Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Semarak Internasional Hotel Medan

(1)

PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA SEMARAK INTERNASIONAL HOTEL

MEDAN SKRIPSI MINOR

Diajukan Oleh: ERNINA 052102122 D3 AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR

NAMA : ERNINA

NIM : 052102122

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA

SEMARAK INTERNASIONAL HOTEL MEDAN Tanggal...2008 Dosen Pembimbing

(Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak) NIP. 131 943 820

Tanggal...2008 Ketua Program Studi DIII Akuntansi

(Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak) NIP. 131 568 370

Tanggal...2008 Dekan Fakultas Ekonomi

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 131 285 985


(3)

Alhamdulillahirrabil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini dengan judul “Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Semarak Internasional Hotel Medan”.

Skripsi minor ini merupakan tugas akhir yang wajib bagi mahasiswa Diploma III untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi minor ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dukungan dan nasehat-nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi bimbingan dan mengarahkan penulis sehingga skripsi minor ini selesai. 4. Bapak M. Simba Sembiring, SE selaku Ka. Sub.Bag. Akademik Fakultas


(4)

7. Bapak Rukman selaku Kepala Gudang Semarak Internasional Hotel Medan yang telah memberikan bimbingan selama pelaksanaan riset,memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi minor ini.

8. Bapak Emil Fauzi Saragih selaku Chief Accounting Semarak Internasional Hotel Medan.

9. Teristimewa buat kedua orangtuaku yang kucintai dan kusayangi, yang telah setia, sabar dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas do’a, pengorbanan, pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak akan mungkin dapat terbalas, hanya skripsi minor ini yang dapat penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis di masa mendatang. Amin…

10.Buat kakak-kakakku dan Adik-adikku terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya serta buat sepupuku Heri (makasih ya flashdisknya). Tidak lupa juga kepada Diqo yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi minor ini.


(5)

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi minor ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat didalamnya dan semoga skripsi minor ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berwenang.

Medan, Mei 2008 Penulis


(6)

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Perumusan Masalah……… 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 3

D. Metode Penelitian………. 4

E. Sistematika Pembahasan………. 6

BAB II: SEMARAK INTERNASIONAL HOTEL MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan………. 8

B. Struktur Organisasi Perusahaan………... 9

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Aktiva Tetap………. 16

D. Cara Perolehan dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap………….... 20

E. Penggantian Aktiva tetap……….. 33

F. Pengawasan Intern Aktiva Tetap………... 35

BAB III: ANALISA DAN EVALUASI A. Perolehan Aktiva Tetap……… 39


(7)

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 46

B. Saran……… 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan suatu negara dipengaruhi oleh sektor perekonomian negara tersebut. Dengan perekonomian yang sehat dan stabil masyarakat dapat menuju cita-cita yang diinginkan yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Oleh karena itu perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap negara.

Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, perusahaan jasa, maupun parusahaan dagang pada umumnya membutuhkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen. Faktor-faktor produksi ini dikelola perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Salah satu faktor produksi ini adalah aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Aktiva tetap terdiri dari tanah, peralatan, kendaraan, gedung, mesin, dan harta berwujud lainnya. Aktiva tetap dapat diperoleh perusahaan dangan berbagai cara dan setiap cara akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Adapun cara tersebut dapat berupa pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, dibuat sendiri dan sebagainya. Aktiva tetap merupakan salah satu sumber daya yang harus mendapat


(9)

Kurangnya perhatian dan pengawasan terhadap aktiva tetap akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi. Untuk itu diperlukan sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya kegiatan operasional perusahaan dengan lancar. Apabila terdapat kesalahan dalam mengelola aktiva tetap dan kerusakan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan atau kurangnya pengawasan terhadap aktiva tetap akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi. Misalnya: dalam hal pembelian aktiva tetap, jika tidak ada pengawasan intern yang cukup baik maka besar kemungkinannya terjadi penyelewengan terhadap aktiva tetap, seperti dengan menaikkan jumlah nominal aktiva tetap tersebut. Maka hal ini akan dapat merugikan bagi perusahaan.

Pengawasan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai perusahaan umum yang bergerak di bidang jasa, maka Semarak Internasional Hotel Medan juga memiliki bermacam-macam aktiva tetap. Perusahaan tidak akan beroperasi tanpa aktiva tetap harus dapat dijalankan dengan baik, guna menghindari terjadinya penggelapan dan penyelewengan terhadap aktiva tetap.

Melihat begitu besarnya pengaruh aktiva tetap terhadap perusahaan seperti yang dikemukakan di atas, maka penulis memilih Semarak Internasional Hotel Medan sebagai objek penelitian dan meneliti langsung untuk mengetahui sejauhmana


(10)

pengawasan intern yang diterapkan perusahaan untuk mengorganisir kegiatan usahanya, maka penulis tertarik membahasnya dalam bentuk skripsi minor dengan judul “Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Semarak Internasional Hotel Medan”.

B. Perumusan Masalah

Setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat menghambat kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mancapai tujuan sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi minor ini adalah “Apakah Pengawasan Intern Aktiva Tetap yang diterapkan oleh Semarak Internasional Hotel Medan telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Untuk menambah pengetahuan penulis yang lebih mendalam mengenai Pengawasan Intern Aktiva Tetap serta membandingkan


(11)

penerapannya yang dilaksanakan oleh Semarak Internasional Hotel Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan untuk melihat sejauhmana penerapan yang dilakukan.

b. Bagi penulis, untuk mendalami ilmu pengetahuan yang diterima di perkuliahan.

c. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan, berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Pengawasan Intern Aktiva Tetap dan sebagai bahan masukan dalam melakukan riset dan penelitian di perusahaan.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara pengumpulan data dan informasi yang sifatnya sistematis dan objektif yang dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam melakukan penelitian.

