Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN,

DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

FEBRY NAOMI

110503221

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DAPERTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Likuditas terhadap Kinerja Keuangan dengan Leverage sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusu sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 20 April 2015

Tanda tangan

Febry

Naomi110503 221


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan rasio keuangan perusahaan tahun 2011 sampai 2013. Jumlah populasi sebanyak 130 perusahaan. Sampel penelitian sebanyak 35 perusahaan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio kinerja keuangan dalam hal ini rasio profitabilitas. Penulis menggunakan analisis statistik berupa uji asumsi klasik, analisis jalur dan uji hipotesis untuk menguji dan menjelaskan pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 2013. (2) Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) melalui leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011-2013.


(4)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of liquidity on the financial performance with leverage as intervening variables in the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This type of research data used in this study is the ratio of secondary data from company financial statements 2011 to 2013. Number of population of 130 firms. Study sample as many as 35 companies. The variables used in the research are current ratio, leverage ratio, the ratio of financial performance in this case the profitability ratios. The author uses statistical analysis of the assumptions of classical test and path analysis to test and explain the liquidity effect on financial performance with leverage as an intervening variable.

The results showed that (1) liquidity proxyed with Current Ratio was positif not significant effects to financial performance proxyed with Return On Assets (ROA), (2) liquidity proxyed with Current Ratio was no direct effect to financial performance proxyed with Return On Assets (ROA) to leverage proxyed with Debt To Asset Ratio (DAR) as an intervening variable.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia dan rahmat-Nya yang tiada henti dirasakan penulis hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan

Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan baik moril maupun materil dri berbagai pihak secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak., CA selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Irwan Djanahar, MAFIS, Ak. Selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat


(6)

meyelesaikan skripsi ini dan Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis, Leodriano Hutasoit dan Lisbeth Pangaribuan yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis. Dan untuk Adik penulis Christin Yosanta Hutasoit yang memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman penulis, Vivian, Cinthia, Ester, Olivia, Naomi, Delwie, serta teman-teman angkatan 2011 lainnya yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 20 April 2015 Penulis,

Febry Naomi NIM: 110503221


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pernyataan ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Likuiditas ... 10

2.1.2 Kinerja Keuangan... ... 13

2.1.3 Leverage ... .18

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28


(8)

3.3 Defenisi Operasional ... 29

3.4 Skala Pengukuan Variabel ... 30

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.6 Jenis Data ... 34

3.7Metode Pengumpulan Data ... 34

3.8Teknik Analisis ... 34

3.8.1 Analisis Deskriptif... 35

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 35

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 35

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 36

3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 37

3.8.2.1 Uji Autokorelasi ... 38

3.8.3 Analisis Metode Jalur ... 38

3.8.4 Uji Hipotesis ... 39

2.8.4.1 Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 40

2.8.4.2 Identifikasi Determinan (R2) ... 40

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 41

4.1.1 Likuiditas ... 41

4.1.2 Kinerja Keuangan ... 41

4.1.3 Leverage ... 42

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 43

4.2.1 Uji Normalitas ... 44

4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 46

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 47

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 50


(9)

4.4 Pengujian Hipotesis ... 53

4.4.1Uji Hipotesis Pertama... 53

4.4.2Uji Hipotesis Kedua ... 53

4.5 Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan penelitihan terdahulu... 22

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 32

Tabel 4.1Gambaran Umum Likuiditas ... 41

Tabel 4.2Gambaran Umum Kinerja Keuangan ... 42

Tabel 4.3 Gambaran Umum Leverage ... 43

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Persamaan 1 ... 46

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Persamaan 2 ... 46

Tabel 4.6Pengujian Autokorelasi ... 50

Tabel 4.7 Koefisien Jalur 1 ... 51

Tabel 4.8Koefisien Jalur 2 ... 51

Tabel 4.9 Analisis Jalur ... 52

Tabel 4.10 Uji Determinasi 1 ... 54


(11)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka konseptual ... 26

Gambar 4.1 P-P Plot pengujian normalitas model Regresi 1 ... 44

Gambar 4.2 P-P Plot pengujian normalitas model Regresi 2 ... 45

Gambar 4.3 Pengujian heteroskedastisitas model Regresi 1 ... 48


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel ... 62 Lampiran 2 Hasil Analisis SPSS Persamaan 1 ... 65 Lampiran 3Hasil Analisis SPSS Persamaan 2 ... 70


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan rasio keuangan perusahaan tahun 2011 sampai 2013. Jumlah populasi sebanyak 130 perusahaan. Sampel penelitian sebanyak 35 perusahaan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio kinerja keuangan dalam hal ini rasio profitabilitas. Penulis menggunakan analisis statistik berupa uji asumsi klasik, analisis jalur dan uji hipotesis untuk menguji dan menjelaskan pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 2013. (2) Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) melalui leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011-2013.


(14)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of liquidity on the financial performance with leverage as intervening variables in the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This type of research data used in this study is the ratio of secondary data from company financial statements 2011 to 2013. Number of population of 130 firms. Study sample as many as 35 companies. The variables used in the research are current ratio, leverage ratio, the ratio of financial performance in this case the profitability ratios. The author uses statistical analysis of the assumptions of classical test and path analysis to test and explain the liquidity effect on financial performance with leverage as an intervening variable.

The results showed that (1) liquidity proxyed with Current Ratio was positif not significant effects to financial performance proxyed with Return On Assets (ROA), (2) liquidity proxyed with Current Ratio was no direct effect to financial performance proxyed with Return On Assets (ROA) to leverage proxyed with Debt To Asset Ratio (DAR) as an intervening variable.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian yang tidak menentu, perubahan yang cepat, dan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan menuntut manajemen perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Apabila perusahaan tidak tanggap dan cermat dalam menanggapi hal tersebut, maka kemungkinan terburuk dapat terjadi, bukan laba yang diperoleh tetapi rugi bahkan bisa jadi kebangkrutan perusahaan. Sehingga sangat diperlukan informasi yang tepat dan akurat sebagai media dalam pengambilan keputusan serta analisis yang tepat untuk menanggapi hal tersebut.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting dalam memperoleh informasi sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Tujuan dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan adalah untuk mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan yang bersangkutan serta untuk menilai efisiensi dan profitabilitas operasi.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002 : 4), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan


(16)

keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Alat ukur yang dapat digunakan dalam rangka menganalisis keadaan keuangan perusahaan yaitu rasio keuangan. Hasil analisis historis tersebut sangat penting bagi perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. Dengan mengadakan analisis laporan keuangan perusahaannya seorang manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan kinerja perusahaan.

Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, Djarwanto membagi rasio menjadi tiga, yaitu :

Rasio-rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya : rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, dan sebagainya.

Rasio laporan laba rugi, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya : Net Profit Margin (NPM), Profit On Sales, dan sebagainya.

Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya : Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan sebagainya. (Djarwanto P.S, 1984 : 136)

Menurut Weston dan Brigham (2001:138), rasio dapat dikategorikan sebagai berikut :

Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio leverage, bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dan dana pinjaman.

Rasio aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.


(17)

Rasio profitabilitas, bertujan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melakukan kegiatan penjualan.

Rasio pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.

Rasio evaluasi, bertujuan mengukur performance perubahan secara keseluruhan karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.

Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan digunakan metode dan teknik analisis untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos dalam laporan keuangan, sehingga diketahui perubahan masing-masing pos bila diperbandingkan. Hasil dari pembandingan tersebut dapat menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Peneliti menggunakan teknik analisis laporan keuangan yaitu analisis rasio dan analisis regresi mencari hubungan dan pengaruh antara rasio-rasio tersebut. Analisis rasio ini terdiri dari likuiditas,

leverage, dan profitabilitas.

Analisis rasio tersebut sangat berguna dalam melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Dimana likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban baik jangka pendek dan jangka panjangnya. Dan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun. Dalam hubungan antara likuiditas dan leverage (solvabilitas) terdapat 4 (empat) kemungkinan yang dapat dialami perusahaan yaitu: Pertama, perusahaan likuid tetapi insolvable. Kedua, perusahaan likuid dan


(18)

solvabel. Ketiga, perusahaan solvabel tetapi illikuid. Keempat, perusahaan

insolvable dan illikuid.

Van Horne dan Wachowicz (dalam Nugroho, 2011) menyatakan bahwa

perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur memerlukan perhatian yang lebih terhadap pengelolaan aktiva lancarnya agar lebih efisien. Hal ini karena proporsi aktiva lancar perusahaan manufaktur biasanya lebih dari separuh total aktivanya. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasi pengembalian atas investasi (ROI) yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Likuiditas sangat diperlukan oleh perusahaan sebagai jaminan pemenuhan kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan, agar dapat mempertahankan likuiditasnya yang sangat berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan perusahaan.

Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan dalam menjalankan usaha. Semakin besar laba yang diperoleh suatu perusahaan, semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Sebab laba perusahaan dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Namun terkadang tujuan tersebut tidak dapat terealisasi dengan baik karena perusahaan sering menghadapi masalah dan tantangan yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Kinerja diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi dalam penelitian ini menggunakan rasio Return


(19)

on Assets (ROA). ROA sering disebut juga dengan ROI (Return on Investment). ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja dan efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.

Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total asset. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan.

Sawir (2001) mengatakan bahwa jika perusahaan menggunakan lebih banyak utang (leverage) dibanding modal sendiri maka tingkat leverage itu sendiri akan meningkat karena beban bunga yang harus ditanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas.

Perusahaan harus menjaga aktiva lancarnya agar tidak berlebih atau terlalu sedikit karena akan berdampak terhadap operasi perusahaan. Perusahaan juga harus memperhatikan utangnya agar tidak lebih banyak dibanding modalnya yang akan berdampak terhadap penurunan profitabilitas yang disebabkan biaya bunga dari pinjaman yang dilakukan perusahaan.

Dari penelitian Hernawati (2007) tentang Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta), yang menyimpulkan bahwa Efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI, likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, solvabilitas tidak


(20)

berpengaruh signifikan terhadap ROI, dan secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI.

Sedangkan Andawina (2013) yang meneliti Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa Debt to asset ratio berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas (ROE) pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

Current ratio, dan debt to asset ratio secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROE) pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

Dari studi dari penelitian terdahulu tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh likuiditas dan leverage terhadap kinerja keuangan dalam hal ini profitabilitas berbeda pada tiap bentuk usaha. Dengan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk menguji kembali rasio-rasio tersebut dengan objek penelitian yang berbeda dan menguji rasio likuiditas dan leverage untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja keuangan dengan memasukkan unsur leverage sebagai variabel

intervening. Variabel intervening digunakan peneliti untuk menguji apakah leverage dapat dijadikan mediasi secara tidak langsung antara likuiditas dengan kinerja keuangan.

Peneliti memilih perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur secara luas mencakup banyak bentuk usaha dan produk, sehingga sampel yang dipilih beragam dan menyebar.


(21)

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset

(ROA) ?

2. Apakah likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset

(ROA) dengan leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio

(DAR) sebagai variabel intervening ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan penulis, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013.


