Sistem Pengawasan Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
TUGAS AKHIR
SISTEM PENGAWASAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK
MEDAN
Oleh :
MUHAMMAD ADLI HANDOKO 112102188
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
(3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : MUHAMMAD ADLI HANDOKO
NIM : 112102188
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.
Medan, Juli 2014
MUHAMMAD ADLI HANDOKO NIM. 112102188
(4)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini yang berjudul “ Sistem Pengawasan Aktiva Tetap Pada
Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan “. Penulisan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya tugas akhir ini maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Ir. Adi Sukanto dan
Ibunda Nurlinda yang telah mendidik dan mengasuh Penulis dengan penuh kasih sayang serta berkat doa Mereka Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Kepala Program Studi Jurusan
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
(5)
4. Bapak Drs, Chairul Nazwar, M.Si, selaku Sekretari Jurusan Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Staf dan Pegawai RSUP Haji Adam Malik Medan yang banyak membantu
selama mengerjakan tugas akhir ini.
7. Buat adik-adik saya Haritsa Adli Putri, Widari Adli Suci dan Takbira Adli
Syaira serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada Penulis selama ini.
8. Teman-teman Seperjuangan Saiful, Rizky, Sadam, Amri, serta seluruh
teman-teman D3 Akuntansi Stambuk 2011, buat rekan-rekan MotherPray FC, rekan – rekan UKM FUTSAL FE USU (Roijen, Yudi, Akbar, Claery dan kawan-kawan) serta tak lupa pula buat keluarga besar Himpunan Mahasiswa D3 Akuntansi (HMD) yang telah banyak memberikan motivasi dan dorongan semangatnya kepada Penulis selama ini.
Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.
Medan, Juli 2014 Penulis,
Muhammad Adli Handoko 112102188
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………...i
DAFTAR ISI ………....…...iii
DAFTAR TABEL …………...v
DAFTAR GAMBAR ………...vi
DAFTAR LAMPIRAN ...vii
BAB I : PENDAHULUAN ...1
A.Latar Belakang Masalah ...1
B.Rumusan Masalah ...3
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ...3
1. Tujuan Penelitian ...3
2. Manfaat Penelitian ...4
D.Rencana Penulisan ...4
1. Jadwal Survei/Observasi ...5
2. Rencana Isi ...5
BAB II : RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN ...7
A.Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan ...7
B.Struktur Organisasi dan Personalia ...10
C.Job Discription ...13
D.Jaringan Usaha ...19
(7)
F. Rencana Usaha ...23
BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN ...24
A. Aktiva Tetap ...24
B. Jenis-jenis Aktiva Tetap ...26
C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ...28
D. Penyusutan Aktiva Tetap ...30
E. Penggantian Aktiva Tetap ...37
F. Pengawasan Internal Terhadap Aktiva Tetap ...38
G. Jenis-jenis Pengawasan Internal Aktiva Tetap ...39
H. Unsur Pengendalian Internal Aktiva Tetap ...41
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ...48
A. Kesimpulan ...48
B. Saran ...48
DAFTAR PUSTAKA ...50
(8)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
I.1 Jadwal Penelitian ...5
III.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus ...35
III.2 Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi ...37
III.3 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Berganda ...38
III.4 Daftar Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan tahun 2013-2014 ...45
(9)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
II.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUP H. Adam Malik ...12
(10)
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul
1. Surat izin riset RSUP Haji Adam Malik Medan
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, jasa maupun perusahaan dagang tentu memiliki aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan
mesin.
Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan berbagai cara, misalnya pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, dibuat sendiri dan sebagainya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai macam aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa.
Bila kita perhatikan dalam laporan keuangan perusahaan, aktiva tetap memiliki saldo yang relatif besar, oleh karena itu perlu dibuat suatu penilaian khusus dari sudut akuntansi. Untuk menginvestasikan dana dalam bentuk aktiva tetap, perusahaan harus terlebih dahulu memiliki pertimbangan dan
(12)
biaya perawatan dan pemeliharaan agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana. Pengeluaran- pengeluaran guna pemeliharaan dan perawatan aktiva tetap tersebut dapat menambah masa manfaat aktiva tetap, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan mutu produksinya. Aktiva tetap sangat berpengaruh tehadap berbagai kegiatan operasional perusahaan demi tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan pengawasan internal yang begitu besar terhadap aktiva tetap.
Pengendalian dan pengawasan tersebut dilakukan untuk melindungi aktiva dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Dalam hal ini, pengawasan terhadap aktiva tetap merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, sebab jika terdapat kesalahan pengelolaan aktiva karena kurangnya perhatian dari perusahaan akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi dan juga
merugikan perusahaan.
Sebaliknya, apabila pengawasan terhadap aktiva dilaksanakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Kebenaran aktiva tetap harus dipertanggungjawabkan, dipergunakan secara wajar, diasuransikan secukupnya dan ditangani dengan cara lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen dan diawasi oleh pengawas perusahaan. Melihat begitu besarnya pengaruh pengawasan aktiva tetap terhadap perusahaan seperti yang telah dikemukakan diatas, maka penulis berkeinginan untuk membahasnya lebih lanjut dalam bentuk penulisan paper dengan judul :
(13)
“Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap Pada RSUP Haji Adam Malik Medan “.
B.Rumusan Masalah
Setiap perusahaan, baik besar maupun kecil pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan factor yang dapat menghambat kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Setiap perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk menyelesaikan permasalahannya termasuk dalam hal pengawasan.
Dalam hal ini yang ingin diketahui adalah apakah pengawasan dalam perusahaan tersebut telah dilakukan dengan “benar” atau tidak. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk membahas pengawasan yang berkaitan dengan
aktiva tetap di RSUP Haji Adam Malik Medan, yaitu : “ Bagaimana RSUP
Haji Adam Malik Medan menerapkan sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetapnya ”.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap Pada RSUP Haji Adam Malik Medan.
