21
Gambar 1.2 Model implementasi kebijakan menurut Sebatier dan Mazmanian
Sumber:
D. Model yang dikembangkan oleh Georgr C.Edwards III
Sumber: Sumber :
Samodra Wibawa, 1994:26
Dalam pandangan George C.Edwards III,implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni 1 komunikasi, 2 sumber daya, 3
disposisi, 4 struktur birokrasi.
1. Komunikasi
Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran
kebijakan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan
tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.
Karakteristik Masalah 1.
Ketersediaan teknologi dan teori teknis
2. Keragaman perilaku kelompok
sasaran
Variabel Non-Peraturan : 1.
Kondisi sosio ekonomi dan teknologi
2. Perhatian pers terhadap
masalah kebijakan 3.
Dukungan public 4.
Sikap dan sumber daya 5.
Dukungan kewenangan 6.
Komitmen dan kemampuan ejabat
pelaksana Daya dukung Peraturan :
1. Kejelasankonsistensi
tujuansasaran 2.
Teori kasual yang memadai 3.
Sumber keuangan yang mencukupi
4. Integrasi organisasi pelaksana
5. Diskresi pelaksana
Proses Implementasi Keluaran Kesesuaian Dampak actual Dampak yang diper
Kebijakan dari Keluaran kebijakan keluaran kebijakan kirakan Organisasi Pelaksana dengan kelompok sasaran
Perbaikan
22
2. Sumber daya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk melaksanakan,
implementasi tidak aan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberday manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumberdaya finansial.
Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efekif. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya tinggal dikertas menjadi dokumen saja.
3. KecenderunganDisposisi
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen,kejujuran, sifat dmokratis. Apabila implementor memiliki
disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor
memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga tidak menjadi efektif.
4. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhada implementasi kebijakan. Salah satu
dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya Standard Operating Procedur SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor
dalam bertindak . Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red tape, yakni prosedur birokrasi
yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya akan menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.
Gambar 1.3 Model Implementasi menurut Edward III
23
1.6.2.3 Model Implementasi Kebijakan Yang Digunakan