Identitas Informan Kunci Identitas Informan Utama

70

BAB IV PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, maka diperoleh data yang terdapat kaitannya dengan Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk analisis data dan dengan menggunakan tabel frekuensi yang kemudian akan diinterpretasikan. Penyajian data didapatkan melalui hasil wawancara, penyebaran kuesioner yang dijawab oleh responden dan juga hasil dari data-data sekunder. Pihak-pihak yang diwawancarai terdiri dari Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, Staff Kepala Seksi Perencanaan Bangunan dan Kepala Seksi Penyuluhan. Peneliti mengambil sebanyak 30 orang responden yang berasal dari masyarakat yang memiliki izin mendirikan bangunan. Adapun data-data yang disajikan terdiri dari 2 bagian, yaitu data identitas informan dan data hasil penelitian. Data-data tersebut disajikan sebagai berikut.

4.1 Karakteristik Informan

Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian. Karakteristik informan dapat dilihat di bawah ini:

4.1.1 Identitas Informan Kunci

Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Berikut adalah identitas informan kunci dalam penelitian: 1. Ibu Ir. Lisnidar selaku Kepala Bidang Tata Bangunan 2. Bapak Ashadi Cahyadi Lubis, ST selaku Staf Kepala Seksi Perancangan Bangunan 3. Bapak Tan Sri Susin, S.Sos selaku Kepala Seksi Penyuluhan

4.1.2 Identitas Informan Utama

Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Mereka adalah masyarakatpengusaha atau pemilik Izin Mendirikan Bangunan IMB yang sudah mengurus izin mendirikan bangunan 71 dan yang belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan IMB. Berikut ini adalah hasil data mengenai identitas informan utama dalam penelitian ini yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi: Tabel 4.1 Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase Laki-laki 26 86.67 Perempuan 4 13.33 Jumlah 30 100.00 Sumber : Kuesioner Penelitian Tahun 2014 Dari data kuesioner yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa informan penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang terdiri dari 26 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Tabel 4.2 Identitas Informan Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Orang Persentase SMA 10 33.33 Diploma 5 16.67 S1 15 50.00 Total 30 100.00 Sumber : Kuesioner Penelitian Tahun 2014 4.2 Penyajian Data Tentang Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan. 4.2.1 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Informan Kunci Penelitian dilakukan di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan selama ± 3 bulan. Dalam pengumpulan data sangat diperlukan dalam menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahap yang dilakukan peneliti, yang pertama penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis , Profil Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan dan data-data lain yang berkaitan dengan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Kedua, peneliti melakukan observasi, melihat kondisi dan keadaan Kantor Dinas Tata 72 Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tersebut. Ketiga, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan kunci sebanyak tiga orang yaitu dengan Kepala Bidang Tata Bangunan, Kepala Seksi Perencanaan Bangunan dan Kepala Seksi Penyuluhan. Tipe wawancara yang dipilih peneliti yaitu wawancara terstruktur dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun draft pertanyaan yang hendak diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan proses Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam Penertiban Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan. Namun di dalam prosesnya sendiri peneliti tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis implementasi kebijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kejelasan isi kebijakanundang-undang