(14)
b. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti pada RSUP Haji Adam Malik Medan diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi rumah sakit, dan bagi peneliti lain. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Bagi RSUP Haji Adam Malik Medan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan RSUP Haji Adam Malik Medan menentukan kebijakan dalam sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada masa yang akan datang.
b. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan kepada penulis agar dapat mengetahui secara langsung mengenai sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap di RSUP Haji Adam Malik Medan dan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti, serta dapat mengaplikasikan teori - teori yang didapat dari perkuliahan dengan sebenarnya.
c. Bagi Pembaca
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang nantinya dapat bermanfaat sebagai referensi bagi rekan- rekan mahasiswa dalam membuat paper ditahun-tahun mendatang yang berkaitan dengan sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap.
D.Rencana Penulisan
(15)
1. Jadwal Survei/Observasi
Berikut diuraikan jadwal survey/observasi yang dilakukan : Tabel I.1
Jadwal Survei/Observasi
No Kegiatan
Juni
1 2 3 4
1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukkan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab permulaan yang menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta rencana penulisan yang akan menjelaskan mengenai jadwal survei/observasi dan rencana isi.
(16)
BAB II : RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
Bab ini menjelaskan gambaran umum dari perusahaan meliputi sejarah ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, serta rencana usaha.
BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Bab ini akan menjelaskan mengenai tentang topik penelitian yang terdiri dari aktiva tetap, jenis-jenis aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap, penggantian aktiva tetap, pengawasan internal terhadap aktiva tetap, jenis-jenis pengawasan internal aktiva tetap, dan unsur pengendalian internal aktiva tetap.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya serta saran yang dianggap berguna, terutama direktur sebagai pucuk pimpinan rumah sakit dalam menyusun rencana dan pengambilan keputusan yang tepat di masa yang akan datang.
(17)
BAB II
RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
A.Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan
RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit umum milik pemerintah
pusat yang secara teknis berada dibawah Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, berlokasi di Jl. Bunga Lau No.17 Medan Tuntungan. RSUP Haji Adam Malik merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatera bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara,
Provinsi Riau, dan Provinsi Sumatera Barat.RSUP Haji Adam Malik dibangun
secara bertahap dimana pembangunan tahap pertama meliputi gedung poliklinik, gedung CMU (Central Medical Unit), rawat inap dengan kapasitas 300 tempat tidur, gedung farmasi, dapur dan cuci, kamar jenazah, ME utility dan asrama perawat. Pembangunan gedung berikutnya dilaksanakan berlanjut setiap tahun yaitu:
1. Tahun1992/1993, pembangunan gedung instalasi gawat darurat 1000M2.
2. Tahun 1993/1994, pembangunan gedung administrasi.
3. Tahun 1994/1995, pembangunan gedung rawat inap terpadu -B (150 TT)
dan selasar penghubung.
4. Tahun 1997/1998, pembangunan lanjutan gedung rawat inap terpadu - B
(150 TT lagi) dalam bentuk rangka/konstruksi bangunan saja.
(18)
6. Tahun 2004, pembangunan lanjutan gedung rawat inap terpadu – B.
7. Tahun 2005, pembangunan gedung rawat inap terpadu – B untuk
pelayanan jantung, anak dan VIP, sehingga jumlah tempat tidur berjumlah 450 unit.
8. Tahun 2006 s/d 2009, jumlah tempat tidur bertambah sesuai dengan
kebutuhan pasien rawat inap menjadi 600 TT.
9. Tahun 2010 bulan Maret jumlah tempat tidur bertambah menjadi 650 TT
sesuai dengan SK Dirut No. YM.00.03/IV.2.1/3258a/2010 dan
pembangunan gedung gawat darurat dengan luas area 4000 m2 telah
selesai dilaksanakan.
10. Tahun 2011, pembangunan gedung Cardiac Center dengan luas area 7000
m2/7 lantai termasuk basement telah selesai dilaksanakan dan dimulainya
pembangunan gedung rawat inap seluas 20.000 m2.
11. Tahun 2012, gedung rawat inap.
12. Tahun 2013, diharapkan pembangunan gedung rawat inap yang baru
dilanjutkan.
13. Tahun 2014, juga direncanakan dimulainya Operasional gedung Cardiac
Center 7 lantai, termasuk lantai basement dan direncanakan operasional gedung gawat unit darurat 4 lantai akan dilaksanakan penggunaannya.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 335/Menkes/SK/VII/1990 tanggal 11 Juli 1990: RSUP Haji Adam Malik ditetapkan sebagai rumah sakit kelas A berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/SK/IX/1991 tanggal 6 September 1991.
(19)
Ditetapkannya RSUP Haji Adam Malik sebagai rumah pendidikan, maka Fakultas Kedokteran USU dapat menggunakannya sebagai pusat pendidikan klinik calon dokter dan pendidikan keahlian calon dokter spesialis, untuk tempat penelitian dan pengembangan teknik kedokteran. Selain digunakan Fakultas Kedokteran USU, RSUP Haji Adam Malik digunakan pula oleh Akademi Keperawatan, Sekolah Perawat Kesehatan dan Akademi Kesehatan Lainnya untuk sarana pendidikan.Untuk pengaturan penggunaan RSUP Haji Adam Malik sebagai tempat Pendidikan Fakultas Kedokteran USU, telah disusun dan disepakati suatu Piagam Kerja Sama antara RSUP Haji Adam Malik dan Fakultas Kedokteran USU.
nomor: 490/RSUP-A/SKB/VI/1991
tanggal 15 Juni 1991
nomor: 49/PT 05. H4/FK/H.1991
Piagam kerja sama ini sudah beberapa kali diperbaharui, yang terakhir dengan nomor:
nomor: KS.01.02.5.3.3379
tanggal 26 Mei 2007
nomor: 2579.KO5.5/PS/2007
Demikian pula halnya dengan sekolah/akademi kesehatan lainnya telah diterbitkan Piagam Kerja Sama.
RSUP Haji Adam Malik secara bertahap mulai difungsikan sejak Juni 1991, dimulai dengan rawat jalan dan pelayanan rawat inap pada Agustus1992.
