Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau dan 81.000 Km garis pantai, dimana sekitar 70 wilayah teritorialnya berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2 berdasarkan konvensi PBB tahun 1982, Indonesia menyimpan potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang melimpah. Hal ini menyebabkan sebahagian besar masyarakat tinggal dan menempati daerah sekitar wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya dari sektor perikanan sebagai nelayan. 1 Dengan latar belakang historis sebagai bangsa maritim, Indonesia sangat berpotensi mengulang masa kejayaannya dengan mengembangkan sumberdaya perikanan. Namun, Kurangnya kreatifitas dalam memanfaatkan melimpahnya sumberdaya ikan, khususnya di bidang perikanan, menyebabkan sangat lambatnya recovery perekonomian nasional. Para pakar ekonomi sumber daya melihat kemiskinan nelayan lebih banyak di sebabkan karena faktor-faktor sosial ekonomi yang terkait karakteristik sumber daya serta teknologi yang digunakan. Faktor-faktor yang dimaksud membuat nelayan tetap dalam kemiskinannya. 2 Subade dan Abdullah berargumen bahwa nelayan tetap tinggal pada industri perikanan karena rendahnya opportunity cost mereka. opportunity cost 1 Victor P.H. Nikijuluw, Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Jakarta: P3R, 2002, h 1. 2 Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, Laporan Forum Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan I Jakarta: Departemen kelautan dan Perikanan, 2003, h.31. nelayan, menurut definisi adalah kemungkinan atau alternatif kegiatan atau usaha ekonomi lain yang terbaik yang dapat diperoleh selain menangkap ikan. Dengan kata lain, oppurtunity cost adalah kemungkinan lain yang bisa dikerjakan nelayan bila saja mereka menangkap ikan. Bila opportunity cost rendah maka nelayan cederung tetap melaksanakan usahanya meskipun usaha tersebut tidak lagi menguntungkan dan efisien. Pengentasan kemiskinan nelayan dapat dilakukan dengan pengembangan Koperasi Perikana. 3 Koperasi perikanan yang keanggotaannya terdiri dari masyarakat nelayan di setiap lokasi memiliki tempat dan kedudukan penting dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Masyarakat nelayan serta koperasi perikanannya tetap memegang solidaritas serta adat dan budaya yang berkenaan dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan. Kehidupan para nelayan yang mengekstraktif memungut perikanan laut memang masih perlu lebih banyak diperhatikan oleh pemerintah melalui koperasi perikannanya dibanding dengan mereka yang mengusahakan dengan tambak- tambak dan perikanan darat. 4 Kehidupan para nelayan sejak PELITA II memang telah banyak perubahan-perubahan, banyak diantaranya telah memanfaatkan KIK sehingga perahu-perahunya selain dilengkapi dengan motor, juga peralatan perlengkapannya dapat dikatakan lebih sesuai dengan zaman. Masalah kapal penangkap ikan dan pukat harimau trawl yang mendesak kehidupan para nelayan telah dapat di atasi, tetapi masalah-masalah lainnya timbul seperti pengelolaan hasil perikanan, pemasaran dan pengembalian kredit-kredit. 3 Ibid. h.35. 4 G. Kartasapoetra dkk, Koperasi Indonesia Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h.81. Pemerintah dalam pembinaan koperasi perikanan ini sekaligus berikhtiar pula untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi para nelayan. Di samping membina ketrampilan segi pemasaran melalui pendidikan dan latihan, pengadaan peralatan yang dibutuhkan para nelayan lebih ditingkatkan, sehingga jangkauan operasinya dapat lebih jauh, mengurangi dan atau menghapuskan peranan para tengkulak. Pengembangan ekonomi masyarakat nelayan dapat dilakukan dari sisi kelembagaan juga pola-pola usaha perikanan yang mampu meningkatkan pendapatan nelayan. 5 Komponen pengembangan masyarakat dan ekonomi adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan kesejahteraan, menciptakan lapangan kerja melalui pengembangan mata pencarian tambahan dan alternatif. Selain itu, mengembangkan pelayanan bagi masyarakat melalui penyediaan prasarana produksi serta prasarana umum lainnya dan mengembangakan ekonomi regional yang termasuk di dalam industrialisasi perikanan. 6 Koperasi Perikanan yang bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya serta ikut membangun perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan demikian, pembangunan perekonomian terpacu lebih cepat karena adanya lembaga yang mampu memberdayakan perekonomian masyarakat. 5 Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, Laporan Forum Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan I Jakarta: Departemen kelautan dan Perikanan, 2003, h.33. 6 Victor P.H. Nikijuluw, Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Jakarta: P3R, 2002, h 123. Penulis mencoba untuk menguraikan mengenai bagaimana peranan koperasi perikanan dalam melakukan pengembangan ekonomi masyarakat nelayan. Berdasarkan uraian di atas maka, judul penelitian ini adalah “Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah