Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penyaluran Kredit Pada Credit Union (Studi Kasus : Credit Union Cinta Mulia Pematang Siantar)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENYALURAN KREDIT PADA CREDIT UNION (STUDI KASUS : CREDIT

UNION CINTA MULIA PEMATANG SIANTAR)

SKRIPSI Diajukan Oleh :

ANGGRELLA SIMBOLON 060501051

DEPARTEMEN: EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

ABSTRACT

Capital is the one of freturs thing in a process of production.The Increasing in capital will increase the output of product. Further more, this will ceiling the people’s quality of living. Nowadays, less of in capital become a public problems especially for the micro, small and medium enterprises. That’s why, their work is depend on credit in capital. Capital mobilizing generally handled by financial institution.

Bank is the main of financial institution who have responsibility to mobilize the capital by gathering the money from peoples who wants to save their money and lend it to the people who needs capital credit. Realization credit from the bank need difficult process and long procedure, because its need a sure explanation about the guarantee and prospect of the credit.

Todays, some of Non Government Organization have estabilish and offer some system of credit for the micro, small, and medium employers. Their present are useful and brought the positive effect in economics. One of these Non Government Organization (NGO) that hands the micro’s credit is Credit Union (CU). Credit Union is a cooperation that its activity similar with bank in gathering and lending money to the society. Credit Union is a non profit organization, its priority on members welfare.

Cinta Mulia’s Credit Union was estabilish at Pematang Siantar in 3rd of July 1971. On it’s activity, CU Cinta Mulia had big rule in mobilizing the capital on it’s Commond Bond. This script study about the determinant of credit realization in Cinta Mulia’s Cedit Union and its rule in economic growth for the micro, small and medium employers. In analysis of data, it’s use description method and kinds of data’s are primary and secondary explanation. Gathering of explanation, did by interview, observation, and legal documentation that related with this script.


(3)

ABSTRAK

Modal adalah suatu hal yang paling penting dalam kegiatan produksi. Tanpa modal, mustahil suatu kegiatan produksi dapat berjalan sebagaimana mestinya. Demikian halnya bagi para pengusaha, terutama pengusaha mikro, kecil dan menengah yang pada umumnya mengalami kendala dalam hal modal. Lembaga pemberi modal ini pada umumnya ditangani oleh pihak perbankan. Akan tetapi, karena berbagai alasan, pengusaha mikro, kecil, dan menengah tersebut lebih banyak mengandalkan kredit yang berasal dari lembaga swadaya masyarakat yang pada saat ini tengah marak muncul di tengah masyarakat.

Lembaga tersebut muncul untuk mengembangkan mekanisme kredit kecil yang dikhususkan bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Seperti halnya Credit Union, merupakan salah satu lembaga pemberi kredit bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Credit union bukanlah lembaga yang mengejar keuntungan semata akan tetapi lebih mengutamakan kesejahteraan anggota dan peningkatan kemakmuran anggota. Di Sumatera Utara, istilah Credit Union muncul pada tahun 1971 tepatnya di Kodya Pematang Siantar. CU pertama diberi nama CU Budi Mulia yang kemudian berganti nama menjadi CU Cinta Mulia yang beroperasi di Kodya Pematang Siantar dan kabupaten Simalungun.

CU tersebut telah banyak membawa pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat pada umumnya dan peningkatan kesejahteraan anggota pada khususnya melalui mobilisasi dana dari pihak/anggota yang memiliki kelebihan dana (berupa tabungan) dengan anggota yang butuh dana (pinjaman). Hingga saat ini, CU Cinta Mulia telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan yang dapat dilihat dari pertambahan jumlah anggota, perkembangan jumlah asset maupun perkembangan jumlah kredit yang berhasil disalurkan.

Skripsi ini mengkaji tentang faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah penyaluran kredit pada Credit Union serta peranan Credit Union dalam perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Skripsi ini menganalisa data dengan metode deskriptif dengan jenis data berupa data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumen resmi yang berkaitan dengan penelitian ini.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena kasih karuniaNya yang senantiasa menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penyaluran Kredit Pada Credit Union (Studi Kasus: CU. Cinta Mulia Pematang Siantar)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama mengerjakan skripsi ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, baik materil, spiritual dan doa. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, SE, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga serta mengarahkan penulis selama masa perkuliahan khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku Dosen Wali yang telah memberikan banyak waktu dan arahan bagi penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dewan Pimpinan CU Cinta Mulia Pematang Siantar, Drs. A.N. Sitinjak dan Bapak Robinson Bakara selaku Manajer CU Cinta Mulia Pematang Siantar serta seluruh staf pegawai CU Cinta Mulia Pematang Siantar yang telah memberikan informasi, waktu dan ruang bagi penulis untuk berkonsultasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Teristimewa skripsi ini saya persembahkan bagi keluarga saya yang tercinta, khususnya buat kedua orang tuaku tersayang “spirit of my life”, ayahanda, A. Simbolon dan ibunda, S. Pandiangan (+) yang telah memberi dukungan sepenuhnya


(5)

bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan juga buat kakakku Asima mariance simbolon, SH dan adikku Gomgom Simbolon I love you all.

Terima kasih banyak buat teman – teman seperjuanganku, Yolanda, Lily, Rini, Afni, Devi, Citra, Vera, Regina, Vina, Christin, Lestari dan juga teman – teman EP’06 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, good luck for us. Dan terima kasih juga kuucapk an kepada tulangku Gabriel Pandiangan, M. Pandiangan, Ir. B. Pandiangan dan tanteku tersayang Bernadette Pandiangan yang telah banyak membantu dan mensupport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, God Bless u all. Buat oppungku tersayang L.P. Pandiangan (+) dan M. Sinaga (+) thanks a lot, I always save you in my heart. .Buat seseorang “my honey” Robson Surbakti , yang selalu membantuku, memberikan support dan menemani hari-hariku dan sebentar lagi juga akan menjadi seorang sarjana ekonomi I love you forever n Good Luck. Dan terakhir buat “ my brother” Benedictus Siboro, SE (+) I always remember you.

Demikianlah penulis senantiasa menyadari ketidaksempurnaan skripsi ini, sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan positif yang akan membawa skripsi ini kearah yang lebih sempurna.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Maret 2010 Penulis

(Anggrella Simbolon) NIM 060501051


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRACT……….………...i

ABSTRAK………..………...…ii

KATA PENGANTAR ………..…..……...…...…iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL………...………...………..viii

DAFTAR SINGKATAN…………...………...…...……...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ………...……...…...1

1.2.Perumusan Masalah ………..…….7

1.3.Hipotesa ………..………...7

1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..………8

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kredit ………...………..9

2.1.1 Pengertian Kredit ………...………..9

2.1.2 Unsur – Unsur Kredit...11

2.1.3 Fungsi Kredit ………...…...13

2.1.4 Tujuan Kredit ………...15

2.1.5 Jenis – Jenis Kredit ………...…...13

2.1.6 Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit ……….…...16

2.1.7 Jaminan Kredit ……….…...22


(7)

2.2.1 Pengertian Koperasi ………...……….…24

2.2.2 Tujuan Koperasi ………...………...25

2.2.3 Prinsip – Prinsip Koperasi ………...…………...26

2.2.4 Jenis – Jenis Koperasi ………...………..…28

2.2.5 Koperasi Sebagai Perangsang Kemajuan Ekonomi...31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ...33

3.2. Jenis dan Sumber Data ...33

3.3. Teknik Pengumpulan data ...34

3.4. Pemilihan Responden ...34

3.5. Metode Analisis ...34

3.6. Defenisi Operasional ...35

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN & ANALISIS 4.1. Sejarah Singkat Berdirinya CU Cinta Mulia …………...………36

4.1.1 Visi dan Misi CU. Cinta Mulia...39

4.2. Perkembangan CU Cinta Mulia dalam Periode ± 10 tahun terakhir ...44

4.2.1 Periode Pembentukan Sampai Akhir Tahun 2000 ...44

4.2.2 Periode Tahun 2000 Hingga 2002 (Pengembangan Wilayah/Alat Pemersatu)………..…..45

4.3. Struktur Organisasi CU Cinta Mulia ………..49

4.3.1 Rapat Angggota Tahunan (RAT) ……….…...49


(8)

4.3.3 Hak – Hak dan Kewajiban Anggota ………...….51

4.4. Pengurus ………...……..55

4.4.1 Dewan Pimpinan ……….……….…56

4.4.2 Pengurus Paripurna ……….……….…56

4.4.3 Badan Pengawas ……….……….……57

4.4.4 Manajer ………..….….58

4.5. Prosedur Permohonan Pinjaman ……….…60

4.5.1 Konsultasi ………...….60

4.5.2 Penyelesaian Administrasi ………...……66

4.5.3 Agunan Pinjaman ……….67

4.5.4 Lama Angsuran Pinjaman ………69

4.5.5 Sanksi Pelanggaran ………..73

4.5.6 Prosedur Pelayanan Pinjaman ……….…….73

4.5.7 Prosedur Penagihan ……….…….…...76

4.5.8 Pelayanan Simpanan ………..…..77

4.6. Peranan CU Dalam Pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)………..…..78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……….………83

5.2. Saran ………...84

DAFTAR PUSTAKA ……….x LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ………...46

Tabel 4.2 ………..…...…53

Tabel 4.3...79


(10)

DAFTAR SINGKATAN

AD : Anggaran Dasar

APBK : Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga ART : Anggaran Rumah Tangga

BK3D SUMUT : Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Sumatera Utara BPR : Bank Perkreditan Rakyat

CU : Credit Union (Koperasi Kredit) DAPERMA : Dana Perlindungan Bersama

ICA : International Cooperation of Association IOB : Interest Over Balance

Kopdit : Koperasi Kredit KUD : Koperasi Unit Desa

LJKK : Lembaga Jaminan Kredit Koperasi LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat RAT : Rapat Anggota Tahunan SIBUHA : Simpanan Bunga Harian SUM : Slip Uang Masuk

SUK : Slip Uang Keluar

UMKM : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah TPK : Tempat Pelayanan Koperasi

TUKKEPPAR : Tujuan pinjaman, Kerajinan, Kemampuan Membayar, Prestasi, Partisipasi


(11)

ABSTRACT

Capital is the one of freturs thing in a process of production.The Increasing in capital will increase the output of product. Further more, this will ceiling the people’s quality of living. Nowadays, less of in capital become a public problems especially for the micro, small and medium enterprises. That’s why, their work is depend on credit in capital. Capital mobilizing generally handled by financial institution.

Bank is the main of financial institution who have responsibility to mobilize the capital by gathering the money from peoples who wants to save their money and lend it to the people who needs capital credit. Realization credit from the bank need difficult process and long procedure, because its need a sure explanation about the guarantee and prospect of the credit.

Todays, some of Non Government Organization have estabilish and offer some system of credit for the micro, small, and medium employers. Their present are useful and brought the positive effect in economics. One of these Non Government Organization (NGO) that hands the micro’s credit is Credit Union (CU). Credit Union is a cooperation that its activity similar with bank in gathering and lending money to the society. Credit Union is a non profit organization, its priority on members welfare.

Cinta Mulia’s Credit Union was estabilish at Pematang Siantar in 3rd of July 1971. On it’s activity, CU Cinta Mulia had big rule in mobilizing the capital on it’s Commond Bond. This script study about the determinant of credit realization in Cinta Mulia’s Cedit Union and its rule in economic growth for the micro, small and medium employers. In analysis of data, it’s use description method and kinds of data’s are primary and secondary explanation. Gathering of explanation, did by interview, observation, and legal documentation that related with this script.


(12)

ABSTRAK

Modal adalah suatu hal yang paling penting dalam kegiatan produksi. Tanpa modal, mustahil suatu kegiatan produksi dapat berjalan sebagaimana mestinya. Demikian halnya bagi para pengusaha, terutama pengusaha mikro, kecil dan menengah yang pada umumnya mengalami kendala dalam hal modal. Lembaga pemberi modal ini pada umumnya ditangani oleh pihak perbankan. Akan tetapi, karena berbagai alasan, pengusaha mikro, kecil, dan menengah tersebut lebih banyak mengandalkan kredit yang berasal dari lembaga swadaya masyarakat yang pada saat ini tengah marak muncul di tengah masyarakat.

Lembaga tersebut muncul untuk mengembangkan mekanisme kredit kecil yang dikhususkan bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Seperti halnya Credit Union, merupakan salah satu lembaga pemberi kredit bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Credit union bukanlah lembaga yang mengejar keuntungan semata akan tetapi lebih mengutamakan kesejahteraan anggota dan peningkatan kemakmuran anggota. Di Sumatera Utara, istilah Credit Union muncul pada tahun 1971 tepatnya di Kodya Pematang Siantar. CU pertama diberi nama CU Budi Mulia yang kemudian berganti nama menjadi CU Cinta Mulia yang beroperasi di Kodya Pematang Siantar dan kabupaten Simalungun.

CU tersebut telah banyak membawa pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat pada umumnya dan peningkatan kesejahteraan anggota pada khususnya melalui mobilisasi dana dari pihak/anggota yang memiliki kelebihan dana (berupa tabungan) dengan anggota yang butuh dana (pinjaman). Hingga saat ini, CU Cinta Mulia telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan yang dapat dilihat dari pertambahan jumlah anggota, perkembangan jumlah asset maupun perkembangan jumlah kredit yang berhasil disalurkan.

Skripsi ini mengkaji tentang faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah penyaluran kredit pada Credit Union serta peranan Credit Union dalam perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Skripsi ini menganalisa data dengan metode deskriptif dengan jenis data berupa data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumen resmi yang berkaitan dengan penelitian ini.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan keperluan kredit mempunyai berbagai corak ragam alasan dan latar belakang. Perorangan, perusahaan, negara atau bangsa di dunia ini mempunyai berbagai kepentingan dan alasan untuk berusaha dan untuk mendapatkan kredit / pinjaman. Bahkan pemerintahan membentuk badan-badan atau lembaga-lembaga yang khusus diberi tugas dalam bidang penyaluran dan pemberian kredit sehingga penduduk atau rakyat mendapatkan kesempatan untuk ditolong oleh sumber-sumber kredit secara legal.

Dilihat dari segi-segi kebutuhan ini maka alasan dan latar belakang mengapa suatu pihak membutuhkan kredit adalah lebih luas dan rumit dibandingkan dengan dasar-dasar pertimbangan pemberi kredit di lain pihak mengapa ia memberikan modalnya untuk dipakai sebagai kredit. Bagi kedudukan pihak kedua ini latar belakang kebutuhan pemberian kredit lebih terbatas dan pada umumnya sudah mempunyai garis-garis pertimbangan yang mudah ditentukan.

Berlandaskan pada tanggapan masalah di atas, pertimbangan-pertimbangan pemberian kredit, penggunaan kredit khususnya jika ingin menerapkan falsafah perkreditan itu secara tepat. Falsafah perkreditan merupakan perjanjian kredit menggunakan perjanjian baku (standard form contact) yang mengikat antara debitur dan kreditur. Falsafah ini sangat menentukan terlaksananya suatu perkreditan yang


(14)

sehat dan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Maka tujuan menganalisis kebutuhan kredit adalah meneropong suatu masalah dalam soal perkreditan yang wajar dan sehat ke arah perkembangan kehidupan rakyat sesuai dengan cita-cita bangsa.

Kebutuhan kredit hanya akan dapat dicukupi dengan selamat dan aman bagi kedua belah pihak jika kebutuhan itu dianalisis secara mendalam dan tajam. Yang lebih penting adalah apa latar belakang, apa alasan dan apa yang menjadi faktor pendorong bagi pemakai kredit untuk meminta supaya kebutuhan akan kredit itu dipenuhi.

Kebutuhan akan kredit salah satunya digunakan untuk kegiatan produksi, baik dalam skala besar maupun kecil tentunya harus didukung oleh ketersediaan modal yang jumlahnya sesuai dengan jenis kegiatan produksi dan skala produksinya. Demikian halnya di Indonesia, sebagian besar kegiatan produksi di pegang oleh masyarakat yang golongan ekonominya berada pada tingkat menengah ke bawah. Dan pada umumnya mereka tinggal di daerah pedesaan dengan kegiatan ekonomi yang cukup sederhana seperti pertanian dan industri kerajinan tangan sederhana.

Akan tetapi hal yang tidak dapat dipungkiri yakni sektor usaha kecil dan menengah ini cukup memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perekonomian bangsa Indonesia. Dimana industri kecil ini cukup mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang cukup signifikan dari masa ke masa. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya industri kerajinan tangan maupun pembukaan lahan baru untuk kepentingan pertanian.


(15)

Sektor usaha kecil dan menengah memiliki beberapa keunggulan seperti organisasi yang fleksibel, bahan baku berasal dari lokal, reaksi yang cepat terhadap perubahan usaha serta pengambilan keputusan yang cepat. Akan tetapi, sektor usaha kecil dan menengah ini juga memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah lemahnya akses kepada pihak-pihak sumber pembiayaan.

Keterbatasan modal akibat lemahnya akses perusahaan terhadap pihak sumber pembiaya merupakan kendala utama dalam perkembangan sektor usaha kecil dan menengah. Dimana pada umumnya lembaga pemberi modal ini di pegang oleh sektor perbankan. Akan tetapi dewasa ini pihak perbankan cukup selektif dalam menyalurkan kredit, tentunya karena berbagai pertimbangan dan pengalaman buruk dengan nasabah kredit.

Seperti banyaknya nasabah kredit yang tidak bertanggung jawab dalam memenuhi kewajibannya, sehingga banyak didapati kredit bermasalah (nonperforming loan) dan tidak sedikit juga nasabah kredit yang melarikan diri ke luar negeri karena tidak mampu melunasi kewajiban kreditnya. Demikian juga halnya dengan pihak perbankan yang mulai kesulitan dalam menghimpun dana dari masyarakat, dimana pihak perbankan mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat, sehingga masyarakat merasa enggan menyimpankan uangnya di lembaga keuangan karena mereka tidak yakin dengan keamanannya.

Hal ini dipicu oleh banyaknya bank yang di likuidasi, sehingga tidak menjamin keamanan simpanan si nasabah. Dan semua ini berawal dari kondisi politik yang tidak stabil sehingga cukup berpengaruh terhadap stabilitas perekonomian.


