Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi USU

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III

TUGAS AKHIR

PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diajukan Oleh :

IRMAYANTI

072102119

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakutlas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya. pada Fakultas Ekonomi Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun tugas akhir ini dengan judul “Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi USU”.

Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Dosen dan Staf pengajar yang telah mencurahkan perhatian dan membekali ilmu serta berbagi pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. .

3. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi, selaku Sekretaris Departemen DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Drs.Rustam, Msi, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

5. Teristimewa kepada kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Mardiansyah dan Ibunda Fatimah Rivai yang telah membesarkan dengan kasih sayang dan telah memberikan dorongan materiil dan spiritual kepada penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu penulisan tugas akhir lainnya.

Medan, Juni 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI. ... iii

DAFTAR TABEL………... .... v

DAFTAR GAMBAR………... vi

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Sistematika Penulisan ... 5

1. Jadwal Penulisan………... ... 5

2. Rencana Isi ……… ... 6

BAB II: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU... 8

B. Jenis Kegiatan Fakultas Ekonomi USU. ... 11

C. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU... 12


(7)

E. Kinerja Kegiatan Terkini Fakultas Ekonomi USU... 21

F. Rencana Kegiatan Fakultas Ekonomi USU………… 22

BAB III: TOPIK PEMBAHASAN A. Pengertian Aktiva Tetap………. 23

B. Jenis-jenis Aktiva Tetap... 25

C. Perolehan Aktiva Tetap... ... 30

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 38

E. Penarikan Aktiva Tetap. ... 44

F. Pengawasan Intern atas Aktiva Tetap ... 47

BAB IV: PENUTUP A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Gambar Keterangan hal.


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan hal.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan suatu Negara dipengaruhi oleh sektor perekonomian Negara tersebut. Perekonomian yang cepat dan persaingan yang semakin tajam baik secara nasional maupun global cenderung mendorong tumbuhnya lapangan usaha baru. Tanpa perekonomian yang sehat dan stabil mustahil masyarakat dapat menuju cita-cita yang diinginkan yaitu masyarakat adil dan makmur.Hal ini semakin memacu persaingan setiap perusahaan dalam usahanya untuk tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang perusahaan pada umumnya membutuhkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen. Salah satu faktor produksi tersebut adalah berupa aktiva tetap yang cukup besar peranannya dalam kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap Negara.

Salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk ini adalah aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta yang dimiliki perusahaan dalam operasi yang bersifat tangible yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan masa pemakaiannya mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun, seperti tanah, gedung, kendaraan, mesin, dan lain-lain. Peranan aktiva tetap sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya dalam operasi perusahaan, dari segi


(11)

jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi penggunaannya yang melibatkan tenaga kerja, dari segi pembuatannya yang sering kali membutuhkan waktu jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang sanagt rumit. Semuanya ini memerlukan pencatan yang baik.

Aktiva tetap merupakan salah satu harta / kekayaan yang bernilai relatif besar yang dimiliki setiap perusahaan yang harus mendapat penelitian secara khusus. Oleh karena itu, manajemen perlu melakukan perencanaan dan pengawasan yang tepat agar investasi perusahaan dibidang ini tidak merugikan perusahaan. Pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap merupakan fakor penunjang terjaminnya kegiatan operasional perusahaan dengan lancar. Karena secara umum pengeluaran untuk aktiva tetap memerlukan sumber keuangan yang penting, menyangkut keputusan-keputusan yang sulit untuk ditarik kembali, dan investasinya mempengaruhi pelaksanaan keuangan selama suatu periode yang panjang.

Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah, dan mesin. Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetapnya dengan berbagai cara misalnya : pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, leasing, dibuat sendiri dan sebagainya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai macam aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses atau pengadaan dalam distribusi barang atau jasa.

Pengadaan aktiva tetap harus direncanakan dan diawasi karena membutuhkan dana yang cukup besar. Jika semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap aktiva tetap, maka dana yang diinvestasikan pada aktiva


(12)

tetap juga akan semakin besar. Dana biasanya dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang sehingga jika terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, maka akan mempengaruhi keuangan dalam jangka panjang juga.

Pada perusahaan dagang dan industri akan menginvestasikan dana yang cukup besar untuk memperoleh aktiva tetap, dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikannya. Permasalahannya hanya terletak pada pada kapan jangka waktu dan bagaimana cara pengembalian aktiva yang diinvestasikan. Investasi aktiva tetap memerlukan pengawasan yang baik, sehingga diperlukan satu bagian yang mampu melaksanakan fungsi tersebut agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Jika tidak ada pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan sebaliknya apabila pengawasan terhadap aktiva tetap dilaksanakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan mengingat betapa pentingnya pengaruh peranan pengawasan aktiva tetap ini dalam suatu perusahaan, maka penulis merasa menarik untuk mencoba meneliti topik ini lebih mendalam, sehingga penulis memilih judul penelitian ini adalah “Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Pengelolaan aktiva tetap sering kali dikesampingkan sebagian perusahaan. Aktiva tetap bagi perusahaan hanya untuk memdukung operasi perusahaan. Padahal aktiva tetap mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan


(13)

perusahaan yaitu laba yang optimal agar perusahaan ini bisa bersaing dengan perusahaan lain dan tetap terjaga kelangsungannya dan berkembang pesat dalam persaingan global. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam paper ini adalah : “Apakah Pengawasan Intern Aktiva Tetap yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III.

b. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

c. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai cara yang efektif dalam pengawasan aktiva tetap.

d. Untuk mengetahui bagaimana cara Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam memperoleh aktiva tetapnya.

e. Untuk mengetahui metode penyusutan yang digunakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(14)

2. Manfaat Penelitian

Adapun yang diharapkan dapat menjadi manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis

Dapat memperdalam wawasan penulis mengenai pengawasan intern aktiva tetap dan sebagi bahan untuk membandingkan teori yang didapatkan dibangku kuliah dengan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan guna membantu perusahaan dalam mengurangi kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan.

b. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk melihat sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam menentukan kebijakan sistem pengawasan intern aktiva tetap pada masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi Pembaca

Sebagai informasi perbandingan didalam penelitian dan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis lainnya dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian. 1. Jadwal Penulisan


(15)

Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam penyusunan Tugas akhir.