(22)

2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dengan leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dilakukan penulis, yaitu :

1. Bagi penulis sebagai bahan yang dapat menambah pengetahuan dan memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai konsep, teori, pengaruh analisis laporan keuangan dan hubungannya dengan penilaian kinerja perusahaan.

2. Bagi peneliti berikutnya Sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang meneliti mengenai penilaian atas kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis laporan keuangan pada suatu perusahaan.

3. Bagi pembaca merupakan bahan informasi tentang pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan dengan leverage sebagai variabel intervening.


(23)

Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Likuiditas

perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.

Yang termasuk ke dalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut:

i. Current Ratio (Rasio Lancar)

Ratio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio lancar menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban-kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Ratio lancar yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor,


(24)

oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari sudut pemegang saham suatu ratio lancar yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar.

Menurut Sawir (2009:10) current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio

yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.

Riyanto (2001:28) menyatakan bahwa apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara:

Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.”

Current ratio dapat dihitung dengan formula:

ii. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.


(25)

Penghitungan ratio cepat dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.

Quick ratio dapat dihitung dengan formula :

iii. Cash ratio (Rasio Kas)

Menurut Sutrisno (2009:216), Cash ratio merupakan rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.


(26)

2.1.2 Kinerja Keuangan

Kinerja berasal dari kata performance, kinerja dinyatakan sebagai prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

Fahmi (2006, 64) kinerja keuangan diartikan sebagai refleksi gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah apa yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

Kasmir (2006: 204) menyatakan bahwa

penggunaan rasio profitabilitas dapat memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan dan menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (laba) yang merupakan sasaran dari kinerja keuangan yang baik. Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana. Sesuai dengan kemampuan para investor terhadap pertumbuhan nilai investasi, maka pengukuran kinerja perusahaan yang relevan adalah pengukuran profitabilitas. Indikator yang dapat digunakan untuk pengukuran kinerja keuangan adalah ROA, ROE, EVA, dan MVA.


(27)

Adapun pengukuran kinerja keuangan yang umum digunakan adalah : i. Return On Assets Ratio (ROA)

Menurut Kasmir (2006: 206), rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen.

Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Formula untuk mencari Return On Assets dapat digunakan sebagai berikut:

Return on Assets = Profit Before Income Tax / Total Assets ii. Return On Equity (ROE)

Menurut Kasmir (2006: 206), rasio ini merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikan pula sebaliknya.

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).


(28)

iii. Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added adalah salah satu alat ukur menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA mengukur perbedaan antara laba pada suatu modal perusahaan dan biaya modal.

Menurut Iramani & Febrian (2005), EVA adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal.

Menurut Tandelilin (2001: 195), EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/ efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan kreditur.

Menurut Tandelilin (2001: 196), rumus yang digunakan dalam perhitungan EVA sebagai berikut:

EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya biaya modal operasi dalam rupiah setelah dikurangi pajak.


(29)

setelah pajak)]

Menurut Iramani & Febrian (2005), secara sederhana EVA dirumuskan sebagai berikut:

EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost of Capital (COC) EVA = NOPAT – COC

Keterangan:

NOPAT = EBIT – Beban Pajak COC = Biaya Modal

EBIT = Laba operasi sebelum pajak

Namun, manakala dalam struktur perusahaan terdiri dati hutang dan modal sendiri, secara sistematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:

EVA= NOPAT – (WACC x TA) Keterangan:

NOPAT = Laba bersih operasi setelah pajak

WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)

TA = Total modal (Total Asset)

Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi sebagai berikut:

Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.

Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.


(30)

Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham.

iv. Market Value Added (MVA)

MVA merupakan selisih antara nilai pasar modal sendiri (market value of equity) dengan jumlah modal yang ditanamkan (invested capital) oleh investor ke dalam perusahaan. Nilai pasar modal sendiri merupakan nilai kapitalisasi pasar atas saham yang diterbitkan (outstanding stock) oleh perusahaan. Jumlah modal yang ditanamkan ke dalam perusahaan merupakan nilai buku atas modal sendiri (book value of equity).

Tujuan utama perusahaan menurut Sartono (2001: 103) adalah

memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Selain memberi manfaat bagi pemegang saham, tujuan ini juga menjamin sumber daya perusahaan yang langka dialokasikan secara efesien dan memberi manfaat ekonomi. Kemakmuran pemegang saham dimaksimalkan dengan memaksimalkan kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang saham. Kenaikan ini disebut Market Value Added (MVA).

MVA = Nilai Pasar dari Saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham

= (saham beredar)(harga saham) – Total ekuitas saham biasa = Nilai pasar Ekuitas – Modal ekuitas yang diinvestasikan investor

2.1.3 Leverage

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini sama dengan rasio


(31)

solvabilitas. Bambang Riyanto (1997) menyatakan bahwa leverage keuangan adalah penggunaan dana yang disertai dengan biaya tetap.

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan demikian alasan yang kuat untuk menggunakan dana dengan beban tetap adalah untuk meningkatkan pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham.

Menurut Kasmir (2006: 188), keuntungan dengan mengetahui leverage ratio adalah : Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

Syamsuddin (2004:89) menjelaskan dampak Penggunaan leverage adalah dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah

return yang diperoleh.

Leverage Ratio antara lain :

i. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt To Total Assets Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh


(32)

aktiva. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk membandingkan sumber modal yang berasal dari hutang (hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek) dengan modal sendiri.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio finansial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi.Dan sebaliknya apabila debt ratio

semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko finansial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.

ii. Rasio Total Utang Terhadap Ekuitas (Total debt to equity ratio)

Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverage.