Untuk memperoleh data-data dan informasi-informasi di dalam penulisan skripsi minor ini, penulis melakukan penelitian dan metode yang digunakan adalah:

1. Lokasi Penelitian

Perusahaan yang menjadi lokasi penelitian adalah Semarak Internasional Hotel Medan jalan Sisingamangaraja No. 50 Medan.


(12)

2. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh peneliti langsung dari sumbernya atau di lapangan pada Semarak Internasional Hotel Medan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dari sumbernya seperti literatur-literatur, teori-teori, dan buku.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian Kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data dengan cara memanfaatkan buku yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan yaitu teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara langsung pada objek yang menjadi sasaran pembahasan. Cara pengumpulan data yang digunakan ada dua yaitu:

- Interview, yaitu dengan mengadakan wawancara langsung pada karyawan Semarak Internasional Hotel Medan.

- Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.


(13)

4. Metode Analisa

a. Metode Deskriptif, yaitu data yang diperoleh dikumpulkan kemudian diklasifikasikan serta diinterprestasikan sehingga memberikan suatu gambaran yang objektif.

b. Metode Komperatif, yaitu data yang diperoleh dilakukan dengan membandingakan teori dengan praktek di dalam perusahaan kemudian mengambil kesimpulan dan memberikan saran dari hasil perbandingan.

E. Sistematika Pembahasan

Pembahasan skripsi minor ini terdiri dari empat bab, dan tiap-tiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab yang menguraikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II: SEMARAK INTERNASIONAL HOTEL MEDAN

Pada bab ini berisikan uraian tentang sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi, pengertian dan jeni-jenis aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap dan metode penyusutan aktiva tetap, penggantian aktiva tetap, dan pengawasan intern aktiva tetap.


(14)

BAB III: ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab in penulis mencoba memberikan analisa dan evaluasi terhadap perolehan aktiva tetap, metode penyusutan, penggantian aktiva tetap dan pengawasan aktiva tetap berdasarkan teori dan hasil penelitian.

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan berdasarkan uraian terlebih dahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva tetap pada Semarak Internasional Hotel Medan dalam menunjang kemajuan yang akan datang.


(15)

BAB II

SEMARAK INTERNASIONAL HOTEL MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Sahiba Coral Internasional didirikan dengan akte pendirian perseroan terbatas nomor 88 tertanggal 16 Maret 1988, sebagai status Penanaman Modal Asing (PMA) oleh pejabat Notaris M.Supranto S.SH yang berkantor di jalan Mangkubumi No. 15-16 medan.

Dari surat BKPMD (Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah) tingkat 1 Sumatera Utara No. 24/PP/PMDN-PMA/BKPMD/98 tertanggal 18 Maret 1998 diketahui bahwa PT. Sahiba Coral Internasional memiliki izin lokasi Nomor 460/10/LL/PKM/95 tertanggal 1 April 1995, Izin Bangunan Nomor 5308/343 SK/198/HK/1996 dan SK hak atas tanah Nomor 22,23 dan tertanggal 27 Maret 1995.

Perusahaan ini juga patuh terhadap peraturan yang ada yang maksudnya hampir sama dengan perusahaan-perusahaan lainnya dengan tidak menjalankan suatu usaha yang bertentangan dan melanggar ketertiban umum. Kegiatan usaha PT. Sahiba Coral Internasional adalah untuk menjalankan usaha jasa akomodasi perhotelan yang diberi nama Semarak Internasional Hotel, berkedudukan di jalan Sisingamangaraja No. 50 Medan.

Semarak Internasional Hotel Medan merupakan proyek yang pertama diimplementasikan IMT-GT (Indonesia, Malaysia, dan Thailand Growth Triangle) atau kerja sama pertumbuhan segitiga.


(16)

Segitiga pertumbuhan ini mencakup luas sekitar 23.000 Sg. Km, yang meliputi Kawasan Sumatera Utara Indonesia, empat provinsi bagian peninsula Malaysia Barat dan bagian Selatan Thailand.

Didirikan oleh Bank Pembangunan Asia dan didukung penuh oleh tiga pemerintah (Indonesia, Malaysia dan Thailand), dan badan-badan usaha milik pribadi maupun swasta, yang mana rencana pembangunan jangka panjangnya untuk kawasan ini diidentifikasikan merupakan kunci dalam kerjasama perekonomian dengan kebijakan khusus, program-program dan proyek-proyek yang akan membuka pertumbuhan yang berkualitas.

B. Stuktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan dari setiap jabatan dan hubungan antara jabatan-jabatan dalam organisasi. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap pimpinan maupun bawahan yang ada di perusahaan akan mengetahui dengan jelas sampai dimana kegiatan yang harus dilaksanakan, batas-batas kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan siapa yang bertanggung jawab terhadapnya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya dengan baik banyak dibantu dengan adanya struktur organisasi yang baik.

Seorang pimpinan dapat bekerja dengan baik apabila pimpinan tersebut mengetahui jelas siapa saja yang sebenarnya dapat membantunya, siapa yang harus melapor dan bagaimana hubungan pimpinan tersebut dengan para bawahannya.


(17)

Hal ini sangat penting sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam mencapai tujuan. Harus disadari bahwa tercapainya tujuan tergantung pada adanya kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahan yang dipimpinya dalam organisasi itu.

Di dalam prakteknya kita mengenal ada empat macam tipe organisasi, yaitu: a. Organisasi Garis (Line Organization)

Organisasi garis disebut juga organisasi line karena wewenang dan tanggung jawabnya berada dalam satu garis yang merupakan ciri dari organisasi line. Adapun ciri-cirinya adalah :

- Tujuan organisasi masih sangat sederhana. - Jumlah karyawan sedikit.

- Hubungan pimpinan dengan karyawan bersifat langsung. - Tingkat spesialisasi kerja masih belum tinggi.

b. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)

Organisasi ini merupakan gabungan antara organisasi garis dengan staf. Adapun ciri-cirinya adalah :

- Organisasi besar dan kompleks. - Jumlah karyawan banyak. - Daerah kerjanya luas.


