- Anus lubang anus, kelainan pada anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan muskuloskeletalekstremitas kesimetrisan, kekuatan otot, edema :
Tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien dapat berjalan dan menggerakkan tangan
Pemeriksaan neurologi Nervus cranialis: Tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi motorik : Dapat berjalan, dapat menggerakkan ekstremitas atas dan bawah, dapat mengangkat beban ringan
Fungsi sensorik identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran : Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks bisep, trisep, brachioradialis, patelar, tenson achiles, plantar :
Tidak dilakukan pemeriksaan X. POLA KEBIASAAN SEHARI HARI
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makanhari
: 3 kali sehari -
Nafsuselera makan : normal
- Nyeri ulu hati
: tidak ada -
Alergi : Tidak ada alergi
- Mual dan muntah
: tidak ada -
Waktu pemberian makan : pagi, siang, sore
- Jumlah dan jenis makan
: 1 porsi nasi biasa
- Waktu pemberian cairanminum
Pasien minum sendiri ketika haus -
Masalah makan dan minum kesulitan menelan, mengunyah Tidak ada
II. Perawatan diripersonal hygiene
- Kebersihan tubuh
: Bersih
- Kebersihan gigi dan mulut
: Bersih -
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih
III. Pola kegiatanAktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total. Pasien melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain, misalnya
mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan sendiri walaupun dalam keadaan sakit ketika dirawat dirumah sakit.
- Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawatsakit
Selama dirawat pasien tetap melakukan shalat, walaupun shalat berbaring ditempat tidur karena tidak tahan membungkuk
IV. Pola eliminasi 1.
BAB -
Pola BAB : 1 kali sehari
- Karakter feses
: lunak -
Riwayat perdarahan : tidak ada -
BAB terakhir : beberapa jam setelah operasi
- Diare
: Tidak ada -
Penggunaan laksatif :Tidak ada
2. BAK
- Pola BAK
: 5 x sehari -
Karakter urine : Kuning keruh
- Nyerirasa terbakarkesulitan BAK
nyeri masih ada karena baru saja operasi pengambilan alat dj stent yang di pasang di uretra pasien
- Riwayat penyakit ginjalkandung kemih
: Tidak ada -
Penggunaan diuretik : Tidak ada
- Upaya mengatasi masalah
Diberi analgesik dan beristirahat
V. Mekanisme koping
- Adaptif
Bicara dengan orang lain
Mampu menyelesaikan masalah
Teknik relaksasi
Aktivitas konstruksi
o Olah raga
- Maladaptif : Tidak ada
2.2.2 ANALISA DATA NO
DATA Penyebab
Masalah Keperawatan 1.
Tanggal: 3 Juni 2014 DS :
• pasien mengatakan
nyeri diluka insisi, masih ada terasa nyeri
saat berkemih dan merubah posisi, pasien
mengatakan skala nyeri 6
DO : •
tampak lemah, skala nyeri 6, tampak
meringis saat merubah posisi, terkadang nyeri
dipinggang dan sekitar luka
• perilaku ekspresif
misalnya gelisah saat nyeri
• tanda-tanda vital
TD: 12080 mmHg, HR: 80 xi, RR: 22 xi
Prostatitis post dj stent
Luka insisi agen penyebab cedera,
misalnya biologi luka operasi
Stimulasi Reseptor Nyeri peptida, serotin,
dan prostaglandin
Gangguan Rasa Nyaman
Nyeri Ganguan Rasa Nyaman;
Nyeri
2. Tanggal: 5 Juni 2014
DS: •
pasien mengatakan tubuhnya demam
panas, lemah, sedikit pusing
DO: •
Terlihat lemah, kulit teraba hangat, gelisah,
turgor masih normal, tidak ada tanda
peradangan dilokasi insisi rubor, kolor,
dolor, tumor tidak ada, terlihat kepanasan,
mukosa bibir kering
• Tanda-tanda vital
Prostatitis dj stent
Terpajan pada lingkungan yang panas
cuaca panas
Peningkatan laju metabolisme
Dehidrasi ringan
Hipertermia Hipertermia