Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

Ade Saputra 070522097

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan rasio keuangan perusahaan tahun 2007 sampai 2009. Jumlah populasi sebanyak 139 perusahaan. Sampel penelitian sebanyak 36 perusahaan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio kinerja keuangan dalam hal ini rasio profitabilitas. Penulis menggunakan analisis statistik berupa uji asumsi klasik dan analisis jalur untuk menguji dan menjelaskan pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), (2) likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dengan leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening.


(3)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of liquidity on the financial performance with leverage as intervening variables in the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This type of research data used in this study is the ratio of secondary data from company financial statements 2007 to 2009. Number of population of 139 firms. Study sample as many as 36 companies. The variables used in the research are current ratio, leverage ratio, the ratio of financial performance in this case the profitability ratios. The author uses statistical analysis of the assumptions of classical test and path analysis to test and explain the liquidity effect on financial performance with leverage as an intervening variable.

The results showed that (1) liquidity proxyed with Current Ratio was no direct effect to financial performance proxyed with Return On Assets (ROA), (2) liquidity proxyed with Current Ratio was significant effects to financial performance proxyed with Return On Assets (ROA) to leverage proxyed with Debt To Asset Ratio (DAR) as an intervening variable.


(4)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Syafruddin Ginting, MAFIS, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembanding I, yang telah memberikan saran dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing, yang telah

memberikan banyak bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, selaku dosen wali yang telah banyak membantu


(5)

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi yang telah banyak membimbing dan mendidik penulis selama masa perkuliahan.

8. Teristimewa buat Ibu tercinta, yakni : P. Panjaitan yang telah banyak memberikan kasih sayang, dukungan moral dan doa serta menumbuhkan kesabaran dan tekad bagi penulis.

9. Teristimewa juga buat Adik-adikku tercinta, yakni Wardinto dan Fuan Cahaya. 10. Teman-teman saya seperti Piter, Okta, Eri, Silvia, Yeni, Lisna yang telah

memberikan dukungan dan semangat selama penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga pengalaman dan pengetahuan yang penulis peroleh selama melakukan riset atau penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

Medan, 2011 Penulis

Ade Saputra NIM : 070522097


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Likuiditas ... 8

2.1.2 Leverage ... 12

2.1.3 Kinerja Keuangan ... 14

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Konseptual ... 18

2.4 Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian ... 23

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 23

3.3 Prosedur Pengumpulan Data ... 24


(7)

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.4 Definisi Operasional ... 25

3.5 Analisis Data ... 26

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 31

4.1.1 Likuiditas ... 31

4.1.2 Leverage ... 32

4.1.3 Kinerja Keuangan ... 32

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 33

4.2.1 Uji Normalitas ... 34

4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 36

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37

4.3 Uji Hipotesis ... 39

4.3.1 Pengujian Hipotesis 1 ... 40

4.3.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 41

4.4 Pembahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 48


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Gambaran Umum Likuiditas ... 31

4.2 Gambaran Umum Leverage ... 32

4.3 Gambaran Umum Kinerja Keuangan ... 33

4.4 Uji Multikolinearitas Persamaan 1 ... 36

4.5 Uji Multikolinearitas Persamaan 2 ... 37


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 21

4.1 P-P Plot pengujian normalitas model regresi 1 ... 34

4.2 P-P Plot pengujian normalitas model regresi 2 ... 35

4.3 Pengujian Heteroskedastisitas model regresi 1 ... 38


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Sampel ... 48 2 Hasil Analisis SPSS Persamaan 1... 49 3 Hasil Analisis SPSS Persamaan 2... 53


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan rasio keuangan perusahaan tahun 2007 sampai 2009. Jumlah populasi sebanyak 139 perusahaan. Sampel penelitian sebanyak 36 perusahaan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio kinerja keuangan dalam hal ini rasio profitabilitas. Penulis menggunakan analisis statistik berupa uji asumsi klasik dan analisis jalur untuk menguji dan menjelaskan pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), (2) likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dengan leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening.


(12)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of liquidity on the financial performance with leverage as intervening variables in the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This type of research data used in this study is the ratio of secondary data from company financial statements 2007 to 2009. Number of population of 139 firms. Study sample as many as 36 companies. The variables used in the research are current ratio, leverage ratio, the ratio of financial performance in this case the profitability ratios. The author uses statistical analysis of the assumptions of classical test and path analysis to test and explain the liquidity effect on financial performance with leverage as an intervening variable.

The results showed that (1) liquidity proxyed with Current Ratio was no direct effect to financial performance proxyed with Return On Assets (ROA), (2) liquidity proxyed with Current Ratio was significant effects to financial performance proxyed with Return On Assets (ROA) to leverage proxyed with Debt To Asset Ratio (DAR) as an intervening variable.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Asumsi going concern digunakan suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya. Dengan adanya going concern, suatu entitas dianggap mampu

mempertahankan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka pendek.

Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain.

Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal dapat dijadikan sebagai alat untuk merefleksikan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Pasar akan merespon positif melalui peningkatan harga saham perusahaan jika kondisi keuangan dan kinerja perusahaan bagus. Para investor dan kreditur sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan


(14)

selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis dan prediksi atas kondisi keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting.

Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan dalam menjalankan usaha. Semakin besar laba yang diperoleh suatu perusahaan, semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Sebab laba perusahaan dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Namun terkadang tujuan tersebut tidak dapat terealisasi dengan baik karena perusahaan sering menghadapi masalah dan tantangan yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian.

Pada umumnya laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan dalam pengambilan

keputusan. Pengambilan keputusan ini merupakan hal penting yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menentukan kinerja yang akan dicapai oleh peusahaan. Pengambilan keputusan dapat diperoleh dengan melakukan analisis laporan

keuangan.

Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis laporan keuangan dan teknik analisis laporan keuangan. Pada kesempatan ini, peneliti menggunakan teknik analisis laporan keuangan yaitu analisis rasio dan analisis regresi mencari hubungan dan pengaruh antara rasio-rasio tersebut. Analisis rasio ini terdiri dari likuiditas, leverage, dan profitabilitas.


(15)

Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Leverage menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban baik jangka pendek dan jangka panjangnya. Dan profitabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba.

Menurut Horne (2005:313) perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas yang mana kemampuan

memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun. Dalam

hubungan antara likuiditas dan leverage (solvabilitas) terdapat 4 (empat)

kemungkinan yang dapat dialami perusahaan yaitu (Riyanto, 1995:32) : Pertama. Perusahaan likuid tetapi insolvable. Kedua. Perusahaan likuid dan solvabel. Ketiga. Perusahaan solvabel tetapi illikuid. Keempat. Perusahaan insolvable dan illikuid.

Jika perusahaan menggunakan lebih banyak utang (leverage) dibanding modal sendiri maka tingkat leverage itu sendiri akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas.

Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan


(16)

untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.

Siwi (2005) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan property dan real estate yang go publik di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998–2002. Rasio-rasio yang digunakan adalah rasio working capital turnover (WCT), current ratio, debt to equity ratio (DTA) dan return on investment (ROI). Sampel yang digunakan sebanyak 37 perusahaan property dan real estate yang sudah listing dari tahun 1998-2002. Dalam penelitiannya Siwi (2005) menggunakan analisis regresi berganda linier yang hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel efisiensi modal kerja (working capital turnover) dan solvabilitas (total debt to total capital assets) yang mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (return on investment) sedangkan variabel likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (return on investment). Sedangkan secara simultan semua variabel berpengaruh terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian Siwi (2005) terletak pada sampel dari perusahaan yang digunakan. Penelitian ini menggunakan industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005 dengan sampel sebanyak 34 perusahaan.

Ima Hernawati (2007) telah meneliti “ Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta)”, penelitian ini menyimpulkan bahwa efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, likuiditas


(17)

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, solvabilitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA, dan secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Dari studi dari penelitian terdahulu tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh likuiditas dan leverage terhadap kinerja keuangan dalam hal ini

profitabilitas berbeda pada tiap bentuk usaha. Dengan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk menguji kembali rasio-rasio tersebut dengan objek penelitian yang berbeda dan menguji rasio likuiditas dan leverage untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja keuangan dengan memasukkan unsur leverage sebagai variable intervening. Variabel intervening digunakan peneliti untuk menguji apakah leverage dapat dijadikan mediasi secara tidak langsung antara likuiditas dengan kinerja keuangan.

Objek penelitian yang peneliti uji adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur dipilih karena secara general perusahaan tersebut mencakup segala bentuk usaha dan produk yang terdiri dari industri dasar dan kimia, aneka industri, dan industri barang konsumsi sehingga sampel yang dipilih lebih beragam dan menyebar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”


(18)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) ?

2. Apakah likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dengan leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan penulis, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2009.

2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dengan leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2009.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dilakukan penulis, yaitu :

1. Bagi penulis sebagai bahan pembanding yang dapat menambah pengetahuan antara teori yang didapat di bangku kuliah dan fakta di lapangan.

2. Bagi peneliti berikutnya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi pembaca merupakan bahan informasi tentang pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Likuiditas


(20)

Menurut Riyanto (1995: 25) likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar.

Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membayar-nya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan membayarnya di satu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi di lain pihak.

Suatu perusahaan yang mempunyai kekutan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus

dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.

Sedangkan menurut Munawir (2001:31) likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan


(21)

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi.

Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan, yaitu :

1. Current Ratio

Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mendapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Dasar perbandingan itu menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya.

Current ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor, oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan


(22)

dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat/dengan semestinya. Di lain pihak ditinjau dari sudut pemegag saham suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar.

