Ketentuan Umum Ketentuan Umum dan Dasar Hukum Pajak Air Tanah

1.15. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administratif berupa bunga dan atau denda. 1.16. Surat Keputusan Pembentulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, keselahan hitung, danatau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang- undangan perpajakan Daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan. 1.17. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan Wajib Pajak. 1.18. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk menumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan rugi laba pada periode Tahun Pajak tersebut. 1.19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah. 1.20. Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib pajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 1.21. Putusan Banding adalah putusan Badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak. 1.22. Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 1.23. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang Daerah yang ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan Daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Daerah.

2. Dasar Hukum

Dasar hukum atas pengenaan maupun pemungutan Pajak Air Tanah adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 ini merupakan perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000. Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini dilakukan untuk menyempurnakan sistem perpajakan Daerah secara optimal guna mendukung suksesnya sistem otonomi daerah yang berlaku saat ini. Penyempurnaan dan perubahan terus-menerus dilakukan dalam sistem perpajakan Daerah mengingat adanya perkembangan ekonomi global yang berkembang demikian pesatnya yang telah menyebabkan pula timbulnya persaingan global yang mau tidak mau memaksa untuk dilakukannya perubahan. Salah satu hal yang penting dari perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini adalah penyerahan hak dan wewenang pengelolaan Pajak Air Tanah dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah KabupatenKota yang ditindaklanjuti dalam Peraturan Daerah kota Medan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Walikota Medan Nomor 34 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah kota Medan Nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah.

D. Subjek dan Objek Pajak Air Tanah

1. Subjek Pajak Air Tanah

Secara umum yang disebut sebagai subjek pajak bagi pajak Daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak. Berkaitan dengan Pajak Air Tanah, maka yang disebu subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan danatau pemanfaatan Air Tanah. Subjek pajak akan menjadi wajib pajak apabila yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah sebagai wajib pajak daerah. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Wajib Pajak Air Tanah diwajibkan untuk melakukan pembayaran Pajak Air Tanah yang terutang, termasuk dalam pengertian wajib pajak ini adalah pemungut atau pemotong pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan umum peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

2. Objek Pajak Air Tanah

Objek pajak adalah sesuatu yang dapat dijadikan sasaran pengenaan pajak. Dengan demikian yang dimaksud dengan objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan danatau pemanfaatan air tanah. Dikecualikan dari Objek Pajak Air Tanah adalah: a. Pengambilan, danatau pemanfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, serta peribadatan; dan b. Pengambilan, danatau pemanfaatan air tanah oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

E. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Air Tanah

Sebelum melakukan perhitungan atas besarnya Pajak Air tanah yang terutang maka terlebih dahulu yang harus diketahui adalah Dasar Pengenaan Pajak DPP dan Tarif Pajak yang berlaku.

1. Dasar Pengenaan Pajak Air Tanah

Berdasarkan pasal 69 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan pasal 4 Peraturan Daerah Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah, Dasar Pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai Perolehan Air Tanah. Nilai Perolehan Air Tanah yang dimaksud dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut : a. Jenis sumber air b. Lokasi sumber air c. Tujuan pengambilan danatau pemanfaatan air d. Volume air yang diambil danatau dimanfaatkan e. Kualitas air f. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan danatau pemanfaatan air

2. Tarif Pajak Air Tanah

Berdasarkan besarnya pokok Pajak Air Tanah yang terutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif dengan dasar pengenaan pajak. Adapun tarif Pajak Air Tanah dalam pasal 5 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2011 dikenakan sebesar 20 dua puluh persen.

F. Tata Cara Pemungutan dan Perhitungan Pajak Air Tanah

1. Tata Cara Pemungutan Pajak Air Tanah

Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan pemerintah daerah dan