Koefisien Korelasi Pengolahan Data Logam Kadmium Cd
Tabel 4.19. Analisis data statistik penentuan konsentrasi Logam Kadmium
Cd dari air hulu sungai lau borus.
No Xi
Xi-X
2
1 0,0155
5,377x10
-7
2 0,0159
5,60x 10
-6
3 0,0160
2,667x 10
-6
∑ 1,6211
n X = 0,5404
∑ Xi-X
2
= 8,80x 10
-6
�� = � ∑ Xi − X
2
� − 1
= � 8,80
�
10
−6
2 = 0,004
Konsentrasi Logam Kadmium Cd dari hulu sungai lau Borus kecamatan naman teran
= � ± ��
= 0,5404 ± 0,004 mgL
Tabel 4.20.
Analisis data statistik penentuan konsentrasi Logam Kadmium Cd dari air hilir sungai lau borus.
No Xi
Xi-X
2
1 0,0173
2 0,0172
1x 10
-8
3 0,0174
1x 10
-8
∑ 0,0519
n X = 0,0173
∑ Xi-X
2
= 2x 10
-8
�� = � ∑ Xi − X
2
� − 1
= � 2
�
10
−8
2 = 0,0001
Konsentrasi Logam Kadmium Cd dari hulu sungai lau Borus kecamatan naman teran
= � ± ��
= 0,0173 ± 0,0001 mgL
Tabel 4.21. Hasil penentuan kadar logam Kadmium Cd dari air sungai Lau
Borus No
jenis Konsentrasi sampel
Jumlah kadar 1
Air Hulu
Hilir Hulu
Hilir 0,0155
0,0173 0,0158
±0,004
mgL 0,0173
±0,0001 mgL
0,0159 0,0172
0,0160 0,0174
2 Sedimen
Hulu Hilir
0,1754 0,1873
0,1756 ±0,005
mgL 0,1872
±0,0004 mgL
0,1757 0,1870
0,1768 0,1874
Tabel 4.22. Hasil penentuan konsentrasi Logam Besi Fe , Mangan Mn, dan
Kadmium Cd dalam Sampel air Jenis logam : titik lokasi
Fe mgL
Mn mgL
Cd mgL
Hulu 1,6913
0,4444 0,0158
Hilir 2,8580
0,5403 0,0173
Tabel 4.23. Hasil penentuan konsentrasi Logam Besi Fe , Mangan Mn, dan
Kadmium Cd dalam Sampel sedimen Jenis logam : titik lokasi
Fe mgL
Mn mgL
Cd mgL
Hulu
6,6362 0,7933
0,1756
Hilir 8,683
1,062 0,1872
Tabel 4.24.
Hasil penentuan konsentrasi Logam Besi Fe , Mangan Mn, dan Kadmium Cd dalam Sampel total .
Jenis logam : titik lokasi Fe
mgL Mn
mgL Cd
mgL Air sungai
2,2746 0,4925
0,0165
Sedimen padatan total
7,6596 0,9276
0,1814
4.2.
Pembahasan.
Pencemaran air sungai khusus yang disebabkan oleh komponen – komponen anorganik yang berasal dari Bencana alam Natural Desaster seperti gunung
meletuserupsi dan kebanjiran diantaranya melepaskan berbagai logam berat berbahaya.
Penentuan kadar logam Besi Fe, Mangan Mn, dan Kadmium Cd dalam air sungai dan sedimen Padatan Total dari air sungai Lau Borus kecamatan Naman
teran aliran lahar dingin gunung sinabung. dilakukan dengan mengasamkan sampel dengan HNO
3
dan diukur pH. kemudian disaring dan dipisahkan antara sampel terlarut yaitu filtrat dengan sampel tidak larut padatan total yaitu residu.kemudian
sampel di destruksi dengan HNO
3p
. kemudian diukur nilai absorbansi dan konsentrasi dari sampel tersebut menggunakan alat spektrofotometer serapan atom
pada panjang gelombang λ untuk Besi Fe λ
spesifik
248,3 nm, Mangan Mn, λ
spesifik
279,5 nm dan Kadmium Cd λ
spesifik
228,8 nm. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar logam Besi Fe, Mangan Mn dan
Kadmium Cd pada Daerah Hilir sungai lebih tinggi dibandingkan dengan kadar logam pada Daerah Hulu sungai yaitu kadar Logam besi Fe sebesar 1,6913 mgL,
logam Mangan Mn sebesar 0,4444 mgL, dan Kadmium sebesar 0,0158 mgL untuk air dan logam besi Fe sebesar 6,6362 mgL, logam Mangan Mn sebesar 0,7933
mgL, dan Kadmium sebesar 0,1756 mgL untuk sampel sedimen. Pada daerah hilir sungai memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kadar logam daerah hulu. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh aliran air sungai yang dapat membuat logam logam dari lahar dingin gunung sinabung melarut serta
tingginya debet air pada daerah hilir dapat mempercepat terjadinya pelarutan dalam lahar dingin yang dibawa dari hulu atau sumber erupsi. Abu vulkanik yang di
lepaskan melalui udara dan kemudian masuk ke badan air sungai juga menyebabkan daerah hilir lebih banyak terkena dampak dibandingkan daerah hulu sungai. Ciri ciri
yang dapat dilihat pula ialah daerah hulu yang merupakan titik yang lebih dekat dengan sumber erupsi memiliki aliran yang lambat dan tidak terjadi pengenceran
serta teralirkan sehingga mineral mineral yang dikeluarkan dalam lahar dingin tersebut tidak sampai masuk kedalam badan air secara maksimal sehingga dengan
adanya aliran arus sungai maka logam logam akan terakumulasi di daerah hilir sungai.
Sementara untuk sedimen karena sulit untuk terlarut didalam air, pergerakan air sangat mempengaruhi banyaknya jumlah logam didalam badan air. Disamping itu
sedimen mudah tersuspensi karena pergerakan massa air yang akan melarutkan kembali logam yang terkandung di dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber
pencemar potensial dalam skala waktu tertentu yang panjang. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa air sungai Lau Borus tersebut
sudah tercemar. Yaitu kadarnya telah melewati ambang batas normal berdasarkan PP No 82 tahun 2001 untuk semua golongan air pada semua lokasi baik di hulu maupun
di hilir sungai tersebut dimana kadar logam yang di perbolehkan yaitu untuk logam Besi Fe 0,3 mgL, logam Mangan Mn 0,1 mgL,dan Kadmium Cd 0,01 mgL.
sementara untuk kadar logam yang ada dalam sedimen padatan total parameter baku mutu tidak secara khusus di terbitkan oleh instansi pemerintah, sehingga tidak
ada patokan secara khusus yang penulis dapatkan untuk membandingkan apakah sedimen padatan total dalam sungai Lau borus sudah tercemar atau tidak.