Tabel 1.1

Jadwal Penulisan

Kegiatan

April 2010

Mei 2010

Juni 2010 I II III IV I II III IV I II 1. Pengajuan Judul

2. Pengajuan dosen pembimbing 3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan dan Analisis

Data

5. Penyusunan Tugas Akhir 6. Bimbingan dan

Penyempurnaan Tugas Akhir

7. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari 4 bab yaitu bab pendahuluan, bab profil perusahaan, yaitu profil Fakultas Ekonomi USU, bab pembahasan dan bab penutup.


(16)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penulisan dan rencana isi.

BAB II : PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU

Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas Fakultas Ekonomi USU, yaitu jenis kegiatan, struktur organisasi, job description, kinerja kegiatan terkini dan rencana kegiatan .

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian aktiva tetap, jenis – jenis aktiva tetap, perolehan aktiva tetap, dan metode penyusutan aktiva tetap, penarikan aktiva tetap, serta pengawasan intern atas aktiva tetap.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi USU.


(17)

BAB II

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan atau di luar propinsi Sumatera Utara.Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh),dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr.Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan.Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara.Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu tehnik operasional pendidikan berada di kutaraja,sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).

Berhubung Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala,maka Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di medan dan memperoleh status negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan RI No.64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 1 Oktober 1961. Berdasarkan keputusan surat keputusan


(18)

tersebut, tanggal 24 November diperingati sebagai hari lahir atau Dies Natalis Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada tahun 1975 AAN ( Akademi Administrasi Niaga ) Medan dilebur ke Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menjadi PAAP ( Pendididkan Ahli Administrasi Perusahaan ). PAAP kemudian menjadi program Diploma III.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0535/0/1983,tanggal 08 Desember 1983,Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No.131/DIKTI/Kep/1984,dan disusul Surat Keputusan No.23/DIKTI/Kep/1987 No.25/DIKTI/Kep/1987 dan No.26/DIKTI/Kep/1987,Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan,yaitu Program Pendidikan Strata-1 dan Program Pendidikan Diploma III.

Program Pendidikan Strata-1 meliputi 3 (tiga) Departemen, yaitu: a. Departemen Ekonomi Pembangun

b. Departemen Manajemen c. Departemen Akuntansi

Sedangkan Program Diploma III terdiri dari: a. Jurusan Kesekretariatan

b. Jurusan Keuangan c. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima mahasiswa/I pada bulan Agustus 1961. Dalam perjalanan yang panjang, pada tahun 2003 USU menjadi BHMN ( Badan Hukum Milik Negara ) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2003, tanggal 11 November 2003. Dimana


(19)

Fakultas Ekonomi Univrsitas Sumatera Utara merupakan satu dari sepuluh Fakultas dan program Pascasarjana yang ada pada saat USU menjadi PT BHMN. Setelah menjadi PT BHMN, dengan dibentuknya Fakultas Farmasi dan Fakultas Psikologi pada tahun 2007 USU telah memiliki dua belas Fakultas.

1. Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

2. Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut: a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam

bidang ilmu ekonomi,manajemen,dan akuntansi yang berorientasi pasar. b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaan

peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT.BHMN.

d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stakeholder lainnya.


(20)

e. Meningkatkan jaringan dan kerja sama dengan institusi swasta dan pemerintah serta organisasi profesional dan lembaga lain yang bertaraf nasional dan internasional.

1. Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional dan internasional.

b. Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksanakan penelitian-penelitian dan pegabdian kepada masyarakat dan responsive terhadap perkembangan/perubahan.

B. Jenis Kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian / pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa


(21)

pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Penyelenggaraan Pendidikan, Pengadaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan – lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.

C. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Melalui struktur organisasi yang baik,pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan ,sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal,


(22)

melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara akan dilampirkan oleh penulis pada lampiran I.

1. Pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Dekan : Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc

Pembantu Dekan I : Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak

Pembantu Dekan II : Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak Pembantu Dekan III : Ami Dilham, SE, MSi

2. Dewan Pertimbangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Ketua : Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak

Sekretaris : Dra. Komariah Pandia, MSi Anggota : Prof. Bachtiar Hassan Miraza

: Prof. Moenaf Hamid Regar, MSAc : Prof. Dr. Amrin Fauzi

: Prof. Dr. Arnita Zainuddin, MSi

: Prof. Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA, Ak : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi : Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc.Acc : Prof. Dr. Paham Ginting, MS : Prof. Dr. Syaad Afifuddin S, MEc : Prof. Dr. Ramli, MS

: Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc : Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak


(23)

: Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak : Ami Dilham, SE, Msi

: Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak

: Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc : Prof. Dr. lic. rer. Reg. Sirojuzilam, SE : Prof. Dr. Rismayani, MS

3. Departemen

a. Ekonomi Pembangunan

Ketua : Wahyu Ario Pratama, SE, MEc

Sekretaris : Dr. Irsyad Lubis, SE, MSocSc b. Manajemen

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunte, SE, MSi Sekretaris : Nisrul Irawaty, SE, MBA

c. Akuntansi

Ketua : Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak Sekretaris : Mutia Ismail, SE, MM, Ak

4. Program Diploma III

a. Keuangan

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MS


(24)

b. Akuntansi

Ketua : Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak

Sekretaris : Iskandar Muda, SE, MSi

c. Kesekretariatan

Ketua : Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi Sekretaris : Dr. Arlina Nurbaiti Lubis, SE, MBA

5. Bagian Tata Usaha

Kep. Bag. Tata Usaha : Sofia Anita, SE Kasub. Personalia : Kamariyah, SE Kasub. Keuangan : Eka Juliani, SE

