10
peralatan yang ada dengan mengurangi tingkat kesalahan dan kecelakaan. TPM adalah inisiatif manufaktur kelas dunia World Class
Manufacturing - WCM yang bertujuan untuk mengoptimalkan keefektivitasan peralatan pabrik Shirose, 1995. Dimana departemen
pemeliharaan secara tradisional adalah pusat dari pengelolaan program pemeliharaan preventif PM, disisi lain TPM merangkul pekerja dari
semua departemen dan tingkatan, dari pekerja pabrik hingga eksekutif senior, dalam upaya memastikan pengoperasian peralatan yang
efektif.[3]
2.3 Elemen Dasar Pemesinan
Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis
proses pemesinan harus dipilih sebagai sesuatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuat benda kerja. Bagi suatu tingkat proses,
ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut tercapai. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram sebelum terpotong. Selain itu, setelah berbagai aspek teknelogi ditinjau, kecepetan
pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Pekerjaan seperti ini akan ditemui dalam setiap
perencanaan proses pemesinan. Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses pemesinan yaitu : [4]
1. Kecepatan potong Cutting speed : v mmin
2. Kecepatan makan Feeding speed : v
f
mmmin 3. Kedalaman potong Depth of cut
: a mm 4. Waktu pemotongan Cutting time : t
c
min 5. Kecepatan penghasilan geram
Rate of metal removal : Z cm
3
min
Elemen proses pemesinan tersebut v, v
f
, a, t
c
, dan Z dihitung berdasarkan dimensi kerja benda kerja danatau pahat serta besaran dari
mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat diatur ada bermacam –
macam tergantung pada jenis mesin perkakas. Oleh sebab itu, rumus yang
Universitas Sumatera Utara
11
dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemesinan dapat berlainan. Pertama
– tama akan ditinjau proses pemesinan yang umum di kenal yaitu proses bubut. Ddengan memahami proses bubut dapatlah hal ini dipakai
sebagai acuanreferensi untuk membandingkannya dengan proses pemesinan yang lain yaitu proses sekrap, proses gurdi, proses freis. Proses
pemesinan yang lain tidak perlu ditinjau karena mereka serupa. Untuk setiap proses yang ditinjau akan diperkenalkan dua sudut pahat yang penting yaitu
sudut potong utama principal cutting edge angle dan sudut geram rake angle . Kedua sudut tesebut berpengaruh antara lain pada penampang
geram, gaya pemotongan, serta umur pahat. Dengan memperhatikan dua sudut ini pada setiap proses pemesinan yang ditinjau dapatlah disimpulkan
bahwa sesungguhnya semua proses pemesinan adalah serupa.[5]
2.4 Mengenal Proses Pemesinan