BAB II LANDASAN TEORI
A. Culture Shock
Pada umumnya individu tidak menyadari secara nyata budaya yang mengatur dan membentuk kepribadian dan perilakunya. Ketika individu dipisahkan dari budayanya,
baik secara fisik maupun psikis, dan menghadapi kondisi yang berbeda atau bertolak belakang dengan gambaran dan asumsi yang dipercaya sebelumnya maka pada saat itulah
individu menjadi sepenuhnya sadar akan sistem kontrol dari budayanya yang selama ini tersembunyi Gudykunst dan Kim, 2003.
Memasuki budaya yang berbeda membuat individu menjadi orang asing di budaya tersebut, dimana individu dihadapkan dengan situasi dimana kebiasaan-
kebiasaannya diragukan. Hal ini dapat menimbulkan keterkejutan dan stress. Keterkejutan dapat menyebabkan terguncangnya konsep diri dan identitas kultural
individu dan mengakibatkan kecemasan. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar individu mengalami gangguan mental dan fisik, setidaknya untuk jangka waktu tertentu.
Reaksi terhadap situasi tersebut oleh Oberg disebut dengan istilah culture shock Gudykunst dan Kim, 2003.
1. Definisi Culture shock
Istilah culture shock pertama kali dikenalkan oleh Oberg. Pada awalnya definisi
Culture shock menekankan pada komunikasi. Oberg mendefiniskan culture shock sebagai kecemasan yang timbul akibat hilangnya sign dan simbol hubungan sosial yang familiar.
Oberg Pyvis Anne, 2005 menyatakan ada 6 karakteristik dari culture shock yaitu : a.
Ketegangan dalam penyesuaian psikologis
Universitas Sumatera Utara
b. merasa kehilangan teman, status, peranan sosial, dan posisi personal
c. merasa takut ditolak oleh kebudayaan baru
d. bingung dalam peran, peran yang diharapkan, nilai, perasaan dan identitas diri
e. terkejut, cemas, bahkan jijik setelah menyadari perbedaan kebudayaan
f. merasa impotens akibat ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan
baru. Definisi culture shock terus berkembang dan menekankan kepada penjelasan
psikologis psychological explanation. Adler dalam
mendefiniskan culture shock sebagai suatu set reaksi emosional terhadap hilangnya penguat dari lingkungan individu
tersebut, dan digantikan dengan stimulus kebudayaan baru yang memiliki sedikit arti, dan menyebabkan kesalahpahaman dengan kebudayaan baru, dan dapat menyebabkan
perasaan tidak berdaya, mudah marah , dan ketakutakan akan di tipu, dilukai ataupun diacuhkan.
Culture shock bukanlah istilah klinis ataupun kondisi medis. Culture shock merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan perasaan bingung dan ragu-ragu
yang mungkin dialami seseorang setelah ia meninggalkan budaya yang dikenalnya untuk tinggal di budaya yang baru dan berbeda Kingsley dan Dakhari, 2006.
Menurut Gudykunst dan Kim 2003, culture shock adalah reaksi-reaksi yang muncul terhadap situasi dimana individu mengalami keterkejutan dan tekanan karena
berada dalam lingkungan yang berbeda, yang menyebabkan terguncangnya konsep diri, identitas kultural dan menimbulkan kecemasan temporer yang tidak beralasan.
Dari berbagai definisi culture shock yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa culture shock merupakan reaksi individu yang bersifat temporer, baik
Universitas Sumatera Utara
fisik maupun psikis, yang muncul karena perbedaan budaya ketika individu berpindah dari negara tempat asalnya ke negara tempat lain.
3. Faktor yang Mempengaruhi Culture Shock