(16)

Stabilitas politik yang kurang kondusif dapat di lihat dari begitu sering terjadi pergantian pemimpin dan tentunya juga akan muncul berbagai peraturan baru. Kesemua hal di atas tentunya membawa dampak buruk bagi sektor usaha kecil dan menengah, yakni sulitnya memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan produksi. Sehingga kegiatan produksi akan sulit berkembang.

Menyikapi hal ini, dewasa ini cukup banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang melirik lahan mekanisme kredit kecil dengan program yang cukup beragam, seperti mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Lembaga tersebut muncul sebagai salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan modal bagi usaha mikro, kecil, dan menengah melalui fasilitas kredit. Lembaga tersebut diharapkan mampu beroperasi se efektif mungkin dalam membantu pengusaha kecil untuk menjalankan kegiatan produksinya.

Kredit juga di harapkan dapat menjadi perangsang kemajuan ekonomi, dimana keberhasilan suatu kredit terletak pada tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai yakni apabila secara sosial ekonomis, kredit tersebut dapat membawa pengaruh terhadap keadaan sosial ekonomis penerima, pemberi, negara, dan rakyat. Bagi penerima kredit, realisasi suatu kredit di katakan berhasil apabila ia dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan dapat menampung tenaga kerja yang lebih banyak, dengan demikian kedua belah pihak mengalami perkembangan usaha yang terus meningkat.

Bagi negara, kredit dapat dikatakan berhasil jika negara memperoleh tambahan penerimaan negara yang berupa pajak penghasilan (PPh) perseorangan/


(17)

badan usaha serta kemungkinan adanya peningkatan ekspor. Sedangkan bagi rakyat, manfaat kredit yakni dengan berkembangnya usaha dari penerima dan pemberi kredit, semakin terbuka kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan.

Di sisi lain, pemerintah juga mengupayakan beberapa solusi sebagai media untuk mengurangi kesulitan para pengusaha kecil. Antara lain memperkokoh peranan koperasi yaitu merupakan badan usaha yang bertujuan memajukan dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya khususnya dan juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya yang bukan anggota serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil dan makmur. Untuk itu koperasi harus terus menerus meningkatkan kegiatan usahanya untuk mencapai tujuan didirikannya koperasi itu. Untuk memperluas ekspansi usaha koperasi, tidak sedikit koperasi yang memanfaatkan kredit dari perbankan mengingat modal sendiri yang dimiliki koperasi tidak memadahi sehingga memanfaatkan pinjaman kredit dari Bank.

Oleh karena itu salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mengembangkan mekanisme koperasi adalah dengan munculnya lembaga kredit sejenis koperasi simpan pinjam yang disebut dengan Koperasi Kredit (Kopdit) atau Credit Union. Lembaga kredit ini muncul pada tahun 1971 di kota Pematangsiantar. Tepatnya tanggal 3 Juli tahun 1971, di Kodya Pematang Siantar, Credit Union Cinta Mulia (dulunya bernama CU Budi Mulia) resmi berdiri dan merupakan perintis bagi koperasi kredit lainnya.


(18)

CU Cinta Mulia awalnya dibentuk oleh guru dan pegawai di Yayasan Perguruan Katolik Cinta Rakyat dengan ruang lingkup kegiatan yang masih terbatas pada lingkungan sekolah di Yayasan Perguruan tersebut. Kemudian seiring berjalannya waktu, CU tersebut melakukan ekspansi ruang lingkup operasionalnya dan mulai di buka untuk umum. Hingga sekarang CU tersebut telah banyak mengelola kredit untuk masyarakat dan cukup berkembang pesat dalam memobolisasi dana di wilayah operasionalnya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah asset, jumlah simpanan dan pinjaman dari tahun ke tahun yang mengalami kenaikan cukup berarti.

Dengan adanya lembaga kredit yang memudahkan di daerah pedesaan maka kegiatan produksi pengusaha kecil dan menengah akan memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang yang pada akhirnya pendapatan masyarakat akan naik. Dengan naiknya pendapatan masyarakat, maka kesejahteraan juga akan meningkat. Dengan demikian, dapat di katakan bahwa Credit Union memiliki peran penting dalam meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran masyarakat melalui pengelolaan kredit bagi pengusaha kecil.

Demikian juga halnya dengan CU Cinta Mulia yang beroperasi di kota Pematangsiantar dengan ruang lingkup daerah Kabupaten Simalungun, cukup memberikan dampak positif bagi pengusaha kecil di daerah tersebut. Dan sesuai uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan menulis skripsi dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penyaluran Kredit Pada Credit Union (Studi Kasus : CU Cinta Mulia Pematang Siantar)”.


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka di peroleh permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana perkembangan CU Cinta Mulia dalam menyalurkan kredit di kota Pematangsiantar?

b. Apa yang menjadi faktor-faktor pendorong masyarakat untuk meminjam di CU Cinta Mulia Pematangsiantar?

c. Apa yang menjadi bahan pertimbangan bagi CU dalam menyalurkan kredit ?

1.3Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan permasalahan di atas maka untuk keperluan penelitian dibuat hipotesis, yaitu:

a. Faktor pendorong bagi masyarakat untuk masuk menjadi anggota CU yakni, syarat administrasi yang mudah, bunga, cicilan yang wajar (sanggup dibayar) , kemudahan pungutan cicilan dan CU tersebut dapat menjamin seluruh simpanan. b. Faktor yang menjadi bahan pertimbangan CU dalam menyalurkan kredit, yaitu

untuk meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pengalokasian simpanan anggota menjadi kredit bagi anggota yang membutuhkan modal, pengembangan CU, menentukan akses kredit yang lebih mudah, pembinaan usaha mikro dan kecil di kota Pematangsiantar dan faktor-faktor lainnya.


(20)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui perkembangan CU Cinta Mulia selama beberapa tahun terakhir.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk masuk menjadi anggota CU.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan bagi CU dalam menyalurkan kredit.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang peranan CU dalam pengembangan usaha mikro dan kecil di kota Pematangsiantar.

b. Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang sama.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi mahasiswa fakultas ekonomi khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.


(21)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. KREDIT

2.1.1. Pengertian kredit

Kata ‘kredit’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘credere’ yang artinya ‘percaya’ (Prapto dan Achmad Anwari). Dalam arti luas, kredit diartikan sebagai kepercayaan, yakni si pemberi kredit percaya bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai parjanjian. Dan si penerima kredit merupakan penerima kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.

Menurut Gatot Supramono, kredit merupakan perjanjian pinjam meminjam uang antar bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian ini bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang disepakatinya akan dikembalikan (dibayar) lunas (Supramono, 1995:28)

Pengertian kredit menurut Undang - Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Di samping itu, lembaga intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit ekonomi yaitu sektor usaha lembaga pemerintahan dan individen rumah tangga untuk tujuan penyediaan dana


(22)

bagi unit ekonomi lain. Intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana bagi unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit.

Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah : 1. Asset transmutation

Lembaga keuangan mempunyai asset berupa janji- janji untuk membayar atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu sesuai dengan kebutuhan peminjam Dan lembaga keuangan dalam membiayai aset tersebut dananya dapat diperoleh dari penabung yang jangka waktunya menurut kebutuhan penabung. 2. Liquditas

Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan atau diartikan pula kemampuan bank memenuhi kewajibannya segera.

3. Income allocation

Mengalokasikan penghasilan waktu sekarang untuk persiapan yang akan datang

4. Transactions

Peran lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah membentuk jasa agar terjadi transaksi moneter.


(23)

Pada umumnya, jika ditinjau dari aspek pendanaan kredit, kredit dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

a. Kredit bersubsidi (kredit program), yakni kredit yang disediakan pemerintah dalam membiayai berbagai program sektor ekonomi dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang ringan.

b. Kredit komersial, yakni kredit yang di berikan oleh perbankan dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku umum atau yang berlaku di pasar.

2.1.2. Unsur-Unsur Kredit

Adapun unsur- unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

a. Ada pihak yang bersedia dan mempunyai kelebihan uang, dana, barang, dan jasa serta menawarkan kelebihan uang, dana, barang, dan jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Pihak ini disebut kreditur atau pemberi kredit. b. Ada pihak yang membutuhkan dana dan mengajukan permohonan untuk

memperoleh uang, dana, barang, dan jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang diinginkanya. Pihak ini disebut debitur atau penerima kredit. Pemberi kredit biasanya dalam keadaan atau posisi yang lebih kuat sehingga lebih memperhatikan dan memperhitungkan unsusr-unsur :


(24)

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan memberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu/di masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

b. Kesepakatan

Disamping unsur percaya, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah di sepakati. Jangka waktu tersebut bisa jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

d. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan kreditur(pemberi kredit), baik risiko yang di sengaja oleh nasabah yang


(25)

lalai, maupun oleh risiko yang tidak di sengaja. Misalnya, terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

Kelima unsur ini dalam setiap pemberian kredit harus benar-benar diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

2.1.3. Fungsi Kredit

Fungsi kredit secara luas antara lain: a. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, maka uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalulintas uang.

