yang menjadikan sebahagian mereka yang berkunjung ke Kota Medan mendapat kesan
Miniatur Indonesia di Kota Medan, ditambah dengan “Melting Potnya Kebudayaan Bangsa” Pemko, 2007.
D. Culture Shock pada Mahasiswa Malaysia yang melanjutkan studi di Medan
Individu dapat berpindah dari satu lingkungan yang familiar ke lingkungan yang tidak familiar. Salah satu tujuannya adalah menempuh pendidikan Bochner, 2003.
Pendidikan ini dapat ditempuh diluar dan dalam negri. Menurut Peraturan Menteri No. 25 tahun 2005, Individu yang menempuh pendidikan tinggi di luar negeri disebut dengan
mahasiswa asing, sehingga mahasiswa asal malaysia ini dapat di kategorikan sebagai mahasiswa asing.
Medan merupakan salah satu tujuan dari mahasiswa asal Malaysia. Mayoritas mahasiswa asal Malaysia mealnjutkan studi di Universitas Sumatera Utara USU, dan
hingga kini ada 1250 orang mahasiswa yang telah diterima di USU. Mahasiswa ini terbagi dalam dua fakultas yakni Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi
yang masing-masing memiliki persentase 70 dan 30. Mahasiswa asing akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri Bochner,
2003. Dalam hal ini, mahasiswa asing asal Malaysia akan membawa serangkaian gagasan, budaya dan pola pikir yang asing yang tidak mungkin akan ditanggapi dengan
penolakan. Ryan dan Helmount dalam Pyvis Anne, 2005 menyatakan pengalaman dan
tradisi dari kebudayaan baru dapat mempengaruhi mahasiswa asing dalam proses pembelajaran. Efek dari culture shock ini juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan
jasmani mahasiswa asing
Universitas Sumatera Utara
Medan sendiri merupakan kota yang secara kultural dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan. Mahasiswa asing asal Malaysia ini harus berhadapan dengan prasangka
yang kadang tertuju pada mahasiswa asing karena mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan mayoritas dengan lingkungan sekitar. Perbedaan budaya dan lingkungan
dapat mnyebabkan culture shock pada mahasiswa asing. Memasuki budaya yang berbeda membuat individu menjadi orang asing di
budaya tersebut, dimana individu dihadapkan dengan situasi dimana kebiasaan- kebiasaannya diragukan. Hal ini dapat menimbulkan keterkejutan ketidakpastian dan
stress, yang dapat menyebabkan terguncangnya konsep diri dan identitas kultural individu dan mengakibatkan kecemasan. kita. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar
individu mengalami gangguan mental dan fisik, setidaknya untuk jangka waktu tertentu. Reaksi terhadap situasi tersebut oleh Kalvaro Oberg disebut dengan istilah culture shock
Gudykunst dan Kim, 2003. Masing-masing individu menunjukkan gejala yang berbeda dalam menghadapi
culture shock namun terdapat beberapa gejala yang umum seperti: makan, minum dan tidur yang berlebih-lebihan, takut kontak fisik dengan orang-orang yang lain, perasaan
tidak berdaya dan keinginan untuk terus bergantung pada penduduk sebangsanya; marah karena hal-hal sepele, dan lain-lain. Waktu yang dibutuhkan dan cara yang dilakukan
masing-masing individu untuk dapat mengatasi kondisi tersebut juga berbeda-beda. Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa besar kemungkinan mahasiswa
asing mengalami culture sh
BAB III METODE PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara