4 Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang
perubahan harta dan kewajiban. 5
Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
3 Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No.4 adalah sebagai berikut:
1
relevance, yaitu memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses
pengambilan keputusan,
2 understandibility, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan
bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya,
3 verifiability, yaitu hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh
pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama, 4
neutrality, yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap pihak- pihak yang berkepentingan di mana informasi dimaksudkan
untuk pihak umum bukan pihak pihak tertentu saja,
5 timeliness, yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat,
6 comparability, yaitu informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain,
7 completeness, yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan yang layak dari pemakai.
3. Komponen Laporan Keuangan
a. Neraca
“Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu“ Soemarso, 2004:55. Daftar ini juga menunjukkan tentang
kekayaan yang dimiliki perusahaan serta sumber pembiayaanya. Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu.
Perkiraan-perkiraan di neraca disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya, misalnya daftar aktiva, yang paling lancar dan yang paling mudah diubah ke kas
akan dicatat telebih dahulu di bagian atas. Untuk daftar kewajiban, kewajiban yang paling lancar dan yang harus cepat dibayar yang harus dicatat paling atas
Universitas Sumatera Utara
dalam kelompoknya. Kemudian untuk daftar modal adalah modal yang paling ditunaikan terlebih dahulu yang harus dicatat paling atas.
Penyajian neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk berikut ini Harahap, 2007:216, yaitu :
1 Bentuk neraca staffel atau report form
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban
dan pos modal.
2 Bentuk neraca scontro atau T-account form
Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri di Inggris di kanan dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga
penyajiannya sebelah menyebelah.
3 Bentuk yang menyajikan posisi keuangan financial position form
Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi.
Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja.
Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal
pemilik.
b.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini dapat mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Komunitas
bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajibannya. Dalam laporan laba rugi terdapat perincian pendapatan, beban, untung, dan
rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Di bagian bawah, laba atau laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan.
Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara
Universitas Sumatera Utara
pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan kas atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada
dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Berdasarkan PSAK 2008:1:56, informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut ini :
1 laba rugi usaha,
2 beban pinjaman,
3 bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diperlakukan menggunakan metode ekuitas, 4
laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 5
pos luar biasa, 6
hak minoritas, 7
laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Menurut Kieso et.al. 2001:153, laporan laba rugi terdiri dari 2 format,
yaitu : 1
Laporan laba-rugi bentuk langsung single-step income statement Dalam format ini, hanya ada dua pengelompokkan yaitu:
pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah “langsung”
muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Keunggulan utamanya terletak pada kesederhanaan
penyajian dan tidak adanya implikasi bawa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya.
Dengan demikian, format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang muncul.
2 Laporan laba-rugi bertahap multiple-step income statement
Dalam format ini, laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan
pendapatan yang berhubungan. Format bertahap menampilkan laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam
menilai kinerja perusahaan. Selain itu juga mengklasifikasikan beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau manufaktur
harga pokok penjualan, penjualan, dan administrasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Laporan Perubahan Ekuitas