Dalam hal ini uang yang di berikan atau di salurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.


(26)

c. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat di gunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Misalkan seorang peani yang hanya memiliki sebidang tanah tanpa mempunyai modal untuk mengolah sawah itu baik itu untuk membeli bibit, pupuk dan pestisida, maka sawah tersebut tidak akan berguna. Jadi, dengan memperoleh kredit, maka petani tersebut akan memiliki modal untuk mengolah sawah tersebut dan dapat berproduksi.

d. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dapat menjadi alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang di berikan akan menambah jumlah barang yang di perlukan oleh masyarakat. Dan kredit tersebut juga dapat membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat menigkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.


(27)

Semakin banyak kredit yang di salurkan, maka akan semakin baik, terutama dalam hal pemerataan pendapatan. Jika kredit di berikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut membutuhkan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. h. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling membutuhkan antara si penerima dan si pemberi kredit. Sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

2.1.4. Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit ini tidak akan terlepas dari misi lembaga keuangan tersebut. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain:

a. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh kreditur sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang di bebankan ke pada nasabah. Di sisi lain nasabah juga akan bertambah maju dalam usahanya.

b. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya yakni untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.


(28)

c. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang di sebarkan akan semakin baik, karena dengan kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan tersebut berupa, penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa negara karena mengurangi impor dan bahkan meningkatkan devisa negara apabila kredit yang di berikan untuk keperluan ekspor.

2.1.5. Jenis-Jenis kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat di lihat dari berbagai segi antara lain: 1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi

Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi yang masa pemakainnya untuk suatu periode yang relatif lama. Contohnya, untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lalinnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif


(29)

Kredit yang di gunakan untuk peningkatan usaha atau produksi ataupun investasi. Kredit ini di berikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan akan menghasilkan bahan tambang atau industri lainnya.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang di hasilkan, karena memang untuk di gunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh, kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumsi lainnya.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya di harapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh, kredit ekspor dan impor. 3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam, atau untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.


(30)

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang masa pengembaliannya di atas 3 atau 5 tahun. Biasanya kedit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit kosumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.


(31)

5. Dilihat dari segi sektor usaha tediri dari:

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yagn di biayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar. d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam

jangka panjang, seperti tambang emas, timah dan minyak.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para professional, seperti

dosen, dokter, atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.

2.1.6. Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit

Sebelum memberikan suatu fasilitas kredit, maka kreditur harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara, prosedur dan kriteria yang telah di tetapkan sebagai standar penilaian setiap kreditur.


(32)

Biasanya, kiteria penilaian yang harus di lakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P kredit.

Adapun analisis singkat 5C kredit adalah sebagai berikut: a. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberi kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat pribadi seperti pola hidup, keadaan keluarga, hobby, dll. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar.

b. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang di hubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu juga dalam kemampuannya dalam menjalankan usahanya, termasuk kekuatan yang ia miliki. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang di salurkan.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.


(33)

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

e. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta di akibatkan dengan prospek usaha yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Penilaian dengan analisis 7P kredit adalah: a. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

b. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

c. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang di inginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam, apakah untuk modal kerja, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.


(34)

d. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah akan menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah di masa yang akan datang mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.

f. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

g. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi

2.1.7. Jaminan Kredit

Adapun jaminan yang dapat di jadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut.


(35)

1) Dengan Jaminan a. Jaminan benda

Yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti : Tanah, kebun, sawah, Bangunan, rumah, pabrik, Kenderaan bermotor, Mesin-mesin/peralatan, Barang dagangan, Tanaman/kebun/sawah, dll.

b. Jaminan surat-surat berharga

Yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti: Sertifikat saham, Setifikat obligasi, Sertifikat tanah, Sertifikat deposito, Rekening tabungan yang di bekukan, Rekening giro yang di bekukan, Wessel, Bukti Pemilikan Kenderaan Bermotor (BPKB), dll.

c. Jaminan orang

Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya. 2) Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan yaitu, kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan-perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan professional, sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.


(36)

2.2.KOPERASI KREDIT 2.2.1. Pengertian Koperasi

Dilihat dari asal katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa Ingris co-operation yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis.

Menurut pasal 1 UUD No. 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah:

Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.

Berikut adalah dua pengertian Koperasi sebagai pegangan untuk mengenal Koperasi lebih jauh :

Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada kopersi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954)

Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima


(37)

imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO,1996, Edilius dan Sudarsono, 1993).

Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari uaraian mengenai pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

2) Bentuk kerjasama dalam Koperasi bersifat sukarela

3) Masing-masing anggota Koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. 4) Masing-masing anggota Koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta

mengawasi jalannya usaha koperasi.

5) Risiko dan keuntungan usaha di tanggung dan di bagi secara adil. 2.2.2 Tujuan Koperasi

Menurut pasal 3 UU No. 25/1992, tujuan koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan manyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut: 1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya


(38)

2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat

3) Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.

2.2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi Peranan Prinsip Koperasi

Secara garis besar, peranan prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut: • Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam mencapai tujuannya

• Sebagai ciri khas yang membedakan Koperasi dari bentuk-bentuk perusahaan lainnya

a. Prinsip Koperasi Rochdale

Sejarah prinsip koperasi bermula dari prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Koperasi konsumsi di Rochdale. Prinsip-prinsip koperasi Rochdale itu adalah sebagai berikut:

• Barang-barang yang dijual bukan barang palsu dan dengan timbangan yang benar • Penjualan barang dengan tunai

• Harga penjualan menurut harga pasar

• Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota menurut perimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota ke Koperasi

• Masing-masing anggota mempunyai satu suara • Netral dalam politik dan keagamaan


(39)

• Keanggotaan bersifat sukarela

• Semua anggota menyumbang dalm permodalan (saling tolong untuk mencapai penyelamatan secara mandiri).

b. Prinsip Koperasi Menurut ICA (International Cooperation of Association) Adapun prinsip-prinsip koperasi menurut ICA, yaitu:

• Keanggotaan bersifat terbuka.

• Pengawasan dilakukan secara demokratis.

• Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas partisipasi masing-masing dalam usaha koperasi.

• Bunga yang terbatas atas modal. • Netral dalam politik dan agama. • Tataniaga dijalankan secara tunai • Menyelenggarakan pendidikan. c. Prinsip-Prinsip Koperasi di Indonesia • Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela • Pengelolaan dilakukan secara demokratis

• Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

• Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. • Kemandirian.


(40)

2.2.4. Jenis-Jenis Koperasi

Dalam garis besarnya, sekian banyak koperasi tersebut dapat kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu:

1) Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang konsumsi yang dibutuhkan oleh anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu Koperasi konsumsi sangat tergatung pada latar belakang kebutuhan anggota yang hendak dipenuhi melalui pendirian koperasi yang bersangkutan. Misalnya, koperasi konsumsi dalam lingkungan daerah pertanian, selain menjual barang-barang kebutuhan pokok, sering juga menjual bibit, semprotan, serta alat-alat pertanian. Koperasi konsumsi di lingkungan para buruh, misalnya menjual barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, sandang dan barang-barang keperluan sehari-hari lainnya.

2) Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah Koperasi yang kegiatan utamanya melakukan proses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Koperasi produksi biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang-barang yang di produksinya. Tujuan utama dari koperasi produksi adalah untuk menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang tertentu melalui suatu perusahaan yang mereka kelola dan miliki sendiri.


(41)

3) Koperasi Jasa

Koperasi jasa yaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Misalnya, Koperasi Angkutan, Koperasi Perencanaan dan Konstruksi Bangunan, Koperasi Jasa Audit, Koperasi Asuransi Indonesia, Koperasi Perumahan Nasional, Koperasi Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM, STNK, Paspor, Sertifikat Tanah dan lain sebagainya. 4) Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD)

Dalam meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi-koperasi unit desa (KUD). Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah Unit Desa itu yang merupakan daerah kerja KUD. Beberapa fungsi KUD meliputi:

a. Penyediaan dan penyaluran saran produksi pertanian dan keperluan hidup sehari-hari.

b. Pengolahan serta pemasaran hasil pertanian.

c. Pelayanan jasa-jasa dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. 5) Koperasi Kredit

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian di pinjamkan kembali kepada para anggota-anggotanya yang memerlukan bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya untuk berhemat serta gemar


(42)

menabung, koperasi kredit biasanya juga bertujuan untuk membebasakan para anggotanya dari jeratan para rentenir.

Dengan menabung serta memperoleh modal dari perusahaan yang mereka miliki sendiri, para anggota-anggota Koperasi kredit tidak hanya akan menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaannya, akan tetapi mereka juga akan memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang murah.

Fungsi pinjaman di dalam Koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi pada umumnya, yaitu untuk memperbaiki kehidupan para anggota. Misalnya:

a. Dengan pinjaman itu seorang petani dapat membeli pupuk,benih unggul, pacul, dan alat-alat pertanian lainnya yang akan membantu meningkatkan hasil usaha taninya.

b. Dengan uang pinjaman, maka nelayan akan dapat membeli jaring penangkap ikan yang baik sehingga diharapkan pendapatannya akan bertambah.

c. Dengan uang pinjaman maka seorang buruh atau karyawan akan dapat membeli barang yang tak dapat dibeli dari upah atau gajinya sebulan (misalnya mesin jahit, radio, sepeda motor, dll) dengan mengangsur pinjaman itu setiap bulan ia akan memiliki barang-barang itu untuk perbaikan hidupnya.


