- Satu lembar untuk pengadaan, faktur untuk pengadaan harus mendapat stempel
dari gudang. -
Lima lembar untuk pembayaran. Oleh petugas gudang, barang diperiksa kesesuaiannya dengan faktur dan surat
pesanan meliputi: jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, kondisi barang. Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku barang masuk disertai
potongan harganya, kemudian dicatat di kartu stok gudang. Harga di buku barang masuk gudang sudah disesuaikan dengan Harga Pokok Penjualan HPP yaitu harga
modal ditambah PPn 10. Keluar masuknya perbekalan farmasi dari gudang harus dicatat dalam Buku
Besar Barang Masuk dan Barang Keluar kemudian dicatat dalam kartu gudang. Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub instalasi distribusi dengan
menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi dan alat kesehatan
berdasarkan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus di gudang alat
kesehatan. Obat-obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin.
Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang.
3.3.2. Sub Instalasi Distribusi
Sub Instalasi Distribusi di BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang apoteker. Distribusi obat dan alat kesehatan perbekalan farmasi merupakan
fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang harus diperhatikan
Universitas Sumatera Utara
adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis dan jumlah yang tertulis pada resepkartu obat. Sistem distribusi perbekalan
farmasi untuk pasien rawat jalan dilakukan berdasarkan resep perorangan Individual Prescription. Untuk pasien rawat inap umum dilakukan berdasarkan resep perorangan
Individual Prescription, sedangkan untuk pasien rawat inap ASKES, JAMKESMAS dan MEDAN SEHAT dilakukan berdasarkan One Day Dose Dispensing ODDD.
Namun untuk memenuhi permintaan perbekalan farmasi pada sore dan malam hari emergency dilakukan sistem floor stock.
One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi sesuai dengan jumlah yang ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker
dalam memonitor penyampaian seluruh perbekalan farmasi kepada pasien sehingga penggunaan obat yang rasional dan efektif dapat tercapai.
Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada sub instalasi distribusi adalah sebagai berikut:
1. Sub instalasi distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang
berdasarkan besarnya kebutuhan rumah sakit dan keadaan stok barang setiap minggu melalui formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran
Farmasi. 2.
Sub instalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya ke ruang rawat, ruang bedah, ruang rawat intensif,
poliklinik, dan pasien ambulatori Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi, Kartu Obat, Resep.
Universitas Sumatera Utara
Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari sub instalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan pihak sub instalasi
administrasi setiap bulan. Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan pendistribusian perbekalan farmasi
dan pelayanan kepada pasien, maka distribusi perbekalan farmasi dilaksanakan melalui: 1.
Pelayanan Farmasi Rawat InapRawat Jalan 2.
Pelayanan Farmasi untuk pasien AskesJamkesmasMedan Sehat Rawat Inap 3.
Pelayanan Farmasi untuk pasien JamkesmasMedan Sehat Rawat Jalan 4.
Pelayanan Farmasi Instalasi Gawat Darurat IGD 5.
Pelayanan Farmasi Central Operation Theatre COTInstalasi Bedah Sentral IBS
6. Distribusi Ruangan
3.3.2.1. Pelayanan Farmasi Rawat InapRawat Jalan
Pelayanan farmasi rawat jalan melayani pasien umum. Permintaan obat dengan menggunakan resep. Pasien umum ini berasal dari poliklinik seperti poliklinik THT,
gigi, paru, mata, neurology, obgyn, dan lain-lain. Prosedur pelayanan farmasi rawat jalan:
1. Pasien memberi resep kepada apoteker.
2. Resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien setuju maka
obat segera disiapkan. 3.
Obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua dimana lembar asli diberikan pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek.
4. Resep asli dan kuitansi disimpan pihak apotek untuk diserahkan ke bagian
administrasi agar diperiksa kembali dan diarsipkan. Nomor resep sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
nomor kuitansi. Uang yang diterima akan diambil oleh juru pungut keesokan harinya.
Pelayanan farmasi rawat inap melayani pendistribusian obat untuk pasien umum, Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan pasien kreditperusahaan dengan menggunakan
kartu obat. Berikut adalah prosedur pelayanan farmasi bagi pasien rawat inap. a. Pasien Umum
1. Perawat membawa kartu obat ke pelayanan farmasi rawat inap.
2. Obat yang terdapat di kartu obat disalin kembali pada blanko copy resep. Obat
tersebut diberi harga, diinformasikan harganya kepada pasien, disiapkan obatnya, distempel, diberi etiket, dikemas lalu diserahkan ke bagian kasir agar
dibuat kuitansi rangkap dua. 3.
Obat diserahkan kepada perawatkeluarga pasien atau obat yang dipesan diantar ke ruangan beserta kuitansi asli dan dilakukan penagihan biaya obat langsung
kepada pasien atau keluarga pasien. Sedangkan lembar copy kuitansi beserta copy resep sebagai pertinggal di apotek. Kartu obat diserahkan kepada perawat
kembali dan setelah pasien pulang, disimpan oleh bagian administrasi IFRS.
b. Pasien Kredit