Kasub. Umum & Perlengkapan : M.Simba Sembiring, SE, MSi Kasub. Akademik : Fepty Aniar, SE

Kasub. Kemahasiswaan : Zailiana, S.Sos Bendaharawan Gaji : Maslan, SE

P U M C : Suparyo, SE

6. Lembaga-lembaga Penunjang

a. Puslitbank

Pengarah : Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc Sekretaris Eksekutif : Wahyu Ario Pratomo, SE, Mec


(25)

b. Unit Pelayanan Komputer

Kepala : Hotmal Dja’far, SE, MM, Ak

Staf : Paidi Hidayat, SE, MSi

: Syafrizal Helmy, SE, Msi

D. Job Description Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Berikut ini adalah Job Description dari setiap unit pada bagian Tata Usaha dan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari :

1. Bagian Tata Usaha

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas;

b. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang – undangan di bidang ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian, dan perlengkapan;

c. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan di bidang akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian, dan perlengkapan;

d. Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan kearsipan;

e. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi di lingkungan fakultas; f. Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan


(26)

g. Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas; h. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas; i. Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi;

j. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan fakultas;

k. Menyusun laporan kerja Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Fakultas.

2. Sub Bagian Akademik

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian;

b. Mengumpulkan dan mengolah data di bidang pendidikan, penelitian, Pengabdian/Pelayanan kepada masyarakat;

c. Melakukan administrasi akademik;

d. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik;

e. Mengumpulkan dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum; f. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah dilingkungan fakultas;

g. Melakukan administrasi penelitian dan Pengabdian/Pelayanan pada masyarakat di lingkungan fakultas;

h. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian


(27)

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian;

b. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan; c. Melakukan urusan persuratan dan kearsipan dilingkungan fakultas;

d. Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas, dan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas;

e. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan;

f. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan;

g. Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas, perkerjaan borongan dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya;

h. Mengoperasikan sistem informasi keuangan;

i. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang keuangan;

j. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian

4. Sub Bagian Kepegawaian

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian;


(28)

b. Menyusun konsep juklak / juknis di bidang kepegawaian; c. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai; d. Melaksanakan urusan mutasi pegawai;

e. Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional;

f. Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan jabatan / pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan Guru Besar Tetap / Tidak Tetap / Emiritus, ijin dan cuti;

g. Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai; h. Memproses SK jabatan struktural dan fungsional; i. Memproses pelanggaran disiplin pegawai;

j. Memproses asuransi pegawai;

k. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.

5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian;

b. Mengumpulkan dan mengolah data di bidang kemahasiswaan dan alumni; c. Melakukan administrasi kemahasiswaan;

d. Melakukan urusan pemberian izin / rekomendasi kegiatan kemahasiswaan; e. Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi;


(29)

g. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir dan layanan kesejahteraan kemahasiswaan;

h. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan; i. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni;

j. Melakukan penyajian informasi di bidang kemahasiswaan;

k. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kemahasiswaan dan alumni;

l. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian;

6. Sub Bagian Perlengkapan

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian;

b. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan;

c. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan; d. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kerumahtanggaan

dan perlengkapan;

e. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan; f. Melakukan urusan pengelolaan barang perlengkapan;

g. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.


(30)

E. Kinerja Kegiatan Terkini Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ekonomi yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar – seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap sivitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya: Idul Fitri, Isra’ Mi’raj, Natal, Paskah, dll) sehingga para civitas akademika selalu memilki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(31)

F. Rencana Kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Untuk mencapai program kerja dan rencana kerja Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menyusun beberapa langkah kegiatan sebagai berikut:

a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap/ganjil. b. Perkuliahan semester genap/ganjil.

c. Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil. d. Wisuda Mahasiswa


(32)

BAB III

TOPIK PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktiva Tetap

Sebelum penulis membahas lebih lanjut pengertian dan jenis-jenis aktiva tetap, maka penulis akan menjelaskan pengertian aktiva tetap itu sendiri. Aktiva tetap merupakan hak milik perusahaan dan dipergunakan terus-menerus (dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) serta tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan (menghasilkan barang dan jasa). Aktiva tetap dapat diartikan sebagai harta dari perusahaan yang menyerap sebagian besar modal perusahaan dan menentukan bergeraknya operasi perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001) ”aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memilki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 16), yaitu pada buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi

perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.


(33)

Menurut Harahap (2002 : 20) “Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”.

Menurut Soemarso S.R (2005) “aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar”.

Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud (Tangible Assets) karena ada secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

(Warren,Reeve,Fess,2005;492).

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan b. Mempunyai bentuk fisik

c. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang

d. Dipakai atau digunakan secara aktif didalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau untuk dijual kembali

e. Mempunyai masa manfaat efektif relative permanen (lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun)

Aktiva tetap dapat dibedakan dari aktiva-aktiva lainnya berdasarkan karakteristik-karakteristik berikut :


(34)

a. Aktiva tetap diperoleh untuk dipakai dalam kegiatan-kegiatan usaha. Nilai aktiva berasal dari jasa yang diberikannya, bukan dari potensinya untuk dijual kembali.

b. Aktiva tetap menyediakan manfaat selama beberapa periode akuntansi. Menurut prinsip pengaitan, biaya perolehan dari suatu sumber daya yang memberikan potensi jasa haruslah dikaitkan dengan beban untuk menghasilkan jasa tersebut.

B. Jenis – Jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu: a. Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Aktiva Berwujud (Tangible Fixed Asset)

Contohnya : Lahan, Mesin, Gedung, Peralatan, dan lainnya. 2. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Fixed Asset)

Contohnya : Goodwill, Paten, Copy Right, Frenchise, dan lainnya.

b. Umur

Penggolongan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengetahui apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga perolehannya , karena


(35)

aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas.

Penggolongannya adalah sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah untuk letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.

