Perpindahan Kalor Konveksi Mekanisme Perpindahan Kalor

2.5.2 Perpindahan Kalor Konveksi

Perpindahan panas terjadi secara konveksi dari pelat ke sekeliling atau sebaliknya. Perpindahan panas konveksi dibedakan menjadi dua yaitu konveksi bebas dan konveksi paksa. Gambar 2.4 Perpindahan Panas Konveksi  Konveksi Pelat Pada konveksi pelat akan mendingin lebih cepat dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.5 Konveksi Paksa Universitas Sumatera Utara Keterangan:  Flow = Aliran mdetik  U = Koefisien Perpindahan Panas , 2 C m W  U  = Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh , 2 C m W  q = Laju Perpindahan Panas kjdet atau W  Tw = Temperatur Dinding , F C o  T = Temperatur Sekeliling , F C o  Persamaan Dasar Konveksi T W T  q = h A Tw – T  Keterangan :  q = laju perpindahan panas kjdet atau W  h = koefisien perpindahan panas konveksi , 2 C m W  A = luas permukaan 2 2 m atau ft  Tw = temperature dinding , , K F C o  T  = temperature sekeliling , , K F C o Universitas Sumatera Utara  Prinsip Perpindahan kalor Secara Konveksi Panas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan panas sensible. Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa, sedang panas sensible adalah panas yang berkaitan dengan kenaikan atau penurunan temperature tanpa perubahan fasa.  Jenis Konveksi Menurut Proses Aliran Fluida Jika proses aliran fluida diinduksi oleh pompa atau sistem sirkulasi yang lain, maka peristiwa konveksi paksa. Jika aliran fluida yang disebabkan oleh pemanasan, maka proses tersebut disebut peristiwa alamiah.  Laju Perpindahan kalor Untuk menyatakan laju perpindahan panas dinyatakan sebagai fluks kalor perhitungannya Didasarkan atas luas perpindahan panas sehingga fluks kalor didefenisikan sebagai laju perpindahan panas persatuan luas dengan satuan Btu jam s atau Watt m 2 atas dasar luas bidang tempat berlangsung-nya aliran kalor. 2 Selanjutnya, fluks kalor dihubungkan dengan perbedaan temperature yang ditentukan melalui koefisien perpindahan panas konveksi konduktans konveksi h yang didefenisikan sebagai berikut : A q = h  T Universitas Sumatera Utara Keterangan : A q = fluks kalor h = koefisien perpindahan panas konveksi  T = perbedaan temperatur jika h dan t diketahui , maka  A q dapat dihitung. Untuk sebuah tahanan termal dalam peristiwa konveksi didefinisikan sebagai berikut : R = h 1 Dimana : R = tahanan termal konvektif h = konduktan konvektif Daftar Tabel 2.2 Nilai Kira - Kira Koefisien Perpindahan – Kalor Konveksi h Modus C m W 2 . F ft Btu 2 . . Konveksi bebas, ΔT = o 30 Plat vertical, tinggi 0,3 m 1 ft di udara Silinder horizontal, diameter 5 cm di udara Silinder horizontal, diameter 2 cm 4,5 6,5 0,79 1,14 Universitas Sumatera Utara dalam air Konveksi paksa Aliran udara 2 ms di atas plat bujur sangkar 0,2 m Aliran udara 35 ms di atas plat bujur sangkar 0,75 m Udara 2 atm mengalir di dalam tabung diameter 2,5 cm, kecepatan 10 ms Air 0,5 kgs mengalir di dalam tabung 2,5 cm Air udara melintas silinder Diameter 5 cm, kecepatan 50 ms Air mendidih Dalam kolam atau bejana Mengalir dalam pipa Pengembunan uap air, 1 atm Muka vertical Di luar tabung horizontal 890 12 75 26 3500 180 2500-35.000 5000-100.000 4000-11.300 9500-25.000 157 2,1 13,2 11,4 616 32 440-6200 880-17.600 700-2000 1700-4400 Sumber: Lit. 3. Halaman, 12 Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Perpindahan Kalor Radiasi