Struktur modal menurut Riyanto (2008:22) adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain).


(33)

Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada.

Rasio hutang modal dihitung dengan formula:

Modal hutang Total

=

DER

Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

iii. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas (Long Term Debt To Equity Ratio)

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kewajiban jangka panjang dibandingkan dengan total modal. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara klaim keungan jangka panjang yang digunakan untuk mendanai kesempatan investasi jangka panjang dengan pengembalian jangka panjang. Rasio dapat dihitung dengan rumus:

Long Term Debt To Equity Ratio = Kewajiban jangka panjang/ekuitas x100%

iv. Rasio Kelipatan Bunga Dihasilkan (Times Interest Earned Ratio)

Time interest earned merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.


(34)

Sawir (2008:14) mengatakan bahwa rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

Time Interest Earned dapat dihitung dengan rumus:

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan penelitihan terdahulu

Nama Judul Variabel yang

digunakan Hasil penelitian Hernawati (2007) Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta) Variabel bebas: Efisiensi Modal Kerja Likuiditas Solvabilitas Variabel terikat: Profitabilitas

Efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI,

likuiditas tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROI, solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, dan secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. Andawina (2013) Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan Variabel bebas: Rasio lancar Rasio hutang terhadap aktiva (DAR)

Debt to asset ratio berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas (ROE) pada

Perusahaan Plastik dan Kemasan yang terdaftar pada Bursa Efek


(35)

Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia

Variabel terikat: ROE

Indonesia. Current ratio, dan debt to asset ratio

secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROE) pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Nugroho (2011) Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Profitabilitas

Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada BEI pada Tahun 2005 – 2009) Variabel bebas: Likuiditas Pertumbuhan Penjualan Perputaran Modal Kerja Ukuran Perusahaan Variabel terikat: Profitabilitas Variabel likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas, variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif tidak signifikan signifikan, variabel perputaran modal kerja dan ukuran perusahaan berpengaruh

positif signifikan terhadap profitabilitas, dan variabel leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Sehingga hanya perputaran modal kerja, ukuran perusahaan dan leverage memiliki pengaruh yang besar

terhadap tingkat profitabilitas perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI pada

tahun 2005-2009. Awan (2014) Dampak likuiditas, leverage, inflasi terhadap profitabilitas perusahaan pada sektor pangan Pakistan Variabel bebas: Leverage inflasi dan likuiditas Variabel terikat: Profitabilitas Penelitian menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang kuat antara leverage, likuiditas, inflasi terhadap

profitabilitas perusahaan tersebut. Rasio likuiditas memiliki pengaruh tidak signifikan dengan return on asset dan return on


(36)

equity. Rasio utang berpengaruh tidak signifikan dengan return on asset dan laba atas penjualan. Rasio profitabilitas

berpengaruh signifikan dengan return on asset dan imbal hasil ekuitas. Sumber: data yang diolah

2.3 Kerangka Konseptual

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio lancar biasanya digunanakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga sampai di manakah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya (Tunggal, 1995).

Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi (Brigham dan Houston, 2009:107). Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (profitabilitas penjualan) dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi (profitabilitas investasi). Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi dalam penelitian ini menggunakan rasio Return on Assets (ROA). ROA sering disebut juga dengan ROI (Return on Investment). ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk


(37)

mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.

Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun. Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan (Tunggal,1995 : 157).

Selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak utang dibanding modal sendiri maka tingkat leverage akan meningkat karena beban bunga yang harus di tanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya kinerja keuangan.


(38)

Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.

Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total asset. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan.

Variabel intervening digunakan peneliti untuk menguji apakah leverage

dapat dijadikan mediasi secara tidak langsung antara likuiditas dengan kinerja keuangan.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual peneltian sebagai berikut :


(39)

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menetapkan hipotesis atas permasalahan yang akan diteliti yaitu :

H1:Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA).

H2: Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) melalui leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel intervening.

H1

H2a H2b

Likuiditas -Current ratio

Kinerja Keuangan -Return On Asset LEVERAGE

- Debt To Asset Ratio

Variabel intervening

independent

variable dependent


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah deskriptif asosiatif. Penelitian deskriptif, menurut Sumanto (2014:14), “berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subjek penelitian pada saat ini.” Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2011:224)merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.”

3.2 Batasan operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan pada masalah sebagai berikut:

i. Variabel independen dalam penelitian ini adalah current ratio. ii. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on assets. iii. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah debt to assets ratio.


(41)

iv. Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun terakhir yang terdiri dari tahun 2011 sampai tahun 2013.

3.3 Defenisi operasional

Untuk memahami variabel-variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian, diberikan defenisi variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian yaitu:

i. Likuiditas sebagai variabel bebas. Rasio likuiditas yang digunakan peneliti adalah current ratio, yang merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio dapat dihitung dengan formula:

ii. Kinerja keuangan sebagai variabel terikat, peneliti menggunakan rasio profitabilitas untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio yang digunakan adalah Return On Assets Ratio (ROA). Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase.

Formula untuk mencari Return On Assets dapat digunakan sebagai berikut: Return on Assets = Profit Before Income Tax / Total Assets


(42)

iii. Variabel intervening merupakan mediasi yang terletak antara variabel bebas dan terikat, variabel bebas tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2010:5). Leverage

sebagai variabel intervening. Rasio yang digunakan adalah Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt To Total Assets Ratio). Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Rasio ini dihitung dengan rumus:

3.4 Skala pengukuran variabel

Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan likuiditas, kinerja keuangan, dan leverage adalah skala rasio. Karena skala rasio memiliki nilai dasar yang tidak dapat dirubah. Data yang dihasilkan dari skala rasio disebut data rasio dan tidak ada pembatasan terhadap alat uji statistik yang sesuai (Ghozali, 2006: 5).

3.5 Populasi dan sampel penelitian

Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 130 perusahaan yang terdiri dari:

i. Basic Industry And Chemicals (Industri Dasar dan Kimia) sebanyak 60 perusahaan;


(43)

ii. Miscellaneous Industry (Aneka Industri) sebanyak 37 perusahaan;

iii. Consumer Goods Industry (Industri Barang Konsumsi) sebanyak 33 perusahaan.

Menurut Sugiyono (2010:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Beberapa pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel adalah:

i. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.

ii. Perusahaan tersebut memiliki Current Ratio antara 127 sampai dengan 934 pada periode 2011-2013.

iii. Perusahaan tersebut memiliki Debt To Asset Ratio antara 14 sampai dengan 80 pada periode 2011-2013.

iv. Perusahaan tersebut memiliki Return On Asset antara 1,5 sampai dengan 41,7 pada periode 2011-2013.

Berdasarkan pertimbangan dan kriteria dalam penetapan sampel maka diperoleh sampel sebanyak 35 perusahaan sebagai berikut:

i. Basic Industry And Chemicals (Industri Dasar dan Kimia) sebanyak 12 perusahaan;


(44)

iii. Consumer Goods Industry (Industri Barang Konsumsi) sebanyak 13 perusahaan

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan No Kode Nama perusahaan

1 AMFG

2 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 3 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 4 CTBN Citra Turbindo Tbk

5 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 6 LION Lion Metal Works Tbk

7 LMSH

8 EKAD Ekadharma International Tbk 9 SRSN Indo Acitama Tbk

10 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 11 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 12 ALDO Alkindo Naratama Tbk

13 ASII

14 AUTO Astra Auto Part Tbk 15 BRAM Indo Kordsa Tbk 16 INDS Indospring Tbk

17 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 18 SMSM Selamat Sempurna Tbk 19 PBRX Pan Brothers Tbk 20 BATA Sepatu Bata Tbk


(45)

22 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk 23 ADES Akasha Wira International Tbk

24 AISA

25 ICBP

26 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 27 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk

28 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 29 GGRM Gudang Garam Tbk

30 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

31 KAEF

32 MERK Merck Tbk

33 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 34 MBTO Martina Berto Tbk

35 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

3.6 Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011 sampai tahun 2013


(46)

3.7 Metode pengumpulan data

Dalam melakukan penelitian ini teknik pengumpulan data adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian (Soehartono, 1999:70). Metode ini dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan data-data rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dari media internet dengan mengunduh melalui situs www.idx.co.id.

3.8 Teknik analisis

Sebelum melakukan analisis metode jalur, perlu menggunakan uji asumsi klasik untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan analisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang diteliti.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan bantuan program SPSS 18. Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:


(47)

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali 2006:110). Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Ghozali (2006:112), dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

Ho : Data residual berdistribusi normal (p > 0,05) Ha : Data residual tidak berdistribusi normal (p < 0,05).


(48)

3.8.2.2 Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2006: 91), “ uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai (1) tolerance dan lawannya, dan (2) variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 atau nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel bebas (independen).

3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 105). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar


(49)

analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.8.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2006 : 95), “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Apabila terjadi korelasi maka akan ada problem autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson, yaitu uji yang digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen (Ghozali, 2006: 96).


(50)

3.8.3 Analisis Metode Jalur

Setelah model regresi memenuhi syarat Uji Asumsi Klasik maka selanjutnya adalah analisis metode jalur. Metode jalur (path analysis) dilakukan dengan bantuan program SPSS 18. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan dihipotesiskan (Ghozali, 2006:174). Persamaan penelitian yang digunakan sebagai berikut:

Lev = β1Lik + e1...(persamaan 1) H2

KK= β1Lik + β2Lev + e2 ...(persamaan 2) H1 H2

Keterangan: Lev : Leverage

Lik : Likuiditas

KK : Kinerja Keuangan β1, β2 : Koefisien Standar e1, e2 : Residual

Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel tadi (Ghozali 2006:175) dan hubungan ini menggunakan analisis regresi.


(51)

3.8.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS 18. Dengan melakukan beberapa uji:

3.8.4.1 Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Dilakukan Uji t sebagai uji koefiseien jalur secara individu untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen dan variabel intervening secara individu terhadap variabel dependen. Ho : β1 = 0(Tidak ada pengaruh yang signifikan dari current rasio dan debt to asset rasio terhadap return on asset)

Hi : β1 ≠ 0(Ada pengaruh yang signifikandari current rasio dan debt to asset rasio terhadap return on asset)

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% H1 diterima jika t hitung>t tabel padaα= 5% 3.8.4.2 Identifikasi Determinan (R2)

Koefisien Determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar perananan variabel bebas dan intervening mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2006:8).


(52)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian 4.1.1 Likuiditas

Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio (CR). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current Ratio ini merupakan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar atau dinyatakan dengan:

Hasil perhitungan CR selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan terangkum pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Likuiditas

Interval Frekuensi Presentase

2013 2012 2011 2013 2012 2011

120≤ CR ≤282,8 23 25 25 65,7 71,4 71,4

282,8≤ CR ≤445,6 11 9 7 31,4 25,7 20

445,6≤ CR ≤608,4 0 0 1 0 0 2,9

608,4≤ CR ≤771,2 1 0 2 2,9 0 5,7

771,2≤ CR ≤934 0 1 0 0 2,9 0


(53)

4.1.2 Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan dalam penelitian ini diukur dengan return on asset

(ROA). ROA dihitung dengan perbandingan laba setelah pajak dengan total aktiva.