2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.

3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.

c. Disusutkan atau Tidak Disusutkan

Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidk mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :


(36)

1. Depreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya.

2. Undepreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan , seperti : Tanah.

d. Berdasarkan Jenisnya

Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut :

1. Tanah

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan.

Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :

a. Harga Beli

b. Ijin dari pemerintah c. Komisi Pialang d. Fee nama baik e. Biaya survey


(37)

2. Bangunan/Gedung

Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti gedung, kantor, toko, gudang, pabrik, perumahan, dan bangunan-bangunan lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan. Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu.

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung, antara lain: a. Fee arsitek

b. Biaya asuransi c. Ijin dari pemerintah d. Bea balik nama

3. Mesin

Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesi-mesin lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi. Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :

a. Pengujian sebelum digunakan b. Sewa mesin


(38)

4. Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva tetap ini yaitu : semua jenis kemdaraan seperti alat pengangkutan, meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.

5. Inventaris/Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain .

Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain : a. Reparasi pembelian (peralatan bekas) b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)

6. Inventaris Kantor

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu perusahaan. Inventaris kantor dapat berupa :

a. Mesin Tik b. Komputer c. Perabot kantor d. Meja Tulis e. Telepon


(39)

7. Perabot

Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.

8. Prasarana

Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana, seperti jalan, jembatan, roil, pagar, dan sebagainya sebagai aktiva tetap.

Ada beberapa jenis aktiva tetap yang dimiliki Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara , antara lain :

a. Tanah b. Bangunan c. Mesin d. Kendaraan e. Peralatan Kantor f. Komputer

g. Peralatan kantor lainnya

C. Perolehan Aktiva Tetap

Menurut S. Hadibroto ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap dalam perusahaan. Diantaranya adalah : 1. Dengan pembelian tunai, 2. Dengan pembelian kredit, 3. Dengan pertukaran aktiva lain, 4. Dengan membuat sendiri,


(40)

5. Sewa guna usaha, 6. Pertukaran dengan sekuritas dan 7. Dari pemberian atau hadiah.

Cara memperoleh aktiva tetap ini akan mempengaruhi akuntansi dari pada harta tetap, khususnya mengenai masalah biaya perolehannya sampai dengan aktiva tetap ditetapkan dan siap dipergunakan. Berikut akan diuaraikan tiap cara dari perolehan aktiva tetap ini.

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pembelian tunai akan memerlukan uang kas. Pengeluaran yang menjadi biaya perolehan adalah harga aktiva itu sendiri ditambah dengan biaya yang menyangkut padanya. Seperti : pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, pemasangan dan lain-lain biaya, sehingga aktiva ini siap dipergunakan.

Biaya yang dibebankan pada pembelian tanah selain daripada harga dasar tanah termasuk pula biaya seperti : komisi bagi perantara, pengukuran tanah, pematangan tanah, penelitian, sertifikat tanah dan biaya lain-lain yang tersangkut dengan pembeliannya.

Biaya yang dimaksudkan dalam pembelian aktiva tetap lainnya, seperti bangunan, kenderaan, dan lain-lain akan sama dengan aktiva yang disebutkan di atas yaitu biaya-biaya yang memungkinkan aktiva siap untuk dipergunakan.

Jika aktiva yang dibeli merupakan barang bekas, selalu dibebankan pula biaya onderdil yang baru yang diperlukan, biaya perbaikan, jika perlu biaya pengecatan dan biaya lain-lain, sehingga aktiva ini akan menambah umur manfaatnya dan siap untuk dipergunakan.


(41)

2. Pembelian Kredit

Apabila Aktiva diperoleh dengan pembelian angsuran untuk beberapa jangka waktu, maka perhitungan biaya perolehannya bergantung pada kontrak jual belinya. Pada pembelian demikian selalu dikenakan bunga, dan bunga dibebankan pada biaya bunga, tidak termasuk dalam biaya perolehan aktiva. Dengan kata lain perolehan aktiva ini sama dengan cara pembelian tunai.

3. Pertukaran Aktiva Lain

Suatu aktiva yang diperoleh dengan tukar-tambah, harga aktiva yang baru (pengertian baru disini, tidak senantiasa barang yang belum pernah dipakai) dinilai dengan harga pasarnya. Perbedaan harga antara aktiva yang baru dan nilai buku aktiva yang baru akan merupakan keuntungan atau kerugian dalam pertukaran kedua aktiva ini. Apabila aktiva yang baru ini dibeli dengan tunai, maka biaya perolehan dari aktiva ini ialah jumlah uang tunai yang dikeluarkan, sedangkan selisih harga aktiva baru dan nilai buku aktiva lama akam merupakan keuntungan ataupun kerugian.

4. Membuat Sendiri

Adakalanya aktiva dalam perusahaan diperoleh dengan cara membuat sendiri. Ini selalu dilakukan karena biaya perolehannya akan lebih rendah atau kwalitas yang lebih baik daripada membeli. Dalam membuat sendiri aktiva-aktiva


(42)

yang dibutuhkan oleh perusahaan akan menimbulkan bermacam-macam biaya untuk mendapatkan biaya perolehan aktiva hingga siap dipergunakan.

Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :

a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b. Menghemat biaya konstruksi

c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d. Agar dapat segera dioperasikan

Biaya perolehan aktiva adalah seluruh biaya-biaya pembuatannya, bahan baku, tenaga kerja dan biaya tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar daripa biaya operasi perusahaan sehari-hari.

5. Sewa Guna Usaha

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa


(43)

guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha

b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian / penjualan (finance lease ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

6. Pertukaran Dengan Sekuritas

Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang

bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran

dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi b. Harga pasar yang didapat

Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.

7. Pemberian Atau Hadiah

Aktiva yang diperoleh sebagai pemberian atauh hadiah dari pihak lain sebenarnya tidak ada pengeluaran biaya. Kalaupun ada biaya dikeluarkan hanya


(44)

untuk memperolehnya, akan tetapi biaya ini tidak akan begitu besar jika dibandingkan dengan nilai daripada aktiva itu sendiri.