Pada umumnya suatu Current Ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko dari pada suatu Current Ratio yang tinggi, tetapi kadang-kadang suatu Current Ratio yang rendah malahan menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif. Yaitu bila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum. Jumlah kas yang diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan terutama dari jumlah uang yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan pengeluaran darurat.

Munawir (2001:72) menyatakan Current Ratio 200% kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 200% hanya merupakan kebiasaan atau rule of thumb dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut.

Current Ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan Current Ratio yang tinggi belum tentu


(23)

menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.

Adapun formulasi dari Current Ratio (CR) adalah sebagai berikut :

2. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban lancarnya. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.

3. Cash Ratio

Rasio kas ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan surat-surat berharga yang dapat diuangkan.


(24)

2.1.2 Leverage

Menurut Munawir (2002: 32), leverage (solvabilitas) adalah: ”kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang”. Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.

Menurut Kasmir (2006: 188), keuntungan dengan mengetahui leverage ratio adalah :

1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.

2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.

3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

Leverage Ratio antara lain :

1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt To Total Assets Ratio) Rasio ini menunjukkan berapa besar aktiva yang digunakan untuk menjamin pengembalian hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Angka rasio 30 %


(25)

artinya bahwa 30% dari aset dibiayai oleh hutang. Formula untuk menghitung rasio ini adalah:

2. Rasio Total Utang Terhadap Ekuitas (Total debt to equity ratio)

Rasio ini menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Apabila semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang sehingga semakin tinggi pula beban bunga hutang.

3. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas (Long Term Debt To Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan besarnya bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang. Semakin kecil rasio ini berarti semakin terjamin dana yang ditanam pada kreditor untuk dibayar kembali.


(26)

Rasio ini menunjukkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah resiko bahwa pembayaran bunga tidak dapat dilakukan jika pendapatan menurun.

2.1.3 Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan perusahaan dalam periode tertentu. Penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997, hal 419) adalah penentuan secara periodic efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dilakukan secara periodik. Laporan keuangan berupa neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas dan laporan perubahan modal yang secara bersama-sama memberikan suatu

gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden dimasa mendatang, dan resiko atas penilaian tersebut ( Weston & Brigham, 1993).

Menurut Helfert (2003:107) dalam Sadat (2009: 6), kinerja dari suatu bisnis, dapat diukur melalui keuangan dan konsekuensi ekonomi dari keputusan manajemen di masa lalu yang membentuk investasi, operasi, dan pembiayaan sepanjang waktu.


(27)

Untuk mengukur kinerja keuangan dan konsekuensi ekonomi tersebut diperlukan rasio-rasio dan pengukuran - pengukuran.

Menurut Kasmir (2006: 204), penggunaan rasio profitabilitas dapat memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan dan menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (laba) yang merupakan sasaran dari kinerja keuangan yang baik. Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana. Sesuai dengan kemampuan para investor terhadap pertumbuhan nilai investasi, maka pengukuran kinerja perusahaan yang relevan adalah pengukuran profitabilitas. Indikator yang dapat digunakan untuk pengukuran kinerja keuangan adalah ROA, ROE, EVA, dan MVA.

Adapun pengertian pengukuran kinerja keuangan yang umum digunakan peneliti sebelumnya adalah :

1. Return On Assets Ratio (ROA)

Menurut Kasmir (2006: 206), rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Formula untuk mencari Return On Assets dapat digunakan sebagai berikut:


(28)

2. Return On Equity (ROE)

Menurut Kasmir (2006: 206), rasio ini merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikan pula sebaliknya. Formula untuk mencari Return On Equity dapat digunakan sebagai berikut:

3. Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added adalah salah satu alat ukur menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA mengukur perbedaan antara laba pada suatu modal perusahaan dan biaya modal.

Konsep EVA dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan analisis

perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat kecenderungan trend. Pada penguruan EVA apabila EVA > 0 maka disebut terjadi proses nilai tambah pada perusahaan, EVA = 0 menunjukkan posisi impas perusahaan, dan EVA < 0 menunjukkan tidak terjadinya nilai tambah perusahaan (Widayanto, 1993).

Formulasi untuk mencari EVA dapat digunakan sebagai berikut:


(29)

MVA merupakan selisih antara nilai pasar modal sendiri (market value of equity) dengan jumlah modal yang ditanamkan (invested capital) oleh investor ke dalam perusahaan. Nilai pasar modal sendiri merupakan nilai kapitalisasi pasar atas saham yang diterbitkan (outstanding stock) oleh perusahaan. Jumlah modal yang ditanamkan ke dalam perusahaan merupakan nilai buku atas modal sendiri (book value of equity).

Pengukuran MVA sebagai indicator kinerja keuangan akan lebih memiliki arti jika dilihat pertumbuhan MVA antar tahun. Adanya perbandingan akan diketahui peningkatan kinerja manajeman perusahaan antar tahun sehingga harapan para investor terhadap pertumbuhan inestasinya menjadi lebih besar (Young, 1994).