Kebijakan adalah suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu standar, atau merealisasikan suatu sasaran. Oleh karena itu, kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman pengangan atau pelaksanaan program guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan standar dan sasaran, dan pihak sasaran yang terlibat didalam suatu kebijakan. Sebuah kebijakan yang diambil oleh pembuat kebijakan haruslah mengandung konten yang jelas dan konsisten. Kebijakan dengan isi yang jelas akan memudahkan sebuah kebijakan dan akan menghindarkan penyimpangan dalam pengimplementasiannya. Hasil wawancara peneliti dengan informan kunci, informan menyatakan bahwa para pelaksana kebijakan memahami mengenai isi dari kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan agar dapat mampu melaksanakannya di lapangan. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sebagai organisasi pelaksana penerbitan izin mendirikan bangunan mengerti apa yang menjadi standar dan sasaran dari kebijakan tersebut. Lebih lanjut beliau mengatakan Dinas Tata Ruang 73 dan Tata Bangunan Kota Medan juga memiliki Standar dan sasaran yang ingin dicapai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan yaitu tertuang pada Juklat dan Juknis untuk menata, mengendalikan dan mengawasi kegiatan mendirikan bangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang Kota Medan yang disertai dengan pemungutan retribusi daerah atas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan. Sehingga, penerbitan Izin Mendirikan Bangunan sangatlah mutlak diperlukan bagi masyarakat yang mau mendirikan bangunan dengan aman tanpa ada gangguan. Informan juga menambahkan bahwa pelayanan izin mendirikan bangunan diberikan dengan sasaran untuk pembinaan penyelenggaraan bangunan dan administrasi perizinan bangunan serta memberikan sanksi bagi masyarakat yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan atau melanggar peruntukan bangunan. Serta pihak yang menjadi sasaran didalam kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan adalah seluruh masyarakat untuk mematuhi kebijakan ini dan memiliki izin mendirikan bangunan.

2. Sumber daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya menunjukkan setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia, finansial dan fasilitas. Ketersediaan sumber daya mempengaruhi efektifitas implementasi suatu program kebijakan. Oleh karena itu dinas-dinas yang memiliki tugas dalam mempertimbangkan sumber daya yang sudah tersedia sebelumnya. Sumber daya yang dibutuhkan dalam Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan ini dibedakan menjadi tiga yaitu sumber daya manusia, finansial dan fasilitas. a. Sumber Daya Manusia Didalam proses implementasi kebijakan dalam penerbitan izin mendirikan bangunan terdapat pendidikan dari setiap pengawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan dalam melaksanakan setiap kebijakan Peraturan Daerah No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan ini. Selain itu 74 terdapat setiap tugas pengawai yang dikerahkan serta jumlah personil yang dikerahkan dalam melaksanakan implementasi kebijakan penerbitan izin mendirikan bangunan di Kota Medan. Menurut keterangan informan mengatakan bahwa sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan belum cukup memadai dan belum mampu untuk melaksanakan kebijakan tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ada. Berdasarkan data sekunder yang ada pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan dapat dilihat pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan yang ada berjumlah 129 orang di dominasi oleh lulusan sarjana yaitu berjumlah 53 orang yang dari segi kapasitas diharapkan mampu untuk mengimplementasian kebijakan penerbitan izin mendirikan bangunan tersebut Informan juga menambahkan bahwa pengawai pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan sudah mempunyai keahlian dan keterampilan untuk melaksanakan kebijakan Perda No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan tersebut, dimana Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan menerapkan sistem right man and right place pengawainya memiliki pendidikan dan pengetahuan sesuai dengan keahlian dibidang masing-masing Serta adanya pelatihan ISO 9001:2008 bagi seluruh pengawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Walaupun masih ada beberapa pengawai yang tidak sesuai bidang pedidikannya dengan keahlian yang dikerjakan. Secara umum jumlah Pengawai pada bidang Pengawasan masih kurang memadai, sebab Bidang Pengawasan pada saat ini hanya memiliki pengawai sebanyak 43 orang dimana pasti pengawai Bidang Pengawasan tidak akan maksimal untuk mengawasi setiap bangunan gedung dan kegiatannya di Kota Medan. Sehingga target penambahan pengawai pada Bidang Pengawasan itu diperlukan sebanyak 20 orang. b. Sumber Daya Finansial Sumber daya terdapat pendanaan didalam melaksanakan implementasi kebijakan retribusi izin mendirikan bangunan. Informan menyatakan bahwa dana yang digunakan dalam Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan Izin Mendrikan Bangunan berasal dari dana anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD Kota Medan, tepatnya sudah 75 tercantum di dalam APBD. Pelaksanaan program dan kegiatan di Bidang Tata Bangunan selama Tahun anggaran 2013 didukung oleh alokasi anggaran belanja sebesar Rp.66.354.722.250,- yang terdiri dari belanja langsung sebesar Rp.47.997.062.250,- dan belanja tidak langsung sebesar Rp.19.357.660.000,- dengan realisasi per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 7.187.757.275,-. c. Fasilitas Menurut keterangan informan, fasilitas yang terdapat pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan belum memadai untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan tersebut. Fasilitas yang terdapat pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan belum memadai untuk mendukung pelaksanaan Peraturan daerah Kota Medan dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan tersebut. Fasilitas yang ada di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan yaitu mobil pelayanan IMB Keliling guna mempermudah melakukan proses penerbitan Izin Mendirikan Bangunan untuk masyarakat, tersedianya buku panduan bangunan Izin Mendirikan Bangunan bagi masyarakat, adanya peningkatan kualitas data dan informasi perencanaan kota melalui website resmi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan yang mudah diakses oleh masyarakat, tersedianya gambar rencana hasil studi penataan geometrik pada 10 lokasi persimpangan ruas jalan di Kota Medan guna mempermudah informasi kepada masyarakat, adanya mesin cetak, mobil patrol untuk bidang pengawasan, adanya ruangan tunggu bagi masyarakat yang dilengkapi dengan kursi dan AC. Sedangkan sarana dan prasarana untuk pembongkaran bangunan terdapat martil, mesin pemotong dan ekskavator. Tetapi jumlahnya masih sedikit dikarenakan alat-alat tersebut tidak selamanya digunakan dikarenakan belum ada alat transportasi untuk mengangkut eksvakator tersebut kelokasi yang bermasalah.