(20)
Sejak 11 Januari 1993 secara resmi FK-USU telah menjadikan RSUP Haji Adam Malik sebagai pusat pendidikan dan bersamaan dengan itu dilakukan soft opening. Disusul kemudian pada tanggal 21 Juli 1993 RSUP Haji Adam Malik diresmikan oleh Presiden RI, yang selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RSUP Haji Adam Malik.
Susunan organisasi dan tata kerja RSUP Haji Adam Malik ditetapkan dengan Keputusan Menkes RI No.244/Menkes/Per/III/2008. RSUP Haji Adam Malik memiliki visi “Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di Sumatera Pada tahun 2015”. Sedangkan misi RSUP Haji Adam Malik adalah:
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan
terjangkau.
2. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang
profesional.
3. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel,
dan mandiri.
B.Struktur Organisasi dan Personalia
Struktur organisasi adalah komponen-komponen atau susunan organisasi yang saling berkaitan yang menunjukkan kerangka dan perwujudan pola tetap hubungan dari fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi, maupun orang-orang yang mempunyai kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi RSUP Haji Adam Malik disusun berdasarkan analisa kebutuhan dan kemampuan organisasi,
(21)
penyempurnaan tugas dan fungsi, dalam rangka mewujudkan instansi pemerintah yang menerapkan pola pengelolahan keuangan badan layanan umum yang berprinsip produktivitas, efektivitas, efesiensi. Pengembangan organisasi dan tata kelola setelah RSUP Haji Adam Malik menjadi badan layanan umum, dibagi sesuai dengan fungsinya. Persyaratan minimal dari para pemimpin dan pejabat BLU serta seluruh jajaran RSUP Haji Adam Malik ditata ulang sesuai dengan kondisi organisasi.
Susunan organisasi rumah sakit yang menerapkan PPK BLU diatur dalam PP 23 Tahun 2005 terdiri dari unsur-unsur :
1. Pemimpin sebagai pejabat penanggungjawab umum operasional dan
keuangan. Titelatur yang digunakan adalah direktur utama.
2. Pejabat keuangan sebagai pejabat yang bertanggung jawab terhadap
pengelolahan keuangan. Pejabat keuangan ini dipresentasikan oleh Direktur Utama.
3. Pejabat teknis sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas tugas pokok dan
fungsi (core business) rumah sakit. Pejabat teknis ini dipresentasikan oleh Direktur Medik dan Keperawatan, Direktur SDM & Pendidikan, Direktur Umum Dan Operasional.
Selain itu terdapat Dewan Pengawas untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap rencana strategis, rencana bisnis dan anggaran serta Satuan Pemeriksaan Intern sebagai unit kerja dibawah pimipinan BLU untuk melaksanakan fungsi pemeriksaan yang bersifat internal. Struktur organisasi RSUP Haji Adam Malik Medan dapat dilihat pada gambar II.1 berikut ini :
(22)
II.1
(23)
C.Job Description
Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada struktur organisasi RSUP Haji Adam Malik Medan.
1. Dewan Pengawas
Dewan pengawas BLU RSUP Haji Adam Malik yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas adalah organ BLU RSUP Haji Adam Malik yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengurusan RSUP Haji Adam Malik. Dewan Pengawas BLU RSUP Haji Adam Malik dipimpin oleh seorang Ketua Dewan Pengawas. Tugas pokok Dewan pengawas adalah melakukan pengawasan terhadap pengurusan BLU yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola RSUP Haji Adam Malik mengenai pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran, Rencana Strategis Bisnis Jangka Panjang dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Direktur Utama
RSUP Haji Adam Malik Medan dipimpin oleh seorang kepala dengan
sebutan Direktur Utama.
Tugas pokok Direktur Utama adalah:
a. Memimpin pelaksanaan tugas rumah sakit dalam menyelenggarakan
upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan , penelitian dan pengembangan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainya serta melaksanakan upaya rujukan, penyiapan rencana strategis bisnis BLU.
(24)
b. Penyiapan RBA tahunan.
c. Pengusulan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
d. Pertanggungjawaban kinerja opersional dan keuangan BLU.
Dalam memimpin pelaksanaan tugas rumah sakit, Direktur Utama menyelenggarakan fungsi:
a. Pelayanan medis.
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan.
c. Penunjang medis dan non medis,
d. Pengelolahan sumber daya manusia.
e. Pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi
kedokteran dan pendidikan kodekteran berkelanjutan.
f. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lainnya.
g. Penelitian dan pengembangan.
h. Pelayanan rujukan.
i. Administrasi umum dan keuangan.
Dalam menjalankan tugasnya, direktur utama dibantu oleh empat direktur di bawahnnya yang terdiri dari direktur medik dan keperawatan, Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, Direktur Keuangan, Direktur Umum dan Operasional serta Satuan Pemeriksaan Intern.
(25)
a. Direktur Medik dan Keperawatan
Direktur Medik dan Keperawatan dipimpin oleh seorang direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas Pokok Direktur Medik dan Keperawatan adalah melaksanakan
pengelolaan pelayanan medis, keperawatan dan penunjang. Dalam
melaksanakan tugasnya, Direktur Medik dan Keperawatan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunanan rencana pelayanan medis, keperawatan dan penunjang.
2. Koordinasi pelaksanaan pelayanan medis, keperawatan dan
penunjang.
3. Pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelayanan medis,
keperawatan dan penunjang.
b. Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas pokok Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan adalah melaksanakan pengelolaan
sumber daya manusia serta pendidikan dan penelitian. Dalam
menjalankan tugasnya, Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan mempunyai fungsi:
1. Penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia, pendidikan
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan,
(26)
3. Koordinasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
4. Pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan
sumber daya manusia.
c. Direktur Keuangan
Direktur keuangan dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas pokok Direktur Keuangan adalah melaksanakan penyusunan program dan anggaran, pengelolaan perbendaharaan, mobilisasi dana, akuntansi dan verifikasi. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Keuangan memiliki fungsi:
1. Penyusunan rencana program dan anggaran.
2. Koordinasi dan pelaksanaan urusan perbendaharaan dan mobilisasi
dana, serta akuntansi dan verifikasi,
3. Pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pengelolaan program dan anggaran, perbendaharaan dan mobilisasi dana, serta akuntansi dan verifikasi.