(18)

c. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Organisasi merupakan suatu sistem organisasi yang berdasarkan fungsi yang perlu dijalankan dan tidak terlalu mementingkan hirarki struktural. Setiap atasan berwenang memberikan komando kepada setiap bawahan sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tesebut.

d. Organisasi Tipe Panitia (Comitee Type Of Organization)

Organisasi adalah suatu sistem organisasi yang bersifat sementara yang efektivitasnya merupakan aksi bersama atau aksi kelompok. Ciri-ciri dari organisasi ini adalah:

- Tugas dan jangka waktu semua anggota sama. - Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif. - Hak dan tanggung jawab semua anggota sama.

Struktur organisasi perusahaan PT. Sahiba Coral International (Semarak Internasional Hotel Medan) yang berlaku saat ini adalah berbentuk garis dan staf yang merupakan individu atau kelompok (terdiri dari para ahli) dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi lini.

Karyawan staf atau staf departemen tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau departemen, atau dengan kata lain yaitu dimana setiap bagian dikepalai oleh kepala bagian dan dijelaskan batas-batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian tersebut.


(19)

Berikut ini akan dijelaskan tugas-tugas dan tanggung jawab setiap departemen yang ada di Semarak Internasional Hotel Medan, yang mempunyai delapan departemen yang terdiri dari:

1) Front Office Department

2) Accounting Department

3) Engineering and Maintenance Department

4) Food and Beverage Department 5)Housekeeping Department

6) Personal Department

7) Security Department

8) Marketing Department

Tanggung jawab masing-masing departemen sebagai berikut:

1.Front Office Department

Tugas umum dari front office department adalah sebagai berikut: - Memberikan keterangan kepada tamu.

- Melayani tamu dalam hal surat menyurat, keperluan telepon, telex dan mengenai kunci kamar.

- Ikut mempromosikan menjual fasilitas hotel lainnya.

2. Accounting Department

Bertugas memelihara semua catatan-catatan pembukuan dengan mengatur administrasi pembukuan dan keuangan dalam sistem pembukuan yang up to date dengan prinsip mencatat segala kegiatan yang menimbulkan bertambah atau


(20)

berkurangnya harta atau piutang dari hotel tersebut, misalnya laporan-laporan tambahan sehubungan dengan inventaris, mengenai kontrak sewa menyewa dan mencatat keuangan lainya.

3. Engineering and Maintenance Department

Bertugas untuk mempertanggung jawabkan atas mesin-mesin atau alat-alat yang ada di dalam hotel, misalnya: terhadap aliran listrik, jalannya air dan juga mengenai pemadam kebakaran. Disamping itu juga bertanggung jawab atas perawatan kamar dan lain-lain.

4. Food and Beverage Department

Bertugas memberikan pelayanan terhadap tamu-tamu yang akan mempergunakan fasilitas-fasilitas hotel, seperti bar restoran, coffee shop, dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap tamu yang akan makan dan minum dan tak lupa juga mengkoordinir karyawan yang bertugas melayani tamu sebaik mungkin.

5. Housekeeping Department

Bertugas untuk mempertanggung jawabkan terhadap fasilitas kamar tamu dan tempat-tempat hotel lainnya seperti lobby, restoran, dan lainnya. Dalam hal ini adalah kebersihannya, kerapiannya, pemeliharaannya, dan dilakukan pada saat tamu check in hingga tamu check out.

6. Personal Department

Bertugas mengawasi kejadian-kejadian setiap hari, misalnya mengawasi karyawan yang sedang bertugas baik di luar hotel maupun di dalam lingkungan hotel.


(21)

7. Scurity Department

Scurity Department berada dalam pengawasan personal. Bertugas melakukan

keamanan dan pengawasan dalam lingkungan hotel, misalnya pencurian terhadap barang-barang hotel dan milik penginapan atau milik tamu.

8. Marketing Department

Bertugas dalam mencari tamu dengan mempublikasikan fasilitas-fasilitas hotel yang ditawarkan melalui media massa baik itu cetak maupun elektronik, ataupun langsung ke lapangan.

Pendelegasian Wewenang dan Uraian Tugas

Pendelegasian wewenang merupakan proses pembagian kerja, pengelompokkan tugas seorang manajer sedemikian rupa sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian yang tidak dapat diserahkan kepada bawahannya, berhubungan posisinya dalam organisasi.

Dengan pendelegasian wewenang dan pembagian tugas pada Semarak Internasional Hotel Medan sebagai berikut:

1. General Manager

General Manager bertugas menentukan pola kerja sesuai dengan rencana kerja serta menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam pelaksanan semua tugas-tugas yang diberikan.


(22)

2. Resident Manager

Melaksanakan tugas operasional perusahaan dengan mempedomani ketentuan dan instruksi General Manager.

3. Personal Manager

Melaksanakan pembinaan dan pengurusan administrasi personel Semarak Internasional Hotel Medan sesuai instruksi serta petunjuk yang diberikan General

Manager.

4. Head Internal Control

Menerima petunjuk-petunjuk dari General Manager dan melaporkan hasilnya kepada General Manager.

5. Chief Deparment

Memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas di dalam departemen dimana ditugaskan.

6. Assistant Chief Department

Melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh pimpinan departemen baik tugas-tugas rutin maupun tugas- tugas khusus.

7. Supervisor

Seorang supervisor bertanggung jawab dalam suatu shiff, itu tentang pelaksanaan tugas dari bawahannya. Supervisor bertanggung jawab tentang pelaksanaannya tugas grupnya kepada pimpinan departemen.


(23)

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan hak milik perusahaan dan dipergunakan terus menerus (dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) serta tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan (menghasilkan barang dan jasa). Aktiva tetap dapat diartikan sebagai harta dari perusahaan yang menyerap sebagian besar modal perusahaan dan menentukan bergeraknya operasi perusahaan.

