dengan menguatnya kecepatan densitas batuan. Pengaruh efek penjalaran energi ini tentu sangat penting mengingat kondisi geologi Sumatera Barat yang beragam
sehingga dapat diambil pertimbangan untuk mengetahui penyebab intensitas yang berbeda pada berbagai tempat. Peristiwa penjalaran energi gempa ini juga bisa
menimbulkan peristiwa-peristiwa alam yang lain seperti peristiwa liquifaction yaitu keluarnya lumpur dari rekahan-rekahan tanah, hal ini terjadi karena
mencairnya lapisan subsurface yang biasanya berstruktur pasir, lapisan pasir yang terletak di bawah permukaan akibat energi getaran gempa akan mencair atau
berubah manjadi lumpur sehingga lapisan permukaan yang lebih solid akan turun yang menyebabkan terjadinya pecahan-pecahan, sehingga lumpur akan keluar
lewat rekahan tersebut, Peristiwa ini banyak terjadi di tanah pesisir, dan kondisi lapisan tanah seperti ini juga sangat membahayakan terhadap bangunan yang ada
diatasnya.
2.5. Mekanisme Gempa Susulan
Gempa bumi susulan adalah gempa bumi yang timbul setelah terjadinya gempa bumi utama. Hal ini disebabkan saat gempa bumi utama, energi yang
dikeluarkannya belum semuanya dilepaskan, sehingga pelepasan energi yang tersisa inilah gempa bumi susulan Kiyoo Mogi 1966. Gempa susulan Mogi
mempunyai tipe-tipe sebagai berikut : 1. Tipe pertama yaitu terjadi gempa bumi utama tanpa gempa pendahuluan, tetapi
selalu diikuti oleh gempa bumi susulan, yang terbanyak ini adalah gempa bumi tektonik.
2. Tipe kedua secara prinsip gempa bumi bahwa gempa bumi pendahuluan terjadi terlebih dahulu, kemudian terjadi gempa bumi utama, dan disertai oleh gempa-
gempa bumi susulan yang cukup banyak. 3. Tipe ketiga gempa bumi swarm dimana jumlah dan besarnya gempa bumi
tersebut lambat laun bertambah sesuai dengan waktu dan berkurang sesudah beberapa lama. Hal ini tidak berpengaruh terhadap prinsip gempa bumi
didalam tipe swarm. Dari segi waktu kejadian dan besarnya energi yang dipancarkan oleh gempa
susulan bervariasi kejadian berkisar antara beberapa hari sampai dua minggu bahkan bisa mencapai beberapa bulan atau beberapa tahun. Beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain kekuatan sumber gempa utama, sifat fisik, kerapuhan, umur batuan, dan lain sebagainya Kiyoo Mogi, 1966.
Pada dasarnya gempa bumi yang mempunyai frekuensi terbanyak adalah gempa bumi-gempa bumi susulan. Gempa bumi susulan yang dirasakan secara
umum dinyatakan sebagai patahan lokal dari permukaan bumi. Dalam model lain bahwa gempa bumi susulan tidak selalu terjadi pada patahan yang sama, dan
biasanya terjadi di dalam daerah patahan yang luas mengelilingi gempa bumi utama. Hal ini serentak dengan terjadinya pada daerah patahan diantaranya fokus
Masajiro Imoto. Karena banyak sekali tegangan sisa yang umumnya tertinggal di dalam dan disekitar daerah patahan tersebut dan juga tegangan konsentrasi yang
tinggi disekitarnya maka akan terjadi bentukan retak-retakan dan patahan-patahan. Ada beberapa bentuk patahan-patahan diantaranya :
1. Gerakan sejajar jurus sesar, disebut sesar mendatar atau strike slip fault. Stress
yang terbesar adalah stress horisontal dan stress vertikal kecil sekali. 2.
Sesar relatif ke bawah terhadap blok dasar, disebut sesar turun sesar normal atau gravity fault.
