Jumlah Total Mikroorganisme Berdasarkan Faktor Kedalaman Tanah

Rio Ardi : Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Kelerengan Dan Kedalaman Hutan Alam Studi kasus di Taman Nasional Gunung Leuser, Seksi Besitang, 2010. dipengaruhi oleh berbagai kondisi seperti kerapatan vegetasi, temperatur, sumber energi dan kelembaban. Rataan pH tanah pada kelerengan 15 – 25 adalah sebesar 5,37. Didalam klasifikasi pH menurut Hardjowigeno 1987 termasuk kedalam tanah yang bersifat masam, adapun mikroorganisme yang dapat tumbuh pada pH ini adalah bakteri dan fungi, tetapi karena keadaan vegetasi yang kurang rapat dan terangkutnya bahan mineral dan bahan organik oleh erosi menyebabkan jumlah total mikroorganisme tanah berkurang.

2.2 Jumlah Total Mikroorganisme Berdasarkan Faktor Kedalaman Tanah

Berdasarkan Tabel 4, pada kedalaman 0 – 10 cm rataan jumlah total mikroorganisme tanah adalah sebesar 47,17 x 10 7 SPKml. Hal ini diduga karena kedalaman 0 - 10 cm termasuk kedalam zona perakaran, dimana pada zona perakaran mikroorganisme dapat hidup dengan baik. Hal ini seperti pernyataan Winarso 2005 mikroorganisme didalam tanah banyak ditemukan didaerah perakaran Rhizosphere. Selain itu mikroorganisme juga dapat tumbuh dengan baik pada lapisan atas atau horison permukaan seperti pernyataan Alexander 1977 jumlah mikroorganisme yang ada didalam tanah dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang mempengaruhi pertumbuhannya, seperti temperatur, kelembaban, aerasi dan sumber energi. Tetapi secara umum populasi yang terbesar terdapat dihorison permukaan. Mikroorganisme tanah lebih banyak ditemukan pada permukaan tanah karena bahan organik lebih tersedia. Oleh karena itu mikroorganisme lebih banyak berada pada lapisan tanah yang paling atas. Didalam tanah mikroorganisme memiliki peranan terpenting. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pelczar dan Chan 1988 peranan terpenting Rio Ardi : Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Kelerengan Dan Kedalaman Hutan Alam Studi kasus di Taman Nasional Gunung Leuser, Seksi Besitang, 2010. mikroorganisme tanah ialah fungsinya yang membawa perubahan kimiawi pada substansi-substansi didalam tanah terutama didalam pengubahan senyawa organik menjadi anorganik yang disebut mineralisasi. Rataan pH tanah pada kedalaman 0 –10 cm adalah 5,27. Didalam klasifikasi pH menurut Hardjowigeno 1987 termasuk kedalam tanah yang bersifat masam, adapun mikroorganisme yang dapat tumbuh pada pH ini adalah bakteri dan fungi. Pada kedalaman 10 – 20 cm rataan jumlah total mikroorganisme tanah adalah sebesar 32,32 x 10 7 SPKml, jika dibandingkan dengan kedalaman 0-10 cm, rataan jumlah total mikroorganisme tanah mengalami penurunan. Hal ini karena pada kedalaman 10 – 20 cm faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme tanah seperti bahan organik dan ketersediaan humus tidak tersedia dengan baik. Menurut Sutedjo 1996 ketersediaan bahan organik dan humus didalam tanah menjadi sumber energi bagi perkembangan mikroorganisme. Bahan organik dan humus menyediakan unsur-unsur penting yang diperlukan mikroorganisme tanah. pH tanah pada kedalaman 10 – 20 cm adalah 5,70. Didalam klasifikasi pH menurut Hardjowigeno 1986 termasuk kedalam tanah yang bersifat agak masam. Adapun mikroorganisme yang banyak hidup pada pH ini pada umumnya adalah bakteri dan fungi. Menurut Lay 1994 pada umumnya bakteri dapat tumbuh dengan baik pada pH sekitar 7 netral meskipun dapat tumbuh pada kisaran pH 5 – 8 sedangkan fungi dapat hidup pada kisaran pH yang luas. Pada kedalaman 20 – 30 cm jumlah total mikroorganisme adalah sebesar 22,08 x 10 7 SPkml. Rataan jumlah total mikroorganisme pada kedalaman 20 – 30 Rio Ardi : Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Kelerengan Dan Kedalaman Hutan Alam Studi kasus di Taman Nasional Gunung Leuser, Seksi Besitang, 2010. cm lebih kecil dibanding dengan kedalaman 0 –10 cm dan 10 – 20 cm, hal ini diduga karena faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas mikroorganisme seperti bahan mineral, bahan organik tanah dan humus tidak tersedia dalam jumlah yang banyak. Menurut Sutedjo 1996 bahan organik tanah mempunyai peran yang penting dalam aktivitas mikroorganisme didalam tanah.

3. Produksi CO

Dokumen yang terkait

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 65 94

Kajian P tersedia dan Cadd tanah pada sistem agroforestry di Kawasan Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser.

1 41 59

Kajian K dan Na tanah pada Beberapa Sistem Agroforestry di Kawasan Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser

0 34 60

Kajian pH dan KTK Tanah pada Beberapa Sistem Agroforestry di Kawasan Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser

1 33 74

Analisis Kerusakan Hutan Di Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah VI Besitang

8 83 139

Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Sumatera Utara

1 35 133

Eksplorasi Pteridophyta di Kawasan Hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser

7 31 91

KAJIAN EKOLOGI TUMBUHAN LIANA DI HUTAN PRIMER TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG KECAMATAN BESITANG KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA.

0 2 22

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 2 14

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 1 11