Formulasi dari MVA adalah :

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Siagian (2007) telah meneliti “Analisis Hubungan Rasio Likuiditas Dengan Rasio Profitabilitas Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumut Cabang Medan”, penelitian ini menyimpulkan bahwa current ratio mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan terhadap ROI, acid test ratio mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap ROI dan cash ratio mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan terhadap ROI.


(30)

2. Hernawati (2007) telah meneliti “ Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta)”, penelitian ini menyimpulkan bahwa efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI, likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, dan secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Horne (2005:313) perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas yang mana

kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun. Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar,

kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang


(31)

menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan (Tunggal,1995 : 157).

Selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak utang

dibanding modal sendiri maka tingkat leverage akan meningkst karena beban bunga yang harus di tanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap

menurunnya kinerja keuangan.

Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang negatif dan berdampak terhadap menurunnya

profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas

perusahaan.

Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total asset. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan.


(32)

Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian, analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh

perusahaan (Rangkuti, 2004: 79).

Metode yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan adalah membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau return on asset (ROA). Rasio ini membandingkan hasil yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu apabila dikaitkan dengan teori yang diungkapkan oleh Tunggal, Van Horne menunjukkan adanya suatu masalah atau gap antara teori dengan kenyataan. Masalah tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang tidak konsisten.

Variabel intervening digunakan peneliti untuk menguji apakah leverage dapat dijadikan mediasi secara tidak langsung antara likuiditas dengan kinerja keuangan.

Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir dari pengaruh likuiditas dan leverage terhadap terhadap profitabilitas secara sistematis pada gambar berikut:


(33)

Variabel Intervening

H2 H2

H1

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menetapkan hipotesis atas permasalahan yang akan diteliti yaitu :

1. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). 2. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap

kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) melalui leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening.

LIKUIDITAS - Current Ratio

Kinerja Keuangan - Return on Asset LEVERAGE


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia secara tidak langsung karena data dan informasi diperoleh dengan mengakses Situs Bursa Efek Indonesia

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:61), populasi adalah: “ wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Yang


(35)

menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 139 perusahaan yang terdiri dari: 1. Basic Industry And Chemicals (Industri Dasar dan Kimia) sebanyak 57

perusahaan;

2. Miscellaneous Industry (Aneka Industri) sebanyak 46 perusahaan;

3. Consumer Goods Industry (Industri Barang Konsumsi) sebanyak 36 perusahaan. Menurut Sugiyono (2010:62), sampel adalah: “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (2010:68).

Beberapa pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel adalah:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009. 2. Perusahaan tersebut memiliki Current Ratio antara 119,57 sampai dengan

796,33 pada periode 2007-2009.

3. Perusahaan tersebut memiliki Debt To Asset Ratio antara 12 sampai dengan 77 pada periode 2007-2009.

4. Perusahaan tersebut memiliki Return On Asset antara 1,13 sampai dengan 35,98 pada periode 2007-2009.

Berdasarkan pertimbangan dan kriteria dalam penetapan sampel maka diperoleh sampel sebanyak 36 perusahaan sebagai berikut: (Lampiran 1)


(36)

1. Basic Industry And Chemicals (Industri Dasar dan Kimia) sebanyak 16 perusahaan;

2. Miscellaneous Industry (Aneka Industri) sebanyak 5 perusahaan; 3. Consumer Goods Industry (Industri Barang Konsumsi) sebanyak 15

perusahaan.

3.3 Prosedur Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua (Usman, 2003: 20). Data yang digunakan adalah laporan rasio keuangan tahunan perusahaan yang merupakan sampel penelitian pada periode 2007-2009.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian (Suhartono, 1999:70). Metode ini dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan data-data rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dari media internet dengan mengunduh melalui situs www.idx.co.id.


(37)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010:4). Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas sebagai variabel independen. Rasio likuiditas yang digunakan peneliti adalah Current Ratio. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo saat ditagih (Kasmir, 2006:182).

Adapun formulasi dari Current Ratio (CR) adalah sebagai berikut :

2. Variabel Intervening merupakan mediasi/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

2010:5). Penelitian ini menggunakan leverage ratio sebagai variabel intervening. Rasio yang digunakan adalah Debt To Asset Ratio (DAR). Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

3. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4). Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas sebagai ukuran dari kinerja keuangan perusahaan. Rasio yang digunakan adalah Return On Asset (ROA). Rasio ini menunjukkan hasil (return)


(38)

atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen (Kasmir, 2010:206).

3.5 Analisis Data

Sebelum melakukan analisis metode jalur, perlu menggunakan uji asumsi klasik untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Uji asumsi klasik dilakukan dengan bantuan program SPSS.

Ada tiga pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu: 1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006: 91). Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinieritas (multiko) pada model regresi tersebut.

