3 Air dalam tanah, yakni air permukaan tanah yang meresap ke dalam tanah,
jadi telah mengalami penyaringan oleh tanah ataupun batu-batuan. Air dalam tanah ini sekali waktu juga akan menjadi air permukaan, yakni dengan
mengalirnya air tersebut menuju ke laut.
Ditinjau dari segi kesehatan, ketiga macam air ini tidaklah selalu memenuhi syarat kesehatan, karena ketiga-tiganya mempunyai kemungkinan untuk dicemari.
Embun, air hujan atau salju misalnya, yang berasal dari angkasa, ketika turun ke bumi dapat menyerap abu, gas ataupun materi-materi berbahaya lainnya. Demikian pula air
permukaan, karena dapat terkontaminasi dengan berbagai zat-zat berbahaya untuk kesehatan. Air dalam tanah demikian pula halnya, karena sekalipun telah terjadi
proses penyaringan, namun tetap saja ada kemungkinan terkontaminasi dengan zat- zat mineral ataupun kimia yang mungkin membahayakan kesehatan. Adapun
perbandingan antara ketiga macam air tersebut sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan antara embun, air hujan, dan salju, air permukaan tanah, dan
air tanah dalam Embun, air hujan dan
salju Air permukaan tanah
Air dalam tanah
Pada umumnya jika belum terkontaminasi air bersifat
bersih, steril, murni, hanya saja mudah merusak
logam menimbulkan karat .
Pada umumnya telah terkontaminasi jadi bersifat
kotor, mengandung bakteri dan zat kimia, kaya akan
O
2
, CO
2
serta mengandung zat-zat lainnya yang
bersifat merusak. Pada umumnya jika
mengalami penyaringan sempurna maka bersifat
bersih, bebas dari bakteri. Hanya saja kemungkinan
mengandung zat mineral cukup besar, karena itu
sering berwarna, berbau dan mempunyai rasa
yang tidak nyaman
Azwar, 1996.
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan – batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,
antara lain : 1
Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit 2
Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun 3
Tidak berasa dan berbau 4
Dapat dipergunakan untuk mencakupi kebutuhan domestik dan rumah tangga 5
Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.
Air dikatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan – bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri Chandra, 2005.
2.4. Logam
Dalam kehidupan sehari – hari, kita tidak terpisah dari benda – benda yang bersifat logam. Benda ini kita gunakan sebagai alat perlengkapan rumah tangga seperti
sendok, garpu, pisau dan lain – lain logam biasa, sampai pada tingkat perhiasan mewah yang tidak dapat dimiliki oleh semua orang seperti emas, perak, dan lain –
lain logam mulia. Secara gamblang, dalam konotasi kesehatan kita beranggapan bahwa logam diidentikkan dengan besi, padat, berat, keras dan sulit dibentuk.
Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria – kriteria yang sama dengan logam – logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang
dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup.
Sebagai contoh, bila unsur logam besi Fe masuk ke dalam tubuh, meski dalam jumlah yang agak berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang
buruk terhadap tubuh. Karena unsur besi Fe dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam berat beracun yang dipentingkan seperti
tenbaga Cu, bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh - pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh. Jika yang masuk ke
dalam tubuh organisme hidup adalah unsur logam beracun seperti hidragyrum Hg atau disebut juga air raksa, maka dapat dipastikan bahwa organisme tersebut akan
langsung keracunan.
Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek – efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat
menjadi bahan beracun yang akan meracuni makhluk hidup. Sebagai contoh adalah logam air raksa Hg, kadmium Cd, timah hitam Pb, dan khrom Cr. Namun
demikian, meski logam berat dapat mengakibatkan keracunan atas makhluk hidup, sebagian dari logam – logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Kebutuhan tersebut berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Tetapi bila kebutuhan dalam jumlah yanga sangat kecil itu tidak terpenuhi, maka dapat berakibat
fatal terhadap kelangsungan hidup dari setiap makhluk hidup. Karena tingkat kebutuhan sangat dipentingkan maka logam – logam tersebut juga dinamakan sebagai
logam – logam atau mineral –mineral essensial tubuh.
Ternyata kemudian, bila jumlah dari logam – logam essesnsial ini masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan, maka akan berubah fungsi menjadi zat
racun bagi tubuh. Contoh dari logam – logam berat essensial ini adalah tembaga Cu, seng Zn, dan nikel Ni Palar, 2004.
2.5. Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan 2.5.1. Besi