Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melihat begitu pentingnya peranan perbankan saat ini, maka sebagai sebuah perusahaan, bank didorong untuk lebih efisien dalam mengelola, mempertahankan, dan melaksanakan kegiatan menajemen perusahaannya menjadi lebih profesional. Pesaing di dunia perbankan tidak hanya berorientasi dalam negeri tetapi sudah mengglobal untuk menjawab tantangan di era globalisasi ini. Dengan banyaknya pesaing di dunia perbankan, setiap perusahaan dituntut untuk mampu menampilkan kinerja perusahaan yang terbaik dan strategi yang matang dalam segala bidang termasuk pengelolaan keuangannya. Selain itu, peranan bank sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu, kemajuan suatu bank dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Menurut Abdullah 2003:120, “Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja performance bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank”. Menurut Rivai et al. 2012:1, “ Bank dapat diartikan sebagai badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan kemudian 1 mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Sedangkan menurut Sastradipoera 2001:17, “ Lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat”. Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, “ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Undang-undang tersebut juga menjelaskan bahwa “Perbankan indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Menurut Abdullah 2003:120, “Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba-rugi”. Menurut Wild et al. 2005:36. “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari definisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Harahap 2008:297-298, “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Analisis rasio keuangan pada industri perbankan dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana kecendrungan yang terjadi”. Rasio yang biasa digunakan dalam hal untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah rasio likuiditas, rasio leverage solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Penilaian keputusan berinvestasi dalam pasar modal dan menilai sehat atau tidaknya suatu perusahaan, biasanya dinilai melalui kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai berdasarkan analisis laporan keuangan maupun analisis rasio keuangan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kasmir 2008:253, “ Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan keuangan akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan keuangan juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan keuangan, pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Laporan keuangan bank umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan likuiditas aktiva produktif, rasio keuangan dan laporan posisi keuangan”. PT. Bank Negara Indonesia Tbk, merupakan salah satu bank pemerintah yang ada di Indonesia. Yang kegiatannya hampir sama dengan bank-bank lain, seperti menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa-jasa perbankan berupa save deposit box, kliring, giro, RTGS Real Time Gross Settlement, bank garansi, TT Telegrafic Transfer, dll. Dari hasil kegiatan tersebut, kita dapat menganalisis kinerja suatu bank agar dapat diketahui apakah pengelolaan keuangannya sudah efektif, efisien, dan seberapa besar pertumbuhan keuangannya. Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya. Melihat begitu pentingnya menganalisis kinerja bank pada industri perbankan dan mengingat pentingnya laporan keuangan bagi banyak pihak untuk menghadapi persaingan di bidang perbankan yang semakin ketat, maka penulis melakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan dengan judul“Analisis Rasio Keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk Periode 2012-2014”.

B. Rumusan Masalah