Return on Assets = Profit Before Income Tax / Total Assets

Hasil perhitungan kinerja keuangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan terangkum pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Gambaran Umum Kinerja Keuangan.

4.1.3 Leverage

Leverage dalam penelitian ini diukur dengan total debt to total assets ratio. Leverage ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Debt to total assets ini merupakan perbandingan total hutang dengan total aktiva.

Interval Frekuensi Presentase

2013 2012 2011 2013 2012 2011

1,5≤ KK ≤9,54 20 12 14 57,1 34,3 40

9,54≤ KK ≤17,58 13 19 18 37,2 54,2 51,4

17,58≤ KK ≤25,62 2 3 2 5,7 8,6 5,7

25,62≤ KK ≤33,66 0 1 0 0 2,9 0

33,66≤ KK ≤41,7 0 0 1 0 0 2,9


(54)

Hasil perhitungan leverage selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan terangkum pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Gambaran Umum Leverage

4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi ganda. Dalam uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikoliniearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokolerasi. Apabila data tidak berdistribusi normal dan mengandung heteroskedastisitas maka perlu adanya perbaikan model regresi dengan cara mentransformasi data dalam bentuk logaritma. Data hasil transformasi tersebut selanjutnya dianalis kembali menggunakan analisis regresi. Apabila data masih mengandung multikolinieritas maka salah satu variabel bebas dihilangkan.

Interval Frekuensi Presentase

2013 2012 2011 2013 2012 2011

14≤ DER ≤27,2 12 8 9 34,3 22,8 25,7

27,2≤ DER ≤40,4 9 13 10 25,7 37,2 28,5

40,4≤ DER ≤53,6 9 10 13 25,7 28,5 37,2

53,6≤ DER ≤66,8 4 3 3 11,4 8,6 8,6

66,8≤ DER ≤80 1 1 0 2,9 2,9 0


(55)

4.2.1 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dalam kajian penelitian ini menggunakan P-P plot. Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata titik-titik mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Lebih jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat pada grafik berikut.: PERSAMAAN 1 : Lev = β1Lik + e1

Gambar 4.1

P-P Plot pengujian normalitas model Regresi 1

Dari grafik normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit di sekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal.

Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan


(56)

nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,080 yang berarti lebih besar dari 0,05 yang menunjukan data berdistribusi normal.

PERSAMAAN 2 : KK= β1Lik + β2Lev + e

Gambar 4.2

P-P Plot pengujian normalitas model Regresi 2

Dari grafik normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit di sekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal. Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200 yang berarti lebih besar dari 0,05 yang menunjukan data berdistribusi normal.


(57)

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah antara variabel bebas memiliki hubungan yang sempurna atau tidak. Syarat diterimanya model regresi ganda apabila antara variabel bebas tidak mengandung korelasi yang sempurna. Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variance inflance faktor (VIF) berdasarkan hasil output SPSS. Apabila nilai VIF < 10 dan mendekati 1 dapat disimpulkan bahwa asumsi adanya multikolinieritas ditolak. Hasil analisis multikolinieritas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5.

Tabel 4.4

Uji Multikolinearitas Persamaan 1 Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Likuiditas 1.000 1.000 a. Dependent Variable: leverage

Tabel 4.5

Uji Multikolinearitas Persamaan 2 Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Likuiditas .462 2.164

Leverage .462 2.164 a. Dependent Variable: kinerja_keuangan


(58)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai VIF pada persamaan 1 untuk variabel likuiditas (LIK) sebesar 1,000, nilai VIF < 10 yang berarti bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung multikolinieritas. Begitu juga dengan persamaan 2 diperoleh nilai VIF untuk variabel likuiditas sebesar 2,164, untuk variabel leverage sebesar 2,164. Kedua nilai VIF < 10 yang berarti bahwa model regresi persamaan 2 tidak mengandung multikolinieritas.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut :


(59)

Gambar 4.3

Pengujian heteroskedastisitas model Regresi 1

Terlihat dari gambar 4.3 , titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.


(60)

Gambar 4.4

Pengujian heteroskedastisitas model Regresi 2

Terlihat dari gambar 4.4 , titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.


(61)

4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi maka akan ada problem autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson.

Tabel 4.6

Pengujian Autokorelasi Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .457a .209 .160 4.77108 2.041

a. Predictors: (Constant), leverage, likuiditas b. Dependent Variable: kinerja_keuangan

Penelitian ini jumlah sampelnya sebanyak 25 dan variabel bebasnya ada 2, sehingga nilai dU adalah 1,5838 dan nilai 4-dU adalah 2,4162. Dengan demikian Durbin Waston berada diantara nilai dU dan 4-dU, yaitu 1,5838 < 2,041 < 2,4162. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.


(62)

4.3 Analisis Jalur

Metode analisis jalur untuk pengujian pengaruh variabel intervening. Hasil penghitungan sub-struktural 1 adalah sebagai berikut

Tabel 4.7 Koefisien Jalur 1

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 54.484 3.073 17.728 .000

Likuiditas -.066 .011 -.733 -6.197 .000

a. Dependent Variable: leverage

Dan Hasil penghitungan sub-struktural 2 adalah sebagai berikut Tabel 4.8

Koefisien Jalur 2 Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.992 5.887 1.018 .316

Likuiditas .018 .009 .448 1.937 .062

Leverage -.006 .103 -.013 -.054 .957


(63)

Analisis jalur dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut:

Lev = - 0,733Lik + 0,68 ...(persamaan 1) KK = 0,448Lik – 0,013Lev + 0,89 ...(persamaan 2)

Tabel berikut memberikan rangkuman pengaruh Likuiditas dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan.

