METODOLOGI Pengamatan Fungsi Anorektal Pada Penderita Penyakit Hirschsprung Pasca Operasi Pull-Through

Tabel 1. Sistem Skoring Fungsi Anorektal Menurut Hekkinen 2 No. Yang Diamati Skor Frekensi buang air dalam 1 hari a. 1 – 2 kali 2 b. 3 – 5 kali 1 1. c. lebih dari 5 kali Bentuk konsistensi tinja a. Padat 2 b. Lunak 1 2. c. Cair Buang air besar tanpa disadari : a. Tidak pernah 2 b. Selalu, jika sedang stres 1 3. c. Selalu setiap waktu Perasaan ingin buang air besar ‘kebelet’ a. Ada 2 b. Terus menerus, meski feces sudah keluar 1 4. c. Tidak pernah ada Lamanya kemampuan menahan perasaan ingin buang air besar sebelum mendapat tempat WC yang diinginkan : a. Beberapa menit 2 b. Beberapa detik 1 5. c. Tidak mampu sama sekali Kemampuan mengenalimemisahkan bentuk tinja yang akan keluar Apakah padat, cair atau gas : a. Mampu 2 b. Mampu kalau sedang buang air besar saja 1 6. c. Tidak mampu Pemakaian obat-obatan untuk memperlancar buang air besar : a. Tidak perlu 2 b. Kadang-kadang 1 7. c. Selalu

BAB III METODOLOGI

III.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat cross sectional deskriptif analitik dengan menilai fungsi anorektal penderita penyakit Hirschsprung pasca tindakan definitif bedah prosedur modifikasi Duhamel memakai sistem skoring menurut Hekkinen. III.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada sub-bagian bedah anak RSUP H.Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan serta melakukan kunjungan rumah terhadap penderita yang berdomisili di daerah Medan sekitarnya. ©2003 Digitized by USU digital library 18 III.3 Objek Penelitian III.3.a Populasi Target Semua anak berusia diantara 0 – 14 tahun yang menderita penyakit Hirschsprung dan menjalani tindakan bedah pada rentang usia tersebut. III.3.b Populasi Terjangkau Semua anak penderita penyakit Hirschsprung yang telah menjalani tindakan bedah definitif pull-through prosedur Duhamel modifikasi di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr.Pirngadi Medan dalam kurun waktu tahun 1997 – 2002 serta berdomisili di kota Medan dan sekitarnya. III.3.c Kriteria Inklusi : 1. Semua penderita penyakit Hirschsprung yang telah menjalani tindakan bedah definitif pull through di RSUP H.Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan memakai prosedur Duhamel modifikasi. 2. Berusia sekurang-kurangnya 2 tahun saat mengikuti penelitian dan telah menjalani operasi definitif sekurang-kurangnya 6 bulan. 3. Berdomisili di kota Medan dan sekitarnya. III.3.d Kriteria Ekslusi : 1. Pasien berusia lebih dari 14 tahun saat menjalani tindakan bedah definitif pull-through. 2. Pasien menderita kelainan bedah lain. III.4. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan III.5. Parameter Yang Diteliti 1. Data Pasien meliputi : umur, jenis kelamin, berat lahir, pengeluaran mekonium pertama sekali. 2. Data Penyakit : tanda dan gejala saat berobat, panjang segmen aganglionik, komplikasi dini dan lanjut pasca tindakan bedah definitif. 3. Fungsi anorektal pasca tindakan bedah definitif menurut kriteria Hekkinen terlampir, meliputi : Frekwensi defekasi, konsistensi feces, frekwensi defekasi tanpa disadari, perasaan ingin defekasi, lama kemampuan menahan perasaan ingin defekasi, kemampuan mengenali bentuk feces sebelum defekasi dan pemakaian obat pencahar untuk memperlancar defekasi. III.6. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan 2 cara : 1. Pengumpulan data deskriptif pasien dari rekam medik RSUP H.Adam Malik dan RSUD Dr.Pirngadi Medan, sejak Januari 1997 hingga Desember 2002. 2. Melakukan kunjungan rumah untuk mengevalusi fungsi anorektal bagi penderita yang berdomisili di kota Medan dan sekitarnya Lubuk Pakam, Binjai, Tj.Pura, P. Brandan . ©2003 Digitized by USU digital library 19 III.7. Analisa Data Data deskriptif disajikan secara tabular. Kesetaraan antara beberapa kelompok data duji dengan uji kuadrat Chi. Perbedaan dianggap bermakna secara statistik apabila p 0,05.

BAB IV HASIL PENELITIAN