(43)

Tujuan Koperasi Kredit :

a. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat ringan.

b. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri.

c. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.

d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

Untuk memperbesar modal koperasi, maka sebagian keuntungan koperasi tidak dibagikan kepada anggota dan dicadangkan. Bilamana modal koperasi besar, kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Pemerintah memberikan fasilitas kepada Koperasi Simpan Pinjam dan koperasi lain untuk memperkuat modal melalui Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK), berdasarkan SK nomor 99/KPTS/Mentranskop/1970 tanggal 1 juli 1970.

2.2.5. Koperasi Kredit Sebagai Perangsang Kemajuan Ekonomi

Pemberian kredit oleh suatu koperasi kredit diharapkan dapat menjadi perangsang kemajuan ekonomi, dimana keberhasilan suatu kredit terletak pada tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, yakni apabila kredit tersebut dapat membawa pengaruh terhadap keadaan sosial ekonomis penerima, pemberi, negara, dan rakyat.


(44)

Bagi penerima kredit, realisasi suatu kredit di katakan berhasil apabila ia dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan dapat menampung tenaga kerja yang lebih banyak, dengan demikian kedua belah pihak mengalami perkembangan usaha yang terus meningkat.

Bagi negara, kredit dapat dikatakan berhasil jika negara memperoleh tambahan penerimaan negara yang berupa pajak penghasilan (PPh) perseorangan/ badan usaha serta kemungkinan adanya peningkatan ekspor. Sedangkan bagi rakyat, manfaat kredit yakni dengan berkembangnya usaha dari penerima dan pemberi kredit, semakin terbuka kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di tetapkan di Kodya Pematang Siantar dengan alasan lokasi tersebut cukup mewakili wilayah kerja koperasi kredit/ CU Cinta Mulia Pematang Siantar dengan perkembangan jumlah anggota yang cukup pesat sehingga sangat mendukung untuk melakukan suatu penelitian di lokasi tersebut.

3.2.Jenis dan Sumber Data

Dalam pengumpulan data dan informasi tentang berbagai hal yang menyangkut jumlah anggota, jumlah kredit, jumlah asset, dan informasi lain yang berkaitan dengan CU tentunya diperoleh melalui riset di Credit Union Cinta Mulia itu sendiri. Jenis data adalah berupa data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden baik pembina/ pengelola yayasan perguruan Katolik maupun anggota CU Cinta Mulia melalui wawancara langsung.

Data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil studi kepustakaan maupun publikasi resmi yang bersumber dari CU Cinta Mulia, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), dan Jurnal Ekonomi.


(46)

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung ke Credit Union Cinta Mulia, khususnya mengenai kredit.

b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pegawai maupun anggota

c. Credit Union Cinta Mulia.

d. Dokumentasi, yaitu catatan atau dokumen resmi tertulis dan di keluarkan oleh CU Cinta Mulia, BI, BPS, dan lembaga lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.4.Pemilihan Responden

Responden pertama adalah pengambilan keputusan di CU Cinta Mulia Pematang Siantar. Responden kedua adalah nasabah/debitur di CU Cinta Mulia. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 30 orang dan pemilihan responden dilakukan secara acak (teknik random sampling) dengan stratifikasi tidak proporsional dimana jumlah populasi sebanyak 15.452 orang.

3.5.Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis dan menginterpretasikan data dengan melalui gambaran – gambaran sehingga mendapat kesimpulan.


(47)

3.6.Defenisi Operasional

 Kredit adalah suatu persetujuan pembayaran antara pihak penjual dan pihak pembeli, atau antara kreditor dengan debitor, untuk melaksanakan pembayaran atau pengembalian pinjaman ditambah dengan bunga secara mengangsur pada periode yang telah disepakati.

 Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota; dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteran jasmaniah para anggotanya.

 Credit Union adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya dan kemudian di pinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan modal.


(48)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN & ANALISIS

4.1.Sejarah Singkat Berdirinya CU Cinta Mulia

Kredit berasal dari kata credere yang berarti kepercayaan. Union yang kata dasarnya uni artinya kesatuan atau kumpulan sedangkan union adalah perhimpunan.

Credit Union berarti kumpulan orang-orang yang bersepakat satu visi, misi, dan tujuan yang dapat dipercaya dan sudah tentu saling percaya. Dengan demikian orang-orang yang berhimpun dalam koperasi kredit/credit union adalah orang-orang yang mempunyai kemauan untuk berkembang atau dikembangkan secara dinamis untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Credit Union (CU) merupakan organisasi yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi, tidak terlepas dari pengaruh perubahan. Perubahan global, nasional maupun yang terjadi di sekitarnya akan berdampak positif atau sebaliknya. Kopdit yakin dan menyadari falsafah dan latar belakang berdirinya kopdit selalu selektif terhadap perubahan yang terjadi.

Kopdit/Credit Union menginginkan perubahan itu tetapi perubahan itu hendaknya menjadi kemajuan dan peningkatan kualitas pelayanan dan keanggotaannya.

Kira-kira tahun seribu delapan ratus dua puluh tujuh (1827) yang lalu, Raiffeisen dari Jerman menggagasi pertama kali Credit Union (CU) di Jerman. Hal ini dilakukan untuk menyikapi perubahan yang terjadi di negerinya. Era modernisasi


(49)

sudah datang, usaha industri yang maju pesat tidak lagi mengunakan tenaga manusia tetapi sudah diganti dengan robot-robot yang dimonitor melalui teknologi canggih. Akibatnya penganguran dan kemiskinan melanda negara tersebut terutama di kota-kota kecil yang kebanyakan manusia hanya mampu lebih banyak mengandalkan tenaga daripada pikiran.

Akibat dari penganguran itu terjadi gejolak sosial yang mengakibatkan kemiskinan :

a. Pengetahuan b. Akhlak c. Iman d. Harta

Raifeisen mencoba mengatasinya melalui tindakan nyata dengan mengumpulkan makanan dari pabrik-pabrik makanan dan membagikannya kepada penduduk yang miskin tersebut. Hal tersebut tidak mampu mengatasi kemiskinan tersebut malah membuat mereka semakin tidak karuan menjadi manusia apatis, malas dan mempunyai jiwa yang selalu ingin dikasihi.

Langkah kedua Raifeisen mengumpulkan uang dari donatur-donatur dan membagikannya kepada penduduk tersebut juga sama halnya dengan keadaan pertama.

Penganguran dan kemiskinan yang menimbulkan kerawanan sosial semakin merajalela, Raifesein tidak habis akal. Pembagian roti0makanan dan uang bukan


(50)

menolong. Penganguran, kemiskinan dan kerawanan sosial bukan masalah makanan dan uang tetapi masalah manusia, oleh sebab itu manusia itu perlu ditolong.

Menolong atau membantu keadaan seperti hal tersebut Raifeisen adalah dengan memberdayakan segala potensi yang ada pada mereka yang menganggur, miskin melalui pendidikan. Pendidikan adalah jalan satu-satunya untuk membantu mereka. Manusia harus diupayakan berswadaya untuk menolong diri sendiri, sesama manusia wajib tolong-menolong (solidaritas). Raifesein berhasil mengumpulkan orang-orang penganguran , miskin dan dikembanngkannya melalui pendidikan. Mereka berkumpul berbuat, dan berkembang mandiri dalam wadah credit union. Itulah yang kita sebut koperasi kredit yang sekarang sedang berkembang pesat diseluruh dunia.

Credit Union Cinta Mulia pada saat pembentukan di beri nama CU Budi Mulia. Hal ini sesuai dengan tempat dimana CU tersebut dibentuk, yakni di Yayasan Perguruan Katholik Budi Mulia Pematang Siantar. Credit Union Budi Mulia berdiri pada tanggal 3 Juli 1971 oleh para guru/pegawai dan beberapa non guru/pegawai yang terkumpul dalam kelompok studi bahasa Inggris dan studi pembangunan yang ada di yayasan perguruan tersebut.

Credit Union Cinta Mulia merupakan perintis bagi pertumbuhan koperasi kredit / Credit Union di Sumatera Utara. Berdirinya CU Cinta Mulia dipelopori oleh Bapak M. Sitanggang dan Jaminar Sitorus. Ide awal dan sumber informasi pembentukan CU ini berasal dari Filipina oleh teman beliau yang mengadakan studi di sana dimana pada saat itu juga CU sedang marak-maraknya di bicarakan


(51)

masyarakat. Dua tahun setelah pembentukan, CU Budi Mulia berganti nama menjadi CU Cinta Mulia. Kata “Cinta” diambil dari nama yayasan yaitu Yayasan Cinta Rakyat dan kata “Mulia” diambil dari nama sekolah tempat CU tersebut di bentuk, yakni SMU Budi Mulia.

Perubahan ini juga seiring dengan mulai dibukanya CU tersebut bagi guru/pegawai sekolah yang berada dalam satu kompleks yayasan perguruan Katolik Cinta Rakyat, yaitu SD, SMP, dan STM.