Meskipun demikian, maka karena aktiva ini dipergunakan dalam operasi perusahaan, harus mempunyai biaya perolehannya untuk pembebanan depresiasi. Pada umumnya aktiva ini harus dinilai biaya perolehannya dan dibukukan sebagai aktiva tetap dengan mempunyai nilai buku. Penilain biaya perolehan ini merupakan penambahan kekayaan perusahaan, atau menjadi sumber penambahan modal. Dalam pembukuan ini dinyatakan dengan perkiraan Modal donasi (donation capital).

Sebagai contoh untuk suatu kenderaan pemberian, pembukuannya :

Kenderaan Rp 3.000.000,

Modal donasi – Kenderaan hadiah Rp3.000.000,

Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pada umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dan donasi / sumbangan dari pihak lain.

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar harga yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya- biaya lain sehubungan dengan pembelian aktiva itu dikurangi potongan harga yang diberikan, baik karena pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.

Aktiva tetap yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi dilakukan dengan cara pembelian tunai, yaitu: komputer, kipas angin, meja dan peralatan-peralatan


(45)

kantor. Pengadaan/pembelian aktiva tetap yang kategori harganya dibawah 50 juta, atau 50 – 100 juta dilakukan dengan melakukan prosedur.

Pembelian aktiva tetap tersebut harus melalui persetujuan Pembantu Dekan II, kemudian daftar barang yang dibutuhkan diserahkan ke Biro Rektor untuk disetujui. Setelah pengadaan barang tersebut dilakukan, maka barang diserahkan ke bag.perlengkapan Fakultas Ekonomi untuk ditandatangani kemudian didistribusikan ke sub bagian yang membutuhkan.

Aktiva tetap harus diberi penomoran inventaris sebagai bentuk pengawasan internal atas aktiva tetap yang dilakukan Fakultas Ekonomi USU. Berikut ini merupakan bagan prosedur pengadaan inventaris di Fakultas Ekonomi USU.


(46)

Daftar barang yang dibutuhkan diserahkan kepada Biro Rektor Bag. Perencanaan pada tahun

berjalan anggaran Perencanaan barang oleh

Fakultas Ekonomi

Daftar barang permintaan disetujui oleh Biro Rektor

Pembelian barang

Barang diserahkan ke bag. Perlengkapan Fakultas Ekonomi

USU

Penandatanganan penyerahan barang melalui berita acara Didistribusikan ke Sub Bagian lain

yang membutuhkan

Penandatanganan BAP dari bagian Perlengkapan Fakultas Ekonomi

USU ke sub bagian lainnya

Pemberian nomor inventaris pada barang tersebut

Barang digunakan sesuai kebutuhan pada bagian-bagian lain Disetujui oleh Pembantu

Dekan II Gambar 2.1


(47)

2.

Donasi Atau Sumbangan

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut nonreciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva ini wajib dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau sebagai penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent ( appraisal compan ) dan kredit modal donasi ( donation capital ) .

Ikatan Akuntan Indonesia, ( 2002:16,7) berpendapat bahwa “Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”.

Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tetap tersebut telah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini, maka dicatat sebagai resume expenditure.

Contohnya : biaya surat-surat, akte, dan sebagainya. Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Aktiva tetap xxx

Modal donasi xxx

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali tanah, akan kehilangan kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan demikian, harga perolehan aktiva semacam ini harus dipindahkan ke perkiraan beban secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan. Penurunan manfaat secara periodik ini disebut penyusutan (depreciation ).


(48)

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) “Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :

1. Penyusutan Fisik

Penyusutan yang disebabkan karena keusangan suatu aktiva tetap, dan hal tersebut tidak dapat dihindari. Keusangan dikarenakan pemakaian yang sudah terlalu lama dan keausan karena gerakan elemen – elemen.

2. Penyusutan Fungsional

• Ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi

• Perubahan permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan

• Kemajuan teknologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak ekonomis lagi untuk dipergunakan.

Selanjutnya dalam nenetukan jumlah beban penyusutan, terdapat istilah-istilah yang harus dipahami yaitu:

a. Biaya awal Aktiva Tetap (Cost), yaitu biaya dari suatu aktiva termasuk semua pengeluaran yang berhubungan dengan perolehannya dan


(49)

biaya persiapan untuk penggunaan sampai dengan Aktiva Tetap tersebut siap untuk digunakan.

b. Nilai sisa (residual value), yaitu nilai buku akhir Aktiva Tetap ketika Aktiva Tetap tersebut ditarik dari pemakaian (dinonaktifkan).

c. Masa manfaat (Use Full Life), yaitu berapa lama Aktiva Tetap tersebut dapat diambil manfaatnya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah beban penyusutan, antara lain:

1. Metode Garis Lurus

Metode ini menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap.

Metode garis ini mengalokasikan harga pokok menjadi biaya dalam jumlah yang sama setiap periode.

Cara menghitung besarnya penyusutan untuk tiap periode adalah :

n Ns Hp

D= −

Keterangan :

D = Besarnya depresiasi untuk suatu periode Hp = Harga Perolehan

Ns = Nilai Sisa


(50)

Contoh :

Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 360.000 taksiran nilai sebesar Rp 60.000 dan umur penggunaannya ditaksir selama 5 tahun. Beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :

n Ns Hp

D= −

5 000 . 60 000 . 360 Rp Rp

D= −

pertahun Rp

D= 60.000

2. Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku ( harga perolehan-akumulasi penyusutan).