Direktur Keuangan dibantu dan membawahi Bagian Program dan Anggaran.
I. Bagian Program dan Anggaran
Kepala bagian program dan anggaran adalah seorang pelaksana di dalam organisasi RSUP Haji Adam Malik, di dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab
(27)
kepada Direktur Keuangan. Tugas pokok Kepala Bagian Program dan Anggaran adalah melaksanakan penyusunan rencana program dan anggaran serta evaluasi dan penyusunan laporan keuangan. Fungsi:
a. Penyiapan kordinasi penyusunan rencana program dan
anggaran.
b. Penyusunan rencana bisnis anggaran (RBA).
c. Evaluasi program dan anggaran serta penyusunan laporan
keuangan.
Di dalam melaksanakan tugasnya kepala bagian program dan anggaran dibantu oleh dua orang kepala sub bagian yaitu Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran dan juga Kepala Sub Bagian Evaluasi Program dan Anggaran.
I. Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran
Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran adalah seorang pelaksana di dalam organisasi RSUP Haji Adam Malik, di dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Program dan Anggaran. Tugas pokok Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran adalah melakukan penyiapkan bahan koordinasi penyusunan rencana program dan anggaran serta rencana bisnis anggaran.
(28)
II. Sub Bagian Evaluasi Program dan Anggaran
Kepala Sub Bagian Evaluasi Program dan Anggaran adalah seorang pelaksana di dalam organisasi RSUP Haji Adam Malik, di dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Program dan Anggaran. Tugas pokok Kepala Sub Bagian Evaluasi Program dan Anggaran adalah melakukan penyiapan bahan kegiatan evaluasi program dan anggaran serta penyusunan laporan keuangan.
d. Direktur Umum dan Operasional
Direktur Umum dan Operasional dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas pokok Direktur Umum dan Operasional adalah melaksanakan pengelolaan data dan informasi, hukum, organisasi dan hubungan
masyarakat serta administrasi umum. Dalam menjalankan tugasnya,
Direktur Umum dan Operasional mempunyai fungsi:
1. Pengelolahan data dan informasi.
2. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat.
e. Satuan Pemeriksaan Intern
Satuan Pemeriksaan Intern adalah satuan kerja fungsional yang bertugas melaksanakan pemeriksaan intern rumah sakit. Satuan Pemeriksaan Intern berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
(29)
Direktur Utama. Tugas pokok Satuan Pemeriksaan Intern adalah melakukan pemeriksaan internal di lingkungan rumah sakit.
D.Jaringan Usaha
RSUP Haji Adam Malik menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dalam hal berikut ini :
1. Pelayanan kesehatan preventif, promotif kuratif, maupun rehabilitatif secara
paripurna terhadap pasien.
2. Fungsi pendidikan tenaga kesehatan & non kesehatan meliputi jenis tenaga
dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis & dokter gigi spesialis, tenaga keperawatan/bidang, tenaga farmasi, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga fisioterapi, tenaga radioterapi. Kegiatan penilitian dan pengembangan meliputi bagian.
3. Pengembangan pelayanan kesehatan yang akan dilakukan di RSUP H.
Adam Malik terdiri dari pelayanan medis spesialistik dan sub spesialistik, pelayanan penunjang medis dan diagnostik serta pelayanan lain.
1. Kegiatan pelayanan medis di instalasi rawat jalan:
a. Poliklinik obsteri dan ginekologi
b. Poliklinik gigi
c. Poliklinik jiwa
d. Poliklinik THT
e. Poliklinik anak
f. Poliklinik kardiologi
(30)
h. Poliklinik syaraf
i. Poliklinik penyakit dalam
j. Poliklinik bedah
k. Poliklinik bedah syaraf
l. Poliklinik mata
m.Poliklinik kulit kelamin
n. Pelayanan medical check up
o. Breast clinic
p. Unit radioterapi
q. Pelayanan rumatan metadon
r. Klinik kecantikan
s. Pelayanan rehabilitasi medik
t. Pelayanan posyansus / VCT
2. Pelayanan penunjang medis :
a. Instalasi patologi klinik
b. Instalasi patologi anatomi
c. Instalasi diagnostik terpadu
d. Instalasi bank darah (unit transfusi darah)
e. Instalasi radiologi
f. Instalasi mikrobiologi klinik
g. Instalasi kardiovaskular
h. Instalasi farmasi
(31)
j. Instalasi rehabilitasi medis
k. Instalasi jenazah
3. Pelayanan penunjang non medis :
a. Instalasi CSSD
b. Instalasi laundry
c. Instalasi gizi
d. Penggunaan incenerator
e. Apotek
f. Instalasi diklat & litbang
g. Ambulance
E.Kinerja Usaha Terkini
Berdasarkan realisasi sampai dengan tahun 2013, menunjukkan kinerja pelayanan, keuangan, dan organisasi/SDM serta sarana prasarana RUSP Haji Adam Malik.
1. Pelayanan
a. Kinerja pelayanan medik tercapai sebesar 123% dari target dan
pendapatan 105,19%.
b. Kunjungan rawat jalan sebesar 127,4% dari target.
c. BOR tercapai 79,0%.
d. Dilaksanakannya pengembangan pelayanan Cath Lab.
(32)
2. Keuangan
a. Pendapatan operasional tahun 2012 adalah Rp 268.510.787.256
sedangkan tahun 2013 adalah Rp 292.459.415.771. Jadi pendapatan tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp 29.948.628.515.
b. Saldo akhir cash flow tahun 2012 adalah Rp 4.057.472.580 sedangkan
tahun 2013 saldo akhir cash flownya adalah Rp 8.230.740.783
3. Realisasi biaya operasional tahun 2012 adalah Rp 264.453.314.675
sedangkan tahun 2013 adalah Rp 284.228.674.987.
4. Organisasi dan SDM
a. Telah terbentuk SOTK BLU yang baru.
b. Komite medik berperan aktir dalam mendukung pelayanan.
