bernafas, dengan melakukan jeda moratorium penebangan hutan alam di kawasan hutan produksi Conservation International Indonesia, 2004.
2.2. Pengertian Peranserta Masyarakat
Proses yang melibatkan masyarakat umum, dikenal sebagai peranserta masyarakat. Peran masyarakat tersebut merupakan proses komunikasi dua arah yang
berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan, dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan
sedang dianalisa oleh badan yang berwenang Canter dalam Santosa, 1990. Secara sederhana Canter mendefinisikan sebagai feed-forward information komunikasi dari
pemerintah kepada masyarakat tentang suatu kebijakan dan feedback information komunikasi dari masyarakat ke pemerintah atas kebijakan itu.
Koentjaraningrat 1990, berpendapat bahwa partisipasi berarti memberi sumbangan dan turut menentukan arah atau tujuan pembangunan, dengan
menekankan bahwa partisipasi itu adalah hak dan kewajiban bagi masyarakat. Affan 1993 memberikan pengertian bahwa partisipasi adalah tingkat
keterlibatan anggota sistem sosial secara secara kolektif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan keputusan tersebut. Jika dikaitkan dengan daerah tertentu,
partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan masyarakat dalam suatu sistem sosial dalam daerahwilayah tertentu, secara mental, emosional, material baik secara
perorangan individual maupun berkelompok dalam suatu kondisi tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang sudah disepakati bersama antara penyelenggara negara
dan masyarakat tersebut.
Syawaluddin : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Kelestarian…, 2007 USU e-Repository © 2008
Peranserta juga berarti keterlibatan masyarakat lokal dalam setiap fase kegiatan mulai dari perencanaan dan pengambilan keputusan, implementasi, evaluasi dan
pemanfaatan. Atas inisiatif sendiri berdasarkan kearifan-kearifan lokal yang ada pada mereka untuk menyelesaikan hal-hal yang sebagai hambatan dan merupakan bentuk
inovatif dalam melihat peluang atas kebutuhan-kebutuhannya Awang, 2003. Mikkelsen 1989, mengatakan partisipasi adalah pemantapan dialog antara
masyarakat setempat dengan staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek untuk memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak
sosial. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka. Davis dan Newstrom 1993 memberikan pengertian partisipasi adalah
keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam satu kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan
berbagai tanggungjawab pencapaian tujuan. Terdapat dua unsur pokok mengapa partisipasi itu penting, pertama alasan etnis, yaitu dalam arti pembangunan demi
manusia berpartisipasi sebagai subjek, bukan menjadi objek. Kedua, alasan sosiologis, yaitu bila perkembangan diharapkan berhasil dalam jangka panjang, ia
harus menyertakan sebanyak mungkin orang, kalau tidak pembangunan pasti macet. Dengan demikian dalam partispasi terdapat tiga unsur :
1. Bahwa partisipasi keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan
mental dan perasaan lebih dari keterlibatan jasmani.
Syawaluddin : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Kelestarian…, 2007 USU e-Repository © 2008
2. Adanya kesediaan memberi sesuatu demi mencapai tujuan kelompok dimana
pemberian itu didasar oleh rasa senang,kesukarelaan untuk membantu. 3.
Adanya unsur tanggung jawab yaitu partisipasi merupakan kewajiban mendasar sebagai anggota masarakat.
Dari sudut terminologi, peranserta masyarakat dapat diartikan sebagai suatu cara melakukan interaksi antara dua kelompok; kelompok yang selama ini tidak
diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan non-elite dan kelompok yang selama ini melakukan pengambilan keputusan elite. Bahasan yang lebih khusus lagi,
peran serta masyarakat sesungguhnya merupakan suatu cara untuk membahas incentive material yang mereka butuhkan Goulet dalam Santosa, 1990. Dengan
perkataan lain, peran serta masyarakat merupakan insentif moral sebagai paspor mereka untuk mempengaruhi lingkup-makro yang lebih tinggi, tempat dibuatnya
suatu keputusan-keputusan yang sangat menetukan kesejahteraan mereka. Cormick dalam Santosa, 1990, membedakan peranserta masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan berdasarkan sifatnya, yaitu yang bersifat konsultatif dan bersifat kemitraan. Dalam peranserta masyarakat dengan pola hubungan
konsultatif antara pihak pejabat pengambil keputusan dengan kelompok masyarakat yang berkepentingan, anggota-anggota masyarakatnya mempunyai hak untuk
didengar pendapatnya dan untuk diberi tahu, dimana keputusan terakhir tetap berada di tangan pejabat pembuat keputusan tersebut. Dalam konteks peranserta masyarakat
yang bersifat kemitraan, pejabat pembuat keputusan dan anggota-anggota masyarakat merupakan mitra yang relatif sejajar kedudukannya. Mereka bersama-sama
membahas masalah, mencari alternatif pemecahan masalah dan membahas keputusan.