Contoh :

Sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 15.000.000 , nilai residu Rp 1.500.000 , umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutannya = Rp 15.000.000 – Rp 1.500.000 5

= Rp. 2.700.000 Tarif penyusutan saldo menurun : 20%

5 100

=


(51)

Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda

Tahun Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan Nilai Buku I II III IV V

40% x 15.000.000 = 6.000000 40% x 9.000.000 = 3.600.000 40% x 5.400.000 = 2.160.000 40% x 3.240.000 = 1.296.000 40% x 1.944.000 = 6.000000

6.000.000 9.600.000 11.760.000 13.056.000 13.833.000 9.000.000 5.400.000 3.240.000 1.944.000 1.166.400

3. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva. Dengan demikian, besarnya beban penyusutan tiap- tiap periode belum tentu sama.

Contoh :

Harga beli sebuah mesin Rp 12.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000. Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 80.000 unit produk. Maka beban penyusutan per satuan produksi :

Penyusutan per unit produksi =

000 . 80 000 . 2000 000 . 000 . 12 Rp Rp Rp − =Rp 125

Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000


(52)

X Rp 125 = Rp 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk,

maka besarnya beban penyusutan = 9.000 X Rp 125 = Rp 1.125.000

4. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan metode saldo menurun. Beban penyusutan periodic akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus :

Jumlah angka tahun =

2 ) 1

(n+

n

n = Lama penyusutan ( umur ekonomis aktiva ) Contoh :

Jika harga beli sebuah aktiva Rp 15.500.000 dan nilai residu Rp 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutannya tiap tahun adalah : Tahun I =

15 5

X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 5.000.000

Tahun II =

15 4

X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 4.000.000

Tahun III =

15 3

X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 3.000.000

Tahun IV =

15 2


(53)

Tahun V =

15 1

X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 1.000.000

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight line method. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap.

Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih digunakan dalam operasi perusahaan. Nilai buku aktiva tetap akan semakin menurun akibat adanya alokasi, akan tetapi apabila terhadap aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva tetap tersebut, maka jumlah penyusutannya akan berubah.

E. Penarikan Aktiva Tetap

Aktiva tetap tidak boleh ditarik dari akun hanya karena aktiva tetap tersebut disusutkan secara penuh. Jika aktiva masih digunakan oleh perusahaan, maka biaya dan akumulasi penyusutan harus tetap tercatat dalam buku besar. Jika nilai buku aktiva tetap dihapuskan dari buku besar, maka tidak akan ada lagi bukti mengenai keberadaan aktiva tetap tersebut. Penarikan aktiva tetap dimaksudkan sebagai upaya untuk menghapuskan aktiva tetap dari catatan perusahaan.

Penarikan aktiva tetap dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: 1. Pembuangan Aktiva Tetap

Apabila aktiva tetap tidak berguna lagi bagi perusahaan serta tidak memiliki nilai jual maka aktiva tersebut dapat dibuang. Jika aktiva tetap tersebut belum


(54)

disusutkan secara penuh, maka harus terlebih dahulu dilakukan pencatatan penyusutan sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi perusahaan. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi ini dilaporkan sebagai beban lain-lain ataupun sebagai pendapatan lain-lain. Misalkan suatu jenis peralatan diperoleh seharga Rp 3.000.000,- dan telah disusutkan secara penuh pada akhir periode. Pada awal februari, peralatan tersebut dibuang.

Jurnal untuk mencatat pembuangan aktiva tetap ini adalah : Ak Penyusutan Peralatan Rp 3.000.000

Peralatan Rp 3.000.000

2. Penjualan Aktiva Tetap

Apabila suatu aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih memiliki nilai jual maka aktiva tetap tersebut dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan penjualan apabila dijual di atas nilai bukunya. Ataupun akan menimbulkan kerugia penjualan apabila dijual di bawah nilai bukunya. Misalkan bahwa suatu peralatan yang diperoleh seharga Rp 3.500.000,- dan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus sebesar 20% setiap tahunnya. Peralatan tersebut dijual secara tunai pada awal tahun ke-4 pemakainnya. Saldo akumulasi penyusutan pada saat penjualan terjadi adalah Rp 2.800.000,-. Nilai buku peralatan tersebut adalah Rp 700.000,-

• Penjualan seharga nilai buku Rp 700.000,-

Kas Rp 2.800.000,-


(55)

Peralatan Rp 3.500.000,-

• Penjualan di bawah nilai buku Rp 500.000,-

Kas Rp 500.000,-

Ak Penyusutan Peralatan Rp 2.800.000,- Kerugian Penjualan Aktiva Rp 200.000,-

Peralatan Rp 3.500.000,-

• Penjualan di atas nilai buku Rp 800.000,-

Kas Rp 800.000,-

Ak Penyusutan Peralatan Rp 2.800.000,-

Peralatan Rp 3.600.000,-

Keuntungan atas Penjualan Rp 100.000,-

3. Pertukaran Dengan Aktiva Lainnya

Sering terjadi bahwa aktiva lama ditukar dengan aktiva baru dengan mempertimbangkan harga pasar aktiva lama. Pertukaran ini dapat terjadi baik antara aktiva yang sejenis ataupun aktiva tetap yang tidak sejenis. Nilai tukar tambah (trade-in allowance), dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai buku aktiva lama. Saldo yang tersisa atau jumlah yang terutang dapat dibayarkan tunai atau dicatat sebagai suatu kewajiban. Penjelasan tentang pertukaran ini telah termuat dalam penjelasan pada perolehan aktiva tetap. Pertukaran seperti ini akan menimbulkan keuntungan dan kerugian pertukaran.


(56)

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukan penggantian aktiva tetap dengan beberapa cara yaitu :

1. Dengan Cara Dibuang

Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan di non aktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan opersional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu dan nilai pasar.

2. Dengan Cara Ditukar Dengan Aktiva Lain

Pertukaran aktiva tetap dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Nilai tukar tambah peralatan lama dikurangkan dari harga peralatan baru, dan sia yang terhutang dibayar sesuai persyaratan kredit. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nila tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian

F. Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap

Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi. Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan ataupun penyelewengan terhadap aktiva tetsebut.


(57)

Penetapan system pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.

