aktiva tetap negara yang ada pada intansi ini. Fungsinya adalah agar pemerintah pusat mengetahui estimasi manfaat aktiva yang dimiliki negara untuk digunakan dalam kegiatan kenegaraan.

E. Penggantian Aktiva Tetap