Deteksi adanya multikolineriaritas

a. Besaran VIF (variance inflation faktor) dan Tolerance Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : 1). Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1.

2). Mempunyai angka tolerance mendekati 1. b. Besaran kolerasi antar variabel independen


(39)

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel independent haruslah lemah di bawah 0,05. Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 105). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(40)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali 2006:110). Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Ghozali (2006:112), dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

Ho : Data residual berdistribusi normal (p > 0,05) Ha : Data residual tidak berdistribusi normal (p < 0,05).

Setelah model regresi memenuhi syarat Uji Asumsi Klasik maka selanjutnya adalah analisis metode jalur. Metode jalur (path analysis) dilakukan dengan bantuan program SPSS. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan


(41)

dihipotesiskan (Ghozali, 2006:174). Persamaan penelitian yang digunakan sebagai berikut:

Lev = β1Lik + e1 ...(persamaan 1) H2

KK= β1Lik + β2Lev + e2 ...(persamaan 2) H1 H2

Keterangan:

Lev : Leverage Lik : Likuiditas

KK : Kinerja Keuangan

β1, β2 : Koefisien Standar e1, e2 : Residual

Pengujian hipotesis dimulai dengan perhitungan koefisien jalur dengan menggunakan analisis korelasi. Selanjutnya dilakukan pengujian model, yang dimaksud dengan pengujian model disini adalah menguji hipotesis yang berbentuk diagram jalur atau hubungan antar variabel yang telah tersusun berdasarkan teori (Sugiyono, 2010:308). Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel tadi


(42)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian 4.1.1 Likuiditas

Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio (CR). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current Ratio ini merupakan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar atau dinyatakan dengan:


(43)

Hasil perhitungan CR selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan terangkum pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Likuiditas

Interval Frekuensi Persentase

2007 2008 2009 2007 2008 2009

119.57 < CR < 254.92 20 22 21 55,56 61,11 58,33

254.92 < CR < 390.27 8 7 8 22,22 19,44 22,22

390.27 < CR < 525.62 4 3 2 11,11 8,33 5,56

525.62 < CR < 660.97 3 2 1 8,33 5,56 2,78

660.97 < CR < 796.33 1 2 4 2,78 5,56 11,11

Jumlah 36 36 36 100 100 100 4.1.2 Leverage

Leverage dalam penelitian ini diukur dengan total debt to total assets ratio. Leverage ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Debt to total assets ini merupakan perbandingan total hutang dengan total aktiva,

Hasil perhitungan leverage selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan terangkum pada tabel 4.2.

Tabel 4.2


(44)

Interval Frekuensi Persentase 2007 2008 2009 2007 2008 2009

12 < DAR < 25 9 12 10 25 33,33 27,78

25 < DAR < 38 9 7 9 25 19,45 25

38 < DAR < 51 9 6 12 25 16,67 33,33

51 < DAR < 64 6 8 5 16,67 22,22 13,89

64 < DAR < 77 3 3 0 8,33 8,33 0

Jumlah 36 36 36 100 100 100

4.1.3 Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan dalam penelitian ini diukur dengan return on asset (ROA). ROA dihitung dengan perbandingan laba setelah pajak dengan total aktiva.

Hasil perhitungan kinerja keuangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan terangkum pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Gambaran Umum Kinerja Keuangan.

Interval Frekuensi Persentase

2007 2008 2009 2007 2008 2009

1.13 < ROA < 8.10 16 15 12 44,44 41,67 33,33

8.10 < ROA < 15.07 12 8 10 33,33 22,22 27,78

15.07 < ROA < 22.04 6 9 9 16,67 25 25

22.04 < ROA < 29.01 1 3 4 2,78 8,33 11,11


(45)

Jumlah 36 36 36 100 100 100

4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi ganda. Dalam uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikoliniearitas dan uji heteroskedastisitas. Apabila data tidak berdistribusi normal dan mengandung heteroskedastisitas maka perlu adanya perbaikan model regresi dengan cara mentransformasi data dalam bentuk logaritma. Data hasil transformasi tersebut selanjutnya dianalis kembali menggunakan analisis regresi. Apabila data masih mengandung multikolinieritas maka salah satu variabel bebas dihilangkan.

4.2.1 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dalam kajian penelitian ini menggunakan P-P plot. Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata titik-titik mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Lebih jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat pada grafik berikut.:


(46)

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pe ct ed C um P ro b

Dependent Variable: LEV

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1

P-P Plot pengujian normalitas model Regresi 1

Dari grafik normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit di sekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal.

Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,276 dan tidak signifikan pada 0,05 karena p=0,077 > dari 0,05 (Lampiran 2). Jadi kita tidak dapat menolak Ho yang mengatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual berdistribusi normal.


(47)

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pe ct ed C um P ro b

Dependent Variable: KK

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.2

P-P Plot pengujian normalitas model Regresi 2

Dari grafik normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit di sekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal.

Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,569 dan tidak signifikan pada 0,05 karena p=0,902 > dari 0,05 (Lampiran 3). Jadi kita tidak dapat menolak Ho yang mengatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual berdistribusi normal.


(48)

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah antara variabel bebas memiliki hubungan yang sempurna atau tidak. Syarat diterimanya model regresi ganda apabila antara variabel bebas tidak mengandung korelasi yang sempurna. Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variance inflance faktor (VIF) berdasarkan hasil output SPSS. Apabila nilai VIF < 10 dan mendekati 1 dapat disimpulkan bahwa asumsi adanya multikolinieritas ditolak. Hasil analisis multikolinieritas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4,5.

Tabel 4.4

Uji Multikolinearitas Persamaan 1

Coeffic ientsa

1.0 00 1.0 00 LIK

Mo del 1

To leran ce VIF Co lline arity Statistics

De pen dent Vari able: LEV a.

Tabel 4.5


(49)

Coeffic ientsa

.72 5 1.3 80

.72 5 1.3 80

LIK LEV Mo del

1

To leran ce VIF

Co lline arity Statistics

De pen dent Vari able: KK a.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai VIF pada persamaan 1 untuk variabel likuiditas (LIK) sebesar 1,000, nilai VIF < 10 yang berarti bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung multikolinieritas. Begitu juga dengan persamaan 2 diperoleh nilai VIF untuk variabel likuiditas sebesar 1,380, untuk variabel leverage sebesar 1,380. Kedua nilai VIF < 10 yang berarti bahwa model regresi persamaan 2 tidak mengandung multikolinieritas.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut :


(50)

1 0

-1 -2

-3

Regression Standardized Predicted Value

4 3 2 1 0 -1 -2 R e g r e s s io n St u d e n ti z e d R e s id u a l

Dependent Variable: LEV

Scatterplot

Gambar 4.3

Pengujian heteroskedastisitas model Regresi 1

Terlihat dari gambar 4.3 , titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.


(51)

2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Predicted Value

4 3 2 1 0 -1 -2 Re gr es sio n S tu de nt ize d R es idu al

Dependent Variable: KK Scatterplot

Gambar 4.4

Pengujian heteroskedastisitas model Regresi 2

Terlihat dari gambar 4.4 , titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.

4.3 Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi yang diperluas dengan metode analisis jalur untuk pengujian pengaruh variabel intervening. Analisis jalur dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut:

Lev = - 0,525Lik + e1 ...(persamaan 1) KK = - 0,088Lik – 0,424Lev + e2 ...(persamaan 2)


(52)

Tabel 4.6

Uji Hipotesis pengaruh langsung dan tidak langsung

Hipotesis Koefisien Standar T Nilai

Signifikansi (p value )

Keterangan

H1 Lik→KK -0,088 -0,829 0,409

Tidak Signifikan

H2 Lik→Lev -0,525 -6,345 0,000 Signifikan

H2 Lev→KK -0,424 -4,006 0,000 Signifikan

H2 Lik→Lev→KK

-0,525 x -0,424 = 0,223

Sumber: Data Sekunder yang diolah.

4.3.1 Pengujian Hipotesis 1: Likuiditas Tidak Berpengaruh Langsung terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh koefisien standar sebesar -0,088, T

sebesar -0,829 dengan nilai signifikansi (p value) 0,409. Karena nilai p value > 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan secara langsung. Dengan meningkatnya likuiditas tidak menjamin akan diikuti dengan meningkat atau menurunnya kinerja keuangan.


(53)

4.3.2 Pengujian Hipotesis 2: Likuiditas Berpengaruh Tidak Langsung terhadap Kinerja Keuangan

1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Leverage

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh koefisien standar sebesar -0,525 , T

sebesar -6,345 dengan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai p value < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh likuiditas terhadap leverage secara langsung dengan nilai e1 =

. Arah hubungan yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa semakin tinggi likuiditas maka semakin turun leverage. 2. Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh koefisien standar sebesar –0,424, T sebesar -4,006 dengan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai p value < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan secara langsung. Arah hubungan yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage maka semakin turun kinerja keuangan.

3. Pengaruh Tidak Langsung Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan

Untuk menghitung pengaruh tidak langsung likuiditas terhadap kinerja keuangan adalah dengan mengalikan koefisien standar pengaruh likuiditas terhadap leverage sebesar -0,525 dengan koefisien standar pengaruh leverage dengan kinerja keuangan sebesar -0,424 sehingga didapatkan hasil sebesar 0,223


(54)

dengan nilai e2 = . Hasil tersebut menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi melalui uji parsial persamaan 2 ternyata likuditas tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kinerja keuangan. Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,409 > 0,05. Hal ini berarti pula bahwa likuiditas yang tinggi tidak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan (Van Horne,1997: 217). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian Siwi (2005) menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan property dan real estate yang go public di BEJ dari tahun 1998-2002.