Sejak awal tahun 1980-an hingga tahun 2000, CU Cinta Mulia juga dibuka untuk guru/pegawai perguruan Katholik dan perguruan lainnya se-kotamadya Pematang Siantar. Pada akhir tahun 1971, Frater Allbricht SJ, Drs. Robby Tulus, dan J. Lunandy mengunjungi pengurus CU Cinta Mulia guna mengembangkan CU di Sumatera Utara. Kelompok ini merupakan cikal bakal pembentukan Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Sumatera Utara (BK3D SUMUT) yang sekarang.

Saat ini CU Cinta Mulia memiliki kantor pusat yang terdiri dari satu unit kantor lantai satu (kantor lama) dan satu unit kantor berlantai dua (kantor baru) yang beralamat di Jln. Melanthon Siregar No. 1A kodya Pematang Siantar Sumatera Utara.

4.1.1. Visi dan Misi Koperasi Kredit/ Credit Union

Koperasi kredit berkembang secara dinamis tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh perubahan. Credit Union dengan seksama tetap mengamati dan menginventarisasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan pelayanan


(52)

Kopdit/CU. Untuk dimanfaatkan bagi kepentingan dan perkembangan kopdit/ CU secara evaluatif dan selektif.

Beberapa perubahan-perubahan tersebut antara lain :

a. Anggota sudah bersikap kritis menyadari hak dan kewajibannya. b. Perekonomian anggota semakin meningkat.

c. Kemampuan berusaha anggota kopdit semakin meningkat sehingga permintaan pinjaman semakin besar

d. Kebutuhan pelayanan terhadap anggota selalu mempunyai dinamika, anggota selalu menginginkan pelayanan yang lebih cepat dan tepat serta murah.

e. Motifasi masyarakat, anggota dan pengurus kopdit sudah bernuansa ekonomi. f. Dan lain-lain, perubahan slalu bertambah.

Dalam menyikapi suasana perubahan-perubahan tersebut perlu memahami visi dan misi sebagai berikut:

A. Visi

Visi adalah suatu harapan, impian atau gambaran realita yang akan kita tuju pada masa depan. Visi bukan sesuatu muluk-muluk. Kekuatan sebuah organisasi adalah sejauh mana visi yang akan ditempuh akan mampi mengugah semangat dan inspirasi seluruh orang-orang yang tergabung dalam sebuah organisasi

Visi koperasi kredit/ credit union adalah menjadi suatu lembaga pelayanan pendidikan yang dikelola secara profesional dengan alat uang melalui penerapan prinsip-prinsip koperasi serta menjungjung tinggi nilai-nilai solidaritas dan


(53)

kemandirian, hingga menjadi efisien, efektive, sehat, kokoh, kuat, aman yang mampu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup para anggotanya.

Aspek-aspek dalam visi adalah: a. Kopdit/CU sebagai badan usaha.

b. Kopdit/CU merupakan badan usaha yang bergerak di bidang pelayanan keuangan simpan pinjam.

c. Badan usaha tersebut dikelola secara profesional berdasarkan efektivitas dan produktivitas dalam usahanya.

d. Kopdit/CU menerapkan prinsip-prinsip koperasi yang bersumber pada penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai dan potensi manusia.

e. Dalam dinamika kelembagaannya tampak semangat kebersamaan, tolong-menolong, kemandirian dan pendidikan yang berkesinambungan.

f. Kegiatan operasional dilaksanakan secara efisien, efektive, sehat, kokoh, kuat, dan mandiri.

g. Bertujuan mengangkat dan meningkatkan derajat/ kwalitas manusia para anggotanya menjadi sejahtera baik jasmani, rohani maupun sosialnya.

B. Misi

Misi ialah upaya atau tindakan untuk mewujudkan realitas harapan impian masa depan dalam misi tersebut harus dipaparkan sasaran atau tujuan pokok, langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk menempuh wujud visi.


(54)

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini bahwa koperasi kredit/ credit union digolongkan sebagai badan usaha. Oleh karena itu kopdit/CU dalam mencapai tujuannya selalu berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.

Prinsip-prinsip kopersi merupakan perwujudan dari azas-azas koperasi yang dituangkan dalam keputusan kongres Internasional Coperative Alliance (ICA) dalam sidangnya di Manchester- Inggris tanggal 20-30 September 1995. Dan keputusan ICA tersebut ternyata tidak jauh beda dengan keputusan Forum Internasional Credit Union tingkat dunia dalam pertemuan World council of credit Union (WOCCU) tanggal 24 agustus 1984 yang telah menetapkan azas-azas operasional credit union/ koperasi kredit.

Dalam azas operasional credit union terkandung didalam filosofi, kerjasama dan nilai-nilai utama mengenai mutu, keadilan dan saling menolong. Pada intinya azas-azas tersebut adalah konsep pengembangan manusia dan persaudaraan yang dinyatakan dengan kerjasama masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik dirinya sendiri maupun masyarakatnya.

C. Fungsi dan Peran Kredit Union

Sesuai dengan visi, misi, falsafah azas dan prinsip-prinsip credit union yang dimiliki mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota credit union pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.


(55)

c. Memperkokoh perekonomian anggota dan masyarakat sebagai usaha dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian sosial.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Dalam mewujudkan fungsi dan peran tersebut di atas maka credit union menyelenggarakan usaha sebagai berikut :

d.1. Mewajibkan dan menggiatkan anggota untuk menyimpan pada credit union secara teratur dalam rangka mengatur permodalan yang kuat dan sehat

d.2. Memberikan pelayanan pinjaman kepada anggota cepat , tepat dan murah sesuai dengan analisa evaluasi kualitas pemanfaatan pinjaman tersebut terhadap anggota.

d.3. Membina dan mengembangkan potensi dan usaha perekonomian anggota agar menjadi kuat mandiri dan profesional.

d.4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang perkoperasian CU. d.5. Memberikan bimbingan kewirausahaan dan manajemen keluarga anggota. d.6. Mengembangkan jaringan kerjasama usaha antar anggota.

d.7. Meberikan pelayanan jasa dan perlindungan kepada anggota. d.8. Mengadakan upaya-upaya lain di bidang ekonomi dan keuangan.

Melalui pengertian , visi/misi, fungsi dan peran kopdit/credit union tersebut di atas semakin jelas kita ketahui langkah yang akan kita tuju. CreditUnion tidak asal berjalan dan memasuki ppersimpangan jalan , tetapi arah credit union jelas.


(56)

Walaupun banyak perobahan dan tantangan yang dilalui credit union tidak berubah. Falsafah tetap seperti semula, namun methode, system dan teknik pelayanan harus semakin kita tingkatkan mengikuti atau seiring dengan perkembangan

perubahan zaman.

4.2.Perkembangan CU Cinta Mulia dalam Periode ± 10 Tahun Terakhir 4.2.1 Periode Pembentukan Sampai Akhir Tahun 2000

Dalam rentang waktu hampir 30 tahun, Kopdit/CU Cinta Mulia tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan. Pertumbuhan keanggotaan sangat lambat karena alat pemersatu yang sangat sempit. Ada kesan bahwa pertambahan anggota kurang di inginkan. Ada katakutan bahwa sistem manajemen konvensional tidak mampu mengkover semua kegiatan. Slogan “Small is beautiful“ terus mencekoki kehadiran Kopdit/CU perintis ini.

Tidak ada masalah akan tempat, sekolah dimana para guru/pegawai menjadi bendahara menjadi sentra kegiatan dan roda akhir periode ini, kantor BK3D SUMUT menjadi sentra kegiatan karena sang bendahara yang juga bendahara BK3D SUMUT, melakukan kegiatan-kegiatan rutinnya disana. Pengurus juga tidak begitu repot.

Kegiatan hanya ada pada sore hari pada permulaan bulan, setoran simpanan dan angsuran pinjaman dan lain-lain dilakukan para kolektor di setiap unit sekolah/kerja. Hingga Kopdit/CU Cinta Mulia hanya mampu merekrut anggota sebanyak 312 (tiga ratus duabelas) orang dan mengembangkan assetnya sebesar Rp.


(57)

354.980.883 (tiga ratus lima puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh ribu delapan ratus delapan puluh tiga rupiah) hingga akhir tahun 2000.

4.2.2 Periode tahun 2001 hingga 2002 (Pengembangan Wilayah/Alat Pemersatu) Pengurus periode 1997/2001 mengakomodir animo masyarakat umum untuk bergabung dengan credit union. Pada tahun 1993 pengurus membeli sebidang tanah untuk lokasi kantor. Tahun 2000, kantor dengan 1 lantai dibangun dan diresmikan pada RAT Tahun Buku 2000 yang dilaksanakan pada akhir Januari 2001. Alat pemersatu juga diperluas dengan menambahkan masyarakat kecamatan Siantar Selatan dan sekitarnya. Dengan terpilihnya Bapak Ir. John Hugo Silalahi menjadi Bupati Simalungun, beliau merasa perlu berdiskusi empat mata dengan ketua. Beliau menghimbau agar Commond Bond kopdit/CU Cinta Mulia dikembangkan mencakup. Kabupaten Simalungun. Pada RAT tahun buku 2001 yang dilaksanakan pada akhir bulan Januari 2002 Kopdit/CU Cinta Mulia mengembangkan sayapnya mencakup wilayah kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.


