Jumlah Total Mikroorganisme berdasarkan Faktor Kelerengan Tanah

Rio Ardi : Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Kelerengan Dan Kedalaman Hutan Alam Studi kasus di Taman Nasional Gunung Leuser, Seksi Besitang, 2010. kelerengan dan kedalaman tanah berpengaruh tidak nyata. Jumlah total mikroorganisme tanah pada berbagai kelerengan dan kedalaman tanah disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan jumlah total mikroorganisme tanah pada berbagai kelerengan dan kedalaman tanah ........ x 10 7 SPKml. Kedalaman tanah cm Kelerengan Tanah Rataan V 1 0-8 V 2 8 –15 V 3 15-25 D 1 0-10 D 2 10-20 D 3 20-30 49,83 26,28 27,33 42,77 36,57 23,99 48,92 36,10 15,92 47,17 32,32 22,08 Rataan 34,48 34,44 33,65 101,57 Pada tabel 4, berdasarkan faktor kelerengan diketahui rataan jumlah total mikroorganisme tanah tertinggi terdapat pada tanah dengan kelerengan 0 – 8 yaitu sebesar 34,48 x 10 7 SPKml dan rataan jumlah total mikroorganisme terendah terdapat pada kelerengan 15 – 25 yaitu sebesar 33,65 x 10 7 SPKml. Sedangkan berdasarkan faktor kedalaman rataan jumlah total mikroorganisme tertinggi terdapat pada kedalaman 0 – 10 cm yaitu sebesar 47,17 x 10 7 SPKml dan rataan jumlah total mikroorganisme terendah terdapat pada kedalaman 20 – 30 cm yaitu sebesar 22,08 x 10 7 SPKml.