Menurut Mulyadi (2002: 178):

“Aktiva Tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali”.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:PSAK No. 16):

“Aktiva Tetap adalah aktiva tetap berwujud diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan bermacam-macam jenisnya, tergantung dari jenis kegiatan dan luas operasi perusahaan tersebut. Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain:

1. Dari Sudut Umur

Penggolongan aktiva tetap dari sudut umur berguna untuk mengetahui apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga perolehannya, karena aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang umurnya tidak


(24)

terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas. Penggolongannya adalah sebagai berikut:

• Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.

• Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.

• Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.

2. Dari sudut yang disusutkan dan tidak disusutkan.

Penggolongan aktiva dari sudut ini biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :


(25)

a. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan dan sebagainya.

b. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti tanah.

3. Berdasarkan jenisnya

Oleh karena aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:

a. Tanah

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada tanah didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari tanah itu sendiri. b. Bangunan Gedung

Gedung adalah bangunan terdiri di atas bumi ini baik di atas tanah atau air seperti kantor, toko, gudang, dan lain-lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan. Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu. c. Mesin

Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesin-mesin lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi.


(26)

d. Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva tetap ini yaitu semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, traktor, forklift, mobil, motor, dan sebagainya.

e. Inventaris/ Peralatan

Peralatan merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain.

f. Perabot

Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.

g. Prasarana

Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, riol, pagar, dan sebagainya sebagai aktiva tetap.

Semarak Internasional Hotel Medan mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam lima kategori, yaitu:

1. Tanah 2. Bangunan 3. Mesin


(27)

4. Kendaraan

5. Peralatan Kantor, dapat dibagi atas: a. Komputer

b. Peralatan kantor lainnya

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia di atas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori aktiva tetap yang ada di Semarak Internasional Hotel Medan telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

D. Cara Perolehan dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap 1. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Suatu aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah dengan cara bagaimana suatu aktiva tetap tersebut diperoleh perusahaan sehingga menjadi miliknya

Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva sampai tiba di tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. Harga perolehan aktiva tetap adalah biaya-biaya untuk memperoleh aktiva tetap sampai siap untuk dipakai.


(28)

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut:

a. Pembelian tunai b. Pembelian kredit

c. Pembelian dengan surat berharga d. Aktiva tetap yang dihadiahkan e. Membangun sendiri

a. Pembelian Tunai

Pembelian suatu aktiva tetap secara tunai biasanya dilakukan apabila perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memperolehnya. Dalam perkiraan, aktiva tetap tersebut dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian tersebut. Biaya-biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan adalah aktiva tetap itu sendiri ditambah dengan biaya-biaya terkait pembelian aktiva tetap tersebut seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, bea nama balik, dan biaya pemasangan. Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga perolehannya.

Bila beberapa aktiva dibeli sekaligus dengan harga borongan, maka masing-masing nilai aktiva dibeli harus dipisahkan.


(29)

Aktiva tetap yang dibeli harus dicatat sebesar harga pembelian tersebut ditambah biaya-biaya reparasi atau perbaikan agar dapat dipakai. Nilai buku dari pihak yang dijual tidak perhatikan.

Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah: Aktiva Tetap xxx

Kas xxx

b. Pembelian Kredit

Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangkan selisih antara nilai tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga. Unsur bunga dan financing cost yang terdapat di dalamnya harus dikeluarkan dan diperlakukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran itu terjadi. Oleh karena itu dicatat dalam perkiraan beban bunga. Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian kredit, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.

Pembebanan bunga atas kredit dapat dilakukan dengan:

a. Secara flat, yaitu biaya bunga sama untuk setiap pembayaran angsuran per semester.


(30)

c. Pembelian dengan Surat Berharga

Aktiva tetap yang dibeli dengan saham atau obligasi harus dicatat sebesar harga saham maupun obligasi tersebut. Nilai tersebut dicatat seharga dengan nilai pari. Apabila harga pasar lebih besar dari harga pari, maka selisihnya dicatat sebagai premium (agio saham) dan apabila harga pasar lebih kecil dari harga pari maka selisihnya sebagai discount (disagio saham).

Jika harga pasar saham atau obligasi tidak diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Terkadang timbul keadaan dimana harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui. Untuk itu nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran dipakai sebagai dasar pencatatan harga aktiva tetap dan nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan.

Jurnal untuk pembelian dengan surat berharga, yaitu: Aktiva Tetap xxx

Discount xxx

Capital Stock xxx Premium xxx


(31)

d. Aktiva Tetap yang Dihadiahkan

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah, dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent dan dikredit modal donasi.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.7) berpendapat bahwa:

“Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun Modal Donasi”.

Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tetap tersebut sudah diterima.

Jurnalnya adalah sebagai berikut: Aktiva Tetap xxx

Modal Donasi xxx e. Membangun Sendiri

Dalam memperoleh suatu aktiva tetap terkadang dilakukan dengan cara membangun sendiri. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik.

Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung merupakan biaya-biaya di luar biaya operasional perusahaan sehari-hari.

Menentukan jumlah overhead tidak langsung yang akan dialokasikan pada aktiva yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu ada beberapa cara untuk menetapkan besar biaya overhead, yaitu:


(32)

1) Metode Incrumental Cost

Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaikan (tambahan) biaya overhead akibat adanya pembangunan aktiva tersebut.

2) Metode proposional

Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenaikan overhead itu sendiri, melainkan juga biaya overhead secara rata baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.5) menyatakan:

“Biaya perolehan suatu aktiva tetap yang dikontruksikan sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh”.