Usaha ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Pengawasan intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal check merupakan prosedur-prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitian data-data administrasi misanya, mencocokkan penjumlahan mendatar (horizontal) dengan penjumlahan menurun (vertical). Pengawasan atau pengendalian intern meliputi organisasi dan semua metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi.

Menurut Mulyadi (2002 : 180) Pengawasan Intern adalah Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut :

1. Laporan keuangan yang dapat diandalkan.

2. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku. 3. Efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan.


(58)

Sedangkan menurut Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fees (2005 : 229) “Pengawasan intern adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”.

Lebih lanjut AICPA (America Institute of Certified Public Accounts) memberi definisi sebagai berikut “Sistem pengawasan intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian dan seberapa jauh akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong diataatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan”. (Bambang Hartadi : 1990 : 121-122).

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:29) mendefenisikan Pengawasan Intern sebagai berikut “Pengawasan intern meliputi organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan”.

Dari pengertian di atas terlihat bahwa makna tersebut pada dasarnya adalah sama. Salah satu alasan mengapa pengawasan internal penting untuk dilakukan adalah lingkup dan ukuran bisnis entitas yang telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen suatu perusahaan harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis. Selain tiu pengujian dan penelaahan yang melekat


(59)

dalam pengawasan internal yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.

Pengawasan internal meliputi dua hal, yaitu :

1. Pengendalian Akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai.

2. Pengendalian administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian ini pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi.

Beberapa unsur-unsur pengawasan internal, berikut penjelasannya: a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu alat bagi manajemen atau pimpinan perusahaan untuk mengendalikan kegiatannya. Proses pembentukannya dimulai dengan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan utuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Setiap kegiatan akan dibagi kedalam unit-unit kegiatan yang lebih kecil, dengan disertai perincian tugas dari masing-masing karyawan yang menjalankan tugasnya. Selanjutnya tugas tersebut dibagi-bagi dan ditentukan bagian-bagian mana yang akan mengerjakan suatu tugas atau kelompok tugas tertentu. Apabila


(60)

diperlukan didalam suatu bagian masih bisa dibentuk sub bagian yang lebih kecil sesuai dengan bentuk bagian yang diperlukan dalam organisasi

Tahap terakhir adalah menentukan hubungan antara tugas yang satu dengan tugas yang lain. Penentuan ini agar tercipta kerjasama yang baik dan terarah diantara bagian-bagian tersebut, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Pembukuan

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat. Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar yang biasanya diberi nomor kode dengan cara tertentu dan dibuatkan buku pedoman mengenai penggunaan debit dan kredit masing-masing rekening.

Prosedur yang baik adalah prosedur yang mencapai tujuannya dengan cara yang sederhana, membagi pekerjaan secara logis dan mudah dipahami sehingga bakat karyawan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Sedangkan prosedur yang efektif adalah prosedur yang dapat memaksakan kepatuhan.

Dengan demikian sistem wewenang dan prosedur pembukuan merupakan suatu tata cara pencatatan, pelaporan, serta pengesahan operasi-operasi dan transaksi-transaksi perusahaan sedemikian rupa sehingga adanya tercipta keabsahan dan ketelitian pencatatan harta, hutang, modal, penghasilan dan biaya-biaya perusahaan.


(61)

c. Praktik Yang Sehat, Meliputi:

1) Dilakukan pencocokan fisik dengan kartu aktiva tetap secara periodik

2) Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Pengawasan investasi dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakan dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran investasi. Anggaran ini disusun setelah dilakukan analisa terhadap studi kelayakan usulan investasi.

3) Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran atau kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungjwaban yang memadai.

4) Kebijakan akuntansi tentang pemisahan antara pengeluaran modal (capital expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) harus dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua macam pengeluaran tersebut.

Unsur di atas harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen dalam menentukan pengawasan internal yang dilakukannya agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Serta untuk mencapai tujuan utama dari pengawasan internal aktiva itu sendiri, yaitu :


(62)

a) Membatasi pengeluaran modal dalam batas yang disetujui sesuai dengan kebutuhan perusahan.

b) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

c) Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dalam pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap.

d) Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

e) Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.

f) Melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi yang dapat merugikan perusahaan.

Ada tiga jenis pengawasan internal atas aktiva tetap yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Pengawasan Administrasi

Pengawasan ini meliputi pengawasan system dan prosedur penyelenggaraan inventaris serta yang berhubungan dengan masalah teknik dan materi inventarisasi. Misalnya, induk barang atau buku lainnya.

2. Pengawasan Fisik

Pengawasan ini meliputi penyesuaian keadaan fisik aktiva tetap di lapangan dengan laporan yang terdapat dalma daftar dalam daftar inventaris maupun administrasi inventarisasinya.


(63)

3. Pengawasan Penggunaan

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktiva tetap digunakan dengan memperhatikan efisiensi penggunaannya atau tidak.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut :

1. Pengawasan Melalui Persetujuan

Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU.

2. Pengawasan Terhadap Gerak-Gerik Fisik

Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi , maka Fakultas Ekonomi USU melakukan sejumlah prosedur– prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya. Misalnya, terdapat aktiva yang telah rusak, maka akan dilaporkan kepada Bagian Perlengkapan Fakultas Ekonomi USU untuk perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun biasanya aktiva yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh teknisi.

3. Pemberian Nomor Urut

Aktiva tidak diberikan nomor urut, melainkan diberi cap Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara agar pengendalian intern baik dokumen maupun aktiva dapat berjalan efektif.


(64)

4. Prosedur Atas Pengawasan Intern

Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU melakukan bimbingan ataupun lokakarya bagi seluruh staf-staf berupa prosedur-prosedur dan pelatihan-pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Fakultas mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat departemen, sehingga proses akuntabilitas atas pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik .

5. Pemeriksaan Secara Fisik Atas Kekayaan Perusahaan

Fakultas melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaan fakultas dengan membandingkan aktiva yang duhitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.