Tabel 4.9 Analisis Jalur

Variabel Koefisien

Standar

T Sig. Keterangan

H1 Lik  KK 0,448 1,937 0,062 Tidak signifikan H2a Lik  Lev -0,733 -6.197 0,000 Signifikan H2b Lev  KK -0,013 -0.054 0,957 Tidak signifikan H2 Lik  Lev  KK 0,009529

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat menjelaskan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel dalam penelitian. Pengaruh langsung Likuditas terhadap kinerja keuangan sebesar 0.448, dan pengaruh Likuiditas melalui variabel intervening Leverage terhadap kinerja keuangan sebesar -0,733x -0.013 = 0,009529. Hasil penelitian menunjukan nilai koefiien jalur yang langsung antara likuiditas dan kinerja lebih besar dibanding pengaruh tidak langsung. Hal ini menunjukan hubungan yang terjadi adalah hubungan langsung, dimana variabel likuiditas dan kinerja keuangan berpengaruh tanpa adanya mediasi variabel leverage.


(64)

4.4Pengujian Hipotesis

4.4.1 Uji Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh koefisien standar sebesar 0,448, T sebesar 1,937 dengan nilai signifikansi 0,062. Karena nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan secara tidak signifikan. Koefisien standar yang lebih besar dari 0 menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil dari perhitungan ini yaitu likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013.

4.4.2 Uji Hipotesis Kedua

i. Pengaruh Likuiditas Terhadap Leverage

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh koefisien standar sebesar -0,733, T sebesar -6.197 dengan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa pengaruh likuiditas terhadap leverage secara signifikan. Arah hubungan yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa semakin tinggi likuiditas maka semakin turun leverage.


(65)

Tabel 4.10 Uji Determinasi 1

R square merupakan koefisien determinasi. Dalam kasus ini, besar R square (R2) adalah 0,538=53,8%. Artinya, besar pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 53,8%. Sementara sisanya 46,2% dipengaruhi faktor lain diluar penelitian ini. Dengan nilai e1=0,68.

ii. Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh koefisien standar sebesar -0,013, T sebesar -0.054 dengan nilai signifikansi 0,957. Karena nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan secara tidak signifikan. Hasil dari perhitungan ini yaitu leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .733a .538 .524 8.08039

a. Predictors: (Constant), likuiditas b. Dependent Variable: leverage


(66)

keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013.

iii. Pengaruh Tidak Langsung Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Untuk menghitung pengaruh tidak langsung likuiditas terhadap kinerja keuangan adalah dengan mengalikan koefisien standar pengaruh likuiditas terhadap leverage sebesar -0,733dengan koefisien standar pengaruh leverage dengan kinerja keuangan sebesar -0.013 sehingga didapatkan hasil sebesar 0,009529. Hasil penelitian ini menunjukan hubungan tidak langsung tidak terjadi, leverage tidak menjadi mediasi antara likuiditas dan kinerja keuangan.

Tabel 4.10 Uji Determinasi 2 Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .457a .209 .160 4.77108

a. Predictors: (Constant), leverage, likuiditas b. Dependent Variable: kinerja_keuangan

R square merupakan koefisien determinasi. Dalam kasus ini, besar R square (R2) adalah 0,209=20,9%. Artinya, besar pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan adalah sebesar


(67)

20,9%. Sementara sisanya 79,1% dipengaruhi faktor lain diluar penelitian ini. Dengan nilai e2=0,89

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi melalui uji parsial persamaan 2 ternyata likuditas berpengaruh positif tidak signifikan secara langsung terhadap kinerja keuangan. Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,062 > 0,05. Hal ini berarti pula bahwa likuiditas yang tinggi tidak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan (Van Horne,1997: 217). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian Nugroho (2011) menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitaspada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada BEI pada Tahun 2005 – 2009).

Dari hasil analisis regresi persamaan 1 ternyata likuiditas berpengaruh signifikan dan hubungan negatif terhadap leverage . Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan likuiditas berdampak pada perubahan leverage walaupun terdapat jumlah variance variabel leverage yang tidak dapat dijelaskan oleh likuiditas sebesar 0,68. Hubungan negatif menunjukkan jika perusahaan dapat menerapkan kebijakan leverage rendah yaitu menggunakan modal sendiri dibanding utang maka akan meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan tersebut dan ini sangat baik bagi


(68)

kreditor karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya.

Dari hasil analisis regresi melalui uji parsial persamaan 2 ternyata leverage berpengaruh tidak signifikan dan hubungan negatif terhadap kinerja keuangan . Hal ini ditunjukkan dari p value = 0,957 > 0,05. Hubungan negatif menunjukkan jika perusahaan dapat menerapkan kebijakan leverage rendah yaitu menggunakan modal sendiri dibanding utang maka akan meningkatkan kinerja keuangan tersebut dan ini sangat baik bagi pemegang saham karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa deviden yang diterima akan semakin besar.

Dari hasil analisis jalur dari kedua persamaan tersebut didapatkan hasil bahwa pengaruh Likuiditas melalui variabel intervening Leverage terhadap kinerja keuangan sebesar 0,009529. Hasil penelitian menunjukan nilai koefiien jalur yang langsung antara likuiditas dan kinerja lebih besar dibanding pengaruh tidak langsung. Hal ini menunjukan hubungan yang terjadi adalah hubungan langsung, dimana variabel likuiditas dan kinerja keuangan berpengaruh tanpa adanya mediasi variabel leverage.