3. Komunikasi dan Koordinasi

Komunikasi dan koordinasi merupakan salah satu urat nadi dari sebuah organisasi agar program-programnya tersebut dapat direalisasikan dengan tujuan serta sasarannya. Komunikasi dan koordinasi memiliki peranan yang penting guna mensinergikan setiap aktivitas dalam implementasi kebijakan peraturan daerah Kota Medan dalam penerbitan izin mendirikan bangunan di Kota Medan. 76 Komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik dari atas ke bawah maupun sebaliknya. Komunikasi dilakukan untuk menghindari distorsi implementasi. Sementara itu koordinasi menyangkut persoalan bagaimana praktik pelaksanaan kekuasaan. Koordinasi berarti adanya kerjasama yang saling terkait dan saling mendukung antar pelaksana kebijakan dalam guna pencapaian tujuan implementasi kebijakan. Menurut informan, komunikasi yang dilakukan oleh masing masing bidang atau satuan kerja di lingkungan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan dapat berjalan dengan baik, baik secara vertikal maupun horizontal. Pentingnya komunikasi dalam pelaksanaan peraturan penerbitan izin mendirikan bangunan di Kota Medan ini akan sangat berpengaruh agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara pelaksana kebijakan. Masing-masing bidang atau satuan kerja juga saling bekerjasama untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan izin mendirikan bangunan, mulai dari proses sosialisasi, penyuluhan sampai pembongkaran bangunan bagi pemohon yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan atau yang melanggar peraturan daerah tersebut. Menurut informan juga menambahkan komunikasi sangat penting bagi masyarakat seperti melakukan kegiatan sosialisasi setiaap hari di setiap 6 lokasi, hanya saja jadwal sosialisasinya juga mau berubah-ubah sehingga seluruh pengawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan terlibat melakukan sosialisasi ke masyarakat. Selain itu, membentuk tim pembinaan, pengawasan dan pengendalian ruang yang bertugas untuk mengawasi bangunan-bangunan yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan atau melanggar ketetntuan peruntukkan bangunan. Dilihat dari data sekunder Tim pembinaan, pengawasan dan pengendalian ruang ini dikerahkan oleh personil disetiap 3 kecamatan dan selama 3 bulan sekali personilnya mau berubah-ubah atau diganti. Sosialisasi yang sudah dilakukan kepada masyarakat.yaitu melakukan seminar dengan mengundang para tokoh masyarakat ke kantor camat untuk membahas masalah IMB supaya mereka bisa memberitahu kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya, melakukan sosialisasi kelapangan misalnya dikawasan Mall seperti Paladium, Thamrin, Hermes, disana kami membagi-bagikan brosur 77 dan menceritakan izin mendirikan bangunan. serta melakukan program pelayanan IMB Keliling. Sosialisasi ini kami lakukan setiap hari karena ini sudah menjadi kewajiban kami untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, agar masyarakat memahami dan mengerti akan pentingnya penerbitan izin mendirikan bangunan. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan juga berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan instansi lain seperti Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPR, Kantor Pamong Praja, Polisi, TNI, dan Satpol PP, serta masyarakat guna mendukung pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan. Adapun koordinasi dan kerjasama yang dilakukan dengan instansi lain seperti Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPR, Satpol PP, Polisi, Pihak kecamatan, Pihak kelurahan, dan Pihak Koramil guna mendukung pelaksanaan tujuan dari Peraturan Daerah Kota Medan tersebut. Mulai dari proses sosialisasi, pengawasan dan pembongkaran bangunan bermasalah. Hal itu berdampak dengan semakin bertambahnya bangunan-bangunan sudah memiliki izin mendirikan bangunan di Kota Medan, yaitu 2657 bangunan-bangunan yang memiliki izin mendirikan bangunan pada tahun 2013. Namun komunikasi dengan masyarakat masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat juga dari ada beberapa pemilik bangunan yang mendirikan bangunan yang besarluas bangunannya tidak sesuai dengan izin mendirikan bangunan yang didaftarkannya. Sehingga, masalah pembongkaran bangunan pada tahun 2013 semakin meningkat sebanyak 2660 unit yang jumlah pembongkarannya sebanyak 564 lokasi. Sehingga kegiatan sosiasisasi seperti pemberian arahan maupun pengawasan perlu lebih ditingkatkan melalui dengan memberikan arahan maupun teguran langsung kepada masyarakat hingga kedaerah-daerah yang jauh.