6. Perlakuan Terhadap Aktiva Tetap Yang Tidak Terpakai

Aktiva tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh Fakultas Ekonomi USU, tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usan, rusak, maupun tidak fungsional.


(65)

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang mungkin akan sangat berguna bagi para pimpinan dan seluruh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan/instansi serta para mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang diuraikan.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode penyusutan yang dipakai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah metode garis lurus (Straight Line Method).

2. Pengendalian intern atas aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara masih kurang memadai karena Fakultas tidak memiliki kartu aktiva tetap, tetapi adanya pengawasan maupun pengendalian yang teratur atas aktiva tetap.

3. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memperoleh aktiva tetap yaitu dengan cara pembelian tunai, melalui donasi, hibah, sumbangan, bantuan-bantuan, dan dari APBN.


(66)

4. Dalam struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bahwa seorang pegawai yang bertanggung jawab dibidang administrasi juga mengurusi bidang keuangan, akuntansi, dan sebagian fungsi HRD. Hal ini membuktikan masih adanya tugas rangkap di Fakultas.

5. Aktiva tetap yang telah habis masa manfaatnya ditarik dari kegiatan operasional perusahaan dengan cara dijual.

B. SARAN

Dari uraian sebelumnya terhadap pengawasan aktiva tetap, maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Penyajian catatan dan pembukuan aktiva tetap harus lebih transparansi sehingga pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan lebih baik.

2. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewengan terhadap aktiva tetap maka perlu membuat prosedur dan pengawasan yang lebih efektif dan efisien lagi.

3. Sebaiknya ada batasan wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian yang ada dalam organisasi sehingga dapat ditetapkan secara jelas dan masing-masing bagian dapat bekerja dengan baik.

4. Hendaknya pengawasan intern aktiva tetap agar selalu ditingkatkan, mengingat semakin berkembangya kemajuan disegala bidang terutama dibidang teknologi.


(67)

5. Dalam hal penghapusan, aktiva tetap sebelum dijual atau dimusnahkan sebaiknya diperikasa terlebih dahulu apakah aktiva tetap tersebut masih dapat dimanfaatkan oleh divisi lainnya.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes , Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Untuk Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. FE UI. Jakarta.

Harahap , Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Edisi Satu. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harmanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku Satu. BPFE UGM Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005.Peraturan Pemerintah Nomor 24. Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat.

Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing. Buku Satu. Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta. Warren, Carl S, Reeve, James M and Fess, Philip E. 2005. Accounting Pengantar

Akuntansi. Edisi 21 Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima (Revisi). Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.


(69)

B

AG

AN S

T

RUK

T

UR O

RG

ANI

S

AS

I F

AK

UL

T

AS

E

K

ON

OM


(1)

4. Prosedur Atas Pengawasan Intern

Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU melakukan bimbingan ataupun lokakarya bagi seluruh staf-staf berupa prosedur-prosedur dan pelatihan-pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Fakultas mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat departemen, sehingga proses akuntabilitas atas pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik .

5. Pemeriksaan Secara Fisik Atas Kekayaan Perusahaan

Fakultas melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaan fakultas dengan membandingkan aktiva yang duhitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.

6. Perlakuan Terhadap Aktiva Tetap Yang Tidak Terpakai

Aktiva tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh Fakultas Ekonomi USU, tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usan, rusak, maupun tidak fungsional.


(2)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang mungkin akan sangat berguna bagi para pimpinan dan seluruh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan/instansi serta para mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang diuraikan.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode penyusutan yang dipakai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah metode garis lurus (Straight Line Method).

2. Pengendalian intern atas aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara masih kurang memadai karena Fakultas tidak memiliki kartu aktiva tetap, tetapi adanya pengawasan maupun pengendalian yang teratur atas aktiva tetap.

3. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memperoleh aktiva tetap yaitu dengan cara pembelian tunai, melalui donasi, hibah, sumbangan, bantuan-bantuan, dan dari APBN.


(3)

4. Dalam struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bahwa seorang pegawai yang bertanggung jawab dibidang administrasi juga mengurusi bidang keuangan, akuntansi, dan sebagian fungsi HRD. Hal ini membuktikan masih adanya tugas rangkap di Fakultas.

5. Aktiva tetap yang telah habis masa manfaatnya ditarik dari kegiatan operasional perusahaan dengan cara dijual.

B. SARAN

Dari uraian sebelumnya terhadap pengawasan aktiva tetap, maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Penyajian catatan dan pembukuan aktiva tetap harus lebih transparansi sehingga pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan lebih baik.

2. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewengan terhadap aktiva tetap maka perlu membuat prosedur dan pengawasan yang lebih efektif dan efisien lagi.

3. Sebaiknya ada batasan wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian yang ada dalam organisasi sehingga dapat ditetapkan secara jelas dan masing-masing bagian dapat bekerja dengan baik.

4. Hendaknya pengawasan intern aktiva tetap agar selalu ditingkatkan, mengingat semakin berkembangya kemajuan disegala bidang terutama dibidang teknologi.


(4)

5. Dalam hal penghapusan, aktiva tetap sebelum dijual atau dimusnahkan sebaiknya diperikasa terlebih dahulu apakah aktiva tetap tersebut masih dapat dimanfaatkan oleh divisi lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes , Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Untuk Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. FE UI. Jakarta.

Harahap , Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Edisi Satu. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harmanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku Satu. BPFE UGM Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005.Peraturan Pemerintah Nomor 24. Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat.

Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing. Buku Satu. Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta. Warren, Carl S, Reeve, James M and Fess, Philip E. 2005. Accounting Pengantar

Akuntansi. Edisi 21 Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima (Revisi). Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.


(6)

B

AG

AN S

T

RUK

T

UR O

RG

ANI

S

AS

I F

AK

UL

T

AS

E

K

ON

OM