Larasita Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah

Pendaftaran Tanah yang mencakup bidang tanah sejumlah ± 15 juta bidang 23 dari bidang tanah terdaftar.

12. Larasita Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah

Larasita adalah Kantor Pertanahan yang bergerak, dengan adanya pelayanan ini akan terwujud bentuk persamaan pelayanan untuk semua lapisan masyarakat, khususnya masyarakat yang rendah aksesbilitas untuk datang ke Kantor Pertanahan. Percepatan pendaftaran diharapkan dapat terwujud apabila bentuk pelayanan Larasita dapat menjangkau semua wilayah tanah air. Dengan demikian Larasita Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu memiliki motto “menjangkau yang tidak terjangkau” untuk meningkatkan pelayanan pembuatan sertifikat tanah bagi masyarakat di daerah pedalaman. Pelayanan pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu yang berbasis elektronik diharapkan dapat membantu masyarakat yang berada di daerah yang tidak terjangkau untuk mendaftarkan tanahnya. Pengguna dari sisi pemberi pelayanan akan memberikan informasi yang berasal satu sumber sehingga akan menjamin keakuratannya. Masyarakat juga diberikan kemudahan dalam mengakses informasi secara on-line melalui fasilitas kiosk yang berada di loket- loket pelayanan. Komunikasi data secara elektronik merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi yang sangat membantu bagi pengguna. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi pengiriman data dengan koneksi jaringan, merupakan kata kunci dalam inovasi pelayanan berbasis IT yang dikembangkan dalam Larasita. Melalui Larasita pelayanan di kantor pertanahan akan menjadi lebih dekat ke „pelanggan yang tidak berada di Kantor Pertanahan. Karena karakteristik Universitas Sumatera Utara penggunaan teknologi informasi dalam bentuk pelayanan yang diberikan, program Larasita dilaksanakan pada lokasi kantor pertanahan yang sudah menggunakan pelayanan yang berbasis elektronik KKP. Pada awalnya Larasita teknologi komunikasi yang berbasis wifi, memanfaatkan komunikasi gelombang radio yang bekerja pada gelombang dengan frekuensi 2,4 MHz. Kemajuan teknologi yang terus berkembang dan karena alasan lain, saat ini digunakan teknologi koneksi yang berbasis file transfer protocol FTP yaitu internet interconnected network. Operator selular berlomba-lomba untuk memberikan penawaran dalam percepatan pelayanan data antar pengguna semakin memperkuat penggunaan internet dalam koneksi data. Tujuan kegiatan pelayanan Larasita antara lain : a. Menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaan pembaruan agraria nasional reforma agrarian b. Melaksanakan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan. c. Melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah terlantar. d. Melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah yang diindikasikan bermasalah. e. Memfasilitasi penyelesaian tanah yang bermasalah yang mungkin diselesaikan di lapangan. f. Menyambungkan program BPN-RI dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat. g. Meningkatkan legalisasi aset tanah masyaraka. Universitas Sumatera Utara Namun pada kenyaaannya kondisi dilapangan bahwa kegiatan Larasita di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu sudah tidak diadakan lagi sejak tahun 2013 karena dalam pelaksanaannya sarana dan prasarana tidak memadai dan dianggap tidak efektif. Selain alasan sarana dan prasarana masyarakat yang masih kurang sadar akan legalisasi aset tanah yang dimiliki juga menjadi alasan tidak dilanjutkannya larasita tersebut. Masyarakat yang rendah aksesbilitas ke Kantor Pertanahan menganggap bahwa sertifikat tidak terlalu penting. Universitas Sumatera Utara BAB V PENYAJIAN DATA Bab ini berisi penyajian data yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian kelapangan yakni dengan melakukan wawancara dan juga observasi langsung. Dengan penyajian data ini, maka akan memudahkan penulis dalam menganalisis data yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan melalui proses wawancara di Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu. Penulis melakukan sejumlah wawancara dengan beberapa informan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta menyangkut permasalahan penelitian, yakni kepada : Informan dari Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu  Zaharuddin, S.IP : Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian  Togar Silalahi : Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan  Drs. Untung Jauhari, SH : Kepala Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan  Martin Damanik : Operator IT dan Bagian Pengukuran Informan tambahan ada empat orang masyarakat  Masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Panai Tengah, Desa Sei Siarti, Laki-laki 44 tahun  Masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Panai Tengah, Desa Sei Siarti, Laki-laki 50 tahun  Masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Rantau Utara, Kelurahan Padang Matinggi, Perempuan 33 tahun Universitas Sumatera Utara  Masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Rantau Utara, Kelurahan Padang Matinggi, Laki-laki 56 tahun

A. Implemetasi Kebijakan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional

SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu Implementasi Kebijakan SIMTANAS di Kabupaten Labuhanbatu, dapat dilihat dengan membandingkan antara pelayanan dibidang pertanahan sebelum SIMTANAS dan sesudah SIMTANAS diberlakukan. Artinya, apabila isi kebijakan yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat penerima kebijakan maka kebijakan tersebut dianggap berhasil Sebaliknya, apabila masyarakat mengangap bahwa program yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak cukup efektif maka kebijakan tersebut dianggap gagal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni :  Standar dan Sasaran kebijakan  Sumber Daya  Komunikasi antar badan pelaksana  Karakteristik agen pelaksana  Kondisi sosial, ekonomi, dan politik.  Disposisi implementor Pengelolaan data pertanahan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan suatu hal mutlak yang harus dilakukan mengingat bahwa data pertanahan bersifat multi dimensi yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, Universitas Sumatera Utara pertanahan dan kemakmuran, serta sosial budaya masyarakat. Dalam pengelolaannya data pertanahan harus terintegrasi suatu Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS yang menghubungkan dan menyalurkan informasi antar seluruh unit organisasi baik di tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor KabupatenKota. Pengembangan SIMTANAS akan mempunyai akibat positif dan memberikan rasa aman bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap data fisik dan data yuridis suatu bidang tanah. Transparansi data tanah akan semakin meningkat sehingga tumpang tindih kepemilikan tanah tidak akan terjadi karena peta digital yang disediakan akan menunjukkan batas-batas tanah dengan jelas sehingga status tanah dengan mudah dapat diketahui oleh pihak yang bersangkutan. Dalam hal pengelolaan arsip, buku tanah sebagai salah satu arsip dokumen negara yang sangat penting, maka BPN telah mengeluarkan Keputusan Menteri Agraria Kepala BPN No. 19 Tahun 1997 tentang Pedoman Pengurusan Surat dan Pengelolaan Arsip dan Keputusan Kepala BPN No.4 Tahun 1989 tentang Tata Kearsipan BPN, sedangkan dalam rangka pelaksanaan agenda BPN mengenai pembangunan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS dan Sistem Pengamanan Dokumen Pertanahan SPDP kegiatan yang dilakukan antara lain document scanningimaging, pembangunan database tekstual digitalisasi dan validasi, pembangunan database spasial digitalisasi dan validasi. Hal ini sesuai pula dengan Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan khususnya Pasal 1 yang menyatakan bahwa pembangunan SIMTANAS meliputi antara lain penyusunan Universitas Sumatera Utara basis data tanah-tanah di seluruh Indonesia dan penyiapan aplikasi tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tanah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung yang dilakukan oleh penulis pada Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, maka dapat digambarkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Standar dan Sasaran Kebijakan