Tata Cara Pemungutan Pajak Air Tanah

Analisa Proses Pemungutan Pajak Air Tanah Sejak berlakunya Otonomi Daerah sebagai salah satu komponen Pemerintah Pusat secara otomatis pemerintah daerah memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengisi kas pemerintahannya, melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh daerah tersebut. Pemerintah daerah memiliki keleluasaan yang utuh dalam penyelenggaraan pemanfaatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. Salah satu pemanfaatan sumber daya tersebut adalah Air Tanah yang dimiliki. Maka ditetapkannya Pajak Air Tanah oleh pemerintah Daerah untuk menghimpun dana bagi pembangunan daerah. Pajak Air Tanah menjadi salah satu unsur didalam Pendapatan Asli Daerah PAD. Untuk meningkatkan PAD tersebut dilakukannya proses pemungutan Pajak Air Tanah yang berlangsung terus-meneus setiap tahunnya. Dinas pendapatan Kota Medan yang menjadi tempat proses pemungutan Pajak Air Tanah tersebut dilakukan, telah melaksanakan Peraturan Daerah kota Medan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Walikota Medan Nomor 34 tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah. Namun penerimaan Pajak Air Tanah masih belum terealisasi dengan baik. Maka hal ini perlu mendapatkan perhatian dari banyak pihak, bukan saja oleh Dinas Pendapatan tetapi juga dari Wajib Pajak itu sendiri. Yang dimana memiliki kewajiban untuk membayar pajak terutang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dinas Pendapatan Kota Medan dapat melakukan penyuluhan atau pendekatan kepada Wajib Pajak yang belum memahami atau mengetahui bagaimana proses pemungutan Pajak Air Tanah tersebut mulai dari pendaftaran, penetapan pajak dan proses pembayaran pajak tersebut. Apabila Dinas Pendapatan Kota Medan dan Wajib Pajak dapat bekerjasama dalam proses pemungutan Pajak Air Tanah dengan ketentuan yang berlaku maka penerimaan Pajak Air Tanah pasti terlaksana dengan baik dan target penerimaan Pajak Air Tanah yang ditetapkan pasti dapat terpenuhi.

2. Tata Cara Perhitungan Pajak Air Tanah

Dalam perhitungan Pajak Air Tanah yang mana perhitungannya berdasarkan pengenaan Pajak Air Tanah dikalikan dengan tarif sebagai berikut : Gambar 3.1 Rumus Perhitungan Pajak Air Tanah Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan 2015 Contoh Perhitungan : PT. Andika Jaya Corporation, perusahaan industri sirup di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara memanfaatkan air tanah untuk bahan baku produknya. Meteran air menunjukkan angka awal 15.500 m3 dan angka akhir 20.200 m3. Bila Pemerintah Kota Medan menetapkan Harga Dasar Air HDA Rp. 805,- m3 dan tarif 20, berapakah besarnya Pajak Air Tanah yang terhutang? Jawab: Pajak Air Tanah Terutang = Tarif × Nilai Perolehan Air Tanah volume air × Harga Dasar Air 20 × 4700 m3 × Rp. 805,- = Rp. 756.700,-

G. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Air Tanah

1. Pendaftaran Atas PengambilanPemanfaatan Air Tanah

Berdasarkan ketentuan yang tertuang di dalam Peraturan Daerah kota Medan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Walikota Medan Nomor 34 tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah bahwasanya setiap orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan danatau pemanfaatan Air Tanah harus mengurus izin retribusi pengeboran kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu khususnya wilayah kota Medan untuk kemudian Dasar Pengenaan = Nilai Perolehan Air Tanah Pajak Air Tanah terutang = Dasar Pengenaan × tarif diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWPD oleh Dinas Pendapatan Kota Medan dan ditetapkan sebagai Wajib Pajak Daerah khusunya Pajak Air Tanah. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendaftar sebagai Wajib Pajak Daerah adalah sebagai berikut : a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP pemilik atau penanggung jawab perusahaan b. Fotocopy izin pengambilan dan pemanfaatan Air Tanah c. Fotocopy pembayaran Pajak Air Tanah Terakhir

2. Penilaian Atas PemanfaatanPengambilan Air Tanah

Untuk memperoleh Nilai Perolehan Air Tanah sebagai Dasar Pengenaan Pajak Air Tanah ditentukan dengan beberapa faktor antara lain sebagai berikut : a. Komponen Nilai Perolehan Air b. Komponen Kompensasi Peruntukkan dan Pengelolaan Air Tanah c. Kriteria Golongan d. Perhitungan Faktor Nilai Perolehan Air Tanah e. Perhitungan Harga Air Baku untuk Air Tanah

H. Hak-hak Wajib Pajak Air Tanah

1. Keberatan

1.1.Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk atas suatu : a. Surat ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil 1.2.Tata Cara Pengajuan Keberatan Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak yang diajukan oleh Wajib Pajak harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. Mengemukakan dengan data atau bukti bahwa jumlah pajak yang terutang yang ditatapkan tidak benar. b. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. c. Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak. d. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud diatas tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak dipertimbangkan. e. Tanda penerimaan Surat Keberatan yang diberikan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atau tanda pengiriman Surat Keberatan melalui surat pos tercacat sebagai tanda bukti penerimaan Surat Keberatan. f. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama dua belas bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. g. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. 1.3.Hasil Keputusan Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang. Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50 lima puluh persen dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.