Semarak Internasional Hotel Medan memperoleh aktiva tetap dengan dua cara yaitu:

a. Pembelian tunai

Semarak Internasional Hotel Medan pada umumnya memperoleh aktiva tetap dengan cara membeli secara tunai, dikarenakan adanya dana yang cukup untuk memperolehnya. Aktiva dalam bentuk siap pakai yang diperoleh melalui pembelian, dinilai berdasarkan harga perolehannya, yaitu harga beli ditambah semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka penetapan aktiva tersebut pada kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan dan dicatat berdasarkan laporan penerimaan


(33)

b. Membangun sendiri

Perolehan aktiva dan cara membangun sendiri dinilai berdasarkan harga perolehannya yakni harga yang bersumber dari pemindahan buku aktiva dalam pelaksanaan yaitu selama kontribusi berlangsung sampai selesai dan dicatat pada saat diperoleh laporan proyek selesai dan berita acara serah terima dari penanggung jawab pembangunan aktiva tetap tersebut.

2. Metode penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan aktiva tetap merupakan penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka kegiatan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Faktor-faktor yang menyebabkan penyusutan diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan atau keausan ketika digunakan dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Dalam menentukan jumlah beban penyusutan tahunan yang tepat ada empat faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Harga Perolehan

Harga perolehan suatu aktiva meliputi semua pengeluaran yang berhubangan dengan perolehan dan persiapan penggunaan aktiva tersebut. Harga perolehan dikurangi dengan sisa, jika ada , adalah harga perolehan yang dapat disusutkan,


(34)

atau dasar penyusutan, yaitu jumlah harga perolehan aktiva yang akan dibebankan pada periode –periode mendatang.

2. Nilai Sisa atau Nilai Residu

Nilai sisa (residu) suatu aktiva adalah perkiraan harga penjualan aktiva pada saat aktiva tersebut dijual setelah dihentikan pemakaiannya. Nilai sisa tergantung pada kebijaksanaan penghentian aktiva dalam perusahaan serta keadaan pasar atau faktor-faktor lainnya.

3. Masa Manfaat

Aktiva operasi tidak lancar selain tanah memiliki masa manfaat yang terbatas sebagai akibat dari faktor fisik dan fungsional. Faktor fisik yang membatasi masa manfaat suatu aktiva.

4. Pola Penggunaan

Untuk mengaitkan harga perolehan aktiva dengan pendapatan, maka penyusutan periodik harus mencerminkan pola penggunaannya setepat mungkin. Jika aktiva tersebut menghasilkan pada pendapatan yang berbeda-beda, maka biaya

penyusutannya harus berbeda-beda pula sesuai dengan penggunaannya. Beberapa faktor yang menyebabkan suatu aktiva tetap berwujud dapat

memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu: a. Faktor Fisik

Aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umum


(35)

b. Faktor Fungsional

Faktor yang membatasi umur aktiva antara lain:

1. Ketidak mampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti.

2. Perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.

3. Kemajuan teknologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak ekonomi.

Dari faktor-faktor diatas dapat dihitung beban penyusutan setiap tahun. Beban penyusutan ini merupakan suatu taksiran yang ketelitiannya sangat tergantung pada ketelitian penentuan ketiga faktor di atas, ketelitian beban penyusutan ini akan mempengaruhi besarnya laba rugi perusahaan setiap periode. Apabila penyesuaian dihitung dengan teliti maka jumlah laba rugi perusahaan juga menjadi tidak teliti. Ada beberapa metode yang umumnya digunakan untuk menghitung beban penyusutan, yaitu:

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode ini menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap.

Perhitungan yang sederhana disertai pengalokasian biaya secara wajar ke pendapatan periodik jika penggunaan aktiva tersebut relatif sama tiap periodenya menjadi alasan mengapa dipakainya metode ini secara luas.


(36)

Cara menghitung besarnya penyusutan untuk tiap periode adalah: D = n Ns Hp− Keterangan:

D = Besarnya depresiasi untuk suatu periode Hp = Harga perolehan

Ns = Nilai sisa

n = Taksiran umur manfaat

Contoh:

Sebuah mesin dibeli dengan harga $ 100.000, taksiran nilai sebesar $ 5000 dan umur penggunaannya ditaksir selama 5 tahun. Beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut: D = n Ns Hp− = 5 000 . 5 $ 000 . 100 $ − = $19.000

2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode ini menghasilkan beban penyusutan periodik yang terus menerus sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini, tarif


(37)

Contoh:

Penyusutan saldo menurun tahunan atas suatu aktiva yang mempunyai umur manfaat 5 tahun dan biaya $ 24.000 dengan estimasi nilai residu $ 2.000 adalah sebagai berikut:

Tabel 2-1

Penyusutan Saldo Menurun

Tahun Biaya

Akm.Penyusutan Awal Tahun

Nilai Buku Awal Tahun

Tarif Penyusutan

Tahunan

Nilai Buku

Akhir Tahun

1 $ 24.000 ___ $ 24.000 40% $ 9.600 $ 14.400 2 $ 24.000 $ 9.600 $ 14.400 40% $ 5.760 $ 8.640 3 $ 24.000 $ 15.360 $ 8.640 40% $ 3.456 $ 5.184 4 $ 24.000 $ 18.816 $ 5.184 40% $ 2.073 $ 3.110,4 5 $ 24.000 $ 20.889 $ 3.110 ___ $ 1.110,4 $ 2.000

Sumber: Buku Pengantar Akuntansi Warren Reeve Fess Buku Satu Edisi Dua puluh satu

Dalam contoh diatas estimasi nilai residu adalah $ 2.000 jadi penyusutan untuk tahun kelima adalah $3.110,4 – $ 2.000 = $ 1.110,4

3. Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)

Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap bagian kapasitas yang digunakan oleh aktiva.


(38)

Contoh:

Dibeli sebuah mesin dengan harga Rp 500.000, nilai sisa yang ditaksir sebesar Rp 50.000 mesin ini ditaksir akan dapat menghasilkan 25.000 unit.