5. Sarana dan prasarana
a. Bertambahnya (pengembangan) gedung Instalasi Gawat Darurat 4 lantai.
b. Renovasi gedung Rawat Jalan.
c. Tersedianya gedung pasien flu burung.
d. Tersedianya gedung Medical Check Up.
e. Tersedianya ruangan poliklinik eksekutif.
f. Tersedianya ruangan pelayanan Program Terapi Rumatan
metadon/PTRM.
(33)
h. Tersedianya pelayanan Breast Clinik, Nephrourologi, Mastoidectomi & Tymphanoplasti, Chemotheraphy Terpadu, Poli Kecantikan, serta Posyansus HIV/Visite.
i. Tersedianya Hospital By Law Rumah Sakit.
j. Tersedianya pelayan Pasien Safety.
k. Tersedianya gedung pelayanan terpadu cardiac centre (jantung).
F. Rencana Usaha
Rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh setiap direktorat di RSUP Haji Adam Malik yang terdiri dari Direktorat Pelayanan dan Keperawatan, Direktorat SDM dan Pendidikan, Direktorat Keuangan, Direktorat Umum dan Operasional, seperti di bawah ini.
1. Meningkatkan mutu pelayanan yang unggul dan mutakhir di bidang medik
dan penunjang medik.
2. Mengembangkan pelayanan yang lengkap dan terpadu di bidang kesehatan.
3. Meningkatkan pemanfaatan fasilitas pelayanan.
4. Meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya.
5. Meningkatkan kerjasama tim di bidang kesehatan.
6. Mengembangkan sistem jejaring pelayanan kesehatan.
7. Mengembangkan tata kelola organisasi efektif, efisien dan taat azas.
8. Meningkatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan SDM sesuai analisis
kompetensi yang dibutuhkan.
9. Menyelenggarakan penelitian di bidang kesehatan.
(34)
BAB III
SISTEM PENGAWASAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
A.Aktiva Tetap
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek penelitian yang dititik beratkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh RSUP Haji Adam Malik Medan.
Untuk memahami pengertian aktiva tetap perlu dikemukakan beberapa defenisi mengenai aktiva tetap tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli dibidang akuntansi, antara lain :
Menurut Simamora (2009 : 297) aktiva tetap adalah : “ Aktiva-aktiva
berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dadulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Menurut Suharli (2007 : 259) menyatakan aktiva tetap disebut juga plant
(35)
(tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, benilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan “ .
Adapun menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009 : 13) adalah “
Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan ”.
Mulyadi (2007 : 236) Mengatakan aktiva tetap adalah “ kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali “.
Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu :
1. mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai
kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aktiva lainnya untuk
menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik langsung maupun tidak langsung,
2. suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat
tersebut,
3. transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk
memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.
Suatu aktiva yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milik perusahaan dinamakan aktiva berwujud misalnya tanah, gedung,
(36)
mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aktiva tetap mempunyai kriteria antara lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa operasinya lebih dari jangka waktu relatif lama, nilainya besar, dan tidak untuk dijual.
B.Jenis-jenis Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu :
1. Substansi
Yaitu aktiva yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Tangible fixed asset ( aktiva berwujud )
Contohnya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya. Intangible fixed asset ( Aktiva tidak berwujud )
Contohnya : goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan lainnya.
2. Umur
Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda. Beradasarkan umurnya aktiva tetap terdiri dari :
Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah
Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya biasanya diganti dengan jenis aktiva sejenis. Misanya : bangunana, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.
(37)
Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti denga aktiva lain yang sejenis. Contohnya : sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan.
Menurut Mulyadi, ( 2007 ) aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :
a. tanah dan pematangan tanah ( land and land improvement),
b. gedung dan perbaikan gedung,
c. mesin,
d. meubel,
e. kendaraan-kendaraan.
RSUP Haji Adam Malik Medan mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam lima kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu:
1. tanah,
2. bangunan/gedung,
3. kendaraan,
4. peralatan,
5. Inventaris Kantor, seperti : komputer, meja.
Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada RSUP Haji Adam Malik Medan telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu aktiva yang berwujud,
(38)
dimiliki oleh RSUP Haji Adam Malik Medan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
C.Cara Perolehan Aktiva Tetap
Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2009 : 285) berpendapat bahwa : “ Biaya
perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi ( non refundable ), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian “. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara dengan pembelian, disumbangkan (hadiah), dan dibangun sendiri.
RSUP Haji Adam Malik Medan dalam perolehan aktiva tetapnya dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dengan pembelian secara tunai
Perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut
(39)
siap untuk digunakan. Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur tersebut.
Jika dalam suatu pembelian diperoleh suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing-masing aktiva yang diperoleh. Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga prolehannya. Menurut
Warren, Reef dan Fees (2007 : 145) berpendapat bahwa “ harga perolehan
aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai aktiva tersebut dapat dipakai “.
Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangkan selisih antara nilai tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga.
b. Dengan cara dibangun sendiri
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun sendiri oleh perusahaan didasarkan harga perolehannya berasal dari pemindah bukuan aktiva dalam pelaksanaanya yang kemudian dicatat pada saat laporan proyek selesai diperoleh dan berita acara serah terima dari pembuat aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik.
(40)
D.Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap
tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2009 :
212) “ penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aktiva sepanjang masa manfaat “ .
Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.
Di samping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap.
Menurut Harahap (2007 : 53) Yang dimaksud dengan penyusutan adalah :
“Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya”. Beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aktiva tetap, antara lain :
a. Depresiasi
Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
(41)
b. Deplesi
Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
c. Amortisasi
Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periode adalah :
1. Harga perolehan aktiva
Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aktiva sampai keadaan siap pakai.
2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat ( nilai residu)
Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aktiva tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost ) adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan.
