Sistem Pembagian upah di Tangkahan UD. Budi Jaya

106 hubungan seperti hubungan sosial, ekonomi dan budaya yang menyebabkan keduanya sangat bergantung satu sama lain khususnya dalam membina hubungan ikatan pekerjaan sebagai Patron-klien.

4.3. Sistem Pembagian upah di Tangkahan UD. Budi Jaya

Upah adalah suatu imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang- undang, serta peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja Hijrahman 1984: 137. Dalam suatu tangkahan ststem pembagian upah antara nelayan ABK dan Toke kapal tidak bisa disamakan dengan sistem pembagian upah yang ada di pelabuhan yang mana menerapakan sistem pembagian upah secara industri, hal tersebut terjadi dikarenakan kalau dalam suatu tangkahan yang biasanya ditempati oleh kapal ikan hasil pendapatan yang diperoleh berdasarkan hasil tangkapan ikan pada saat dilaut, hasilnyapun tidak bisa ditentukan dan dipastikan, sedangkan kalau di Pelabuhan yang mana rata-rata ditempati oleh Kapal Very atau Kapal penumpang hasil yang diperoleh sudah bisa dipastikan karena hitungannya berdasarkan jumlah penumpang atau barang yang akan diangkut pada saat kapal mau berangkat. Menurut penuturan informan saya pak Apoy43: “ Sitem pembagian upahnya maunya tidak disamakan deangan sistem industri, karena kapal ikan berbeda sama kapal very atau penumpang soalnya kapal penumpang sudah dapat hasil yang ditetapkan sedangkan kapal ikan tidak bisa dipastikan hasilnya” Universitas Sumatera Utara 107 Maka dengan demikian sistem pembagian upah pada suatu nelayan khususnya antara nelayan ABK dan Toke Kapal, di tangkahan UD. Budi Jaya, adapun perbedaan dari beberapa hasil pembagian upah ditangkahan tersebut, secara keseluruhan jumlah hasil pembagian upah di Tangkahan UD. Budi Jaya lebih cenderung sistem pembagian upahnya berdasarkan persenan yang deperoleh dari hasil penjualan ikan pasa saat didarat, biasanya persen yang diperoleh oleh nelayan ABK jauh lebih sedikit dari jumlah persenan yang diperoleh oleh Toke kapal. Tabel 4.13. Hasil Pembagian Upah di Tangkahan UD. Budi Jaya Kategori Presentase A B C D E 50 untuk Toke Kapal Dan 50 untuk anggota nelayanABK 60 untuk Toke Kapal Dan 40 untuk anggota nelayanABK 70 untuk Toke Kapal Dan 30 untuk anggota nelayanABK 80 untuk Toke Kapal Dan 20 untuk anggota nelayanABK 90 untuk Toke Kapal Dan 10 untuk anggota nelayanABK 18,00 18,00 18,00 16,00 30,00 Jumlah 100,00 N=50 Dari table tunggal diatas dijelaskan kecenderungan nelayan ABK lebih banyak memilih sistem pembagian upah di Tangkahan UD.Budi Jaya yaitu 90 berbanding 10 yang mana Toke kapal mendapatkan 90 dari hasil penjualan ikan sedangkan nelayan ABK hanya mendapatkan 10 dari hasil penjualan ikan pada saat kapal pulang dari laut dengan Presentase 30,00 persen. Universitas Sumatera Utara 108 Menurut penuturan informan saya bang Raja Harahap 44: “ Pembagiannya 90 untuk Toke dan 10 untuk ABK kapal, alasannya itu menurut UUD kapal pukat cincin atau kapal pukat rapat yang ada di Tangkahan UD.Budi Jaya ” Dari hasil diatas besarnya pendapatan yang diterima oleh Toke kapal tidak sebanding dengan pendapat yang diterima oleh nelayan ABK, hal tersebut terjadi karena Toke kapal orang yang membiayai segala keperluan kapal seperti menyediakan bahan bakar, air minum, dan perbekalan nelayan ABK pada saat dilaut, walapun demikian besaran pembagian upah untuk Toke kapal tidak selamanya Toke kapal mendapat banyak untung dari hasil pendapatan ikan karena Toke kapal harus memikirkan modal yang dia keluarkan pada saat dilaut, yang mana 90 dari hasil yang Toke peroleh untuk perbekalan dan membiayai segala keperluan pada saat ikan dibongkar di Tangkahan yaitu membiayai uang lantai, dan membayar karyawan lain seperti Tukang timbang, Tukang pilih dan tukang bongkar. Menurut penuturan informan saya pak Apoy43: “Toke harus membiayai segala keperlaun saat ikan dibongkar di Tangkahan, mebayar uang bongkar, membayar uang lantai, membayar Es batu, membayar gaji karyawan seperti Tukang timbang, dan Tukang pilih” Namun hal itu akan tertupi malahan bisa mendapat keuntunga kalau kapal pulang dengan muatan ikan yang mencukupi atau hasil yang memuaskan, akan tetapi tidak selamanya hasil ikan yang diperoleh dari laut mencukupi, pada saat kapal pulang dari laut tidak membawa ikan yang mencukupi Toke kapal akan sangat kecewa karena modal yang dia keluarkan tidak akan kembali seutuhnya dan ada juga sebagian Toke kapal akan terutang dengan hasil tangkapan yang tidak berikan, karena Toke kapal tetap harus mengeluarkan segala keperluan kapal pada saat sampai didarat yaitu membayar uang bongkar, uang lantai, uang es, atau uang karyawan, dan Universitas Sumatera Utara 109 juga harus tetap mengeluarkan 10 pembagian upah untuk ABK dari hasil penjualan ikan pada saat didarat. Menurut penuturan informan saya pak Apoy43: “ Yang 10 untuk ABK tetap akan dikeluarkan oleh Toke kapal, berikan tidak berikan yang 10 akan tetap kelu ar” Sama halnya dengan Toke kapal, nelayan ABK pun memiliki kerugian dan keuntungan dalam hal sitem pembagaian upah dalam suatu tangkahan UD.Budi jaya, yang mana kerugiaan atau ketidakadilannya yaitu nelayan ABK hanya mendapatkan 10 dari hasil penjualan ikan pada saat kapal selesai dibongkar, Menurut penuturan informan saya bang Tamsir Panggabean 44: “ 10 itu paling tinggi dari penghasilan, yang mana 10 itulah dibagi kepada semua anggota kapal .” Adapun 10 tersebut dibagi kembali kepada setiap anggota kapal menurut jabatan masing-masing yang terdiri dari tekong, apit, kuanca, kenek, tukang lampung, tukang masak, tukang haluan, dan anggota. Yang mana tekong mendapatkan 3 bagi dari hasil penjualan, apit 2½ bagi dari hasil penjualan, kuanca 2 bagi dari hasil penjualan, kenek 1½ bagi dari hasil penjualan, tukang lampung 2 bagi dari hasil penjualan, tukang masak 1½ bagi dari hasil penjualan, tukang haluan 1½ bagi dari hasil penjualan, dan anggota 1 bagi dari hasil penjualan. Menurut Menurut penuturan informan saya bang Buyung 42: “Misalnya hasil dari penjualan ikan Rp. 300.000.000 juta, maka 10 dari hasil penjualan yaitu 30.000.000 juta yang diberikan kepada anggota kapal, yang 30.000.000 juta tersebut dibagi kembali menurut jabatan anggota kapal yaitu 3 bagi untuk tekong, 2½ bagi untuk apit, 2 bagi untuk tukang lampung, 2 bagi untuk kuanca, 1½bagi untuk kenek, 1½bagi untuk tukang masak, 1½ bagi untuk tukang haluan, dan 1 bagi untuk anggota ” Universitas Sumatera Utara 110 Dengan adanya pembagian upah tersebut membuat seorang nelayan akan mendapat perbedaan hasil yang mereka peroleh pada saat ikan sudah dijual, yang menyebabkan nelayan yang memiliki jabatan yang lebih tinggi akan mendapatkan hasil penjualan yang lebih banyak ketimbang seorang nelayan yang hanya memiliki jabatan rendah seperti anggota, yang mana membuat keduanya harus menerima apapun keputusan yang telah disepakati antara sesama nelayan, baik itu antara toke kapal dengan nelayan ABK atau juga antara sesama anggota nelayan. Walaupun besaran yang diterima nelayan ABK tidak sebanding dengan Toke kapal yang mana nelayan ABK hanya mendapat 10 dari hasil penjualan yang mana hasil tersebut dibagi kembali menurut jabatan masing-masing, sedangkan Toke kapal