4. Disposisi ImplementorKecenderungan Pelaksana

Disposisi implementor adalah kecenderungan sikap maupun pemahaman yang dimiliki oleh implementor yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan. Pemahaman serta dukungan terhadap kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan izin mendirikan bangunan ini sangat ditunjukan oleh para pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. 78 Menurut informan kunci, pemahaman implementor terhadap hadirnya kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 dalam penerbitan izin mendirikan bangunan adalah bahwa respon atau sikap implementor terhadap Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 ini adalah baik dan sangat mendukung. Informan menambahkan dengan adanya Perda No 5 Tahun 2012 dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan maka diharapkan tercipta kegiatan pendirian bangunan dalam daerah yang disertai dengan pemungutan retribusi daerah atas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan IMB yang sesuai dengan rencana tata ruang Kota Medan.

5. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses implementasi kebijakan penerbitan izin mendirikan bangunan. Salah satu aspek penting dari struktur birokrasi adalah adanya Standard Operating Procedur SOP Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, adanya struktur organisasi di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dalam setiap kebijakan Standard Operating Procedur SOP Menurut informan kunci, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya memiliki Standard Operating Procedur SOP Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan. Standard Operating Procedur SOP Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan dilihat melalui bagan ini : 79 BAGAN ALUR PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN IMB PROSES Pemohon melengkapi persyaratan teknis dan administrasi sesuai ketentuan Perda No. 5 Thn 2012 dan Perwal No. 41Thn 2012 . Berkas permohonan diterima dan diberi nomor agenda di Loket 2 oleh petugas setelah semua persyaratan dinyatakan lengkap. Kasubbag Umum melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan berkas permohonan, kemudian diteruskan Kebidang Pemetaan dengan disposisi Sekretaris Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Berkas diterima pada Bidang Pemetaan, Kemudian Petugas Pengukuran melaksanakan Pengukuran Lapangan Pemohon turut serta mendampingin Petugas Pengukuran untuk menunjukkan lokasi dan batas persil. Kasi Pengukuran memeriksa ketelitian gambar situasi lapangan, dan diteruskan kepada Kasi Pemetaan untuk dipotong pada database peta skala 1:100 Kabid Pengukuran dan Pemetaan mendisposisikan berkas untuk diteruskan pada Bidang Tata Ruang Berkas diterima pada Bidang Tata Ruang, kemudian Petugas Penelitian menggambarkan Pola Rencana Kota pada gambar situasi lapangan dan diplotkan pada Peta 1:100 setelah diperiksa oleh Kasi PenelitianEvaluasi Pemohon melampirkan gambar bangunan bila terdapat koreksi agar sesuai dengan ketentuan rencana kota Petugas gambar membuat konsep gambar keterangan situasi bangunan dan melakukan koreksi terhadap gambar bangunan dari pemohon Kasi Tata Letak memeriksa ketelitian GKSB dan Kabid Tata Ruang memberikan disposisi untuk memperoleh persetujuan Kadis TRTB Berkas diterima oleh Ajudan, kemudian Kepala Dinas TRTB memberikan persetujuan pada GKSB dan mendisiposisikan untuk perhitungan retribusi pada Bidang Tata Bangunan Berkas diterima pada Bidang Tata Bangunan, kemudian Petugas menghitung retribusi setelah itu diperiksa oleh Kasi Perencanaan Bangunan Petugas mengkoreksi gambar konstruksi kemudian diperiksa oleh Kasi Konstruksi Kasi Konservasi menyiapkan draft sertifikat IMB, kemudian Kabid Tata Bangunan memberikan disposisi dan diteruskan kepada Kepala Dinas TRTB untuk ditandatangani Kepala Dinas TRTB menandatanganin Sertifikat IMB dan Surat Tagihan Pembayaran Retribusi dan Berkas diteruskan ke Bagian Sekretariat Keterangan : Sertifikat IMB dengan Luas Bangunan kurang dari 400 m 2 ditandatanganin oleh Kepala Dinas TRTB Sertifikat IMB dengan Luas Bangunan diatas 400 m 2 ditandatanganin oleh Walikota Medan 80 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan Dari bagan diatas maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah pertama-tama Pemohon melengkapi persyaratan teknis dan administrasi sesuai ketentuan Perda No 5 Tahun 2012 dan Perwal No 41 Tahun 2012. Kemudian, berkas pemohonan diterima dan dibeli Nomor agenda di Loket 2 oleh petugas setelah semua persyaratan dinyatakan lengkap. Setelah itu, Kasubbag Umum melakukan Verifikasi kelengkapan persyaratan berkas pemohonan, kemudian diteruskan kebidang pemetaan dengan disposisi sekretaris dinas, ini akan diproses selama 1 hari. Pemohon turut serta mendampingi petugas pengukuran untuk menunjukkan lokasi dan batas persil, setelah itu berkas diterima pada bidang