3. Gerakan relatif ke atas terhadap blok dasar, disebut sesar naik atau thrust fault reverse fault.
Gempa bumi susulan disebabkan oleh pergerakaan patahan yang sama yang ditimbulkan oleh gempa bumi utama. Mekanisme gempa bumi susulan ini tampak
menunjukkan sifat berikut ini : 1.
Gempa bumi susulan terjadi terutama pada daerah-daerah yang terangkat naik pada waktu timbulnya gempa bumi utama. Daerah ini bersesuaian pada
daerah patahan karena volume daerah ini bertambah akibat suatu proses patahan.
2. Gempa bumi susulan terjadi pada daerah yang luas, sering terjadi pada satu
sisi episenter atau patahan, disekitar sekeliling gempa bumi utama. Distribusi yang serupa dari model patahan yang dikemukakan oleh Mogi di dalam
laboratorium. Sedangkan distribusi yang tidak serupa dari model patahan sebagai akibat pada struktur sifat patahan yang peka.
3. Gempa bumi susulan jarang terjadi pada daerah-daerah yang dalam.
Mekanisme gempa susulan ini dari kerak bumi yang bebas permukaan adalah pengaruh utama pada kelanjutan dari suatu kerapatan daerah patahan karena
itu gempa bumi susulan pada daerah-daerah dalam tidak diharapkan terjadi. Bertambah regangan yang disebabkan oleh tekanan tinggi, suhu tinggi dan
juga regangan ulang yang terjadi berlanjut dari suatu daerah patahan Matuzuwa 1954 dan Mogi 1962.
4. Konstanta b dalam hubungan magnitude frekuensi dari gempa bumi susulan
lebih besar dari pada gempa bumi lainnya, kecuali gempa bumi pendahuluan Mogi 1962 dan Sujehiro 1964. Nilai b yang besar menunjukkan keadaan
patahan dari pada daerah-daerah gempa bumi susulan. Jadi fenomena gempa bumi susulan tampak menjelaskan sebagai bagian fundamental dari suatu
patahan pada lapisan bumi. Dalam kenyataan di lapangan gempa bumi pendahuluan sulit untuk dikenali
dan kadang sulit membedakan antara gempa bumi pendahuluan dengan gempa- gempa kecil micro earthquake atau aktifitas kegempaan harian. Seperti halnya
peristiwa kejadian gempa bumi belum ada suatu negara maju dibidang seismologi dan berhasil dengan baik membuat ramalan tentang kapan waktu terjadinya
gempa bumi, maupun gempa susulan. Tetapi berdasarkan Teori Mogi ini, gempa susulan dapat dipastikan terjadi dengan kekuatan lebih kecil dari gempa
utamanya, namun tetap saja belum dapat diramalkan kapan secara pasti terjadi. Bahaya dari gempa yang terjadi yaitu bahaya yang diakibatkan oleh getaran
gempa itu sendiri. Pada umumnya tanah yang lunak akan mengalami getaran yang lebih kuat dari tanah padat, pada tanah pasir pada gelombang gempa tertentu ada
kalanya terjadi proses “pencairan” liquifaction. Sehingga tanah dasar menjadi lunak sama sekali. Bangunan yang diatasnya dapat tenggelam. Bahaya lainnya
yaitu terjadi karena tanah longsor, keluarnya gas-gas dari dalam tanah melalui rekahan-rekahan yang terjadi, gelombang laut tsunami, kebakaran akibat
konsleting listrik atau pecahnya pipa gas, banjir akibat bobolnya tanggul sungai atau bendungan, luapan air danau karena guncangan gempa. Dalam banyak hal,
gempa bumi susulan dapat juga menambah kerusakan atau merobohkan suatu bangunan. Setelah terjadinya suatu gempa bumi kuat biasanya akan diikuti oleh
gempa bumi-gempa bumi susulan yang pada umumnya baik kekerapan maupun kekuatannya makin lama makin berkurang. Gempa bumi-gempa bumi susulan ini
dapat dirasakan selama 3 bulan atau kadang-kadang sampai 6 bulan setelah terjadinya gempa bumi utama main shock.
2.6. Hubungan Frekuensi Gempa bumi Susulan Dengan Waktu Menurut Metode Mogi