mendapatkan 90 dari hasil penjulan ikan, namun tidak selamanya nelayan ABK merasa dirugikan, adanya beberapa keuntungan yang diterima nelayan ABK membuat nelayan tersebut medapat penghasilan tambahan yang diperoleh pada saat kapal pulang dari laut, adapun keuntungan tersebut berupa terdapatnya ikan pancing yang mereka peroleh dari laut, yang mana ikan hasil pancing tersebut menjadi hak tersendiri bagi nelayan ABK yang mana mereka bebas menjual hasil tangkapan tersebut, walaupun ikan pancing mereka dapat dari kapal yang nelayan tumpangi pada saat dilaut, tapi ikan pancing tersebut menjadi hak khusus bagi nelayan ABK dan hasil yang diperoleh menjadi hak pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan Toke kapal. Menurut penuturan informan saya bang Herman 32: “Dilihat dari hasil penjualan ikan, kalau banyak ikan terjuala sesuai, kalau tidak banyak yang terjual tidak sesuai, untung saja ada pertolongan ikan pancing yang kita dapat dari laut” Universitas Sumatera Utara 111 Dalam hal ini ada juga keuntungan lain yang diterima oleh nelayan ABK, akan tetapi keuntungan tersebut tidak semua nelayan ABK bisa mendapatkannya karena hanya orang-orang yang memiliki jabatan tinggilah dalam sebuah kapal yang bisa mendapatkannya yang mana jabatan yang mendapat keuntungan lebih yaitu toke kapal, apit karena keduanya sama-sama mendapat gaji bulanan dari toke kapal dan mendapatkan bonus tambahan kalau hasil tangkapan ikan lumayan atau mencukupi Menurut penuturan informan saya pak Apoy43:. “ Tekong mendapatkan 200 kg dari hasil tangkapan ikan dan apit mendapatkan 50.000 kg dari hasil tangkapan ikan itu lah yang dikumpulkan oleh toke kapal untuk membayar uang bulanan tekong dan apit, atau kalau hasil tangkapan ikan lumayan, diberikan jasa berupa ada sebagian bonus yang diterima oleh tekong dan apit” Dengan demikian dalam sistem pembagian upah yang berada di Tangkahan UD.Budi jaya kecenderungan Toke kapal memang mendapatkan hasil pembagian yang tidak seimbang dengan nelayan ABK, tetapi dibalik semua itu adanya beberap keuntungan dan kekurangan yang diterima keduanya menyebabkan hubungan patron-klien tersebut berjalan dengan lancar walaupun akhirnya Toke kapal juga yang mendapat keuntungan lebih, setidaknya ada kebebasan atau keistimewahan tersendiri bagi nelayan ABK dalam hal hasil pembagian upah, walaupun sedikit tapi keuntungan tersebut bisalah memenuhi kebutuhan hidup keluarga nelayan ABK khusunya di Tangkahan UD.Budi Jaya. Universitas Sumatera Utara 112 Foto 12. Suasana nelayan ABK pada saat pembagian PU disebuah warung Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 Dari gambar diatas dijelaskan bahwa seorang Tekong kapal sedang membagi hasil pembagian upah, yang mana proses pembagian upah terhadapa nelayan ABK biasanya dilakukan disebuah warung yang ditentukan, hasil penjulan ikan biasanya diberikan Toke Kapal kepada Tekong terlebih dahulu, barulah Tekong akan memberikan hasil penjualan atau hasil pembagian upah terhadap nelayan ABK yang lain yang sudah menunggu di sebuah warung yang telah ditentukan.Dalam hal ini adapun cara pembagian upah terhadap nelayan ABK dilakukan dengan cara memanggil satu persatu nama anggota nelayan ABK yag telah ditulis dalam sebuah buku polio, Biasanya nelayan ABK yang telah dipanggil akan mengambil hasil pembagian upah dan menandatangani kolom tanda tangan yang telah disediakan disamping namanya. Maka dengan adanya sistem pembagain upah tersebut nelayan ABK akan mendapatkan penghasilan yang berbeda-beda satu dengan yang lain, oleh sebab itu adapun pendapatan atau penghasilan yang