8
signifikan, kedua - menentukan fungsi-fungsi utama dan standarstandar kinerja, ketiga - menentukan kegagalan-kegagalan fungsi yang mungkin
terjadi, keempat - menentukan modus-modus kegagalan yang mungkin terjadi dan dampak-dampaknya, kelima - memilih taktik perawatan
layak dan efektif, keenam - penjadwalan dan pelaksanaan taktik yang dipilih, dan ketujuh - mengoptimalkan taktik dan program Moubray ,
1997. Berbagai alat yang digunakan untuk meningkatkan keefektifan pemeliharaan meliputi Analisa Mode Kegagalan dan Dampaknya
Failure Mode and Effect Analysis - FMEA, Analisa Efek Mode Kegagalan dan Kekritisan Failure Mode Effect and Criticality Analysis
- FMECA, Physical Hazard Analysis PHA, Fault Tree Analysis FTA, Optimalisasi Fungsi Pemeliharaan Optimizing Maintenance
Function - OMF dan Hazard Operability HAZOP Analisis.[3]
7. Productive Maintenance PrM
Diartikan sebagai pemeliharaan yang paling ekonomis yang meningkatkan produktivitas peralatan. Tujuan pemeliharaan produktif
adalah untuk meningkatkan produktivitas dari suatu peralatan dengan mengurangi biaya keseluruhan peralatan sepanjang usia pakainya dari
tahapan desain, fabrikasi, operasi dan pemeliharaan, dan menekan kerugian yang disebabkan oleh menurunnya kehandalan dan kinerja
peralatan. Karakteristik utama dari filosofi pemeliharaan ini adalah kehandalan peralatan dan fokus kemampuan-perawatan, disamping
kesadaran atas biaya-biaya kegiatan pemeliharaan. Strategi yang melibatkan semua kegiatan untuk meningkatkan produktivitas peralatan
dengan melakukan PM, CM dan MP sepanjang siklus hidup peralatan ini disebut Pemeliharaan Produktif Wakaru dan Bhadury, 1988.[3]
8. Computerized Maintenance Management System CMMS
Komputerisasi sistem menejemen pemeliharaan membantu dalam mengelola berbagai informasi mengenai tenaga kerja pemeliharaan,
persediaan suku cadang, jadwal perawatan perbaikan peralatan, dan riwayat mesin. Sistem ini dapat digunakan untuk merencanakan dan
menjadwalkan perintah - perintah kerja pemeliharaan, mempercepat
Universitas Sumatera Utara
9
pengiriman panggilan gangguan, dan untuk mengelola beban kerja perawatan secara keseluruhan. CMMS juga dapat digunakan untuk
mengotomatisasi fungsi PM, dan untuk membantu mengendalikan persediaan pemeliharaan dan pembelian bahan. CMMS berpotensi
memperkuat kemampuan pelaporan dan analisa Hannan dan Keyport, 1991; Singer, 1999. Kemampuan CMMS untuk mengelola informasi
pemeliharaan berkontribusi meningkatkan komunikasi dan kemampuan pengambilan keputusan dalam fungsi pemeliharaan Higgins dan kawan-
kawan, 1995. Aksesibilitas informasi dan hubungan komunikasi pada CMMS meningkatkan komunikasi yang lebih baik mengenai kebutuhan
perbaikan dan prioritas kerja, koordinasi ditingkatkan melalui hubungan kerja yang lebih erat antara pemeliharaan dan produksi, dan peningkatan
responsivitas pemeliharaan Dunn dan Johnson, 1991.[3]
9. Total Productive Maintenance TPM