2.1 Jumlah Total Mikroorganisme berdasarkan Faktor Kelerengan Tanah

Pada tabel 4, berdasarkan faktor kelerengan, kelerengan 0 – 8 rataan jumlah total mikroorganisme tanahnya adalah sebesar 34,48 x 10 7 SPKml. Rataan jumlah total mikroorganisme pada kelerengan 0 – 8 lebih tinggi dibandingkan dengan kelerengan lain, hal tersebut diduga karena pada kelerengan 0 – 8 faktor-faktor yang berpengaruh terhadap populasi mikroorganisme tanah seperti bahan organik, keadaan iklim daerah, jenis vegetasi dan kelembaban tersedia Rio Ardi : Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Kelerengan Dan Kedalaman Hutan Alam Studi kasus di Taman Nasional Gunung Leuser, Seksi Besitang, 2010. dengan baik. Menurut Sutedjo dkk 1996 selain bahan mineral dan bahan organik keadaan iklim daerah, berbagai vegetasi yang tumbuh, reaksi yang berlangsung dan kadar kelembaban mempengaruhi populasi mikroorganisme didalam tanah. Kelerengan 0 – 8 merupakan kelerengan dengan klasifikasi datar, sehingga diduga pada kelerengan 0 – 8 faktor yang mempengaruhi perkembangan mikroorganisme tanah seperti erosi belum terjadi, hal ini didukung oleh keadaan vegetasi yang rapat. Menurut Hardjowigeno 1987 vegetasi yang tumbuh ditanah merupakan penghalang untuk terjadinya erosi, erosi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan mikroorganisme didalam tanah. Rataan pH tanah pada kelerengan 0 – 8 adalah sebesar 5,80. Didalam klasifikasi pH, menurut Hardjowigeno 1987 termasuk kedalam tanah yang bersifat agak masam. Adapun mikroorganisme yang banyak hidup pada pH ini pada umumnya adalah bakteri dan fungi. Menurut Lay 1994 pada umumnya bakteri dapat tumbuh dengan baik pada pH sekitar 7 netral meskipun dapat tumbuh pada kisaran pH 5 – 8 sedangkan fungi dapat hidup pada kisaran pH yang luas. Hasil Penelitian Widawati dkk 2005 menunjukkan bahwa Bakteri adalah mikroorganisme yang paling dominan didalam tanah bila dibandingkan dengan mikroorganisme lain seperti fungi dan protozoa, bakteri dapat hidup pada seluruh lapisan tanah dan pada kondisi tanah yang berbeda Pada kelerengan 8 – 15 rataan jumlah total mikroorganisme didalam tanah adalah sebesar 34,44 x 10 7 SPKml. Berdasarkan klasifikasi kelerengan, kelerengan 8 – 15 termasuk dalam kelas landai. Pada kelerengan 8 – 15 Rio Ardi : Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Kelerengan Dan Kedalaman Hutan Alam Studi kasus di Taman Nasional Gunung Leuser, Seksi Besitang, 2010. rataan jumlah total mikroorganisme cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan kelerengan 0 – 8 . Hal ini diduga karena pada kelerengan 8 – 15 telah terjadi erosi, erosi akan membuat mikroorganisme kehilangan sumber makanannya karena terangkut oleh erosi. Menurut Hardjowigeno 1987 apabila lereng semakin besar maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga kekuatan mengangkut semakin meningkat. Rataan pH tanah pada kelerengan 8 – 15 adalah sebesar 5,76. Didalam klasifikasi pH menurut Hardjowigeno 1987 termasuk kedalam tanah yang bersifat agak masam. Mikroorganisme yang dapat hidup pada kelerengan ini sama seperti mikroorganisme yang hidup pada kelerengan 0 – 8 yaitu bakteri dan fungi. Adapun yang membuat rataan jumlah total mikroorganisme berkurang adalah faktor erosi yang mulai terjadi pada kelerengan ini. Pada kelerengan 15 – 25 rataan jumlah total mikroorganisme didalam tanah adalah sebesar 33,65 x 10 7 SPKml. Jumlah rataan total mikroorganisme pada kelerengan 15 – 25 terendah bila dibandingkan dengan kelerengan 0 – 8 dan kelerengan 8 – 15 . Faktor panjangnya lereng diduga menjadi penyebab berkurangnya jumlah mikroorganisme. Pada kelerengan ini karena erosi akan mengangkut bahan-bahan mineral dan bahan organik yang merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Menurut Hardjowigeno 1987 erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang, selain karena faktor erosi keadaan vegetasi di tempat pengambilan tanah tidak begitu rapat sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas mikroorganisme didalam tanah seperti temperatur, kelembaban, energi dan aerasi tidak tersedia dengan baik. Menurut Alexander 1977 jumlah mikroorganisme didalam tanah Rio Ardi : Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Kelerengan Dan Kedalaman Hutan Alam Studi kasus di Taman Nasional Gunung Leuser, Seksi Besitang, 2010. dipengaruhi oleh berbagai kondisi seperti kerapatan vegetasi, temperatur, sumber energi dan kelembaban. Rataan pH tanah pada kelerengan 15 – 25 adalah sebesar 5,37. Didalam klasifikasi pH menurut Hardjowigeno 1987 termasuk kedalam tanah yang bersifat masam, adapun mikroorganisme yang dapat tumbuh pada pH ini adalah bakteri dan fungi, tetapi karena keadaan vegetasi yang kurang rapat dan terangkutnya bahan mineral dan bahan organik oleh erosi menyebabkan jumlah total mikroorganisme tanah berkurang.

2.2 Jumlah Total Mikroorganisme Berdasarkan Faktor Kedalaman Tanah

Dokumen yang terkait

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 65 94

Kajian P tersedia dan Cadd tanah pada sistem agroforestry di Kawasan Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser.

1 41 59

Kajian K dan Na tanah pada Beberapa Sistem Agroforestry di Kawasan Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser

0 34 60

Kajian pH dan KTK Tanah pada Beberapa Sistem Agroforestry di Kawasan Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser

1 33 74

Analisis Kerusakan Hutan Di Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah VI Besitang

8 83 139

Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Sumatera Utara

1 35 133

Eksplorasi Pteridophyta di Kawasan Hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser

7 31 91

KAJIAN EKOLOGI TUMBUHAN LIANA DI HUTAN PRIMER TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG KECAMATAN BESITANG KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA.

0 2 22

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 2 14

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 1 11