deiperoleh oleh nelayan ABK akan di Universitas Sumatera Utara 113 jelaskan dalam sebuah tabel tunggal dibawah ini yang mana tabel tunggal tersebut akan menjelaskan pendapatan nelayan ABK berdasarkan waktu pulangnya kapal pertama kali, pendapatan yang diperoleh perminggu, perbulan dan pertahun. Tabel 4.14. Jumlah peenghasilan yang dieperoleh nelayan saat kapal pulang pertama kali. Kategori Presentase A B C D 50.000 50.000-75.000 75.000-100.000 100.000 28,00 12,00 28,00 32,00 Jumlah 100,00 N=50 Dari tabel tunggal di atas dapat dijelaskan bahwa pendapatan atau penghasilan yang diperoleh oleh nelayan ABK jika dihitung dalam kapal satu kali pulang dari laut berdasarkan urutan lebih banyak memilih penghasilan 100.000 ribu sekitar 32,00 persen diikuti oleh penghasilan 75.000-100.000 dan 50.000 sekitar 28,00 persen selanjutnya 50.000-75.000 ribu sekitar 12,00 persen pada saat kapal pulang dari laut, kecenderungan perbedaan penghasilan tersebut didasari oleh pendapatan seorang nelayan ABK, semakin tinggi penghasilan didapat semakin tinggi juga pendapatan yang diperoleh, ada juga besaran pendapatan yang diperoleh berdasarkan jabatan setiap masing-masing nelayan ABK, yang mana semakin tinggi jabatan disebuah kapal nelayan semakin tinggi pula penghasilan yang diperoleh atau juga jumlah ikan pancing yang diperoleh nelayan ABK sangat berpengaruh dalam penghasilan yang diperoleh jika kapal pulang pertama kali dari laut. Menurut beberapa penuturan informan saya. Universitas Sumatera Utara 114 Berdasarkan penuturan informan Pak J.Butar-Butar50: “200.000 ribu kalau hasil tangkapan ikan mencukupi, kalau hasil tangkapan ikan kurang rata-rata dapat 45.000-50.000 ribu per satu trip untuk anggota itu pun ikan makan untuk orang rumah tidak dikasih” Berdasarkan penuturan informan bang Herman 32: “Tergantung ikan kalau tidak ada ikan kira -kira cuma satu bak pendapatan yang diperoleh berkisar 500.000 ribu per trip kalau ikan banyak pendapatan tekong berkisar 1000.000 juta per satu kali trip” Berdasarkan penuturan informan bang Raja Harahap41: “ Kalau kuanca kira-kira penghasilan yang diperoleh diatas 100.000 ribu itu pun tidak sesuai harus ada tambahan dari baru dapat memenuhi kebutuhan hidup” Tabel 4.15. Jumlah penghasilan yang dieperoleh nelayan dihitung dalam 1 satu minggu. N=50 Dari tabel tunggal di atas dapat dijelaskan bahwa penghasilan nelayan ABK jika dihitung dalam satu minggu berdasarkan urutan jumlah berkisar rata-rata sebesar 100.000-200.000 ribu sekitar 26,00 persen, di ikuti 50.000-100.000 sekitar 22,00 persen, sealanjutnya 50.000, 500.000 sekitar 18,00 persen dan yang terakhir adalah 200.000-500.000 ribu sekitar 16,00 persen yang mana besaran tersebut sudah termaksud di dalamnya hasil ikan pancing yang diperoleh nelayan ABK pada saat Kategori Presentase A B C D E 50.000 50.000-100.000 100.000-200.000 200.000-500.000 500.000 18,00 22,00 26,00 16,00 18,00 Jumlah 100,00 Universitas Sumatera Utara 115 dilaut, hasil tersebut merupakan pendapatan nelayan ABK yang dihitung berdasarkan 6 – 10 hari pada saat dilaut. Menurut penuturan informan saya bang Raja Harahap 41: “ Penghasilan kira-kira diatas 100.000 ribu biasanya, minimal 400.000 ribu tergantung rejeki kita kalau ikan pancing banyak baru dapat hasil yang memuaskan ” Tabel 4.16. Jumlah penghasilan yang dieperoleh nelayan dihitung dalam 1 satu bulan. N=50 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penghasilan nelayan ABK jika di jumlahkan dalam satu bulan yaitu tergantung berapa trip kapal pergi melaut, biasanya trip kapal berangkat selama satu bulan adalah 2-3 kali