Dari hasil analisis regresi persamaan 1 ternyata likuiditas berpengaruh signifikan dan hubungan negatif terhadap leverage . Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan likuiditas berdampak pada perubahan leverage walaupun terdapat jumlah variance variabel leverage yang tidak dapat dijelaskan oleh likuiditas sebesar 0,851. Hubungan negatif menunjukkan jika perusahaan dapat menerapkan kebijakan leverage rendah yaitu menggunakan modal


(55)

sendiri dibanding utang maka akan meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan tersebut dan ini sangat baik bagi kreditor karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya.

Dari hasil analisis regresi melalui uji parsial persamaan 2 ternyata leverage berpengaruh signifikan dan hubungan negatif terhadap kinerja keuangan . Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,000 < 0,05. Hubungan negatif menunjukkan jika perusahaan dapat menerapkan kebijakan leverage rendah yaitu menggunakan modal sendiri dibanding utang maka akan meningkatkan kinerja keuangan tersebut dan ini sangat baik bagi pemegang saham karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa deviden yang diterima akan semakin besar.

Dari hasil analisis jalur dari kedua persamaan tersebut didapatkan hasil bahwa leverage sebagai variabel intervening berpengaruh signifikan antara likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan nilai pengaruh 0,223 walaupun terdapat jumlah variance variabel kinerja keuangan yang tidak dapat dijelaskan oleh likuiditas dan leverage sebesar 0,923. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan dapat dipengaruhi oleh likuiditas dan leverage.


(56)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009.

2. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) melalui leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian dan pembahasan antara lain :

1. Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian bisa dibedakan dari penelitian ini.

2. Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan lebih memperluas tinjauan pengukuran kinerja keuangan melalui Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).


(57)

3. Penelitian ini hanya menggunakan periode waktu 3 tahun, penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode waktu pengukuran rasio keuangan lebih dari 3 tahun periode. Periode waktu pengukuran yang lebih lama diharapkan mampu melihat hubungan likuiditas, leverage dan kinerja keuangan dengan lebih akurat lagi.

4. Bagi pihak manajemen perusahaan hendaknya memperhatikan tingkat leverage-nya. Jika perusahaan dalam membiayai leverage dengan menggunakan dana pinjaman/hutang dari pihak luar maka akan menyebabkan kinerja keuangan menurun. Untuk itu manajemen perusahaan harus menjaga likuiditas dan leverage secara baik dan efisien agar perusahaan mampu menghasilkan kinerja keuangan berupa laba/profit yang diharapkan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, F, Eugene, dan Houston, F, Joel. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.


(58)

Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id.

Dani. 2003. ”Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT Modern Toolsindo Bekasi)”.

Faurani I Santi Singangerda. 2004. ”Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas dan Rentabilitas Pada Koperasi Dharma Wanita Mandalika Mataram Nusa Tengggra Barat”, Jurnal Manajemen Keuangan

, Volume 2, No.1. 2004

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS, Cetakan IV. Semarang: UNDIP.

Hernawati, Ima, Universitas Negeri Malang. 2007. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta).

Irwansyah, Universitas Diponegoro, 2001. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Alat Ukur EVA, MVA, Dan ROA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur”.

Kasmir, 2006. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Ketiga , Kencana, Jakarta. Mulyani, S., 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan

Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Munawir, S., 2001. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga Belas, Liberty,

Yogyakarta.

Naimah, Zahron, 2008, “Pengaruh Risiko Perusahaan dan Leverage terhadap Relevansi Nilai Laba Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Nurgraeni, Siwi. 2005. ”Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property And Real Estate Yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”.

Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.


(59)

Sadat, A.S. dan Eny Hardi, 2009, “Pengaruh Organizational Learning dan IT Capability Terhadap Financial Performance, dengan IT Capability Sebagai Variabel Antara”, Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang.

Siagian, Novita, Universitas Sumatera Utara, 2007, “Analisis Hubungan Rasio Likuiditas Dengan Rasio Profitabilitas Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumut Cabang Medan.

Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian, Cetakan Ketujuhbelas, Alfabeta, Bandung.

Tunggal, Amin W., 1995. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Rhineka Cipta.

Usman, Husaini, M.Pd. dan Akbar, Setiadi, Purnomo, S.Pd, M. Pd, 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Van Horne, James, C dan John, M, Machowicz, Jr. 1998. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.

Widayanto, G.,1993. “EVA/NITAMI. Suatu Terobosan Baru Dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan”, Usahawan No. 12 YH XXII Desember 1993.


(1)

dengan nilai e2 = . Hasil tersebut menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi melalui uji parsial persamaan 2 ternyata likuditas tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kinerja keuangan. Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,409 > 0,05. Hal ini berarti pula bahwa likuiditas yang tinggi tidak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan (Van Horne,1997: 217). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian Siwi (2005) menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan property dan real estate yang go public di BEJ dari tahun 1998-2002.