Depresiasi = n Ns Hp− = 000 . 25 000 . 50 000 . 500 Rp Rp

= Rp 18

Jika dalam tahun pertama mesin tersebut menghasilkan 10.000 unit produk, maka beban penyusutan untuk tahun kelima = 10.000 x Rp 18 = Rp 18.000.

4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the year Method)

Metode ini membebankan penyusutan secara periodik akan menurun secara tetap sepanjang masa manfaat aktiva. Beban penyusutan dihitung dengan cara menjumlahkan semua angka (digit) umur aktiva.

Contoh:

Dibeli mesin seharga $ 12.500, umur mesin 5 tahun dan nilai sisa $ 1.550, maka depresiasi setiap tahun adalah:

N = 2 1 + n n × = 2 1 5+ 5 ×


(39)

Tabel 2-2

Penyusutan Jumlah Angka Tahun Tahun Harga Perolehan Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

1 $ 12.500

5/15 x ($ 12.500- $ 1.550) = $ 3.650

$ 3.650 $ 8.850

2 $ 12.500

4/15 x ($ 12.500- $ 1.550) = $ 2.920

$ 6.570 $ 5.930

3 $ 12.500

3/15 x ( $ 12.500- $ 1.550) = $ 2.190

$ 8. 760 $ 3.740

4 $ 12.500

2/15 x ( $ 12.500- $ 1.550) = $ 1.460

$ 10.220 $ 2.280

5 $ 12.500

1/15 x ($ 12.500-$1.550) = $ 730

$ 10. 950 $ 1.550

Sumber: Buku Akuntansi Suatu Pengantar Soemarso S.R Buku 2 Edisi 5

Perhitungan penyusutan yang dilakukan oleh Semarak Internasional Hotel Medan terhadap seluruh aktiva tetapnya adalah dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). Hal ini dikarenakan selain perhitungannya mudah, metode garis lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena metode ini menghasilkan biaya secara wajar dalam penggunaan aktiva. Dengan


(40)

metode ini diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih digunakan dalam operasi perusahaan.

E. Penggantian Aktiva Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap dikarenakan aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Penarikan (retivement) tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Pembuangan aktiva tetap

Jika aktiva tetap tidak berguna lagi bagi perusahaan serta tidak memiliki

nilai residu atau nilai pasar, maka aktiva tersebut akan dibuang. Contoh:

Suatu jenis peralatan yang diakuisisi seharga $ 35.000 telah disusutkan secara penuh pada tanggal 31 Desember, akhir tahun fiskal sebelumnya. Pada tanggal 15 April peralatan tersebut dibuang. Maka ayat jurnal pencatatannya adalah:

15 April Akumulasi Penyusutan Peralatan $ 35.000

Peralatan $ 35.000

Apabila suatu aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan terlebih dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi.


(41)

2. Penjualan aktiva tetap

Aktiva tetap yang tidak dapat digunakan lagi dapat dijual dengan cara

lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva yang lainnya diterima juga harus dicatat.

3. Pertukaran aktiva tetap dengan aktiva lain

Keuntungan Pertukaran:

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva baru dapat ditentukan dengan salah satu dari cara berikut:

a. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru – Keuntungan yang tidak diakui b. Biaya aktiva baru = Kas yang dibayarkan + Nilai buku aktiva lama.

Keuntungan pertukaran aktiva tetap yang sama tidak diakui untuk pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal.

Kerugian dari pertukaran:

Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aktiva baru adalah harga pasar aktiva tersebut.

Semarak Internasional Hotel Medan melakukan penggantian aktiva tetap dengan cara menjual aktiva tetap yang tidak produktif lagi, baik dijual secara tunai, maupun dengan cara lelang.


(42)

F. Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Pengawasan intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal check merupakan prosedur-prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitian data-data administrasi. Misalnya mencocokkan penjumlahan horizontal dengan penjumlahan vertikal. Usaha ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepada perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Menurut M. Nafarin (2000:16):

“Pengawasan (controlling) berarti mengevaluasi atau menilai terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu atau apabila terdapat penyimpangan atau yang merugikan”.

Pengawasan intern merupakan kebijakan dan peraturan spesifik yang dirancang. Untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi.


(43)

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:29) mendefenisikan pengawasan intern sebagai berikut:

“Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan”.

Tujuan dari pengawasan terhadap aktiva tetap yaitu:

a. Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui perusahaan sesuai kebutuhan perusahaan.

b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

c. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap.

d. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

e. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.

Oleh karena pengeluaran aktiva tetap merupakan jumlah pengeluaran yang besar bagi suatu perusahaan, maka pengawasan intern aktiva tetap ini adalah hal yang sangat penting. Pada dasarnya tujuan pengawasan intern adalah untuk mengamankan harta benda perusahaan, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya,


(44)

meningkatkan efisiensi usaha, serta mendorong kepatuhan terhadap kebijakan pimpinan. Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka manajemen perlu mengadakan pengawasan intern yang baik. Bila pengawasan intern lemah maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan dapat diperkecil dan bila diketahui dapat diambil secara tepat.

Pengawasan dalam perusahaan dapat meliputi: 1. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu:

a. Terkait dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur penyelenggaraan berinventarisasi.

b. Terkait berhubungan dengan masalah tekhnis atau materi inventaris, buku induk barang atau buku lainnya.

2. Pengawasan Fisik

Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah selesai dengan catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi

jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebenarnya. 3. Pengawasan Penggunaan

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan


(45)

penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau keuntungan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada.

Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, Semarak Internasional Hotel Medan menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan.

Semarak Internasional Hotel Medan melakukan pengawasan aktiva tetap dengan memberi kode pada setiap aktiva tetap, dengan mengawasi penggunaan aktiva tetap tersebut.

Semarak Internasional Hotel Medan melakukan pengawasan terhadap aktiva tetap dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bagian tersebut, misalnya ada spesifikasi (pembagian tugas) yang cukup baik.

Pada dasarnya pengawasan intern terhadap aktiva tetap bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan tehadap kebijaksanaan pemimpin.


