23
1.6.2.3 Model Implementasi Kebijakan Yang Digunakan
Dalam penelitian ini penulis memilih beberapa variabel yang dianggap mempengaruhi, antara lain :
1. Kejelasan Isi Kebijakan
2. Sumber Daya
3. Disposisi ImplementorKecenderungan Pelaksana
4. Komunikasi dan Koordinasi
5. Struktur Birokrasi
1. Kejelasan isi Kebijakan
Implementasi akan berjalan efektif apabila ukuran-ukuran dan tujuan- tujuan kebijakan dipahami oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam
pencapaian tujuan kebijakan. Kejelasan ukuran dan tujuan kebijakan dengan demikian perlu dikomunikasikan secara tepat dengan para pelaksana. Konsistensi
atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan perlu dikomunikasikan sehingga implementor mengetahui secara tepat ukuran maupun tujuan kebijakan itu.
Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu proses yang amat kompleks dan rumit
2. Sumber Daya
Sumber daya manusia yang tidak memadai jumlah dan kemampuan berakibat tidak dapat dilaksanakannya program secara sempurna karena mereka
tidak bisa melakukan pengawasan dengan baik. Jika jumlah staff pelaksana kebijakan terbatas maka hal yang harus dilakukan meningkatkan skillkemampuan
para pelaksana untuk melakukan program. Untuk itu perlu adanya manajemen SDM yang baik agar dapat meningkatkan kinerja program. Ketidakmampuan
pelaksana program ini disebabkan karena kebijakan konservasi energi merupakan hal yang baru bagi mereka dimana dalam melaksanakan program ini
membutuhkan kemampuan yang khusus, paling tidak mereka harus menguasai teknik-teknik kelistrikan.Informasi merupakan sumberdaya penting bagi
pelaksanaan kebijakan.
3. Disposisi atau Sikap Implementor
Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor. Jika implemetor setuju dengan bagian-bagian isi dari
24
kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi
akan mengalami banyak masalah. Ada tiga bentuk sikaprespon implementor terhadap kebijakan : kesadaran pelaksana, petunjukarahan pelaksana untuk
merespon program kearah penerimaan atau penolakan, dan intensitas dari respon tersebut. Para pelaksana mungkin memahami maksud dan sasaran program namun
seringkali mengalami kegagalan dalam melaksanakan program secara tepat karena mereka menolak tujuan yang ada didalamnya sehingga secara sembunyi
mengalihkan dan menghindari implementasi program.
4. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu aspek
strukur yang penting dari organisasi adalah adanya standard operating procedur. SOP. standard operating procedur SOP menjadi pedoman bagi setiap
implementor untuk bertindak struktur organisasi yang prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada giliran menyebabkan aktivitas.
1.6.3 Izin Mendirikan Bangunan
Dalam Pasal 1 ayat 18 Izin Mendirikan Bangunan, yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kecuali
untuk bangunan fungsi khusus oleh Pemerintah kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah memperbaiki rehabilitasi renovasi,
memperluas, mengurangi, dan atau merawat bangunan, danatau memugar dalam rangka melestarikan bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang berlaku. Mendirikan bangunan adalah pekerjaan konstruksi dan administrasi untuk
mengadakan bangunan seluruhnya atau sebagian yang berhubungn dengan pekerjaan mengadakan bangunan, memperbaikirenovasi, dan menambah
bangunan termasuk kegiatan melengkapi ketentuan dan atau persyaratan teknis serta administrasi bangunan.
Sebelum memulai mendirikan bangunan, gedung sebaiknya memiliki kepastian hukum atas kelayakan, kenyamanan, keamanan sesuai dengan
fungsinya. Dalam penerbitan izin mendirikan bangunan diperlukan pengetahuan