Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel VC adalah sebesar = Rp 510.483.255.875,-
Maka, biaya produksi total, = Biaya Tetap FC + Biaya Variabel VC = Rp 36.015.846.337,- + Rp 510.483.255.875,-
= Rp 546.499.102.212,-
10.3 Total Penjualan Total Sales
Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk adalah Rp 715.087.295.352,-. Maka laba atas penjualan adalah sebesar Rp 168.588.193.140,-
10.4 Bonus Perusahaan
Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan minyak nilam, maka perusahaan memberikan bonus 0,5 dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar
Rp 842.940.965,-
10.5 Perkiraan RugiLaba Usaha
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh: 1.
Laba sebelum pajak bruto = Rp 168.588.193.140,-
2. Pajak penghasilan PPh
= Rp 50.550.207.942,- 3.
Laba setelah pajak netto = Rp 118.037.985.198,-
10.6 Analisa Aspek Ekonomi
10.6.1 Profit Margin PM
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum
pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan.
23,58 PM
100 x
5.352 715.087.29
3.140 168.588.19
PM 100
x Penjualan
Total Pajak
Sebelum Laba
PM
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 23,58 maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
10.6.2 Break Even Point BEP
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil
penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak
untung dan tidak rugi.
17,60 BEP
100 x
5.875 510.483.25
5.352 715.087.29
.337 36.015.846
BEP 100
x Variabel
Biaya Penjualan
Total Tetap
Biaya BEP
Kapasitas produksi pada titik BEP : = 0,1760 x 900.000 kgjam = 158.400 kg
Nilai penjualan pada titik BEP : = 0,1760 x Rp 715.087.295.352
= Rp 125.855.363.982,- Nilai penjualan pada titik BEP = Rp 125.855.363.982,-
Dari data feasibilities, Timmerhaus, 1991 : -
BEP 50 , pabrik layak feasible
- BEP
70 , pabrik kurang layak infeasible. Dari perhitungan diperoleh BEP = 17,60
, maka pra rancangan pabrik ini layak.
10.6.3 Return on Investment ROI
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap
tahun dari penghasilan bersih.
35,36 ROI
100 x
0.201 333.812.13
3.140 168.588.19
ROI 100
x Investasi
Modal Total
Pajak Setelah
Laba ROI
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:
ROI
15 resiko pengembalian modal rendah.
15 ROI 45 resiko pengembalian modal rata-rata.
ROI
45 resiko pengembalian modal tinggi.
Universitas Sumatera Utara
X-7
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 35,36 , sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian rata – rata.
10.6.4 Pay Out Time POT
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu
pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada
kapasitas penuh setiap tahun.
tahun 2,83
POT thn
1 x
0,3536 1
POT thn
1 x
ROI 1
POT
Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 2,83 tahun operasi.
10.6.5 Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan
keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan besarnya sama.
Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka
pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 43,80 , sehingga pabrik akan
menguntungkan karena lebih besar dari bunga bank saat ini sebesar 18 Bank Mandiri, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB XI KESIMPULAN