tergantung Toke kapal dan hasil tangkapan ikan dilaut. Dengan 2-3 kali berangkat tersebut penghasilan yang didapat oleh nelayan ABK tergantung juga dengan posisi atau jabatan dalam sebuah kapal tersebut, berdasarkan tabel diatas rata-rata pendapatan nelayan ABK ditangkahan UD.Budi jaya menurut urutan jumlah pemilihan yang paling banyak yaitu penghasilan berkisar 50.000 sekitar 48,00 persen, diikuti jumlah penghasilan 800.000-1000.000 juta sekitar 20,00 persen, seterusnya penghasilan 500.000-800.000 sekitar 18,00 persen, selanjutnya penghasilan 1500.000-2000.000 sekitar 10,00 persen, selanjutnya yang terakhir 4.000.000 juta sekitar 8,00 persen. Kategori Presentase A B C D E 500.000 500.000-800.000 800.000-1000.000 1500.000-2000.000 2000.000 44,00 18,00 20,00 10,00 8,00 Jumlah 100,00 Universitas Sumatera Utara 116 Menurut beberapa penuturan informan saya. Berdasarkan penuturan informan Pak J.Butar-Butar50: “Penghasilan perbulan sekitar 250.000 gaji dari toke tidak mencukupi untuk biaya kehidupan sehari- hari” Berdasarkan penuturan informan Hasan basri 44: “ Penghasilan selama satu bulan biasanya 1400.000 karena kapal berangkat Cuma 2 trip saja” Tabel 4.17. Jumlah penghasilan yang dieperoleh nelayan dihitung dalam 1satu tahun. Kategori Presentase A B C D E F 1000.000 1000.000-2000.000 2000.000-3000.000 3000.000-4000.000 4500.000-5000.000 5000.000 16,00 12,00 26,00 6,00 18,00 22,00 Jumlah 100,00 N=50 Dari tabel diatas dapat dijelaskan penghasilan nelayan ABK jika di jumlahkan dalam satu tahun yaitu tergantung trip masing-masing kapal nelayan, di tangkahan UD.Budi jaya biasanya kapal nelayan berangkat selama satu tahun kurang lebih 24-36 trip kapal sekali berangkat, hal itu bisa dihitung karena kapal sekali melaut biasanya memakan waktu selama 6-10 hari ada juga yang 14 hari berkisaran dua minggu tergantung kapal nelayan dan toke kapal. dengan demikian perkiran kapal berangkat berkisar 2-3 trip dalam satu bulan, maka jika perbualan saja kapal berangkat 2-3 trip, dengan kata lain jumlah kapal nelayan berangkat selama 1satu Tahun adalah 24-36 trip, karena dikalikan dengan jumlah trip perbulan dengan 12 bulan persatu Universitas Sumatera Utara 117 tahun.berdasarkan tabel diatas maka pendapatan atau penghasian nelayan ABK ditangkahan UD.Budi jaya menurut urutan jumlah pemilihan yang paling banyak yaitu penghasilan berkisar 2.000.000-3000.000 juta sekitar 26 persen, diikuti jumlah penghasilan 5.000.000 juta sekitar 22,00 persen, seterusnya penghasilan, selanjutnya penghasilan 4500.000-5.000.000 juta sekitar 18,00 persen, selanjutnya 1.000.000 juta sekitar 16,00 persen, selanjutnya penghasilan 1.000.000-2.000.000 juta sekitar 12,00 persen, selanjutnya yang terakhir 3.000.000-4.000.000 juta sekitar 6,00 persen. Menurut beberapa penuturan informan saya. Berdasarkan penuturan informan Pak J.Butar-Butar50: “Penghasilan pertahun sekitar 3.000.000 juta itu pun masuk uang air- sama listrik, mana bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarg” Berdasarkan penuturan informan Raja Harahap 50: “Kira -kira sekitar 15.000.000 juta selama satu tahun kalau sudah ikut uang pancing 20 .000.000 juta penghasilan sealam satu tahun” Maka dengan demikian besaran penghasilan atau pendapatan yang diterima oleh nelayan ABK tergantung pada banyaknya tangkapan ikan di laut, posisi atau jabatan di sebuah kapal nelayan dan banyaknya ikan pancing yang didapat atau juga yang terakhir besarnya bonus yang diberikan oleh Toke kapal pada nelayan ABK yang berada di tangkahan UD.Budi jaya. Universitas Sumatera Utara 118 BAB V PENUTUP

5.1. Analaisa Data