Syawaluddin : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Kelestarian…, 2007 USU e-Repository © 2008
Berdasarkan tingkatan organisasi, peranserta dibagi menjadi, yaitu partisipasi yang terorganisasikan, terjadi bila suatu struktur organisasi dan seperangkat tata kerja
dikembangkan atau dalam proses persiapan. Dan peranserta yang tidak terorganisasikan, terjadi karena persitiwa temporer Fuadi, 2000
Kegunaan peranserta masyarakat sejak tahap perencanaan adalah untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga negara dan masyarakat
yang berkepentingan public interest dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan lingkungan Canter dalam Santosa, 1990. Karena dengan
melibatkan masyarakat yang potensial terkena dampak kegiatan dan kelompok kepentingan interest groups, para pengambil keputusan dapat menangkap
pandangan, kebutuhan dan pengharapan dari masyarakat dan kelompok tersebut dan menuangkannya ke dalam konsep. Pandangan dan reaksi masyarakat itu, sebaliknya
akan menolong pengambil keputusan untuk menentukan prioritas, kepentingan dan arah yang positif dari berbagai faktor.
Perlunya peranserta masyarakat dikatakan Hardjasoemantri 1993, selain memberikan informasi yang berharga kepada para pengambil keputusan, peran serta
masyarakat akan mereduksi kemungkinan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan. Selanjutnya, peranserta masyarakat akan membantu perlindungan hukum.
Bila suatu keputusan akhir diambil dengan memperhatikan keberatan-keberatan yang diajukan, maka akan memperkecil kemungkinan pengajuan perkara ke pengadilan.
Karena masih ada alternatif pemecahan yang dapat diambil sebelum sampai pada keputusan akhir.
Syawaluddin : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Kelestarian…, 2007 USU e-Repository © 2008
Hardjasoemantri melihat perlu dipenuhinya syarat-syarat berikut agar peranserta masyarakat menjadi efektif dan berdaya guna yaitu : 1 Pemastian penerimaan
informasi dengan mewajibkan pemrakarsa kegiatan mengumumkan rencana kegiatannya. 2 Informasi lintas-batas transfortier information; mengingat masalah
lingkungan tidak mengenal batas wilayah yang dibuat manusia, maka ada kemungkinan kerusakan lingkungan di satu daerah akan pula mempengaruhi propinsi
atau negara tetangga. Sehingga pertukaran informasi dan pengawasan yang melibatkan daerah-daerah terkait menjadi penting; 3 Informasi tepat waktu timely
information; suatu proses peranserta masyarakat yang efektif memerlukan informasi yang sedini dan seteliti mungkin, sebelum keputusan terakhir diambil. Sehingga,
masih ada kesempatan untuk mempertimbangkan dan mengusulkan alternatif- alternatif pilihan; 4 Informasi yang lengkap dan menyeluruh comprehensive
information, walau isi dari suatu informasi akan berbeda tergantung keperluan bentuk kegiatan yang direncanakan, tetapi pada intinya informasi itu haruslah
menjabarkan rencana kegitana secara rinci termasuk alternatif-alternatif lain yang dapat diambil; 5 Informasi yang dapat dipahami comprehensive information,
seringkali pengambilan keputusan di bidang lingkungan meliputi masalah yang rumit, kompleks dan bersifat teknis ilmiah, sehingga haruslah diusahakan informasi tersebut
mudah dipahami oleh masyarakat awam. Metode yang sering digunakan adalah kewajiban untuk membuat uraian singkat atas kegiatan yang dilakukan.
Santosa 1990, telah merangkum kegunaan peranserta masyarakat, yaitu untuk menuju masyarakat yang lebih bertanggung jawab, meningkatkan proses belajar,
mengeliminir perasaan terasing, menimbulkan dukungan dan penerimaan dari
Syawaluddin : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Kelestarian…, 2007 USU e-Repository © 2008
rencana pemerintah, menciptakan kesadaran politik, keputusan dari hasil peranserta mencerminkan kebutuhan dan keinginan masyarakat, menjadi sumber dari informasi
yang berguna dan merupakan komitmen sistem demokrasi. Secara hukum, peranserta masyarakat telah diterima secara luas diterima.
Undang-Undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, berikut segenap peraturan yang berpayung dibawahnya turut pula menyetujui komitmen
negeri ini pada peran serta masyarakat. Hak berperanserta makin luas tersebar dalam segala bidang pengelolaan lingkungan. Termasuk pada pasal 37 UU No.5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Peranserta Masyarakat