Tinjauan Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual

MVA merupakan selisih antara nilai pasar modal sendiri market value of equity dengan jumlah modal yang ditanamkan invested capital oleh investor ke dalam perusahaan. Nilai pasar modal sendiri merupakan nilai kapitalisasi pasar atas saham yang diterbitkan outstanding stock oleh perusahaan. Jumlah modal yang ditanamkan ke dalam perusahaan merupakan nilai buku atas modal sendiri book value of equity. Pengukuran MVA sebagai indicator kinerja keuangan akan lebih memiliki arti jika dilihat pertumbuhan MVA antar tahun. Adanya perbandingan akan diketahui peningkatan kinerja manajeman perusahaan antar tahun sehingga harapan para investor terhadap pertumbuhan inestasinya menjadi lebih besar Young, 1994. Formulasi dari MVA adalah :

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Siagian 2007 telah meneliti “Analisis Hubungan Rasio Likuiditas Dengan Rasio Profitabilitas Pada PT. PLN Persero Wilayah Sumut Cabang Medan”, penelitian ini menyimpulkan bahwa current ratio mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan terhadap ROI, acid test ratio mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap ROI dan cash ratio mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan terhadap ROI. Universitas Sumatera Utara 2. Hernawati 2007 telah meneliti “ Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta”, penelitian ini menyimpulkan bahwa efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI, likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, dan secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Horne 2005:313 perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran trade off antara faktor likuiditas dan profitabilitas yang mana kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun. Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang Universitas Sumatera Utara menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan Tunggal,1995 : 157. Selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak utang dibanding modal sendiri maka tingkat leverage akan meningkst karena beban bunga yang harus di tanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya kinerja keuangan. Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total asset. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Universitas Sumatera Utara Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian, analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan Rangkuti, 2004: 79. Metode yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan adalah membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau return on asset ROA. Rasio ini membandingkan hasil yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu apabila dikaitkan dengan teori yang diungkapkan oleh Tunggal, Van Horne menunjukkan adanya suatu masalah atau gap antara teori dengan kenyataan. Masalah tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang tidak konsisten. Variabel intervening digunakan peneliti untuk menguji apakah leverage dapat dijadikan mediasi secara tidak langsung antara likuiditas dengan kinerja keuangan. Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir dari pengaruh likuiditas dan leverage terhadap terhadap profitabilitas secara sistematis pada gambar berikut: Universitas Sumatera Utara Variabel Intervening H2 H2 H1 Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 66 86

Pengaruh Merger Terhadap Return Saham Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening

0 37 110

PENGARUH PROFITABILITAS, GROWTH, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 8 127

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 26

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 24

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 7

Bab II Tinjauan Pustaka - Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN MELALUI STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

0 1 10

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016

0 1 17