(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset

(ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011-2013. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On Asset (ROA) melalui leverage yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio (DAR) sebagai variabel

intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011-2013.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian dan pembahasan antara lain :

Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian bisa dibedakan dari penelitian ini.

Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan lebih memperluas tinjauan pengukuran kinerja keuangan melalui Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).


(70)

Penelitian ini hanya menggunakan periode waktu 3 tahun, penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode waktu pengukuran rasio keuangan lebih dari 3 tahun periode. Periode waktu pengukuran yang lebih lama diharapkan mampu melihat hubungan likuiditas, leverage dan kinerja keuangan dengan lebih akurat lagi.

Bagi pihak manajemen perusahaan hendaknya memperhatikan tingkat leverage -nya. Jika perusahaan dalam membiayai leverage dengan menggunakan dana pinjaman/hutang dari pihak luar maka akan menyebabkan kinerja keuangan menurun. Untuk itu manajemen perusahaan harus menjaga likuiditas dan leverage secara baik dan efisien agar perusahaan mampu menghasilkan kinerja keuangan berupa laba/profit yang diharapkan perusahaan.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Amin Wijaya Tunggal. (1995). Dasar Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Andawina, Universitas Sumatera Utara. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Awan, Maria Rasheed, University Rawalpindi Pakistan. 2014. Impact of liquidity, leverage, inflation on firm profitability an empirical analysis of food sector of Pakistan.

Brigham, F. Eugene dan Joel F. Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

Bursa Efek Indonesia

Djarwanto, PS. 2001. Pokok – pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.

Fahmi, I. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS,

Cetakan IV. Semarang: UNDIP.

Hernawati, Ima, Universitas Negeri Semarang. 2007. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta).

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2002. Standar keuangan, Salemba empat, Jakarta


(72)

Iramani, R. dan Erie Febrian. 2005. “Financial Value Added Suatu Paradigma Dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan”,

JurnalAkuntansi dan Keuangan, Vol 7, No.1 Mei 2005: 1-10. Universitas Kristen Petra.Jakarta.

Kasmir, 2006, Dasar-Dasar perbankan, Ed 1-5, PT Raja Grafinda Persada, Jakarta.

Kasmir, 2006. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Ketiga , Kencana, Jakarta.

Nugroho, Eflianto, Universitas Diponegoro. 2011. Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada BEI pada Tahun 2005 – 2009)

Riyanto B. 1997, Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Penerbit UGM

Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

Rudianto.2006. Akuntansi Koperasi, Grafindo, Jakarta.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.Edisi ke Empat. BPFE, Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2001. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soehartono, Irawan. 1999. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.: Alfabeta, Bandung 2010


(73)

Sumanto,2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Center of Academic Publishing Service, Yogyakarta.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Cetakan Ketujuh. Ekoisia.Yogyakarta

Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Syamsuddin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2007. Fundamentals of Financial Management, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Weston J.Fred. dan Eugene F. Brigham, 2001, Dasar-Dasar manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta.


(1)

(2)

Lampiran 3

Hasil Analisis SPSS Persamaan 2

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N kinerja_keuangan 10.4144 5.20441 35 likuiditas 257.9950 129.86001 35 leverage 37.4232 11.70948 35

Correlations

kinerja_keuangan likuiditas leverage Pearson

Correlation

kinerja_keuangan 1.000 .457 -.341

likuiditas .457 1.000 -.733

leverage -.341 -.733 1.000

Sig. (1-tailed) kinerja_keuangan . .003 .022

likuiditas .003 . .000

leverage .022 .000 .

N kinerja_keuangan 35 35 35

likuiditas 35 35 35


(3)

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 leverage,

likuiditasa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: kinerja_keuangan

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 likuiditas .462 2.164

leverage .462 2.164 a. Dependent Variable:


(4)

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .457a .209 .160 4.77108 2.041

a. Predictors: (Constant), leverage, likuiditas b. Dependent Variable: kinerja_keuangan

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 192.498 2 96.249 4.228 .023a Residual 728.423 32 22.763

Total 920.921 34

a. Predictors: (Constant), leverage, likuiditas b. Dependent Variable: kinerja_keuangan


(5)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.992 5.887 1.018 .316

likuiditas .018 .009 .448 1.937 .062

leverage -.006 .103 -.013 -.054 .957

a. Dependent Variable: kinerja_keuangan

Residuals Statisticsa

Minimu m

Maximu

m Mean

Std.

Deviation N Predicted Value 7.9816 19.7249 10.4144 2.37943 35 Std. Predicted Value -1.022 3.913 .000 1.000 35 Standard Error of

Predicted Value

.855 3.562 1.305 .506 35

Adjusted Predicted Value

7.7645 24.8218 10.5604 2.97986 35

Residual -6.89494 12.82619 .00000 4.62863 35

Std. Residual -1.445 2.688 .000 .970 35

Stud. Residual -1.492 2.906 -.012 1.026 35 Deleted Residual -9.14181 14.98485 -.14602 5.24179 35 Stud. Deleted Residual -1.522 3.333 .001 1.071 35 Mahal. Distance .119 17.985 1.943 3.093 35

Cook's Distance .000 .682 .050 .136 35

Centered Leverage Value

.004 .529 .057 .091 35


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

22 210 59

Pengaruh Merger Terhadap Return Saham Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening

0 37 110

PENGARUH PROFITABILITAS, GROWTH, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 8 127

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 26

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 24

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 7

Bab II Tinjauan Pustaka - Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN MELALUI STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

0 1 10

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016

0 1 17