3. Umur teknis
Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan. Beberapa faktor
(42)
yang menyebabkan suatu aktiva tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :
i. Faktor Fisik
Aus karena dipakai (wear and tear ), aus karena umur (deteroralitation and deacay ), dan kerusakan merupakan factor fisik yang dapat mengurangi fungsi aktiva tetap.
ii. Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva berupa ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak ekonomis lagi apabila dipakai.
iii. Pola Pemakaian
Pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.
a. Metode Garis Lurus (Straight Line Methode)
Metode ini menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke badan periodik jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama
(43)
dari periode ke periode. Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut:
Rumusnya :
Penyusutan Residu = Harga Perolehan – Taksiran Nilai Residu Estimasi Umur Manfaat
Contoh :
Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp20.000.000 nilai residu ditaksir Rp 2.000.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aktiva tersebut dihitung sebagai berikut :
Penyelesaian :
= Rp 20.000.000 – Rp 2.000.000 5 tahun
= Rp 3.600.000 per tahun
Tabel III.1
Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus (Metode Straight Line)
Akhir Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
0 - - Rp 20.000.000
(44)
Akhir Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
2 Rp 3.600.000 Rp 7.200.000 Rp 12.800.000
3 Rp 3.600.000 Rp 10.800.000 Rp 9.200.000
4 Rp 3.600.000 Rp 14.400.000 Rp 5.600.000
5 Rp 3.600.000 Rp 18.000.000 Rp 2.000.000
Sumber : Data diolah (2014) b. Metode Unit Produksi (unit of production method)
Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus. Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait. Metode unit produksi (Unit of Production Method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva.
Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekpresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud. Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut :
Rumusnya = Harga Perolehan – Nilai Residu Taksiran Jumlah Produksi
(45)
Contoh :
Sebuah mesin pabrik mempunyai harga perolehan sebesar Rp 55.000.000,00 diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 5.000.000,00 serta diperkirakan dapat menghasilkan unit produksi selama 5 tahun sebagai berikut:
Tahun ke-1 = 15.000 unit Tahun ke-2 = 12.500 unit Tahun ke-3 = 10.000 unit Tahun ke-4 = 7.500 unit Tahun ke-5 = 5.000 unit
Maka besarnya peyusutan adalah :
Penyusutan per unit = Rp 55.000.000 – Rp 5.000.000 50.000
= Rp 1.000
Tabel III.2
Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi (unit of production method)
Tahun Unit Produksi Tarif Penyusutan
1 15.000 unit Rp 1.000,00 Rp 15.000.000,00
(46)
Tahun Unit Produksi Tarif Penyusutan
3 10.000 unit Rp 1.000,00 Rp 10.000.000,00
4 7.500 unit Rp 1.000,00 Rp 7.500.000,00
5 5.000 unit Rp 1.000,00 Rp 5.000.000,00
Sumber : Data diolah (2014)
c. Metode Saldo Menurun Berganda (Double declining balance method) Metode saldo menurun ganda istilah lainnya adalah Double declining balance method. Didalam metode ini, penyusutan aktiva tetap dapat ditentukan melalui persentase tertentu yang dicari dari harga buku pada tahun bersangkutan. Untuk menghitung persentse penyusutan dapat diperoleh dengan metode garis lurus dikalikan angka 2. Jadi besarnya persentase penyusutan 2 kali dari persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.
Contoh :
Sebuah mesin dibeli tanggal 1 oktober 2005 dengan harga Rp 10.000.000,00. Taksiran usia ekonomis selama 5 tahun.
Penyusutan setiap tahun dihitung sebagai berikut :
Menghitung besarnya prosentase menurut metode menurun ganda adalah
(47)
Tabel III.3
Penyusutan Menurut Metode saldo menurun ganda (Double declining balance method)
Periode Akuntansi
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
2005 3/12 x 40% ×Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 9.000.000
2006 40% × Rp 9.000.000 = Rp 3.600.000 Rp 4.600.000 Rp 5.400.000
2007 40% × Rp 5.400.000 = Rp 2.160.000 Rp 6.760.000 Rp 3.240.000
2008 40% × Rp 3.240.000 = Rp 1.296.000 Rp 8.056.000 Rp 1.944.000
2009 40% × Rp 1.944.000 = Rp 777.600 Rp 8.833.600 Rp 1.166.400
2010 9/12 x 40% x Rp 1.166.400 = Rp 349.920 Rp 9.183.520 Rp 816.480
Sumber : Data diolah (2014) E.Penggantian Aktiva Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan pengguaan aktiva tetap dikarenakan aktiva tersebut aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Cara penggantian aktiva tetap yang dilakukan oleh RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu :
1. dengan cara dibuang,
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk
(48)
digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
2. dengan cara dijual,
Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Aktiva yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva sama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.
3. dengan cara ditukar dengan aktiva lain,
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.
F. Pengawasan Internal Terhadap Aktiva Tetap
Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan tersebut. Penetapan sistem pengawasan internal yang baik dapat menunjung peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan. Perencanaan dan pengendalian pengeluaran untuk barang modal merupakan hal yang kritis bagi kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan. Beberapa tujuan dari pengawasan internal aktiva tetap adalah :
(49)
1. Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan perusahaan.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan,
3. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu
aktiva tetap,
4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,
5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.
6. Menetapkan bahwa seluruh pengeluaran untuk barang modal yang
direncanakan berada dalam batas-batas keuangan perusahaan .
7. Menetapkan tanggung jawab yang wajar untuk aktiva tetap.
8. Merencakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal.
G.Jenis-jenis Pengawasan Internal Aktiva Tetap
Adapun pengawasan dalam RSUP Haji Adam Malik Medan dapat meliputi:
1. Pengawasan Administratif
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu :
a. terkait dan berhubungan dengan masalah sistemdan prosedur
(50)
b. terkait dan berhubungan dengan masalah teknis atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya.
2. Pengawasan Fisik
Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebenarnya.
3. Pengawasan Penggunaan
Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada. Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, RSUP Haji Adam Malik Medan menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengansuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik.
Pada dasarnya pengawasan internal bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aktiva tetap, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kepemimpinan.
(51)
H.Unsur Pengendalian Internal Aktiva tetap
Unsur pengendalian internal dalam aktiva tetap mencakup organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.
1. Organisasi
Fungsi pemakai harus terpisah dari dari fungsi akuntansi aktiva tetap. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pmakaiannya, fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari fungsi pemakaian aktiva tetap. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit yang organisasi yang bekerja secara independen. Untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap transaksi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satupu transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu organisasi saja.
