2. Banding
2.1.Tata Cara Banding Apabila Wajib Pajak yang bersangkutan tidak sependapat dengan Surat
Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala Daerah, maka Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding. Tata cara permohonan banding sebagai
berikut : a.
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah. b.
Permohonan banding sebagaimana dimaksud diatas 2.1 diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan-alasan yang jelas
dalam jangka waktu tiga bulan sejak keputusan diterima, dengan melampirkan salinan surat keputusan keberatan tersebut.
c. Terhadap satu keputusan diajukan satu surat banding.
d. Pada surat banding dilampirkan salinan keputusan yang dibanding.
e. Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar
pajak sampai dengan satu bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
2.2.Putusan Banding oleh Peradilan Pajak Putusan peradilan pajak merupakan utusan akhir dan mempunyai kekuatan
hukum tetap, putusan dapat berupa : a.
Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan untuk paling lama 24 dua puluh empat dihitung sejak bulan pelunasan
sampai dengan diterbitkan SKPDLB. b.
Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100
seratus persen dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan. Permohonan pengembalian pembayaran pajak
dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama satu bulan.
I. Potensi Pajak Air Tanah
1. Potensi Objek Pajak Air Tanah
Potensi objek Pajak Air Tanah yang dimiliki oleh Kota Medan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah PAD sangat potensial, ini bisa dilihat dari pencapaian
terget ditahun pertama pengelolaan Pajak Air Tanah oleh Dinas Pendapatan Kota Medan, yang nantinya bisa diketahui seberapa besar kontribusi Pajak Air Tanah
terhadap PAD Kota Medan. Hal ini disebabkan karena wilayah kota Medan yang banyak terdapat perusahaan yang bergerak di bidang industri yang menggunakan
bahan baku air tanah.
2. Potensi Subjek Pajak Air Tanah
Jumlah Wajib Pajak Air Tanah di Kota Medan cukup potensial untuk menunjang PAD yang berasal dari Pajak Air Tanah. Berikut data jumlah Wajib
Pajak Air Tanah Kota Medan Tahun Pajak 2015.
Tabel 3.1 Data Jumlah Wajib Pajak Air Tanah
No Wilayah
Jumlah WP
1 UPT I
Medan Kota 44
Medan Amplas 24
Medan Denai 10
Medan Area 4
2 UPT II
Medan Tembung 1
Medan Perjuangan 7
3 UPT III
Medan Petisah 41
Medan Sunggal 18
Medan Helvetia 10
4 UPT IV Medan Barat
72 Medan Timur
25 5
UPT V Medan Polonia
22 Medan Maimun
13 Medan Baru
13 6
UPT VI Medan Tuntungan
14 Medan Selayang
1 Medan Johor
30
No Wilayah
Jumlah WP
7 UPT VII
Medan Belawan 50
Medan Marelan 10
Medan Deli 23
Medan Labuhan 50
Total Wajib Pajak 482
Sumber : Dinas Pendapatn Kota Medan 2015
Keterangan : Dari Tabel 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak Air Tanah yang
ada di wilayah Kota Medan ada 482 Wajib Pajak. Jumlah ini tentu saja cukup potensial dan tentunya Pemerintah Kota Medan yang dalam hal ini merupakan
kewenangan dari Dinas Pendapatan Kota Medan harus lebih menggali lagi potensi yang ada untuk meningkatkan jumlah Pajak Air Tanah agar Penerimaan Asli
Daerah PAD Kota Medan dapat lebih ditingkatkan dari sektor Pajak Air Tanah.
J. Target dan Realisasi Pajak Air Tanah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Kota Medan, target dan realisasi penerimaan Pajak Air Tanah yang diperoleh Dinas Pendapatan Kota
Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pajak Air Tanah Kota Medan
Tahun Target Rp
Realisasi Rp Persentase
2011 2.830.000.000,00
3.067.489.752,28 108,39
2012 7.500.000.000,00
7.838.435.113,20 104,51
2013 7.500.000.000,00
8.133.193.442,39 108,44
2014 7.500.000.000,00
8.903.934.344,91 118,72
Sumber : Dinas Pendapatan kota Medan 2015
Keterangan: Berdasarkan Tabel 3.2 dari tahun 2011 hingga tahun 2014 penerimaan dari
Pajak Air Tanah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, apalagi jika dilihat pada tahun 2014, hal ini tentunya dapat membangun pemikiran yang positif dari
masyarakat bahwa pihak-pihak yang terkait dalam pemungutan Pajak Air Tanah menjalankan peran dan fungsinya masing-masing, namun perlu diperhatikan