(46)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Dalam Bab III ini penulis akan membuat analisa dan evaluasi mengenai pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan dengan cara membandingkan teori yang diperoleh dari hasil tinjauan penulis ke Semarak Internasional Hotel Medan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis serta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan memberikan analisa dan evaluasi terhadap perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penggantian aktiva tetap dan pengawasan aktiva tetap.

A. Perolehan Aktiva Tetap

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam perolehan aktiva tetap dilakukan dengan berbagai cara, demikian juga halnya dengan yang dilakukan oleh Semarak Internasional Hotel Medan, dimana perolehan aktiva tetap dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Dengan membeli secara tunai

Perolehan aktiva yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur).


(47)

Dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur aktiva tersebut. Jika dalam suatu pembelian diperoleh dari suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing-masing aktiva yang diperoleh. Alokasi yang digunakan didasarkan pada harga relatif masing-masing aktiva, yaitu dengan melihat harga pasar dari gedung atau tanah, lalu membandingkan harga pasar tersebut yang kemudian menjadi dasar alokasi harga perolehan. Penilaian lalu didasarkan pada surat bukti pembayaran pajak. Metode ini digunakan jika harga pasar kedua aktiva tidak diketahui.

2. Dengan cara membangun sendiri

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun sendiri oleh perusahaan didasarkan harga perolehannya berasal dari pemindahbukuan aktiva dalam pelaksaannya yang kemudian dicatat pada saat laporan proyek selesai diperoleh dan berita acara serah terima dari penanggung jawab pembagian atau pembuat aktiva tetap yang bersangkutan.

B. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Semarak Internasional Hotel Medan mengalokasikan harga perolehan dari masing-masing akhir periode aktiva tetap sebagai beban penyusutan. Metode


(48)

penyusutan yang diterapkan oleh Semarak Internasional Hotel Medan didasarkan atas pertimbangan alasan yang layak, serta penerapan aktiva tetap yang dimiliki secara konsisten.

Masa manfaat dari seluruh jenis aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan seperti bangunan, mesin, kendaraan, dan peralatan pada akhirnya akan habis secara perlahan-lahan kecuali tanah.

Beberapa alasan mengapa Semarak Internasional Hotel Medan membuat penyusutan terhadap aktiva tetap antara lain:

1. Penuaan fisik

Penyusutan dapat dikarenakan penggunaannya yang dipengaruhi oleh cuaca maupun suhu seperti panas maupun dingin. Perawatan secara rutin disertai pemeliharaan yang baik dapat menambah masa manfaat dan penggunaan suatu aktiva terkecuali tanah sewaktu-waktu harus diganti.

2. Perubahan Teknologi

Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat dari aktiva tetap. Contohnya komputer, manfaat dari komputer dapat habis sebelumnya masanya dikarenakan perubahan teknologi yang begitu cepat.

Untuk menghitung beban penyusutan aktiva tetap, Semarak Internasional Hotel Medan menggunakan metode garis lurus, dengan anggapan nilai sisa aktiva tetapnya sebesar Rp 0. Dengan nihilnya nilai sisa aktiva tetap maka besarnya biaya


(49)

dalam kegiatan operasional perusahaan. Nilai buku aktiva tetap akan semakin menurun dari tahun ke tahun akibat adanya alokasi. Namun nilai penyusutan dapat berubah dengan suatu perbaikan terhadap aktiva tetap sehingga dapat memperpanjang umur tekhnis.

Metode penyusutan dengan metode garis lurus yang dianggap sederhana atau relatif mudah diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap. Pengalokasian dilakukan apabila aktiva tetap yang bersangkutan benar-benar telah digunakan dalam aktivitas perusahaan.

C. Penggantian Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat lagi dapat dibuang, dijual atau ditukarkan dengan aktiva lain. Apabila terjadi pelepasan aktiva tetap, harga perolehan aktiva tetap itu dan akumulasi penyusutan harus dihapus dari perkiraan, keuntungan atau kerugian yan berkaitan harus diakui.

Semarak Internasional Hotel Medan melakukan penggantian aktiva tetapnya dengan cara penjualan secara lelang, dalm pelepasan ini manajer harus tahu cara yang terbaik dalm melakukan pelepasan aktiva tetap tersebut. Manajer harus menentukan cara yang efisien dan efektif untuk penggantian aktiva tetap perusahaan yang sudah tidak digunakan lagi sehingga dapat mencegah terjadinya kerugian bagi perusahaan.


(50)

D. Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Pengawasan terhadap suatu aktiva tetap harus dilakukan secara tetap dan terorganisir. Hal ini disebabkan keberadaan aktiva tetap merupakan sesuatu yang krusial dalam pelaksanaan operasional perusahaan, karenanya harus diawasi dengan teliti agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Pengawasan ini bertujuan untuk melindungi aktiva tetap tersebut dari berbagai macam kerusakan yang mungkin terjadi termasuk biaya-biaya. Pimpinan bertanggung jawab penuh dalam usaha pengawasan intern terhadap aktiva tetap. Manajemen perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar pelaksanaan prosedur-prosedur pengawasan dapat dilaksanakan sebaik mungkin.

Menurut Mulyadi (2002: 180) pengawasan intern adalah:

“Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut:

1. Laporan keuangan yang dapat diandalkan

2. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan”.

Sedangkan menurut Warren, Carl S., James M. Reeve dan Philip E. Fees (2005:229) sebagai berikut:

“ Pengawasan intern adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”.


(51)

Dari defenisi pengawasan intern di atas, maka pengendalian intern meliputi dua hal yaitu:

1. Pengendalian Akuntansi adalah pengendalian yang meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan diperlukan catatan akuntansi, umumnya meliputi pemisahan pekerjaan antara fungsi operasional, penyimpanan, pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan.

