Rasio ini menunjukkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah resiko bahwa
pembayaran bunga tidak dapat dilakukan jika pendapatan menurun.
2.1.3 Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan perusahaan dalam periode tertentu. Penilaian kinerja menurut Mulyadi 1997, hal 419 adalah penentuan secara
periodic efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.
Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dilakukan secara periodik. Laporan keuangan berupa neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas
dan laporan perubahan modal yang secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan digunakan investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden dimasa mendatang, dan resiko atas penilaian tersebut Weston Brigham,
1993. Menurut Helfert 2003:107 dalam Sadat 2009: 6, kinerja dari suatu bisnis,
dapat diukur melalui keuangan dan konsekuensi ekonomi dari keputusan manajemen di masa lalu yang membentuk investasi, operasi, dan pembiayaan sepanjang waktu.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur kinerja keuangan dan konsekuensi ekonomi tersebut diperlukan rasio-rasio dan pengukuran - pengukuran.
Menurut Kasmir 2006: 204, penggunaan rasio profitabilitas dapat memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan dan menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan laba yang merupakan sasaran dari kinerja keuangan yang baik. Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan
dalam menggunakan dana. Sesuai dengan kemampuan para investor terhadap pertumbuhan nilai investasi, maka pengukuran kinerja perusahaan yang relevan
adalah pengukuran profitabilitas. Indikator yang dapat digunakan untuk pengukuran kinerja keuangan adalah ROA, ROE, EVA, dan MVA.
Adapun pengertian pengukuran kinerja keuangan yang umum digunakan peneliti sebelumnya adalah :
1. Return On Assets Ratio ROA Menurut Kasmir 2006: 206, rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan hasil
return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva
yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini menunjukkan produktifitas dari seluruh
dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rendah rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini
digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Formula untuk mencari Return On Assets dapat digunakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
2. Return On Equity ROE Menurut Kasmir 2006: 206, rasio ini merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi
pemilik perusahaan semakin kuat, demikan pula sebaliknya. Formula untuk mencari Return On Equity dapat digunakan sebagai berikut:
3. Economic Value Added EVA
Economic Value Added adalah salah satu alat ukur menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA mengukur perbedaan antara laba pada suatu modal perusahaan
dan biaya modal. Konsep EVA dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan analisis
perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat kecenderungan trend. Pada penguruan EVA apabila EVA 0 maka disebut terjadi proses nilai tambah
pada perusahaan, EVA = 0 menunjukkan posisi impas perusahaan, dan EVA 0 menunjukkan tidak terjadinya nilai tambah perusahaan Widayanto, 1993.
Formulasi untuk mencari EVA dapat digunakan sebagai berikut:
4. Market Value Added MVA
Universitas Sumatera Utara
MVA merupakan selisih antara nilai pasar modal sendiri market value of equity dengan jumlah modal yang ditanamkan invested capital oleh investor ke
dalam perusahaan. Nilai pasar modal sendiri merupakan nilai kapitalisasi pasar atas saham yang diterbitkan outstanding stock oleh perusahaan. Jumlah modal
yang ditanamkan ke dalam perusahaan merupakan nilai buku atas modal sendiri book value of equity.
Pengukuran MVA sebagai indicator kinerja keuangan akan lebih memiliki arti jika dilihat pertumbuhan MVA antar tahun. Adanya perbandingan
akan diketahui peningkatan kinerja manajeman perusahaan antar tahun sehingga harapan para investor terhadap pertumbuhan inestasinya menjadi lebih besar
Young, 1994. Formulasi dari MVA adalah :
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu