f. Bila tidur para santri bersama-sama dalam satu ruangan ukuran 4x5 meter
untuk 15-25 orang. Ma’rufi et al., 2005: 11-17 yang mencatat bahwa perilaku sehat diukur
melalui tiga parameter yaitu pengetahuian, sikap dan tingakan terhadap penyakit skabies, dari ketiga parameter tersebut menunjukan peran yang nyata terhadap
prevalensi skabies dimana perilaku sehat yang dapat menurunkan tingkat kejadian skabies yaitu perilaku yang tidak mendukung tersebut diantaranya adalah sering
memakai baju atau handuk bergantian dengan teman, tidur bersama dan berhimpitan dalam satu tempat tidur. Selain itu, Rohmawati 2010: 52
menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara perilaku santri bergantian pakaian atau alat shalat, bergantian handuk serta tidur berhimpitan dengan kejadian
skabies di ponpes Al-Muayyad Surakarta.
2.5 Sanitasi Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi derajad kesehatan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sanitasi merupakan
usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Selain itu, pada kamus tersebut
menjelaskan bahwa sanitasi lingkungan merupakan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Notoatmodjo
2011: 169, kesehatan lingkungan merupakan suatu keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimal. WHO 2015 menjelaskan bahwa hygiene sanitasi pada fasilitas memiliki peranan yang penting dalam kesehatan masyarakat. Hygiene dan sanitasi
lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologi, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna di
tingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.
Notoatmodjo 2011: 169 menjelaskan bahwa ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain: perumahan, pembuangan kotoran manusia tinja,
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor air limbah, rumah hewan ternak kandang, dan sebagainya.
Berdasarkan pada Kepmenkes RI No.1429 tahun 2006, menjelaskan bahwa sanitasi lingkungan pendidikan meliputi yaitu: lokasi, kontruksi bangunan, ruang
bangunan, kualitas udara ruang, pencahayaanventilasi, kebisingan, fasilitas sanitasi dan kepadatan hunian asrama, sarana olahraga, halaman dan bebas jentik
nyamuk. Fasilitas Sanitasi berdasarkan Kepmenkes No. 1429 tahun 2006 yaitu meliputi kondisi air bersih ketersediaan air bersih, kualitas fisik serta jarak
dengan sumber pencemar, toilet keadaan toilet, letak toilet, terpisah serta jumlah yang cukup, SPAL terpisah dari SPAH, kedap air dan tertutup, air SPAL
mengalir dengan lancar serta sarana pembuangan sampah setiap ruang asrama dilengkapi tempat sampah tertutup, tersedia TPS dari seluruh ruangan, peletakan
TPS berjarak min. 10 meter dari ruangan kelasasrama.
2.6 Kerangka Teori