(58)

Tabel 4.1

Perkembangan Asset CU Cinta Mulia Tahun 2001- 2009

No. Tahun

Asset (Rp)

Simp. Saham (Rp)

Simp. Non Saham (Rp)

Cadangan (Rp)

1 2001 783.104.364 563.358.950 26.578.584 30.442.237

2 2002 2.023.962.897 1.515.126.549 295.604.779 10.442.237

3 2003 4.836.162.824 2.945.444.110 1.416.624.273 91.995.748

4 2004 11.918.349.137 5.983.002.690 5.302.148.185 181.395.751

5 2005 23.417.906.449 11.031.479.577 10.191.073.615 393.239.013

6 2006 33.708.906.472 16.388.655.017 14.876.516.469 537.458.433

7 2007 40.352.824.126 21.057.713.385 17.141.625.081 700.638.433

8 2008 47.076.156.163 24.664.737.787 19.301.739.277 915.829.688

9 2009 49.853.802.989 27.270.359.168 25.738.316.191 5. 127. 626.431

Sumber : Buku RAT CU Cinta Mulia Tahun 2001-2009

Kopdit/ CU. Cinta Mulia dalam kurun waktu 1 (satu) periode 5 (lima) tahun (2001-2006) dengan sistem pelayanan menejemen yang proporsional dengan sasaran prioritas adalah pertumbuhan asset yang baik dan pertumbuhan tersebut pada 31 Desember 2001 adalah Rp 783.104.364 sementara pada 31 Desember 2006 Rp 33.708.906.472 sehingga pertumbuhannya mencapai 4.204,52 %. Penerimaan


(59)

keuangan pada tahun 2006 dari Simpanan anggota (Saham) mengalami peningkatan sebesar 48,50% dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana tahun ini sebesar Rp. 16.388.655.017 dan tahun lalu sebesar Rp. 11.031.479.577. Penerimaaan keuangan dari simpanan non saham mengalami peningkatan 45,98 % dimana tahun ini Rp. 14.876.516.469 dan tahun lalu saebesar Rp. 10.191.076.615. Dana cadangan pada tahun 2006 masih 10% dari total asset yaitu 1,59% yang berarti dana masih digulirkan kepada anggota walaupun ada simpanan Bekatigade (SSPD) sebesar Rp. 106.954.400

Pada tahun I (pertama) tahun buku 2007 periode kepengurusan 2007-2011 keadaan kopdit CU. Cinta Mulia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan yanng signifikan. Asset tahun 2007 sebesar Rp. 40.352.824.126 dan aktiva tahun 2006 sebesar Rp. 33.708.906.472 jelas ada penambahan asset sebesar Rp. 6.643.917.654 dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 19,71% dibanding tahun 2006.Peningkatan keuangan dari simpanan anggota (saham) mengalami peningkatan 28,49% dibanding tahun 2006 diman atahun 2007 sebesar Rp. 21.057.713.385 dan tahun 2006 sebesar Rp. 16.388.655.017. Penerimaan keuangan dari dari simpanan non saham mengalami peningkatan sebesar 15,23% dimana tahun 2007 sebesar Rp. 17.141.625.081 dan tahun 2006 sebesar Rp. 14.876.516.469. Dana cadangan masih 10% dari total asset yaitu sebesar 1,74 % yang berarti dana masih digulirkan kepada anggota walaupun ada simpanan di bekatigade (SSPD) sebesar Rp. 129.229.800.


(60)

Asset tahun 2008 sebesar Rp. 47.076.156.163 dan asset tahun 2007 sebesar Rp. 40.352.824.126 jelas adanya penambahan asset sebesar Rp.6.723.332.037 dengan demikian mengalami peningkatan 16,66% dibanding tahun 2007.Pertumbuhan saham dan non saham mengalami peningkatan sesuai dengan pertumbuhan anggota. Penerimaan keuangan dari simpanan anggota (saham) mengalami peningkatan 17,12% dibanding tahun 2007 dimana tahun 2008 sebesar Rp.24.664.737.787 dan tahun 2007 sebesar Rp. 21.057.713.385. Penerimaan keuangan dari simpanan non saham mengalami peningkatan sebesar 12,60% dimana tahun 2008 sebesar Rp. 19.301.739.277 dan tahun 2007 sebesar Rp. 17.141.625.081. Dana cadangan masih dibawah 10% dari total asset yaitu sebesar 1,94% yang berarti dana masih digulirkan kepada anggota walaupun ada simpanan di Bekatide (SSPD) sebesar Rp.191.763.800

Asset tahun 2009 sebesar Rp.55.900.744.731 dan asset tahun 2008 sebesar Rp.47.076.156.163 jelas ada penambahan asset sebesar Rp. 8.124.588.568 dengan demikian mengalami peningkatan 18,75% dibanding tahun 2008.Penenrimaan keuangan dari simpanan anggota (saham) mengalami peningkatan 10,56% dibanding tahun 2008 dimana tahun 2009 sebesar Rp.27.270.359.168 dan tahun 2008 sebesar Rp.24.664.737.787. Penerimaan keuangan dari simpanan non saham menggalami peningkatan 33,35% dimana tahun 2009 sebesar Rp.25.738.316.191 dan tahun 2008 sebesar Rp. 19.301.739.277.


(61)

4.3 Struktur Organisasi CU Cinta Mulia

Dalam manjalankan kegiatan suatu badan usaha dibutuhkan struktur organisasi yang baik agar usahanya berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan tugas dan fungsi wewenang dan tanggung jawab yang telah digariskan menurut struktur organisasi yang ada dalam badan usaha tersebut.

Struktur organisasi merupakan suatu sistem pembagian tugas, wewenang, kewajiban, serta hak dan tanggung jawab dalam suatu badan usaha. Dalam menjalankan kegiatannya, suatu badan usaha harus memiliki struktur organisasi yang baik agar semua kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga target ataupun sasaran badan usaha tersebut dapat dicapai.

Demikian juga halnya dalam CU Cinta Mulia, juga terdapat suatu struktur organisasi yang dapat menjelaskan kepada kita akan wewenang dan tanggung jawab, serta hak dan kewajiban setiap pengurus maupun anggota CU tersebut.

4.3.1 Rapat Anggota Tahunan (RAT)

Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan kegiatan anggota koperasi secara rutin dalam mengawasi koperasi sekaligus memberi wewenang ke pada pengurus untuk menjalankan usaha koperasi sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditentukan AD (Anggaran Dasar)/ART (Anggaran Rumah Tangga) dan keputusan pada Rapat Anggota Tahunan.

Hal ini sesuai dengan isi Undang – Undang No. 25 tahun 1992, yang menyatakan bahwa setiap koperasi selambat-lambatnya melaksanakan RAT pada bulan Maret setiap tahun guna meminta pertanggung jawaban kegiatan koperasi tahun


(62)

buku sebelumnya dan mengesahkan laporan serta program kerja tahun buku yang akan datang dari pengurus dan badan pengawas.

RAT juga memberikan wewenang kepada badan pengawas mewakili seluruh anggota untuk melaksanakan pengawasan secara rutin jalannya kegiatan-kegiatan koperasi.

4.3.2 Keanggotaan CU Cinta Mulia

Adapun syarat/ketentuan untuk dapat masuk menjadi anggota CU Cinta Mulia, yakni :

Bertempat tinggal di daerah Commond Bond (wilayah pemersatu) Pematang Siantar dan kabupaten Simalungun.

1) Mengajukan permohonan menjadi anggota

2) Mengikuti pedidikan dasar dan lulus yang ditandai dengan perolehan sertifikat. 3) Membayar kewajiban dasar seperti:

- Uang pangkal - Simpanan pokok - Simpanan wajib


(63)

4.3.3 Hak dan Kewajiban Anggota a. Hak – hak anggota

1. Memperoleh pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh CU Cinta Mulia. 2. Memperoleh pelayanan keuangan simpan pinjam sesuai dengan ketentuan yang

berlaku pada CU Cinta Mulia.

3. Menyampaikan pendapat sesuai dengan prosedur yang berlaku baik pada RAT maupun pada hal tertentu.

4. Memperoleh hasil keuntungan dari koperasi yang disebut dengan deviden. 5. Dipilih dan memilih pengurus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Kewajiban – kewajiban Anggota

1. Melaksanakan ketentuan – ketentuan pelayanan pendidikan 2. Melaksanakan ketentuan – ketentuan simpan pinjam

3. Melaksanakan kewajiban – kewajiban keanggotaan lainnya. 4. Mengikuti kegiatan RAT sekali dalam setahun.

Sesuai dengan keterangan yang diperoleh penulis dari buku RAT (Rapat Anggota Tahunan) CU Cinta Mulia untuk periode beberapa tahun terakhir, pertambahan anggota cukup signifikan, seperti dari tahun 2002 hingga tahun 2006. dimana jumlah anggota pada tahun 2002 jumlah anggota adalah sebanyak 2.160 (dua ribu seratus enampuluh) orang meningkat menjadi 3.622 (tiga ribu enam ratus dua puluh dua) orang pada tahun 2003.