pemetan, kemudian petugas pengukuran melaksanakan pengukuran lapangan, dan Kasi Pengukuran memeriksa ketelitian gambar situasi lapangan, dan diteruskan kepada Kasi Pemetaan untuk diplotkan pada database peta skala 1:100, selanjutkan Kabid Pengukuran dan Pemetaan mendisposisikan berkas untuk diteruskan pada bidang tata ruang ini diproses selama 4 hari kerja. Selanjutnya, pemohon melampirkan gambar bangunan bila terdapat koreksi agar sesuai dengan ketentuan rencana kota, ini akan diproses berkas terima pada Bidang Tata Ruang, kemudian petugas penelitian menggambarkan pola rencana kota pada gambar situasi lapangan dan diplotkan pada peta 1:1000 setelah diperiksa oleh Kasi PenelitianEvaluasi. Setelah itu, petugas gambar membuat konsep gambar keterangan situasi bangunan dan melakukan koreksi terhadap gambar bangunan dari pemohon dan kasih tata letak memeriksa ketelitian GKSB dan mendisposisikan untuk perhitungan retribusi pada bidang tata tata bangunan, ini aka diproses selama 5 hari kerja, setelah itu berkas diterima oleh Ajudan, kemudian Kepala Dinas TRTB memberikan persetujuan pada GKSB dan mendisiposisikan untuk perhitungan Berkas diterima pada bagian Sekretariat dan Surat Tagihan Pembayaran Retribusi dikirimkan kepada pemohon Bendahara Penerimaan menerima Pembayaran Retribusi IMB dan menyerahkan dokumen IMB Petugas Gedung mengarsipkan dokumen IMB yang telah selesai dibayar Pemohon membayar Retribusi IMB dan menerima dokumen IMB serta Plank IMB 81 retribusi pada bidang tata bangunan yang dikerjakan slama 1 hari. Berkas diterima pada Bidang Tata Bangunan, kemudian petugas menghitung retribusi setelah itu diperiksa oleh Kasi Perencanaan Bangunan, selanjutnya petugas mengoreksi gambar konstruksi kemudian diperiksa oleh Kasi Konstruksi dan Kasih Konservasi menyiapkan Draf Sertifikat IMB, kemudian Kabid Tata bangunan memberikan disposisi dan diteruskan kepada Kepala Dinas TRTB untuk ditandatanganin, dalam hal ini akan diproses selama 3 hari kerja. Kepala Dinas TRTB menandatangani Sertifikat IMB dan Surat Tagihan Pembayaran Retribusi dan Berkas diteruskan Bagian Sekretariat hanya 1 hari kerja, setelah itu berkas diterima pada bagian Sekretariat dan Surat Tagihan Pembayaran Retribusi dikirimkan kepada pemohon, dan Bendahara Penerimaan menerima pembayaran retribusi IMB dan menyerahkan dokumen IMB, setelah itu Petugas Gudang mengarsipkan dokumen IMB yang telah selesai dibayar selama 1 hari kerja. Yang terakhir pemohon membayar retribusi IMB dan menerima dokumen IMB serta Plank IMB serta diberikan sertifikat IMB. Jenis pelayanan Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan yang diberikan sudah jelas tertera pada pasal 5 yakni pelayanan pembinaan penyelenggaraan bangunan untuk kegiatan pembangunan baru, rehabilitasrenovasi dan pelestarianpemugaran serta pelayanan administrasi perizinan bangunan untuk pemecahan dokumen IMB, pembuatan duplikatcopy, dokumen IMB yang dilegalisasikan sebagai pengganti dokumen IMB yang hilang atau rusak salinan IMB, pemuktahiran data dan atau perubahan non teknis lainnya atas permohonan pemilik bangunan gedung. Pelayanan penerbitan ini telah kami laksanakan dengan baik dan sesuai dengan Standard Operating Procedur SOP Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan yang ditetapkan Lebih lanjut informan kunci menambahkan bahwa adanya standar waktu dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan tersebut. Standar waktu yang dilakukan dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan tergantung pada luas bangunan yang dimohon, untuk bangunan yang luasnya kurang dari 400 m 2 hanya membutuhkan persetujuan dari kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan membutuhkan waktu paling lama 14 hari, sedangkan untuk bangunan yang luasnya lebih dari 400 m 2 membutuhkan persetujuan walikota yang paling lama 82 16. Selain itu, pada bangunan hotel dan bangunan pabrik bisa selesai selama 30 hari karena kalau hotel dan pabrik harus diukur luas tanah, mengecek konstruksi bangunan tinggi, mengecek peruntukan tanah dll bahkan ada sampai kerja malam untuk menyelesaikan ini. Dari data yang telah didapat oleh peneliti dari lapangan, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan telah memiliki struktur organisasi yang jelas yang disesuaikan dengan Perwal Kota Medan No 19 Tahun 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran.

4.2.2 Deskripsi Data Kuesioner 1.

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

3 120 134

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

2 39 86

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 9

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 1

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 17

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

0 0 41

Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

0 0 41

Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

0 1 13