61 3.
Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong merupakan kredit pajak pada penerima penghasilan yang padanya dikenakan pemotongan untuk
tahun pajak yang bersangkutan kecuali PPh Pasal 21 yang dikenakan final.
4. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari badan atau perwakilan dari negara asing dan organisasi internasional yang
dikecualikan sebagai pemotong pajak PPh Pasal 21, diwajibkan untuk menghitung dan membayar sendiri jumlah pajak
penghasilan yang terutang dalam tahun berjalan dan atas penghasilan tersebut dilaporkan dalam SPT.
9. PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
a. Pemotong pajak wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 21 saat
pembayaran atau saat terutang dibebankan sebagai biaya. b.
Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP ke Kantor Pos atau Bank Badan Usaha Milik Negara dan
Bank Badan Usaha Milik Daerah atau bank-bank lain yang ditunjuk
Universitas Sumatera Utara
62 oleh Direktur Jenderal Anggaran Bank Persepsi selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. c.
Pemotong Pajak wajib melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 meskipun nihil dengan menggunakan Surat Pemberitahuan SPT
Masa ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat selambat-lambatnya pada tanggal 20 bulan berikutnya.
d. Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan penyetoran PPh
Pasal 21 atau PPh Pasal 26, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 26 yang terutang
pada bulan berikutnya dalam tahun yang bersangkutan. e.
Pemotong Pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 26 baik diminta maupun tidak pada saat dilakukannya
pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerima uang tebusan pensiun, penerima Jaminan Hari Tua,
penerima uang pesangon, dan penerima dana pensiun. f.
Pemotong Pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Tahunan kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan
dengan menggunakan formulir yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam waktu 2dua bulan setelah tahun takwim
berakhir formulir 1721-A1.
Universitas Sumatera Utara
63
10. `TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 1 a adalah :
Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000 5
Di atas Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000 15
Di atas Rp.250.000.000 – Rp. 500.000.000 25
Di atas Rp. 500.000.000 30
Dalam penerapan tarif lapisan Penghasilan Kena Pajak PKP dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
11. `PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21