2. Pengendalian Administrasi adalah pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah diterapkan. Pada umumnya pengendalian ini tidak berhubungan langsung dengan pencatatan akuntansi. Misalnya: analisa statistik, studi waktu dan gerak, program pengalihan karyawan, dan pengendalian mutu.

Manajemen dalam kerjanya perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar pelaksanaan prosedur-prosedur pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik.

Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut:

- Aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan juga pengawasan administrasi melalui buku tambahan untuk setiap jenis aktiva tetap. - Aktiva tetap harus diberi kode pada setiap jenis aktiva tetap.


(52)

- Perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.

- Penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.

- Aktiva tetap yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik.

Dalam pelaksanaannya Semarak Internasional Hotel Medan menjalankan berbagai pengawasan baik administratif, fisik, maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara pemberian kode pada setiap jenis aktiva tetap dan pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya demi terjaminnya spesifikasi kerja yang baik.


(53)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Semarak Internasional Hotel Medan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Semarak Internasional Hotel Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

2. Struktur organisasi yang digunakan Semarak Internasional Hotel Medan adalah struktur garis dan staff yaitu aliran perintah dan pengawasan datang dari pimpinan tertinggi dan selanjutnya mangalir ke bawah dan terdapat beberapa orang staff yang berfungsi sebagai orang yang ahli dalam bidang tertentu atau dengan kata lain ada spesifikasi jabatan.

3. Semarak Internasional Hotel Medan memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dan membangun sendiri.

4. Besarnya penyusutan pada Semarak Internasional Hotel Medan setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Perhitungan diterapkan dari harga perolehan yang dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku akuntansi setiap akhir tahun buku.


(54)

5. Penggantian aktiva tetap pada Semarak Internasional Hotel Medan dilakukan dengan cara dijual.

6. Pengawasan intern terhadap aktiva tetap sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran

Penulis mencoba memberikan saran sesuai kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat penulisan skripsi minor ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dilakukan Semarak Internasional Hotel Medan sebaiknya dipertahankan karena sudah sesuai dengan posedur dan Standar Akuntansi Keuangan. Bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aktiva tetap.

2. Kebijakan manajemen menyangkut besar batasan biaya yang merupakan pengeluaran modal maupun pengeluaran pendapatan perlu diterapkan.

3. Perusahaan sebaiknya memperhatikan jenis dan golongan aktiva tetap sebelum manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aktiva tetap.


(55)

4. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap

dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar aktiva tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.


(56)

DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi 1, Penerbit Raja

Grafindo, Persada, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku Satu, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nafarin, M, 2000, Penganggaran Perusahaan, Edisi 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

S. R, Soemarso, 2003, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Stice, Earl K., James D. Stice and K. Fred Skousen, 2005, Intermediate Accounting, Buku Dua, Edisi Kelima belas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung

Suharli, Michell, 2006, Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Warren Carl S.,James M. Reeve and Philip E. Fess, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua puluh satu, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(1)

Dari defenisi pengawasan intern di atas, maka pengendalian intern meliputi dua hal yaitu:

1. Pengendalian Akuntansi adalah pengendalian yang meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan diperlukan catatan akuntansi, umumnya meliputi pemisahan pekerjaan antara fungsi operasional, penyimpanan, pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan.

2. Pengendalian Administrasi adalah pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah diterapkan. Pada umumnya pengendalian ini tidak berhubungan langsung dengan pencatatan akuntansi. Misalnya: analisa statistik, studi waktu dan gerak, program pengalihan karyawan, dan pengendalian mutu.

Manajemen dalam kerjanya perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar pelaksanaan prosedur-prosedur pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik.

Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut:

- Aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan juga pengawasan administrasi melalui buku tambahan untuk setiap jenis aktiva tetap.


(2)

- Perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.

- Penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.

- Aktiva tetap yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik.

Dalam pelaksanaannya Semarak Internasional Hotel Medan menjalankan berbagai pengawasan baik administratif, fisik, maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara pemberian kode pada setiap jenis aktiva tetap dan pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya demi terjaminnya spesifikasi kerja yang baik.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Semarak Internasional Hotel Medan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Semarak Internasional Hotel Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

2. Struktur organisasi yang digunakan Semarak Internasional Hotel Medan adalah struktur garis dan staff yaitu aliran perintah dan pengawasan datang dari pimpinan tertinggi dan selanjutnya mangalir ke bawah dan terdapat beberapa orang staff yang berfungsi sebagai orang yang ahli dalam bidang tertentu atau dengan kata lain ada spesifikasi jabatan.

3. Semarak Internasional Hotel Medan memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dan membangun sendiri.

4. Besarnya penyusutan pada Semarak Internasional Hotel Medan setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Perhitungan diterapkan dari


(4)

5. Penggantian aktiva tetap pada Semarak Internasional Hotel Medan dilakukan dengan cara dijual.

6. Pengawasan intern terhadap aktiva tetap sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran

Penulis mencoba memberikan saran sesuai kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat penulisan skripsi minor ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dilakukan Semarak Internasional Hotel Medan sebaiknya dipertahankan karena sudah sesuai dengan posedur dan Standar Akuntansi Keuangan. Bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aktiva tetap.

2. Kebijakan manajemen menyangkut besar batasan biaya yang merupakan pengeluaran modal maupun pengeluaran pendapatan perlu diterapkan.

3. Perusahaan sebaiknya memperhatikan jenis dan golongan aktiva tetap sebelum manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aktiva tetap.


(5)

4. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap

dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar aktiva tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi 1, Penerbit Raja Grafindo, Persada, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku Satu, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nafarin, M, 2000, Penganggaran Perusahaan, Edisi 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

S. R, Soemarso, 2003, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Stice, Earl K., James D. Stice and K. Fred Skousen, 2005, Intermediate Accounting, Buku Dua, Edisi Kelima belas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung

Suharli, Michell, 2006, Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Warren Carl S.,James M. Reeve and Philip E. Fess, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua puluh satu, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.