2. Sistem Otoritas
Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham karena investasi dalam aktiva pada umumnya melipiti jumlah yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap rekening aktiva tetap. Surat permintaan otorisasi investasi diotorisasi oleh direktur yang bersangkutan.
(52)
Setiap investasi yang tercantum dalam anggaran investasi harus mendapat pesetujuan direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur utama perusahaan. Surat permintaan otorisasi reparasi oleh direktur utama, surat otorisasi reparasi yang berisi persetujuan dilaksanakannya, pengeluaran modal harus mendapat otorisasi oleh direktur utama. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan.
Work Order yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal untuk pembangunan reparasi, pembongkaran aktiva tetap harus mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang bersangkuan. Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika jumlah harga beli aktiva tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian berada ditangan direktur utama. Laporan penerimaan barang otorisasi oleh fungsi penerimaan. Laporan penerimaan barang yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap yang di beli harus mendapat otorisasi oleh direjtur utama. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi-fungsi akuntansi. Bukti kas keluar yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembelian harga aktiva tetap yang dibeli harus mendapat otorisasi oleh direktur utama. Bukti memorial oleh fungsi akuntansi yang berisi persetujuan dilaksanakannya up dating terhadap kartu aktiva tetap dan jurnal umum harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi.
(53)
3. Prosedur Pencatatan
Perubahan kartu aktiva tetap harus diberikan pada bukti kas keluar dan bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Setiap pemutakhiran data yang dicacat dalam kartu aktiva tetap harus dilaksanakan oleh fungsi akuntansi, dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri oleh dokumen pendukung yang sah.
4. Praktik Yang Sehat
Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap. Pengawasan internal dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakannya dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran inverstasi. Anggaran investasi ini disusun setelah telah terhadap dan studi kelayakan terhadap usulan investasi. Penutupan investasi aktiva tetap terhadap kerugian untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebaikan dan kecelakan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai.
Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut :
1. Aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta
diselenggarakan juga administrasi melalui buku tambahan untuk jenis aktiva tetap.
(54)
3. Perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.
4. Penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu
oleh pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.
Aktiva yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik. Aktiva ini akan dicatat dan disusutkan sesuai dengan masa umur manfaatnya.
Tabel III.4
Daftar Aktiva Tetap Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2013-2014
No. Nama Barang Keadaan Jumlah
Unit keterangan 1. Bangunan
‐ Gedung Administrasi Baik 2.971,81 m2
‐ Gedung Asramah Perawat Baik 1.757,26 m2
‐ Gedung Central Medical Unit (CMU) Baik 10.577,73 m2
(55)
No. Nama Barang Keadaan Jumlah
Unit keterangan
‐ Gedung Incererator Baik 12,25 m2
‐ Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Baru Baik 4.584,33 m2
‐ Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Lama Baik 979,44 m2
‐ Gedung Instalasi Gizi, Loundry dan
Farmasi Baik 2.089,08 m2
‐ Gedung Instalasi Rehabilitasi Medik Baik 522,30 m2
‐ Gedung IPAL Baik 110,65 m2
‐ Gedung Kamar Mayat Baik 570,00 m2
‐ Gedung Kemotoran Baik 50,28 m2
‐ Gedung Lab. Skill Baik 639,94 m2
‐ Gedung PPDS Baik 127,72 m2
‐ Gedung Rindu A Baik 8.858,99 m2
‐ Gedung Rindu B Baik 9.302,66 m2
‐ Gedung Satpam/Security Baik 84,65 m2
‐ Gedung Workshop (IPSRS) Baik 542,88 m2
2. Inventaris Non Medis
‐ Autoclave Baik 3 unit
‐ Boiler Baik 2 unit
‐ Genset 500 KVA Baik 5 unit
‐ Kasur/Spring Bed Baik 539 unit
‐ Kursi Besi Baik 2.441 unit
‐ Kursi Kayu Baik 162 unit
‐ Lemari Besi/Metal Baik 415 unit
‐ Lemari Kayu Baik 413 unit
(56)
No. Nama Barang Keadaan Jumlah
Unit keterangan
‐ Lift Baik 12 unit
‐ Tempat Tidur Besi Baik 301 unit
‐ Tempat Tidur Kayu Baik 15 unit
3. Inventaris Medis
‐ Bedside Monitor Baik 38 unit
‐ Bio Feed Back EMG Baik 1 unit
‐ Cath-Lab / X-Ray Baik 2 unit
‐ Centrifuge Baik 2 unit
‐ Colonoscopy Baik 1 unit
‐ Combination Theraphy Unit Baik 2 unit
‐ CT-Scan Simulator Baik 2 unit
‐ Defibrillator Baik 9 unit
‐ Distilasi Water Baik 2 unit
‐ EKG Baik 14 unit
‐ Electro Surgical Unit (ESU) Baik 16 unit
‐ Electrotheraphy Unit Baik 7 unit
‐ Gamma Camera Baik 1 unit
‐ Hypo/Hyperthermia Baik 7 unit
‐ Infra Phill Baik 5 unit
‐ Infra Red Unit Baik 2 unit
‐ Laparoscopy Baik 1 unit
‐ Laryngoscope Baik 30 unit
‐ LINAC Baik 2 unit
‐ Meja Operasi Baik 10 unit
‐ Mesin Anesthesi Baik 13 unit
‐ Operating Icrosco PE Baik 2 unit
(57)
No. Nama Barang Keadaan Jumlah
Unit keterangan
‐ Oxygen Con Centrator Baik 2 unit
‐ Vacum Compres Teraphy Baik 1 unit
‐ Ventilator Baik 22 unit
‐ Ventilator Anak Baik 1 unit
‐ Water Bath Baik 7 unit
4. Inventaris Kantor
‐ AC split Baik 631 unit
‐ Computer/Laptop/Note Book Baik 337 unit
‐ Kulkas Baik 59 unit
‐ Printer Baik 285 unit
‐ Televisi Baik 152 unit
5. Kendaraan
‐ Mobil Ambulance Baik 17 unit
(58)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta hasil penelitian pada RSUP Haji Adam Malik Medan, maka pada bab IV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan yang Penulis anggap penting bagi pihak rumah sakit:
1. RSUP Haji Adam Malik Medan memperoleh aktiva tetap dengan cara
pembelian tunai, dan membangun sendiri,
2. Besarnya penyusutan pada RSUP Haji Adam Malik Medan setiap tahunnya
dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap, dan nilai sisa aktiva tetap dianggap Rp 0. perhitungan dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku,
3. Penggantian aktiva tetap pada RSUP Haji Adam Malik Medan dilakukan
dengan cara dibuang, dijual dan ditukar dengan aktiva lain,
4. pengawasan internal terhadap aktiva tetap sudah dijalankan dengan cukup
baik. B.Saran
Setelah mengemukakan kesimpulan diatas sebagai penutup Tugas Akhir ini Penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranyan dapat menambah manfaat dalam penulisan
(59)
tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan internal terhadap akiva tetap yang dijalankan RSUP Haji Adam
Malik Medan sebaiknya dipertahankan karena sudah sesuai dengan prosedur dan Standar Akuntansi Keuangan. Bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memper kecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aktiva,
2. Kebijakan manajemen menyangkut besar batasan biaya yang merupakan
pengeluaran modal maupun pengeluaran penghasilan perlu diterapkan,
3. Perusahaan perlu memperhatikan jenis dan golongan aktiva tetap sebelum
manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aktiva tetap.
Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar aktiva tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.
(60)
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra, 2006, Sitem Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2, Cetakan Pertama,
Penerbit Salemba, Jakarta.
Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Edisi
Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Harahap, Syofyan Syafri, 2007, Sistem Pengawasan Manajemen, Cetakan
Pertama, Penerbit PT Pustaka Quantum, Jakarta.
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Edisi II, Cetakan Pertama, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
MD., Ihyaul Ulum, 2004, Akuntansi Sektor Publik: Sebuah Pengantar, Edisi
Pertama, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Rayburn, L. Gayle, 1999, Akuntansi Biaya dengan Menggunakan Pendekatan
Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Cetakan Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Supriyono, Mulyadi, 2007, Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian
Manajemen, Edisi Pertama, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi (BPFE), Yogyakarta.
Moleong, L.J, 2006, Metodologi Penelitian Bisnis . Bandung : Remaja Rosdakarya.
(61)
(1)
No. Nama Barang Keadaan Jumlah
Unit keterangan
‐ Lift Baik 12 unit
‐ Tempat Tidur Besi Baik 301 unit
‐ Tempat Tidur Kayu Baik 15 unit
3. Inventaris Medis
‐ Bedside Monitor Baik 38 unit
‐ Bio Feed Back EMG Baik 1 unit
‐ Cath-Lab / X-Ray Baik 2 unit
‐ Centrifuge Baik 2 unit
‐ Colonoscopy Baik 1 unit
‐ Combination Theraphy Unit Baik 2 unit
‐ CT-Scan Simulator Baik 2 unit
‐ Defibrillator Baik 9 unit
‐ Distilasi Water Baik 2 unit
‐ EKG Baik 14 unit
‐ Electro Surgical Unit (ESU) Baik 16 unit
‐ Electrotheraphy Unit Baik 7 unit
‐ Gamma Camera Baik 1 unit
‐ Hypo/Hyperthermia Baik 7 unit
‐ Infra Phill Baik 5 unit
‐ Infra Red Unit Baik 2 unit
‐ Laparoscopy Baik 1 unit
‐ Laryngoscope Baik 30 unit
(2)
No. Nama Barang Keadaan Jumlah
Unit keterangan
‐ Oxygen Con Centrator Baik 2 unit
‐ Vacum Compres Teraphy Baik 1 unit
‐ Ventilator Baik 22 unit
‐ Ventilator Anak Baik 1 unit
‐ Water Bath Baik 7 unit
4. Inventaris Kantor
‐ AC split Baik 631 unit
‐ Computer/Laptop/Note Book Baik 337 unit
‐ Kulkas Baik 59 unit
‐ Printer Baik 285 unit
‐ Televisi Baik 152 unit
5. Kendaraan
‐ Mobil Ambulance Baik 17 unit
(3)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta hasil penelitian pada RSUP Haji Adam Malik Medan, maka pada bab IV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan yang Penulis anggap penting bagi pihak rumah sakit:
1. RSUP Haji Adam Malik Medan memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian tunai, dan membangun sendiri,
2. Besarnya penyusutan pada RSUP Haji Adam Malik Medan setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap, dan nilai sisa aktiva tetap dianggap Rp 0. perhitungan dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku,
3. Penggantian aktiva tetap pada RSUP Haji Adam Malik Medan dilakukan dengan cara dibuang, dijual dan ditukar dengan aktiva lain,
4. pengawasan internal terhadap aktiva tetap sudah dijalankan dengan cukup baik.
(4)
tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan internal terhadap akiva tetap yang dijalankan RSUP Haji Adam Malik Medan sebaiknya dipertahankan karena sudah sesuai dengan prosedur dan Standar Akuntansi Keuangan. Bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memper kecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aktiva,
2. Kebijakan manajemen menyangkut besar batasan biaya yang merupakan pengeluaran modal maupun pengeluaran penghasilan perlu diterapkan, 3. Perusahaan perlu memperhatikan jenis dan golongan aktiva tetap sebelum
manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aktiva tetap.
Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar aktiva tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra, 2006, Sitem Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba, Jakarta.
Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Edisi Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Harahap, Syofyan Syafri, 2007, Sistem Pengawasan Manajemen, Cetakan Pertama, Penerbit PT Pustaka Quantum, Jakarta.
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Edisi II, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.
MD., Ihyaul Ulum, 2004, Akuntansi Sektor Publik: Sebuah Pengantar, Edisi Pertama, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Rayburn, L. Gayle, 1999, Akuntansi Biaya dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Cetakan Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Supriyono, Mulyadi, 2007, Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi (BPFE), Yogyakarta.
Moleong, L.J, 2006, Metodologi Penelitian Bisnis . Bandung : Remaja Rosdakarya.
(6)