Demikian juga pada tahun – tahun berikutnya semakin meningkat hingga mencapai 12.687 (dua belas ribu enam ratus delapan puluh tujuh) orang pada tahun


(64)

2006. Berarti selama 3 tahun berturut – turut terjadi pertambahan anggota sebanyak 9.065 (sembilan ribu enam puluh lima) orang. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja staf bagian Prombang (promosi dan pengembangan) cukup memuaskan.

Dari 30 (dua puluh) orang responden, semuanya menyatakan bahwa pertama sekali mereka mendengar istilah CU (Credit Union) adalah di beritahu oleh teman/kerabat. Dan kemudian tertarik masuk menjadi anggota CU karena dapat memperoleh kredit dengan bunga ringan dan menurun serta prosedur yang mudah.

Pertambahan anggota yang cukup menggembirakan tersebut terlihat sejak CU mulai melakukan berbagai gebrakan – gebrakan baru pada tahun 2000, seperti :  Memperluas wilayah pemersatu (common bond)

 Membeli tanah dan membangun kantor  Mulai melengkapi sarana dan prasarana  Merekrut sumber daya pengelola  Menciptakan produk – produk baru

Setelah memperoleh kredit, responden mengaku telah memanfaatkan kredit tersebut untuk kebutuhan usaha yakni menambah modal usaha dan juga kebetulan responden yang menjadi sample adalah para pengusaha mikro, kecil dan menengah. Sehingga 100% jenis kredit yang di miliki responden adalah jenis kredit produktif.


(1)

7. Jika sebagian sumber pembiaya ialah dana sendiri, keluarga, teman, dan mitra usaha, apa alasan perusahaan Anda memilih sumber pembiayaan tersebut?

(sesuai urutan masing-masing alasan 1, 2, 3, atau 4)

No Alasan Pemilihan Jawaban

()

Urutan

1 Urusan kredit perbankan lebih sulit 2 Bunga kredit perbankan lebih besar

3 Tidak mempunyai agunan yang yang memadai 4 Tersedianya dana yang lebih murah

5 Lainnya:

8. Pernahkan anda gagal, mendapatkan pinjaman walaupun sudah melakukan pinjaman?

No. Jawaban Jumlah Ditolak Lembaga Peminjam

1 Ya, pernah 2 Tidak pernah

9. Alasan penolakan pinjaman dari lembaga keuangan tersebut? 3 Pelayanan lebih memuaskan

4 Hubungan baik dengan pengelola 5 Kerahasiaan lebih terjamin 6 Bunga rendah

7 Kemudahan dalam membayar cicilan


(2)

No. Jawaban Berikan Tanda ()

1 Agunan tidak mencukupi

2 Tidak ada agunan yang memenuhi persyaratan 3 Alasan yang berbelit-belit

4 Lainnya:

10. Setelah mendapatkan pinjaman, untuk apa uang tersebut digunakan?

No. Jawaban Keterangan Maksud/Tujuan

1 Menambah Modal Usaha 2 Membeli Barang

3 Membuat Usaha Baru 4 Keperluan Lainnya:

11. Kehidupan usaha setelah mendapatkan pinjaman: (lingkari jawaban yang sesuai)

No. Pertanyaan Sangat

Barkurang

Berkurang Tetap Meningkat Sangat Menigkat

A. Omset Produksi 1 2 3 4 5

B. Nilai Penjualan 1 2 3 4 5

C. Wilayah Penjualan 1 2 3 4 5

D. Total Laba 1 2 3 4 5

E. Jumlah Karyawan 1 2 3 4 5

F. Asset Perusahaan 1 2 3 4 5

12. Kehidupan rumah tangga sesudah mendapatkan pinjaman: (lingkari jawaban yang sesuai)

No. Pertanyaan Sangat

Barkurang

Berkurang Tetap Membaik Sangat Menigkat

A. Rumah 1 2 3 4 5

B. Kenderaan Bermotor 1 2 3 4 5

C. Televisi 1 2 3 4 5

D. Radio / Tape 1 2 3 4 5

E. Furniture / Perabot RT 1 2 3 4 5

F. Pendapatan RT 1 2 3 4 5

G. Tabungan RT 1 2 3 4 5

13. Jika usaha Anda mempunyai kelebihan dana dalam dua tahun terakhir, bagaimanakah cara Anda mengelolanya?


(3)

No. Keterangan Pilihan Jawaban ()

Urutan

1 Melakukan investasi baru 2 Investasi disektor properti/tanah 3 Deposito

4 Tabungan 5 Valuta asing

6 Obligasi pemerintah RI

7 Pinjamkan kepada mitra bisnis 8 Membeli barang kebutuhan

14. Jika ya, dalam rangka apa Anda meminjam (boleh dari satu jawaban dengan memberi nomor urutannya)

No. Keterangan Urutan Jawaban

1 Kredit Baru

2 Penjadwalan kembali kredit lama 3 Perpanjangan kredit lama

16. Apakah Anda pernah menunggak pembayaran cicilan pinjaman selama ini? a. Pernah b. Tidak pernah (lanjut ke no 18)

17. Alasan Anda sampai menuggak pembayaran cicilan tersebut?

No. Alasan Pilihan () Urutan

1 Cicilan terlalu berat

2 Ada keperluan mendesak lainnya 3 Bunga terlalu tinggi

4 Tidak perlu dikembalikan, karena pinjaman tersebut adalah bantuan pemerintah

5 Tidak ada hukuman kalau tidak membayar pinjaman 6 Lainnya:


(4)

18. Berapa persen dari nilai kredit yang Anda mohon dapat dipenuhi oleh lembaga keuangan?

(_____%)

19. Apakah pinjaman tersebut mencukupi untuk kegiatan usaha Anda? 1.Sangat Kurang 2.Tidak Mencukupi 3.Kurang Mencukupi 4.Cukup 5.Sangat Mencukupi

20. Apakah perusahaan Anda berencana mengajukan permohonana kredit baru ke lembaga keuangan pada tahun mendatang?

a. Ya, kepada:____________________ b. Tidak

21. Jika ya, kredit apa dan berapa jumlah yang akan Anda usulkan?

No. Jenis Kredit Jumlah Kebutuhan (Rp)

Bunga Ideal (%)

Keterangn

1 Investasi Pengembangan 2 Investasi baru

3 Modal kerja 4 Konsumsi

22. Jika tidak berencana mengajukan kredit baru, kenapa demikian? _______________________________________________________ _______________________________________________________

23. Jika perusahaan Anda mengajukan permohonan pada lembaga keuangan apa yang akan Anda pilih?

_________________, karena _____________________ (Nama Lembaga) (Alasan)

24. Apakah selama ini ada bank yang melakukan pendekatan kepada perusahaan Anda agar membuka rekening pada bank mereka?

a. Ya, yaitu Bank ________________ b. tidak

25. Apakah selama ini ada bank yang melakukan pendekatan agar perusahaan Anda mengajukan permohonan kredit?

a. Ya, yaitu Bank_________, _________, ________ b. Tidak

26. Apakah perusahaan Anda berencana melakukan ekspansi bisnis dalam 1-5 tahun mendatang?


(5)

b. Tidak, karena ___________________________________________ 27. Jika perusahan Anda melakukan ekspansi dari manakah sumber

pembiayaannya?

No. Sumber Pembiayaan Juta (Rp) %

1 Dana Sendiri

2 Pinjaman keluarga/teman 3 Pinjaman mitra usaha 4 Kredit perbankan 5 Lainnya:

28. Apakah Anda pernah mengikuti pembinaan non finansial yang dilakukan oleh lembaga tertentu?

a. Ya, dari

:___________________________________________________ berupa :

___________________________________________________ b. Tidak

29. Menurut hemat Anda, apakah pembinaan non finansial tersebut bermanfaat untuk: (beri tanda √)

No. Manfaat Kegiatan 1 2 3 4 5

1 Meningkatkan produksi 2 Meningkatkan omset 3 Meningkatkan laba 4 Memperluas jaringan 5 Memperluas pemasaran

Petunjuk untuk No. 29 & 30: (1. sangat tidak bermanfaat 2. tidak bermanfaat 3. kurang bermanfaat 4. cukup bermanfaat 5. sangat bermanfaat)

30. Menurut hemat Anda, apakah pinjaman/kredit yang diberikan lembaga keuangan berperan dalam pengembangan usaha Anda selama ini?


(6)

1 Meningkatkan produksi 2 Meningkatkan omset 3 Meningkatkan laba 4 Memperluas jaringan 5 Memperluas pemasaran

31. Menurut pendapat Anda, jenis lembaga mana yang lebih berperan dalam pengembangan usaha mikro dan kecil?

No. Sumber Pembiayaan Pilihan jawaban () urutan

1 Pinjaman mitra usaha 2 Bank

3 BPR/BPRS

4 Koperasi Simpan Pinjam 5 Credit Union

6 Tengkulak 7 Pegadaian 8 Lain-lain:

32. Menurut Anda, pihak mana lagi yang perlu berperan dalam pengembangan usaha Anda?

No. Lembaga Peran yang diharapkan

1 Pemerintah 2 LSM 3 Lainnya

Pengisi kuisioner

Nama :_________________

Jabatan :_________________

Tanda Tangan :_________________