Pencegahan Komplikasi Persalinan TI JAUA PUSTAKA

6. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal. 7. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin. Berdasarkan penelitiian Sri Nurlaela, 2003 terdapat hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan dengan OR sebesar 4,52, dan menurut penelitian Sinurtina 2004 ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal akan mengalami komplikasi pada waktu persalinan sebesar 6,04 kali daripada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal.

2.4 Pencegahan Komplikasi Persalinan

Besarnya kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan pada setiap komplikasi persalinan pada setiap ibu tidak sama tergantung keadaan selama kehamilan apakah termasuk kelompok kehamilan risiko rendah, atau ibu hamil dengan masalahfaktor resiko, yaitu kehamilan risiko tinggi dan kehamilan risiko sangat tinggi. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan pro6aktif sejak awal kehamilan, selama kehamilan sampai dekat menjelang persalinan, yang dilakukan bersama6sama oleh tenaga kesehatan, bidan di desa dengan ibu hamil, suami, keluarga, serta masyarakat Rochjati, 2003. Pendekatan risiko merupakan strategi operasional untuk pencegahan proaktif dalam pelayanan kebidanan melalui upaya dini pengendalianpencegahan proaktif terhadap komplikasi persalinan Prawirohardjo, 2009. Pendekatan risiko sebagai pengetahuan, baru diperkenalkan oleh WHO pada tahun 1978 yang berkembang tepat pada waktunya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas “Primary Health Care” bagi semua ibu hamil. Universitas Sumatera Utara Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu gawat6darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan atau ketidakpuasan pada ibu dan atau bayi. Sedangkan faktor risiko merupakan kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu danbayinya. Tujuan pendekatan risiko yaitu meningkatkan mutu pelayanan kepada semua ibu hamil, janin dan bayi baru lahir sebagai suatu kesatuan, tetapi perhatian khusus dan lebih intensif diberikan kepada mereka yang mempunyai peluang terjadinya risiko lebih besar. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut antara lain melalui: 1. Meningkatkan cakupan, kemudian kepada semua ibu hamil diberikan perawatan dan skrinining antenatal untuk deteksi dini secara pro6aktif, yaitu mengenal masalah yang perlu diwaspadai dan menemukan secara dini adanya tanda bahaya dan faktor resiko pada kehamilan. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan kondisi dan faktor risiko yang ada pada ibu hamil. 3. Meningkatkan akses rujukan yaitu pemanfaatan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan ibu sesuai dengan faktor risikonya melalui rujukan terencana bagi ibujanin risiko tinggi. Dalam mendukung keberhasilan tujuan Pendekatan Risiko harus dilakukan penyuluhan tentang kondisi ibu hamil dalam bentuk Komunikasi Informasi, dan Universitas Sumatera Utara Edukasi KIE kepada ibu hamil, suami dan keluarga agar sadar, waspada dan menjadi: “tahu, peduli, sepakat, dan gerak untuk berangkat TAPE SEGAR” untuk melakukan persiapan dan perencanaan persalinan aman di tempat dan oleh penolong persalinan yang sesuai, bila perlu rujukan terencana kerumah sakit Rochjati, 2003.

2.5 Kerangka Konsep