Dari hasil analisis regresi persamaan 1 ternyata likuiditas berpengaruh signifikan dan hubungan negatif terhadap leverage . Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan likuiditas berdampak pada perubahan leverage walaupun terdapat jumlah variance variabel leverage yang tidak dapat dijelaskan oleh likuiditas sebesar 0,851. Hubungan negatif menunjukkan jika perusahaan dapat menerapkan kebijakan leverage rendah yaitu menggunakan modal


(2)

sendiri dibanding utang maka akan meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan tersebut dan ini sangat baik bagi kreditor karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya.

Dari hasil analisis regresi melalui uji parsial persamaan 2 ternyata leverage berpengaruh signifikan dan hubungan negatif terhadap kinerja keuangan . Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,000 < 0,05. Hubungan negatif menunjukkan jika perusahaan dapat menerapkan kebijakan leverage rendah yaitu menggunakan modal sendiri dibanding utang maka akan meningkatkan kinerja keuangan tersebut dan ini sangat baik bagi pemegang saham karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa deviden yang diterima akan semakin besar.

Dari hasil analisis jalur dari kedua persamaan tersebut didapatkan hasil bahwa leverage sebagai variabel intervening berpengaruh signifikan antara likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan nilai pengaruh 0,223 walaupun terdapat jumlah variance variabel kinerja keuangan yang tidak dapat dijelaskan oleh likuiditas dan leverage sebesar 0,923. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan dapat dipengaruhi oleh likuiditas dan leverage.


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009.

2. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) melalui leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian dan pembahasan antara lain :

1. Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian bisa dibedakan dari penelitian ini.

2. Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan lebih memperluas tinjauan pengukuran kinerja keuangan melalui Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).


(4)

3. Penelitian ini hanya menggunakan periode waktu 3 tahun, penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode waktu pengukuran rasio keuangan lebih dari 3 tahun periode. Periode waktu pengukuran yang lebih lama diharapkan mampu melihat hubungan likuiditas, leverage dan kinerja keuangan dengan lebih akurat lagi.

4. Bagi pihak manajemen perusahaan hendaknya memperhatikan tingkat leverage-nya. Jika perusahaan dalam membiayai leverage dengan menggunakan dana pinjaman/hutang dari pihak luar maka akan menyebabkan kinerja keuangan menurun. Untuk itu manajemen perusahaan harus menjaga likuiditas dan leverage secara baik dan efisien agar perusahaan mampu menghasilkan kinerja keuangan berupa laba/profit yang diharapkan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, F, Eugene, dan Houston, F, Joel. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.


(5)

Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id.

Dani. 2003. ”Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT Modern Toolsindo Bekasi)”.

Faurani I Santi Singangerda. 2004. ”Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas dan Rentabilitas Pada Koperasi Dharma Wanita Mandalika Mataram Nusa Tengggra Barat”, Jurnal Manajemen Keuangan

, Volume 2, No.1. 2004

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS, Cetakan IV. Semarang: UNDIP.

Hernawati, Ima, Universitas Negeri Malang. 2007. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta).

Irwansyah, Universitas Diponegoro, 2001. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Alat Ukur EVA, MVA, Dan ROA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur”.

Kasmir, 2006. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Ketiga , Kencana, Jakarta. Mulyani, S., 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan

Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Munawir, S., 2001. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga Belas, Liberty,

Yogyakarta.

Naimah, Zahron, 2008, “Pengaruh Risiko Perusahaan dan Leverage terhadap Relevansi Nilai Laba Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Nurgraeni, Siwi. 2005. ”Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property And Real Estate Yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”.

Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.


(6)

Sadat, A.S. dan Eny Hardi, 2009, “Pengaruh Organizational Learning dan IT Capability Terhadap Financial Performance, dengan IT Capability Sebagai Variabel Antara”, Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang.

Siagian, Novita, Universitas Sumatera Utara, 2007, “Analisis Hubungan Rasio Likuiditas Dengan Rasio Profitabilitas Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumut Cabang Medan.

Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian, Cetakan Ketujuhbelas, Alfabeta, Bandung.

Tunggal, Amin W., 1995. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Rhineka Cipta.

Usman, Husaini, M.Pd. dan Akbar, Setiadi, Purnomo, S.Pd, M. Pd, 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Van Horne, James, C dan John, M, Machowicz, Jr. 1998. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.

Widayanto, G.,1993. “EVA/NITAMI. Suatu Terobosan Baru Dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan”, Usahawan No. 12 YH XXII Desember 1993.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 66 86

Pengaruh Merger Terhadap Return Saham Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening

0 37 110

PENGARUH PROFITABILITAS, GROWTH, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 8 127

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 26

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 24

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 7

Bab II Tinjauan Pustaka - Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN MELALUI STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

0 1 10

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016

0 1 17